Tuli Akibat Bising di Zaman Modern
Pada awal maret 2009 yang lalu, saya mengikuti seminar THT di Jakarta, ada sesuatu yang membuat saya tergelitik untuk menuliskan tentang Tuli terutama akibat bising di zaman sekarang ini.
Berdasarkan pengamatan dari Komite Nasional Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian (PGPKt), mereka melakukan pengamatan kemungkinan adanya resiko gangguan pendengaran pada usia-usia yang lebih muda.
Dengan banyaknya tempat permainan anak-anak ( seperti time zone atau fun stations ), dilakukan pengukuran derajat kebisingan, ditemukan bahwa ternyata kebisingan di tempat ini berkisar antara 80 – 90 dB. Dimana jika kebisingan antara 85 – 90 dB dapat menyebabkan resiko ketulian ( apabila terpapar kebisingan untuk jangka waktu tertentu ).
Dengan kemajuan teknologi untuk mendengarkan musik ( seperti ipod, mp3 dll ), dengan memakai headset ( handsfree ), tanpa kontrol terhadap suara musik dan lamanya pemakaian, hal tersebut dapat beresiko terhadap pendengaran kita di kemudian hari.
Para pemain musik ( terutama musik keras ) dan pendengarnya, dimana musik yang di dengar melebihi kemampuan telinga untuk menerimanya ( umumnyamelebihi 100 dB ), juga mempunyai resiko terhadap gangguan pendengaran.
Ambang batas pendengaran kita menerima bunyi mempunyai batas, makin tinggi derajat kebisingan maka waktu aman bagi pendengaran juga makin sedikit ( seperti pada kebisingan 85 db hanya boleh selama 8 jam perhari, 90 dB selama 2 jam, kebisingan 95 dB selama 45 menit, 100 dB hanya boleh selama 15 menit ).
Oleh karena itu kita harus menyadari bahwa kemampuan telinga kita untuk mendengar itu ada batasanya.
GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT BISING
PENDAHULUAN
Bising didefiniskan sebagai bunyi yang tidak diinginkan (subyektif) dan terdiri dari kompleks getaran berbagai frekuensi dan amplitudo baik secara periodik maupun non-periodik (obyektif). Umumnya gangguan pendengaran akibat bising ini terjadi pada populasi industri dengan 4 faktor utama yang mengakibatkan bahaya bagi pendengaran antara lain:
- Intensitas/keras lemahnya bunyi/bising
- frekuensi/tinggi rendahnya bunyi/bising
- lama paparan bising perhari kerja
- kumulatif paparan bising (lama masa kerja)
REKOMENDASI INTENSITAS PAPARAN BISING (di kutip dari Dept. Tenaga Kerja 1994-1995)
Berdasarkan rekomendasi departemen tenaga kerja RI, intensitas bising (dB) dan waktu paparan perhari dalam jam sebagai berikut :
Intensitas bising (dB) Waktu paparan (jam/hari)
85 8
88 4
91 2
94 1
97 1/2 (30 menit)
100 1/4 (15 menit)
103 1/8 (7,5 menit)
106 1/16 (3 menit)
Tentunya sumber polusi bising didapat dari berbagai sumber seperti : gemuruh mesin pabrik, turbin, alat pemotong dan lain sebagainya. Sebagai perbandingan frekuensi dan intensitas bunyi yang sering kita dengar dapat dilihat dalam gambar berikut ini:
Sumber (http://thtkl.wordpress.com)