Saya tak pernah mau membuka diri untuk berkomunikasi dengan mereka yang berbeda alam. Meski semua indera sudah ditutup nyatanya mereka menyapa melalui pertanda dan benda.
Kepekaan itu saya lepaskan satu persatu tanpa sisa. Saya tak pernah iklas ,ketika Bunda berkisah seorang cenayang meramal putranya akan menjadi dukun ketika kelak dewasa.
Harusnya kamu bangga dianugerahi kemampuan itu.
Sebagai insan beragama , rasanya terlalu naif terbuai permainan alam gaib yang seharusnya tidak dilihat oleh manusia, hanya untuk mendapat julukan orang pintar.
Yakinilah keberadaan mereka tapi jangan manjakan nalurimu untuk merasakan kehadiran mereka. Karena itu akan memupuk rasa takut berlebih yang pada akhirnya membuatmu lemah imanmu.
Sekarang mereka tak pernah terlihat di pandangan ataupun terdengar, hanya alam yang memberi pertanda.
Malam itu seharusnya saya tertidur lelap, setelah melewati perjalanan melelahkan luar biasa. Seharian penuh mengendarai sepeda motor. Logikanya ketika bertemu bantal dan kasur langsung terlelap. Tapi malam ini, kantuk tak kunjung datang.
“Om Danan ngga tidur”, tanya Ragil , teman perjalanan , seorang wanita berdarah Banten.
“Belum Gil. Aneh aku ngga ngantuk sama sekali.” Melirik teman-teman lain sudah jatuh tersungkur nikmat di atas kasur.
“Ya udah Om , aku tidur duluan . Pintunya aku tutup takut anginnya masuk.” Ragil masuk ke pondok dan saya masih duduk di serambi di tepi laut.
Angin berhembus kuat membuat saya was-was takut pondok yang kami diami rubuh terbawa angin. Beruntung pondok ini memiliki tiang-tiang penyangga yang kokoh.
Akhirnya malam itu saya tidak tertidur sama sekali.
“Pagi banget om bangunnya” Ragil keluar dari pondokan, menemani saya duduk di pelantar.
” Gil , aneh banget, gua sama sekali ngga bisa tidur.”
Sekilas mahasiswa tingkat akhir itu tersenyum misterius.”Om ngga tahu kalau semalam di atas sana rame banget?”
“Rame apaan, anak-anak kan pada tidur.”
“Mahluk halus. Ketika badai mereka berkumpul di sana.” Ragil menunjuk atap pondokan.
“Om tahu nggak. Beberapa dari mereka mengikuti kita selama perjalanan. Tadi motor Encip jatuh di dorong oleh salah satu dari mereka.” Celoteh ragil saya abaikan, memilih masuk ke pondok untuk sholat subuh.
Mungkin memang takdirNya jika pada akhirnya, perjalanan ini penuh cobaan. Dari 10 motor , hanya satu motor yang tidak terkena musibah. Saya sendiri , jatuh tersungkur ketika melewati turunan dekat karang Pegadungan. Menyisakan luka bakar di betis akibat tertimpa mesin motor panas
Saya tak pernah merasakan kehadiran mereka, tapi alam yang memberi tahu bahwa mereka ada. Panca indra , tetap saya tutup rapat-rapat untuk mereka yang tak kasat mata.
~Arwah~
Mereka yang telah tiada bukan berarti tak ada. Meski sukma sudah meninggalkan raga, naluri melindungi anak cucu tak hilang.
Dalam hikmat kami duduk menghadap para tetua dalam Mbaru Tembong, menanti upacara Wa Lu’u dimulai. Tak ada yang berani berkata, hanya terdiam memendam kata. Sesekali saling melempar pandang , memainkan ekpresi wajah untuk berkomunikasi.
Setiap tamu yang akan tinggal di Wae Rebo wajib menjalani ritual Wae Lu’ u , prosesi yang akan menabiskan setiap pendatang menjadi orang Wae Rebo. Kami tidak hanya diterima secara fisik , namun secara budaya dan spritual. Jika belum melewati prosesi maka masih dianggap orang luar dan tidak diijinkan melakukan aktivitas , seperti mengambil foto dan berjalan keliling desa.
Saya tidak tahu apa yang dirapal para tetua, doa atau mantra. Namun gemanya seolah menembus dimensi, menggetarkan hati. Menyapa mereka yang tak kasat mata. Para tetua yakin arwah nenek moyang hadir di sini , menabiskan kami menjadi anak-anak Wae Rebo.
Meski bibir terkatup rapat tak bersuara, tangan saya tak sanggup berdiam, menyaksikan eksotika terbalut suasana sakral. Sesekali mengintip dari balik lensa dan tanpa sengaja menekan shutter
“Cret” Lampu flash kamera menyala, sekelabat ruang gelap menjadi terang benderan. Seorang tetua berhenti merapal doa, lainnya terdiam sejenak lalu melanjutkan ritual. Lirikan tajam teman seperjalanan , langsung menghujam ke mata saya.
“Maaf…”, berujar lirih. Merasa tak enak kamera saya masukan ke dalam tas, hingga upacara selesai.
Usai jamuan makan malam penuh kehangatan, satu persatu kami merebahkan diri di atas tikar pandan . Dinginnya malam sudah coba ditawarkan dengan selimut tebal, tapi mata nyatanya saya tak merasa nyaman hingga mata tak mampu terpejam.
Sejam, dua jam, tiga jam , rasa kantuk tak kunjung datang. Mbaru Niang telah temaram, petromak berganti dengan nyala dian kecil. Teringat perkataan Pak Yosef, entah mengapa malam ini generator set tak mau hidup, padahal olinya baru diganti. Mungkin malam ini , kami ditakdirkan merasakan gelapnya Wae Rebo. Toh lebih alami begini, batin saya berseloroh.
Putus asa menanti kantuk yang tak kunjung daatang, saya mengeluarkan kamera dari tas. Berniat mengambil gambar bintang, tapi dinginnya malam terlalu mengigit.
Kembali memasuki Mbaru Niang , lalu bersandar pada tiang utama. Tanpa sengaja tangan menekan tombol on di layar kamera. Terlihat beberapa foto perjalanan seminggu terakhir di bumi Flores. Tiba-tiba bulu kuduk merinding melihat beberapa gambar ritual Wa Lu’u tadi sore. Rasa kantuk memang belum datang, tapi kembali menyelinap di selimut antara , pilihan tepat menawarkan rasa takut dan dingin
Aroma kopi dan keindahan pagi di Wae Rebo menawarkan rasa takut semalam. Dalam semai kebahagiaan khas pelancong kami turun, berencana melanjutkan perjalanan ke Labuan Bajo.
“El kemaren pas upacara Wa Lu’u , tetuanya lelaki semua kan.” Saya membuka percakapan.
” Ya iyalah Danan, kalau perempuan itu namanya tetuwi”, jawab El bercanda.
“Yakin?”
“Ngapain sih nanyain wanita tua?.”
“A… Aku meyakinkan saja kalau mata aku ngga salah lihat?”
“????” El menatap saya bingung.
“Kira-kira ini foto siapa?” Menunjukan foto bayangan perempuan tepat di belakang salah satu tetua.
El menghentikan langkahnya lalu memperhatikan dengan seksama. “Oke kita bahas setelah kita sampai di Labuan Bajo”, ucap El sambil mempercepat langkahnya.
Sayapun mengangguk setuju, namun nyatanya sampai trip usai, kami tidak pernah membahas ini. Tapi saya yakin ketika upacara Wa Lu’u berlangsung tidak ada perempuan kecuali Rosi, Evi dan Lucy.
Jadi siapakah sosok perempuan berambut putih di belakang tetua?
~Selesai~
kak D, Aku merindiiiing !
SukaDisukai oleh 1 orang
merinding aja apa merinding disko *eeh
SukaDisukai oleh 1 orang
OMG. Terdokumentasikan dong! *lalu tengok kanan kiri belakang*
SukaSuka
kamu mau koleksi foto lainnya, maaf dia hanya muncul sekali di foto kedua kali di hati kamu *mantan kali
SukaDisukai oleh 1 orang
Bahahaha. Mauk dong foto lainnya 😀
SukaSuka
ah kamu… ngga ada, cuma ini dan sumpah kalo ngeliyag gua deg2an… makanya lgsg scrol cepet
SukaSuka
hanjirrrr 😀 Jadi siapa dia? 😀
SukaSuka
ngga tahu kak… mungkin nenek gayung
SukaDisukai oleh 1 orang
Sosoknya terekam kamera,
semakin merinding melihatnya.
SukaDisukai oleh 1 orang
semoga beliau ngga marah fotonya dipublish 😦
SukaDisukai oleh 1 orang
Jadi siapa itu kak, SIAPA???
Jadi inget waktu temenku merekam video di sebuah hotel kuno di Bukittinggi. Kami menonton beramai-ramai video itu untuk kemudian menyaksikan… ada sosok prajurit Belanda melayang cepat melintas di depan kamera. Kejadiannya beberapa detik, dan bikin kami yang nonton langsung shock!
SukaSuka
HuaaA horor banget kalo video. Jangan sampe dah kejadiN gt… *ketok ketok meja
SukaSuka
Lebih horor mana sama video ikan kerapu, kak? Wkkk!
SukaSuka
Ikqnmkerapu itu medihin hati kak kebayang kamera hilang untuk selamanya… Kaya gebetan yg nyaris gua tembak , tiba tiba ngasih undangan nikah. Fedihhhhh
SukaSuka
kak danan coba cek foto ini http://3.bp.blogspot.com/-x_dCUugvOfY/U-r-lrmqQPI/AAAAAAAACE8/DmnNY8ag-i4/s1600/IMG_5241.jpg
kalo ini saya lihat jelas sih ibunya, hehe
SukaSuka
Tapi waktu itu ngga ada siapa siapa kak… jangan jangan yg kamu lihat itu….
SukaSuka
jangan2..haha
SukaSuka
Jadi yg kamu lihat mondar mandir itu aslinya… dan kamu bisa ngeliyat.m
SukaSuka
Terussss ngeklik gambarnya di linknya Dalijo, lah kok nenek yang sama, posisinya juga sama!!! Itu bukan salah satu tetua yang rambutnya kebetulan panjang kan? >.<
SukaSuka
itu tetuwi kak
SukaSuka
Jadi siapa dia???
Percaya gak percaya. Bisa atau tidak. Saya sih merinding baca n lihat gambarnya
SukaSuka
aku juga merinding… kaka
SukaDisukai oleh 1 orang
Astaga, sehoror ini perjalanannya. Tapi kalo udah balik gini gakpapa ya, jadi sebuah cerita hehe. Jadi keinget film Jelangkung :p
SukaSuka
aku sih ogah lah ngalamin kejadian gini lagi
SukaSuka
Aaaakkkkkk…. sereeeemmmm!!!
*tapi jadi bikin makin pengen ke Wae Rebo*
SukaSuka
diet kak… aku diet lho pas mau naik wae rebo
SukaSuka
jadi,,,,jeng jeng jeng itu siapa kak? *merinding*
SukaSuka
Mantan *eeh
SukaSuka
#lalugalau
SukaSuka
jadi siapa dan ngapain selama upacara?
SukaSuka
Asemm. baca kalimat pertama udah merinding. di lanjut ada bayangan wanita tua di belakang tetua. sumpah.. Terus lanjutan cerita di Labuan Bajo tentang “siapa dia” ga dilanjutin nih? penasaran
SukaSuka
kok nunggu endingnya sih.. itu udah berakhir mas, masih tetap menjadi misteri
SukaSuka
*glekkk*…. Salah neh malem2 mampir dimari 😵
SukaSuka
maaf kak malem jumat bikin takut
SukaSuka
Foto nenek it ad bayanganny,,g spt foto pertama hny sekelebat samar,,klo sy ngalemin di rumah dinas sy di mataram,,rumah dengan luas 500m2..bangunan sndr seluas 300m2..bagian depan terasa hangat,,tp masuk ke posisi dapur terasa yg berbeda,dingin,,pdhl angin g kenceng masuk ke ruang ini,,horor kejadian bertubi2 istri sm anak alami,,smp bonyok nginep, n bokap lg tidur di mimpiin oleh ratu dgn baju putih kotor tanah kuburan, bermahkota kerajaan di ikuti anak buahny yg banyak dgn titip pesen ke bpk”sy dan anak buah pamit dr rumah ini, hny ad 1 anak buah saya g mau ikut, posisi di kamar mandi trkadang di pohon mangga belakang”..
Deg,,deg,,cerita ke saya pas sy sdh 4 bln tgl disana,,dimana /selama 3 bln sy sndr tnp ad kel menemani,,stlh bkp prgi plng ke jkt,,aman rmh tnp ad gngguan brarti,,
SukaSuka
Ini kok dari fotonya aja serem hahaha
SukaSuka
Aku sampai sekarang tidak pernah percaya kalau mahluk halus seperti itu bisa difoto.. tapi pengalamannya emang seru
SukaSuka
Iya KAK dan semua fenomena itu nyata
SukaSuka
serem yak abis ini kebayang2 ga dibaca bikin penasaran dibaca lgsg sebel sedniri *dasare penakut* 😀
SukaDisukai oleh 1 orang
Wkakaka sabar KAK sabar
SukaSuka