Cannibalism Mio M3

Grafik penjualan Yamaha Mio M3 naik dari bulan ke bulan. Tentunya kabar baik bagi Yamaha. Akan tetapi Total penjualan matic Yamaha malah menurun. Fenomena apakah ini? Dari kondisi ini Mind Genesis mencoba mencari informasi sekunder atas kejadian fenomenal ini. Setelah mengorek info dengan beberapa dealer Yamaha, seorang Chiefs Area Marketing Y, dan beberapa teman teman Area Head Leasing. Gue menemukan info info sekunder yang berhubungan dengan penjualan jajaran produk matic Yamaha. Pertama, sejak M3 keluar, penjualan GT series turun drastis, baik mio GT maupun Soul GT. Berlanjut dari bulan ke bulan sampai saat ini. Kedua, penurunan yang terjadi pada tipe tipe ini tidak diimbangi jumlah kenaikan yang ada pada Mio M3. Sampai saat ini fenomena lost Market Size di matic category Yamaha ini masih blunder, penyebabnya M3 atau kompetitor? Dari kondisi ini Gue mencoba sedikit saja menganalisa fenomena ini. Fenomena ini Gue yakini sebagai cannibalism by Mio M3 sendiri. Bukan hanya karena efek switching product karena sales factor aja, akan tetapi lebih kearah image dan trends mainstream yang kearah Mio M3. Dengan kehadiran M3 yang mirip dengan desain Kompetitor utamanya yaitu Honda Beat, Yamaha semakin mengukuhkan bahwa desain seperti inilah yang menjadi trend motor matic di Indonesia. Sedangkan M3 sendiri memiliki karakteristik desain yang mirip dengan Beat namun jauh lebih agresive. Dimana customers segment Yamaha memang memiliki psychographic yang lebih agresive dari pada konsumen Honda. Disinilah faktor yang membuat kehadiran M3 menjadi angin segar trend product yang menarik bagi konsumen Yamaha yang ada, terutama di Market Category Matic. Cannibalism terjadi dan tidak dapat dihindari. Konsumen Yamaha yang memiliki karakter yang lebih agresive menerima desain baru ini dan memilih untuk meminang M3 dari pada GT series. (Soul GT dan Mio GT). Sedang liquids customers yang selama ini diperebutkan di antara 2 brands ini, condong memilih Honda Beat yang Design Trend streams nya serasa makin dikukuhkan dengan kehadiran produk baru Yamaha yang serasa semakin mengikuti trend desain Honda Beat ini. Bahasa kasarnya terlihat desain Yamaha M3 mencontek Honda Beat akan tetapi dengan napas produk Yamaha yang Agresive. Customer Yamaha yang lebih calm secara psychographic tidak mampu menerima desain M3 yang terlalu agresive condong lari ke Honda Beat yang lebih original. So pointnya setelah kehadiran M3 yang mengkukuhkan trend desain mainstreams Beat, maka konsumen Yamaha yang cukup agresive pindah dari GT series ke M3, konsumen Yamaha yang calm relative serong / brand switching ke Honda Beat. Sedang liquid customers yang cenderung tidak fanatik dengan kedua brand ini cenderung memilih Beat. Trend market share Yamaha yang makin menurun semakin di muluskan dengan kehadiran M3 Beat look ini. Dan Cannibalism M3 ini sangat berbahaya bagi kelangsungan MS yamaha di matic category. Uhuuuuuuy dulu lah sudah malam.

27 thoughts on “Cannibalism Mio M3”

  1. Kalau tinggal mio m3 yang hidup, gt lemes, artinya portofolio yamaha makin mengecil dan makin rapuh donk, hanya bertumpu pada produk m3 dan vixion aja sebagai tulang punggung.

  2. Kasus contek desain yang berujung pada kesuksesan juga ada. honda new blade contohnya. Sukses membuat jupiter z kalah telak secara market share. Diawal jupiter z memiliki market share 94% mutlak secara nasional. Sedang honda blade cuma 4 koma sekian persen. Setelah honda blade mencontek desain dengan new blade maka kondisi berbalik dengan honda new blade sebagai pemenangnya. So bagaimana penjelasannya?

  3. tajem bingit om MG tonjokannya ,heeheeee
    tp pada intinya emang bener jg, sebenarnya gak ad yg salah utk mio M3 yang mengikuti trend market terhadap market leader, akan tetapi dalam kemasan & diferensiasi antar produk yang tidak dapat bersinergi dengan baik inilah yg menjadi bahaya laten sehingga terjadi kanibalisme antar produk it sendiri tidak dapat dihindarkan
    Jika hal ini berlangsung berlarut2 maka brand image atas produk akan tenggelam dengan sndirinya

  4. @om SAS, saya rasa karena new blade hadir dengan penyematan value yg yg bisa dibilang lebih tinggi dari jupie yang pada saat yg sama yamaha malah blunder dengan value jupie z itu sndri… karena generasi jupie setelah jupie burhan melenceng jauh dari image jupie gen sebelumnya… dengan bukti harga second jupie burhan yg terbilang masih tinggi, sedang yg new malah anjlok… klo kasus mio m3 valuenya hanya didesain om, sedang fitur2 lainnya masih dibawah beat… sehingga persepsi konsumen masih menganggap beat yg lebih worth to buy dibanding mio m3… gimana menurut om mind genesis neh….uhuuuuy gak? Hehehehehe

  5. Mio GT sepertinya akan dibiarkan mati….. tidak ada lagi value dan diferensiasi yang bisa ditonjolkan dibandingkan Mio M3, produknya tanggung, masuk mio series atau GT series.

    penetrasi Soul GT bluecore juga gagal total, selain itu desain yg trlalu segmented dan mengambil segment pria urban yang maskulin cenderung kecil pasarnya-bedakan dengan Vario series yang mengambil segment yg lbh luas dan sesuai market trend saat ini…

    apalagi campaign emotional #lampauidirimu untuk mencampaign bluecore, tidak diiringi dengan aktivitas BTL yng mumpuni, kreative dan out of the box khas Yamaha di masa lalu….

    so apa yg akan dilakukan pak dyon ya??flashback di masa lalu pak dyon berhasil mengangkat Yamaha dari keterpurukan, apakah skg bisa?http://mariodevan.com/2015/04/10/flasback-kisah-dyonisius-beti-dan-yamaha-berhasil-bangkit-dari-kematian/

  6. Problem utama adalah saat M3 dikeluarkan.. Mio GT langsung disuntik mati.. Semua sales diarahkan menjual Mio M3.. Sedangkan dari diskon M3 masih kecil dan untuk LPM harga adalah elemen utama disini..
    Sekarang walau mio GT dihadirkan kembali, semua orang sudah terbiasa dengan M3 sehingga terjadilah kanibal..
    Yang saya heran kenapa Soul GT 125 tidak booming padahal dari segalanya sangat bagus

  7. Menurut ane mesinnya yg 125 itu sendiri yg bisa jadi pdang bermata dua
    Secara cc sama knapa pilih yg lbih mahal
    Mungkin maksud awal untuk jadi pembeda dgn beat tpi ga bisa dihindari orang akan membandingkannya dgn sodaranya sendiri
    So yamaha sedang gambling saat ini, no pain no gain

  8. @SAS
    @Numpang lewat

    Saya ikutan rembuk,
    Menurut saya kasus New Blade yang desainnya mengikuti trend market menyerupai market leader saat itu Jupiter Z tidak sesimple masalah value maupun fitur.

    Banyak kasus dimana produk yang memiliki fitur maupun value lebih unggul juga tidak “sakti” dalam upaya enggaging market saat berkonfrontasi langsung dengan kompetitornya sebagai market leader. Melihat value produk dalam upaya membandingkan sah sah saja. Akan tetapi tidak akan menjawab kasus ini secara konperhensif dengan tepat ke inti masalah.

    Hal kedua, kondisi image new jup z sendiri saat itu mulai masuk ke masa kritis dimana imagenya tidaklah sebaik dan sekokoh saat masa jup z burhan model. Issue115cc engine yang kurang powerful cukup membuat posisi jup z sendiri secara value preposition tidak 100% accurate inline terhadap customer segment value previeved. Memang kondisi inilah yang dimanfaatkan kompetitor, namun ini juga bukanlah major factor yang akan menentukan product brand switching dikemudian hari kelak. Why? Mengingat saat itu image product blade tidaklah sebaik dan sekokoh jupiter z, bahkan saat itu jauh dibawah itu dgn gap image equity yang sangat jauh.

    Nah…apakah major factor kesuksesan new blade?

    Menurut saya. Inti dari kekuatan new blade untuk enggage dgn rivalnya adalah kemampuan untuk merebut Preposition Value. Salah satunya dengan masuk head to head ke mainstream market yang sama persis. Memotong ke arah tendency trends yang selanjutnya. Point terpenting justru adalah merebut dan menduduki market psychographic motor Yamaha yang memiliki ciri khas taste yang more agresive. Dalam kasus ini market konsumen Y yang dimakan, bukannya canibal memakan konsumen H sendiri. Sehingga jajaran produk bebek/cub/moped Honda yang lain, revo dan supra x series aman dari kanibalisme. Sebaliknya market new Jup Z benar benar termakan habis habisan, dalam 3-4 bulan setelah launch new Blade, market share Jupiter Z di kelas bebek premium 110cc tergunting oleh new Blade.

    Tentu saja dalam upaya memuluskan merebut preposition value dari kompetitor, maka penambahan value seperti fitur tertentu akan memiliki nilai lebih dimata konsumen. Hal ini baru bisa mulus terjadi apabila inti dari upaya yang dilakukan adalah fitting pada value preposition yang tepat, bukan sebaliknya cuma menambah value secara asal saja.

    Dapat dilihat secara kasat mata bahwa design new Blade masih lebih agresive dari pada new Jup Z. Market yang dibidik tepat, yaitu adalah market yang saat itu menjadi milik kompetitor. Hal ini berkebalikan dari kasus M3 yang ditulis dengan apik dan cermat pada artikel diatas. Seharusnya kasus Jup Z vs New Blade yang lampau bisa menjadi study kasus yang didalami dengan betul betul cermat dan baik sebelum ditiru untuk diaplikasikan, sehingga M3 tidak mengalami masalah seperti saat ini.

    Kesalahan umum dari banyak praktisi strategic marketing adalah hanya mampu melihat kulit kasus yang terjadi. Seringkali mencoba mengaplikasikan strategy yang sama untuk melakukan sesuatu hal yang dulunya dianggap “pernah berhasil baik” . Tanpa melihat kedalaman dan core strategic nya , mengapa bisa mencapai sukses tersebut.
    Baik mencoba meniru keberhasilan strategy lawan maupun mencoba ulang strategy pada kasus keberhasilan sendiri yang terjadi di masa lampau.

    Contoh paling jelas adalah keberhasilan H di kasus new Blade meniru dgn desain yang lebih agresive model rivalnya Jup Z yang berbuah kesuksesan merebut market kompetitor, diaplikasikan secara mentah oleh Y dalam kasus Mio M3 yang meniru dgn desain yang lebih agresive model rivalnya Beat dan mengharapkan keberhasilan yang sama mampu diraih.

    Saya bilang ini adalah situasi yang berbeda, so dibutuhkan strategy yang berbeda pula.

  9. Btw sepertinya honda coba mengulang kejadian new blade vs jupe
    rumornya nxt cb bakal beda bgt en lebih menyasar ke konsumen y yg lebih suka disain yg agresif en mungkin ini waktu yg tepat karena verza dah mapan dah bisa ditinggal tuk yg demen model kalem khasnya honda dan cb bakal bertarung abis2an tuk rebut pasar vixi
    Honda jauh hari sudah memperkenalkan mesin dohc en setelah masyarakat cukup tau sekarang waktunya serangan besar2an, seakan honda punya dua tipe mesin tuk sportnya sohc tuk motor kelas pemula atau besic yg dipakai verza en megapro dan dohc tuk kelas performa yg bakal nemplok di motor yg punya image speed dimulai dari cbr, cb, sonic + cs2 en ini nyerang pasar r15, vixi, fu en mx
    Yamaha en suzuki kudu ati2 jgn ampe lengah pasar sport mulai jadi target serangan berikutnya ini didukung senjata tempur h akan beroprasi
    (plant baru kusus sport) jdi produksi motor metik dan bebek g terganggu

  10. Setuju sama bung Wiyanto Sudjono dan artikel di atas.
    Beda kasus karena beda alam, harusnya beda strategi jangan asal njiplak. Dari dulu gue selalu berpendapat bahwa konsumen matic itu mestinya disodorin fitur yang praktikal utk harian, bukan soal agresifitas desain yang sporty tajem tajem mesin lebih gede dst dst.. Coba liak honda dari awal bangun segmen matic.. Kasih parking brake lock, bagasi helm in, iss yg bikin irit bensin walau masih butuh pendidikan luas ke konsumen, pun desain yg menyasar masyarakat luas yg pas dengan segmen matic yg mana isinya gak cuma anak muda yang demen ngegas aja. Semuanya praktikal bin fungsional yg pas sama segmen matic.

    Kalo mau kenceng balap mah ya motor sport sekalian. Dari dulu dah sering dibahas bahwa pasar Indo gak suka sama produk nanggung, kasus CS1 tuh. Nah, matic yg menyasar ke kenceng kenceng menurut gue masuk ke kategori agak nanggung, karena fungsi matic yang sebagaimana diinginkan konsumen gak dijawab secara tepat oleh Y. Karena dari matic yg konsumen cari praktikalitas bin fungsional utk harian. Matic mainstream kan lebih dipake utk nganter anak ke sekolah, belanja ke pasar, macet macetan berangkat kantor, bukan ngegas di tikungan. Mereka butuh bagasi utk naro tas dan jas ujan, sistem bikin bensin irit di macet macetan atau biar pas lampu merah gak terbakar percuma, desain yang netral biar seluruh anggota keluarga dari adek hingga pakde bisa pake, gitu loh.

    Anyway, ini cuma analisis ala kadarnya gue yang awam dunia marketing, cuma mengamati sekeliling aja tanpa data data pasti selayaknya yang lain di atas, mungkin.

    Yang jelas, Y makin tergerus bukan preseden baik bagi gue karena H makin melenggang sendirian ntar, overall itu bukan pertanda bagus.

    Cheers.

  11. Oh satu lagi, kalo mau minimal mengimbangi H, mestinya para rivalnya kasih inovasi sejenis yang baru bagi konsumen. Produsen harus merasakan menggunakan matic sehari hari dan cari celah masalah yang butuh solusi menjawab kekurangan itu. Misalnya, banyak konsumen yg make matic utk jarak jauh krn keadaan, terlepas matic itu takdirnya utk komuter. Bikin deh misalnya jok yang lebih nyaman dengan sedikit senderan pantat/pinggul kaya di maxi skutik, itu akan menambah nilai kenyuaamanaann bagi pengguna skutik. Jadi fiturnya memang fungsional dan praktikal utk penggunaan sehari hari. Gue rasa akan menarik bagi konsumen yang tiap hari ngantor Depok – Jakarta – Bogor – Tangerang dan sekitarnya, pun daerah lain juga. Mengurangi pegel signifikan dan menambah kenyamanan kan, trus kulit joknya jangan licin. Lebih bagus lagi kalo anti air, biar konsumen makin gak repot maintenancenya. Gitu loh maksud gue dengan fitur yg pas utk matic, menjawab permasalahan sehari hari penggunanya yang orang awam kebanyakan, bukan tukang plintir gas.

    Semua fitur H yang ada dari awal mereka bangun segmen matic kan begitu tipenya, let’s list them: parking brake lock, bagasi helm in, iss, charger di bagasi, you name it lah. Jadi memang berguna bagi kenyamanan pengguna, simple tapi ngena. Kalo pun H ngopi fitur rival yg dah ada kaya charger hp, mereka sempurnakan itu. TVS duluan, tapi diluar bagasi, cmiiw. Bisa jatoh pas ngecas sambil jalan, misalnya. H masukin ke bagasi, lebih aman dari jatoh dan hujan. ATM, amati tiru modifikasi.

    Dah ah, kalo makin panjang ntar ide gue dijiplak gue gak dibayar paten, hahaha :p

  12. @wiyanto sudjono
    Memahami penjelasan dari Mr.Wiyanto yang detail dan dalam akhirnya saya mendapatkan pencerahan. Dari awal saya merasa ada yang aneh dengan kasus blade vs kasus mio m3. Dan saya juga merasa itu bukan sekedar value dan fitur. Hanya saja saya tidak mampu membedah sampai begitu dalam dan setajam itu. Sehingga gamang. Ada yang serasa gak enak. Merasa gag mungkin semudah itu penjelasannya. Thanks buat Master Strategic Marketing Mr.Wiyanto yang kasih jawab atas kegalauan pemikiran saya ini. Saya sangat puas dan tercerahkan dengan jawaban anda.

  13. tuh khan bener makan kakak.nya

    sama-sama 125 cc, oke model beda, fitur beda dikit.

    harga beda jauh.

    kalu cuma buat comuter, yach pilih yg murah lah.

    mau naek kelas, pasti ke nmax, bukan ke gt ato xeon

  14. jadi pemikiran gilanya adalah : mio m3 dengan desain agresif tetap jalan (ngak apa2 kanibal si GT series) krn mio m3 ini adalah masa depannya yamaha sebagai batu pertama pondasinya di matic ……sementara itu yamaha keluarin 1 model lagi dengan mesin 125 bocorenya si mio m3 tapi dengan desain yang elegan untuk adu banteng dengan matic2 honda yang desainnya lebih elegance sporty.

    1. @ralite
      Dalam corporate manapun adalah gila jika sampai menelurkan produk baru yang mengkanibal lini produknya sendiri.
      Yamaha tentunya berharap GT series tetap jalan dan M3 juga jalan. Sayang salah strategy.
      Justru matic yamaha jadi rapuh jika hanya bertumpu pada pilar penjualan m3 saja.

      Jika Yamaha mau keluarin matic baru dgn mesin M3, kemudian mau di head to head kan dengab desain yg elegant vs Vario, itu usaha yg lebih gila lagi dgn tingkat kegagalan yg tinggi.

      Ya Uhuuuuuy dulu lah.

  15. sebenarnya susah juga jadi Yamaha, bnyak PR yang harus dkerjakan.pada segmen matic mulai dari memperbaiki model, memperbaiki kualitas (pada mio m3 belum keliatan performa kualitasnya), serta memperbaiki image mesin.

    Model
    kalau model, memang paling cepat adalah strategy copy, namun dengan nuansa ala Yamaha sendiri tentunya. Namun, matic yang lain memang harus segera dperbaiki (new model). untuk soul GT memang timing yang pas, ya untuk peluru pembantu saja, syukur2 konsumen menerima dengan sangat baik. Tinggal Xride, dan Xeon saja. Dan semoga tidak berlama2. karena lebaran sebentar lagi, jadi timing new produk akan laku keras ada pada timing ini

    Image mesin
    nah ini yang krusial, memang kapasitas mesin Mio naik dari 115 jd 125 namun kenaikan powernya tidak terlalu signifikan. DAn beberapa testimoni mengatakan memang top speednya naik dari 90an, menjadi 100an, namun sepertinya angka 100an ini juga bs dlakukan dengan produk kompetitor, maka image kencangnya jd susah terlihat dsektor ini. sementara konsumsi BBM sangat tidak relevan bila mesin 125 dcompare dengan 110. pst lebih boros 125. Cuman bila dbandingkan dengan mesin 125 milik kompetitor, mgkn agak lebih irit (perbedaan bobot). sehingga mesin mio m3 ini tetap saja dipersimpangan, apakah sangat irit atau sangat powerful. Ya kalau Yamaha ingin memperjelas image mesin mio m3 harus dsetting irit. baru kemudian bkin mio GT m3 dengan teknologi VVA NMAX dsetting sangat powerful. maka bs terlihat difrensiasi yang berbeda. dan masyarkat pun tidak ragu2 mau pilih motor irit atau powerful.

Leave a comment