new-header-renungan
new-header-renungan
previous arrow
next arrow

 

Fenelon |

Banyak yang terpedaya oleh pemikiran bahwa mati kepada si aku itu adalah sumber segala penderitaan yang mereka rasakan. Tetapi apa yang sudah mati tidak dapat menderita. Semakin kita pada akhirnya dan sepenuhnya mati kepada si aku, semakin kurang rasa sakit yang kita alami.

Kematian itu sakit hanya bagi yang menolaknya.

Si-aku selalu menolak untuk mati, karena keinginan intensnya untuk hidup! Imaginasinya berleluasa, membesar-besarkan kengerian maut.

Batin tanpa henti-henti bersikeras bahwa kehidupan si-aku itu adalah hal yang alamiah. Kasih pada si-aku berjuang melawan maut, seperti orang yang sekarat itu dalam perjuangan terakhirnya. Tetapi tanpa mempedulikan protes dari si-aku, kita harus mati pada si aku dan pada dunia.

Hukuman kematian telah dijatuhkan pada Roh begitu juga tubuh. Tubuh harus mati karena dosa. Tetapi Roh harus mati kepada dosa, dan kepada dirinya sendiri.

Pastikan bahwa rohani Anda mati terlebih dahulu kepada (dirinya sendiri), dan setelah itu kematian jasmaniah adalah sama damainya seperti saat kita tertidur.

Berbahagialah orang yang tidur di dalam tidur yang damai ini!