[Series] Before The End – Chapter 8

BeforeTheEnd2

  • Chapter 8: The Mundane Marriage

Nama Author: Nissa A

Contact Author:

  • Twitter: @nissamarizky

Length: Chaptered

Main Casts:

  • Han Sanghyuk (VIXX)
  • Kim Seolhyun (AOA)

Other Casts:

  • Eric Nam, Head of The Seoul Institute.
  • Ryu Sera (ex 9MUSES), Tutor of The Seoul Institute and Eric’s wife.
  • Nam Jihyun (4MINUTE), Eric-SeRa’s daughter.
  • Nam Woohyun (INFINITE), Eric-SeRa’s son.
  • Lee Hyukjae (SJ)
  • Lee Taemin (SHINee), Hyukjae’s younger brother.
  • Park Chorong (A-pink), Woohyun’s girlfriend.
  • Yang Jiwon (Spica), Sanghyuk’s biological mother
  • Kim Dani (T-ara N4), Sanghyuk’s half-sister

Genre: Fantasy, Romance, Mystery, Action, Family, AU.

Rating: PG-13

Notes Author: Adapted from The Shadowhunter’s Chronicle series by Cassandra Clare.

Link Before The End: ( Chapter 1Chapter 2Chapter 3Chapter 4Chapter 5Chapter 6Chapter 7Chapter 8 Chapter 9Chapter 10Chapter 11Chapter 12 [END] — Released)

NO PLAGIARISM INTENDED.

“Aneh.” Eric berkata setelah menelan sepotong daging panggang. “Chang Min tidak mungkin bisa langsung ada di Idris. Pasti ada yang membantunya untuk sampai disana, karena tidak ada Portal permanen yang bisa kau temukan di seluruh penjuru Korea Selatan, kecuali dirumah Jin Young.”

“Tapi, mungkinkah jika dia bersekutu dengan klan vampir di Hutan Brocelind?” tanya Se Ra. Eric mengangkat bahu, maka Se Ra menanyai Ji Won dan Dani.

Dani menggeleng, sementara Ji Won bergeming di kursinya. Daging mentah yang disiapkan Se Ra untuknya tidak tersentuh daritadi. Sejak sampai di Institut, Ji Won sepertinya tidak ingin berbicara sama sekali. Berjam-jam dia mengurung diri di ruang Suaka Institut bersama Dani, dan perlu Sang Hyuk bujuk berkali-kali agar Ji Won mau naik untuk makan malam. Tapi sepertinya percuma saja, Ji Won bahkan tidak ingin makan.

“Kalian ingat saat vampir-vampir itu membakar panti asuhan?” kata Hyuk Jae kemudian. “Kedengarannya aneh. Vampir tidak tahan api. Pasti ada yang membantunya juga untuk membakar panti itu. Dan bisa saja orang itu adalah orang yang sama dengan yang membantu mereka ke Idris.”

“Dan orang itu siapa? Warlock?” tanya Tae Min.

“Tidak mungkin Jin Young. Tapi aku tidak tahu soal Hyung Sik.” Kata Se Ra.

“Aku bersama Hyung Sik seharian.” Bantah Ji Hyun.

“OH!” seru Tae Min. “KETAHUAN!”

Ji Hyun misuh-misuh.

“Tapi bagaimana caranya mereka tahu kalau kami ada di Idris?” tanya Sang Hyuk.

Eric menjawab, “Itu masih dipertanyakan. Ada yang punya ide? Woo Hyun?”

“Mana kutahu. Seharian ini aku ada di perpustakaan, kan?” jawab Woo Hyun tanpa mengalihkan pandangan dari Chorong yang sedang ia suapkan makanan.

Sang Hyuk menatap mereka berdua sambil tetap memakan makan malamnya. Tingkah Woo Hyun dan Chorong sudah sangat melebih-lebihkan, membuat Sang Hyuk makin curiga dengan mereka.

“Bagaimana kalau kubilang Jin Young berkhianat?” tanya Hyuk Jae, mengambil galbi dari piring besar dan menaruhnya di piringnya sendiri.

“Tidak, Hyuk Jae. Aku dan Eric sudah mengenal Jin Young dengan sangat baik. Dia tidak mungkin berkhianat.” Jawab Se Ra.

“Bagaimana dengan adik angkatnya? Si Hyung Sik?”

“Sudah kubilang kami seharian bersama.” Kata Ji Hyun tenang.

“Tapi, dia bisa saja menghubungi Chang Min saat kau sedang lengah. Dia bisa saja melakukan sihir yang tidak terduga. Sihir warlock lebih besar daripada sihir kita.”

“Ya, benar. Noona kan suka lengah.” Tambah Woo Hyun.

Ji Hyun membanting sendok sama seperti yang dilakukannya saat makan malam dimana Eric memberitahu mereka mengenai anak Aldertree (Ji Won sampai berjengit). Bedanya, kali ini dia melakukannya dengan marah. “Tidak mungkin Hyung Sik berkhianat! Kami sudah mempercayai satu sama lain!” teriaknya.

Hyuk Jae balas berteriak. “Tidak semudah itu mempercayai orang lain! Kau bahkan baru mengenalnya akhir-akhir ini!”

“Aku mengenalnya setahun yang lalu!”

“Tapi kau mulai diam-diam bertemu dengannya sebulan yang lalu!”

Ucapan Hyuk Jae barusan membuat Eric melongo.

“Kau tidak tahu apa-apa tentang kami!” Ji Hyun bangkit dan pergi keluar ruangan. “Selera makanku langsung hilang.” Katanya sambil berjalan.

Sepeninggal Ji Hyun, Se Ra berkata pelan. “Hyuk Jae, kamu tidak seharusnya berkata seperti itu pada Ji Hyun. Dia memang keras kepala dan suka berlebihan, tapi kalau dia sudah marah, akan susah untuk membuat kalian berbaikan lagi.”

“Terserah.” Hyuk Jae melahap galbinya dengan ganas. “Aku yakin warlock sialan itu memberinya ramuan sampai dia dimabuk cinta seperti ini.”

Seol Hyun yang daritadi diam mengelap mulutnya. “Lebih baik kususul dia.” Ujarnya.

“Aku juga.” Kata Chorong, mencium pipi Woo Hyun dan menyusul Seol Hyun.

Tangan Woo Hyun terangkat untuk menyentuh pipinya yang tadi dicium Chorong, dan dia tersenyum.

“Wah, hyung.” Kata Tae Min pada Hyuk Jae. “Sepertinya tidak hanya Ji Hyun noona yang dimabuk cinta. Adiknya juga.”

Senyuman Woo Hyun langsung hilang.

Ji Hyun ternyata tidak mau diganggu, jadi Seol Hyun pergi ke perpustakaan, sementara Chorong keluar bersama Woo Hyun. Kebetulan, di perpustakaan ada Sang Hyuk yang sedang duduk di lantai sambil membaca Peter Pan, punggungnya disandarkan pada rak fiksi young adult.

“Kau sudah menghabiskan makan malammu?” tanya Seol Hyun sambil berjalan menuju rak fiksi YA untuk memilih buku.

Sang Hyuk mendongak dan kaget melihat Seol Hyun yang tiba-tiba melintas dihadapannya. “Ah, ya. Bagaimana dengan Ji Hyun?”

“Dia tidak mau membuka pintunya.” Seol Hyun mengambil The Red Pyramid dan duduk bersila dihadapan Sang Hyuk, punggungnya disandarkan pada rak syair dan puisi yang berhadapan dengan rak fiksi YA. Dia membuka halaman pertama buku itu, dan mendapati sebuah nama. Harrington Hallowgreen.

Belum sempat Seol Hyun bertanya siapa Harrington Hallowgreen itu, Sang Hyuk sudah bertanya duluan.

“Kau tahu kenapa Peter Pan tidak ingin meninggalkan Neverland dan tumbuh besar? Kenapa dia tidak melakukannya demi Wendy?” tanya pemuda itu.

Seol Hyun mengerutkan kening. “Emm—tidak?”

“Sama. Aku juga tidak tahu.” Sang Hyuk menutup buku itu dan menaruhnya dipangkuan.

“Siapa itu Harrington Hallowgreen?” tanya Seol Hyun kemudian.

Sang Hyuk menatap buku The Red Pyramid. “Oh, kau mengambil bukuku. Harrington Hallowgreen itu nama Pemburu Bayanganku.”

“Nama Pemburu Bayangan? Lalu, Han Sang Hyuk itu nama apamu?” Seol Hyun bingung.

“Kebanyakan orang Korea susah melafalkan nama-nama seperti itu. Jadi Han Sang Hyuk hanya nama alias saja. Tapi, aku lebih suka dipanggil menggunakan nama Koreaku, walaupun Ayah lebih sering memanggilku Harry.” Jelas Sang Hyuk.1

“Tapi, sebelum Ayahmu meninggal, kau kan tidak tahu identitasmu yang sebenarnya.”

“Dia bilang itu nama pemberian Ibuku, dan aku iyakan saja.”

“Bagaimana dengan yang lain? Apa nama Pemburu Bayangan mereka?”

“Eric dan Sera tetap. Hanya nama belakang mereka saja yang berbeda, yaitu Whitescar. Ji Hyun, Jillian Whitescar. Kalau Woo Hyun, Antares Whitescar.” Jawab Sang Hyuk sambil mengingat-ingat. “Hyuk Jae hyung, Spencer Blackwood. Tae Min, Nathan Blackwood. Jun Hyung sebelum menjadi vampir namanya Drake, aku tidak tahu nama belakangnya. Ayahku Theodore Hallowgreen, dia hanya bilang itu nama baratnya.”

“Wow.” Gumam Seol Hyun. “Lalu, bagaimana dengan namaku? Bibi Megan tidak bilang apa-apa.”

“Ibumu bermarga Aldertree, lebih baik kau gunakan nama itu juga.”

“Nama depannya?”

“Kau yang pilih.”

“Aku tidak pintar memilih nama-nama barat seperti itu. Bagaimana jika kau yang pilihkan?” pinta gadis itu.

Sang Hyuk tersenyum. “Oke. Annabella. Itu kuambil dari bahasa Latin.”

“Artinya?”

Sang Hyuk tidak menjawab.

Besoknya saat sarapan, Woo Hyun membuat seluruh penghuni Institut gempar, bahkan Ji Won dan Dani ikutan terkejut.

“TIDAK BISA SEPERTI ITU!” seru Hyuk Jae. “JANGAN ASAL AMBIL KEPUTUSAN!”

“Keputusanku sudah bulat.” Kata Woo Hyun tegas.

Pagi itu, tepat setelah Se Ra menghidangkan seluruh makanan di meja (termasuk daging mentah untuk para manusia serigala), Woo Hyun—dengan Chorong disisinya yang menunduk—mengumumkan sesuatu yang menjadi penyebab kehebohan di ruangan ini. Dia mengumumkan bahwa tadi malam dia sudah melamar Chorong dan akan menikahinya dalam waktu dekat, yang berarti dia harus meninggalkan Kunci untuk menjadi kaum Fana dan memutuskan hubungan dengan seluruh Nephilim yang pernah dikenalnya.

“Kau tidak perlu meninggalkan Kunci.” Kata Ji Hyun datar, masih kesal karena kejadian tadi malam. “Chorong bisa menjadi pelaku Kenaikan untuk menjadi Pemburu Bayangan.”

Sebenarnya, seorang Fana yang ingin dinikahi seorang Pemburu Bayangan, bisa melewati proses Kenaikan agar menjadi Pemburu Bayangan juga. Mereka akan mempelajari budaya Pemburu Bayangan. Jadi, kekasihnya tidak perlu meninggalkan Kunci segala.

Chorong menjawab. “Aku mau mau saja jika boleh seperti itu. Tapi Woo Hyun—“

Woo Hyun menggeleng. “Tidak. Aku tidak mau Chorong jadi Pemburu Bayangan.”

“Kenapa begitu?” tanya Eric. “Kenapa kau lebih memilih menjadi Fana? Kau sudah bosan tinggal disini? Kau sudah muak dengan keluarga kita?”

“Bukan begitu.” Sanggah Woo Hyun cepat-cepat. “Aku hanya ingin aku dan Chorong hidup dengan tenang, jauh dari teror iblis atau para Penghuni Dunia Bawah liar. Apa yang kuhadapi saat ini perlu dihadapi dengan cukup berat, dan aku tidak mau membaginya dengan Chorong. Chorong juga sudah tidak punya siapa-siapa lagi dan dia tidak mungkin selamanya berada di Institut. Aku harap kalian bisa mengerti dengan keputusanku ini.”

“Lalu, kau mau jadi apa jika sudah meninggalkan Kunci? Bagaimana kau bisa menghidupi keluargamu, jika selama ini kau hanya berbekal kemampuan bertarung melawan iblis? Apa yang akan kau kerjakan?” tanya Ji Hyun. Dia kelihatan tegang sekarang.

“Itu tentunya sudah kupikirkan matang-matang, dan kalian tidak perlu tahu. Ini sudah menjadi urusanku dan aku yang akan menanganinya.” Jawab Woo Hyun.

“Lalu, apa kau memikirkan keluargamu? Hyuk Jae hyung? Tae Min hyung? Seol Hyun? Atau bahkan aku, parabataimu ini?” tanya Sang Hyuk. “Apa kau akan merindukan kami nanti? Yah, walaupun terkadang kau cekcok dengan Hyuk Jae.”

“Tentu saja aku akan merindukan dan selalu mengingat kalian. Kasih sayang kalian semua seumur hidupku tidak akan tergantikan oleh apapun. Tapi—“ Woo Hyun menatap Sang Hyuk lekat-lekat. “Selalu ada kegetiran yang mengiringi sebuah kebahagiaan saat kita menyukai seseorang. Kegetiran selalu ada dalam kisahku bersama Chorong karena perbedaan kami, tapi aku yakin akan ada sebuah kebahagiaan jika kami berdua akan benar-benar bersama nanti.”

Dengan berlinangan air mata, Se Ra bangkit untuk memeluk anaknya, diikuti Ji Hyun yang tahu-tahu sudah menangis. Eric juga bergabung dengan keluarganya. Wajahnya masih terlihat bijaksana, walaupun dia juga terlihat sedih.

“Aku sebenarnya tidak pernah mengharapkan ini untuk terjadi. Tapi jika ini keputusanmu, aku merestuimu, Nak.” Kata Eric pelan.

“Aku bangga padamu. Kau dewasa sekali.” Isak Se Ra dipelukan Woo Hyun. “Aku merestuimu, tentunya.”

“Sedewasa apapun kau, kau tetap adik kecilku yang bodoh.” Kata Ji Hyun sambil mengacak rambut adiknya dengan mata berair. “Pergilah dan jaga dia.”

Setelah itu, penghuni Institut bergantian memeluk Woo Hyun. Tae Min (“Jangan cari masalah lagi diluar sana, man.”), Hyuk Jae yang melakukannya dengan canggung, Seol Hyun yang berterima kasih padanya walaupun mereka baru sebentar mengenal, Ji Won dan Dani menyempatkan tersenyum padanya, dan terakhir Sang Hyuk.

Dua parabatai itu berpelukan lebih lama daripada yang lain. Dua tahun yang mereka habiskan bersama untuk berjuang sebagai dua ksatria, terikat sumpah, jiwa mereka yang saling terjalin, berjanji untuk menjaga satu sama lain, bersumpah untuk rela mati satu sama lain, rela pergi ke mana pun yang satu pergi, rela dikubur di tempat yang satu dikubur.

Sang Hyuk merasa dia tidak mau melepaskan pelukannya. Woo Hyun selain menjadi parabatainya, juga seorang sahabat dan figur seorang kakak bagi Sang Hyuk. Dan dalam hitungan waktu, koneksi yang terjalin diantara mereka akan terputus, dan Sang Hyuk akan berpisah selamanya dengan Woo Hyun.

Lalu, Sang Hyuk bertanya. “Dimana pernikahan itu berlangsung, hyung?”

Woo Hyun tersenyum. “Tapi itu sudah bukan urusanmu lagi, Sang Hyuk-a.

Walaupun begitu, Sang Hyuk langsung tahu dimana Woo Hyun dan Chorong akan menikah. Maka, beberapa minggu kemudian, dia pulang sekolah melewati sebuah kapel dimana mereka berdua pernah mengambil persediaan senjata (Pemburu Bayangan memang terkadang menyimpan senjata di bawah altar gereja untuk keperluan mendadak). Kebetulan waktu itu mereka berdua kekurangan senjata saat berburu, dan letak Institut terlalu jauh dari lokasi mereka saat itu. Kebetulan ada kapel tempat penyimpanan senjata tersebut.

Saat Sang Hyuk sedang memilah senjata, Woo Hyun malah sibuk mengagumi dekorasi dan arsitektur kapel, dan dia berkata bahwa tempat ini pas untuk melaksanakan pernikahan.

Kebetulan sekali, Sang Hyuk lewat pada saat pernikahan itu berlangsung. Dia memanjat dan duduk di sebuah batang pohon yang menghadap langsung kearah jendela. Yang menghadiri pernikahan itu mungkin tidak lebih dari sepuluh orang. Mungkin hanya kerabat dan teman-teman Chorong, karena seluruh teman Woo Hyun adalah Nephilim.

Dia dapat melihat Woo Hyun dengan jelas, berdiri di depan altar dengan seorang pendeta di sampingnya, terlihat begitu gagah dalam setelan jas. Lalu, pintu kapel terbuka dan masuklah Chorong, menggamit lengan sebuah lelaki yang tidak Sang Hyuk kenali. Chorong mengenakan gaun pernikahan sederhana berwarna putih susu, rambutnya digelung keatas dan ada tiara kecil tersemat dikepalanya, kalung sayap Malaikat Raziel melingkar di leher gadis itu, seperti biasa.

Saat Chorong sampai di altar, Woo Hyun menggenggam tangan gadis itu, lalu mereka mengucapkan janji suci, dan Woo Hyun menciumnya, dan para undangan bertepuk tangan, dan Sang Hyuk tersenyum dari jauh.

Sampai sekarang, Sang Hyuk masih merindukan masa-masa dimana dia berburu bersama Woo Hyun (dan terkadang Tae Min). Akhir-akhir ini dia hanya melakukannya bersama Tae Min dan dia selalu merasa ada yang kurang. Berburu bersama Woo Hyun sangat berbeda dengan berburu bersama Tae Min, dan Sang Hyuk tentu saja lebih nyaman melakukannya bersama Woo Hyun. Tapi melihat senyuman Woo Hyun saat menatap Chorong, Sang Hyuk tidak punya pilihan lain selain berbahagia juga untuk mereka.

Ponsel Sang Hyuk berbunyi. Seol Hyun meneleponnya, dan Sang Hyuk langsung ingat kalau dia meninggalkan gadis itu di sekolah.

Sesampainya di Institut, Sang Hyuk langsung melangkahkan kaki menuju ruang Suaka. Dia sendiri tidak tahu mengapa ia kesana. Tiba-tiba saja dia menginginkannya.

Tidak ada Dani disana. Hanya ada Ji Won sedang meringkuk diatas salah satu ranjang yang disiapkan khusus untuk mereka. Tangannya memeluk kakinya yang ditekuk dan wajahnya dibenamkan di lututnya. Dia sedang menangis.

“Ada apa?” tanya Sang Hyuk. “Dimana Dani?”

Wanita itu mengangkat kepala dan langsung menghapus air matanya saat melihat Sang Hyuk di ambang pintu. Dia tersenyum palsu. “Tidak apa-apa. Danielle keluar untuk jalan-jalan, dia akan kembali.”

“Apanya yang tidak apa-apa? Sang Hyuk mendengar sendiri eomma terisak.” Sang Hyuk menutup pintu, melangkah dan duduk di pinggir ranjang.

“Oh, astaga, Harrington,” Air mata Ji Won menetes lagi. “Sifat ingin tahu Theodore ternyata menurun padamu.”

Eomma memikirkan Appa?”

“Tidak juga. Tapi seharian ini hal-hal penting yang telah terjadi di kehidupanku berputar begitu saja dikepalaku seperti rol film. Saat Saudara Hening memberi rune pertamaku, saat pertama kali aku memegang senjata, saat aku membunuh iblis pertamaku, saat pertama kali aku bertemu Ayahmu, saat kami menikah, saat aku melahirkan Jae Soon, saat aku melahirkanmu, saat aku mengetahui hubungan Theo dengan Megan, saat kami berpisah, saat Jae Soon kabur dari rumah, saat aku frustasi dan bertemu sekaligus digigit manusia serigala, saat Kevin menemukanku dan membantuku, saat Kevin menyatakan perasaannya dan kami menikah, saat aku melihat Jae Soon bahagia dengan orang lain, saat aku melahirkan Dani, dan saat aku bertemu lagi denganmu beberapa minggu yang lalu.” Ji Won menceritakan itu semua sambil terus menangis.

“Aku menyadari banyak ketidakbahagiaan yang terjadi di hidupku, dan aku menyesalinya. Coba saja kalau aku tidak gegabah untuk bercerai dengan Theo, mungkin semuanya akan baik-baik saja sampai saat ini. Mungkin Jae Soon tidak akan kabur dari rumah, mungkin aku bisa membesarkanmu tanpa gangguan, mungkin aku tidak akan menjadi serigala, mungkin aku tidak akan bersama Kevin dan dia akan tetap hidup. Tapi—“ Ji Won terbatuk, lalu melanjutkan. “Dani tidak akan ada, dan kau tidak akan bertemu Seol Hyun. Semuanya membuatku dilema.”

“Kenapa tiba-tiba Seol Hyun?” Sang Hyuk bingung.

“Karena, jika kau bersama denganku, kau akan tinggal di Idris. Kau tidak tinggal di Seoul. Kau tidak akan bersekolah di SMA kaum Fana, melainkan di Akademi Pemburu Bayangan. Dan kau tidak akan bertemu Seol Hyun. Well, mungkin iya, tapi keadaannya tidak sama.”

Ji Won berbaring dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya, lalu memejamkan mata, tapi tetap menangis.

Sang Hyuk menatap wajah Ibunya sambil terdiam. Membayangkan tidak ada Seol Hyun di hidupnya sangat aneh. Seol Hyun sudah menjadi alasan mengapa Sang Hyuk tetap bertahan hidup. Perasaan Sang Hyuk pada Seol Hyun sudah lebih besar daripada perasaan sesama parabatai yang terikat sumpah.

Tapi, Sang Hyuk tentunya juga ingin merasakan rasanya hidup bersama keluarga yang lengkap. Ayahnya, Ibunya, dan Jae Soon.

Eomma,” bisik Sang Hyuk. “Siapa nama Pemburu Bayangan Jae Soon?”

Sayangnya, Sang Hyuk tidak pernah mendapatkan jawaban. Ji Won ternyata menangis sampai tertidur. Sang Hyuk pun merapikan letak selimut Ji Won, lalu keluar, berniat untuk kembali ke kamar. Di lorong kamar, dia berpas-pasan dengan Seol Hyun yang memakai mantel berpergian.

“Mau kemana?” tanya Sang Hyuk.

“Aku sedang bosan dengan masakan Se Ra. Jangan salah, masakannya enak, tapi aku bosan karena dia terus masak daging sapi saja. Jadi, aku mau keluar untuk beli makanan.” Jawab gadis itu.

“Aku ikut.”

“Tidak usah. Kau istirahat saja dulu. Aku akan langsung kembali, oke?”

Sang Hyuk mengangguk, dan dia sama sekali tidak tahu, bahwa dia baru saja membiarkan Seol Hyun masuk kedalam bahaya.

(1 = ini imajinasi author. Cassandra Clare tidak pernah menyebutkannya.)

TBC

Link Before The End: ( Chapter 1Chapter 2Chapter 3Chapter 4Chapter 5Chapter 6Chapter 7Chapter 8 Chapter 9Chapter 10Chapter 11Chapter 12 [END] — Released)

3 responses to “[Series] Before The End – Chapter 8

  1. Thor, lanjutin dong
    Penasaran bahaya apa yang menanti si Seolhyun? Shim Changmin itu lagi bukan? Eh, si Chorong itu cuman bisa lihat ya, bukan nephilim gitu?
    Author-nim 짱! Cepetan ya, dah gak sabar nih

Leave a comment