Kira-kira 5 tahun lalu, terakhir kali umat lingkungan St. Andreas melakukan ziarah bersama. Pada hari Minggu, 22 Oktober 2017, yang juga masih dalam bulan Rosario, akhirnya umat lingkungan St. Andreas mendapat kesempatan untuk ziarah rohani ke Goa Maria Kaliori, Banyumas. Hal ini rupanya merupakan kesempatan yang dinanti-nantikan oleh warga. Selain mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dan Bunda Maria melalui Devosi Doa Rosario, kegiatan ini juga bertujuan untuk refreshing dan saling mempererat tali persaudaraan antar umat Katolik di lingkungan St. Andreas.

Minggu pagi yang cerah, ± jam 07.00 kami peserta Ziaroh (Ziarah Rohani) sudah berkumpul di depan rumah salah satu warga. Lima buah mobil minibus sudah siap membawa kami semua ke tempat tujuan. Setelah semua berkumpul, panitia melakukan absensi, briefing dan pembagian snack. Menjelang keberangkatan tak lupa kami berdoa untuk meminta keselamatan agar kami semua sampai tempat tujuan dengan selamat tanpa kekurangan apapun. Setelah doa yang dipimpin oleh Bp. Hieronimus Sudjarwo, tepat pukul 07.30 kami berangkat. Sejumlah 37 orang warga lingkungan memadati seluruh kendaraan yang ditumpangi, mulai dari anak-anak hingga lansia. Perjalanan berlangsung dengan penuh suka cita.

Tepat pukul 08.00, akhirnya sampai di lokasi ziaroh. Suasana masih sepi dari pengunjung, dan setelah parkir di depan toko souvenir komplek Goa Maria Kaliori, kami juga dihadang oleh beberapa pedagang buah-buahan.

Beberapa warga lingkungan yang dominan ibu-ibu tidak melepaskan kesempatan untuk berbelanja buah-buahan segar, dan rupanya pisang dan sirsak yang menjadi incaran.

Sambil menunggu perayaan Ekaristi yang akan dilakukan di Goa Maria pada pukul 09.00, kami warga saling bercengkerama dan berfoto bersama dan ada pula beberapa warga yang sibuk selfi dengan camera phone nya. Mendekati pukul 09.00 pengunjung lainpun mulai berdatangan. Selain kami ada juga rombongan WKRI Gombong, rombongan dari Lingkungan Albertus 3 Paroki St. Bernadet Ciledug, dan beberapa peziarah yang datang dengan anggota keluarganya ataupun datang perorangan.

Setelahnya itu kami bergegas untuk mendapatkan kursi di dalam Goa Maria. Goa Maria-nya cukup unik dengan dekorasi bentuk bangunan setengah lingkaran, dan seperti kita ketahui bahwa patung Bunda Maria di Goa Maria Kaliori ini adalah salah satu patung Bunda Maria yang diberkati oleh Paus Johanes Paulus II, saat kunjungannya ke Indonesia bulan Oktober 1989.

Jam 09.00 perayaan Ekaristi dimulai, yang dipimpin oleh Rm. Yohanes Damianus OMI dan petugas koor dari rombongan lingkungan Albertus 2, Paroki St Bernadet, Ciledug. Suasana misa yang khusuk sedikit mencair tak kala dalam homilinya Romo Dami menyelipkan joke-joke segar dan mengharapkan bantuan doa dari peziarah untuk mendoakan warga Katolik yang sampai saat ini belum memiliki gereja.

Selesai misa, kami menyempatkan diri berfoto bersama Romo Dami, dan setelah itu melanjutkan kegiatan ziaroh dengan berdoa Rosario bersama-sama di dalam Goa Maria.

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Setelah berdoa bersama ada beberapa umat yang menyalakan lilin dan berdoa pribadi di depan patung Bunda Maria.

Hari sudah menunjukkan pukul 12.00 siang, saatnya kami membuka bekal makan siang yang juga disiapkan oleh warga lingkungan kami sendiri. Di seberang Goa Maria ada tempat berteduh dengan kursi dan meja besar, bapak ketua lingkungan mengajak berdoa makan sekaligus berdoa mohon keselamatan untuk perjalanan pulang kami nantinya.

Suasana begitu akrab dan cair, kami sungguh bersuka cita bisa berziaroh bersama, walau tempat yang kami pilih relatif sangat dekat dari tempat kami tinggal. Dalam pembicaraan saat makan bersama inipun, kami mempunyai harapan di tahun depan bisa melakukan ziaroh lagi di tempat yang berbeda.

Setelah makan siang selesai, kamipun mengakhiri ziaroh kali ini dan pulang ke rumah masing-masing dengan penuh rasa syukur kepada Tuhan. Semoga kebersamaan dan sukacita ini semakin nyata juga saat kami melayani Tuhan baik di keluarga, lingkungan atau di gereja. Tuhan Yesus memberkati. Amin.

“Servite Domino in gaudium – Melayani Tuhan dengan Sukacita”

Penulis:

Dionisius Hence Cahyadi Lingk St.Andreas