PADA SAAT KONSEKRASI – BAGAIMANA SIKAP TUBUH?
Posted by liturgiekaristi on March 8, 2011
Pertanyaan umat :
sy mau bertanya, pada saat konsekrasi sikap badan umat yg benar bagaimana, apakah mengatupkan tangan dan menyembah atau tidak, lalu saat imam mengatakan Trimalah n makanlah… kita menundukan kepala, mohon pencerahannya
PENCERAHAN DARI PASTOR YOHANES SAMIRAN SCJ :
Kalau kita lihat petunjuk dalam PUMR:
43. Umat berlutut pada saat konsekrasi, kecuali kalau ada masalah kesehatan atau tempat ibadat tidak mengijinkan, entah karena banyaknya umat yang hadir, entah karena sebab-sebab lain. Mereka yang tidak berlutut pada saat konsekrasi hendaknya membungkuk khidmat pada saat imam berlutut sesudah konsekrasi.
150…. Bila dianggap perlu, sesaat sebelum konsekrasi, putra altar dapat membunyikan bel sebagai tanda bagi umat. Demikian pula sesuai dengan kebiasaan setempat, pelayan dapat membunyikan bel pada saat hosti dan piala diperlihatkan kepada umat sesudah konsekrasi masing-masing. Kalau dipakai pedupaan seorang pelayan mendupai roti/piala pada saat diperlihatkan kepada umat sesudah konsekrasi masing-masing.
222. c. Bila dianggap baik, waktu mengucapkan kata-kata Tuhan {Inilah Tubuh-Ku …/ Inilah Darah-Ku }, para konselebran mengulurkan tangan kanan (dengan telapak ke atas) ke arah roti dan piala. Waktu hosti dan piala diperlihatkan, mereka memandangnya, kemudian menghormatinya dengan membungkuk khidmat.
—————-
Jadi sikap umat saat konsekrasi adalah:
a. (Sedapat mungkin) Berlutut. (43)
b. Saat roti dan anggur diangkat, umat memandangnya, kemudian membungkuk khidmat (222.c).
Sikap lain, seperti menyembah dll – adalah berasal dari sikap penghormatan dari budaya setempat.
Apakah salah? Tidak ada jawaban resmi dari dan atas nama Gereja, kecuali menurut petunjuk umum, kini acuannya ya salah satunya PUMR di atas.
PENCERAHAN DARI PASTOR ZEPTO PR:
Tentang ini setahu saya sdh pernah dibahas. Mohon admin tunjukkan rangkuman pencerahannya.
Pada intinya, selama DSA umat berlutut/berdiri (=berlutut, jika tidak, berdiri). Tata gerak umat yg di-rubrik-kan dlm DSA pada TPE 2005: berupa ‘memandang’ ke arah hosti/piala kudus lalu ‘membungkuk hikmat’ ketika imam berlutut.
Namun demikian, tetap terbuka kemungkinan pada gerak devosional pribadi untuk MENUNJANG penghayatan pribadi atas peristiwa konsekrasi. Tentu ini dpt dibuat asal TIDAK menjadi SANDUNGAN dlm perayaan bersama. Karena itu, dapat dimaklumi bila ketika konsekrasi, ada orang yg MISALNYA mengangkat tangan terkatup ke depan/atas dahi. Atau cara lain yg sesuai dan mengungkapkan penghormatan luhur kpd Yesus.
Dengan demikian PE dialami sbg perayaan BERSAMA yg dialami juga secara PERSONAL. Tata gerak dan penghayatan berjalan seiring.
Leave a comment