You are currently viewing Zonasi Longsor Kawasan Candi Gedong Songgo, Studi Mitigasi Bencana Geologi pada Kawasan Candi Gedong Songo (Bagian 8)

Zonasi Longsor Kawasan Candi Gedong Songgo, Studi Mitigasi Bencana Geologi pada Kawasan Candi Gedong Songo (Bagian 8)

ZONASI LONGSOR KAWASAN CANDI GEDONG SONGO

Zonasi longsor pada kawasan Candi Gedong Songo berdasarkan tingkat kerawanannya dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

  1. Zona A
  2. Zona B
  3. Zona C

 

ZONA A

Zona A terletak pada bagian utara kawasan Candi Gedong Songo. Pada Zona A ini terdapat Candi Gedong 3 di dalamnya. Berdasarkan morfologinya, zona ini terletak pada satuan morfologi pegunungan berlereng landai. Menurut litologinya, zona A memiliki litologi berupa endapan lahar. Endapan lahar ini berasal dari aktivitas vulkanik dari Gunung Ungaran. Pada zona ini, intensitas alterasi hidrotermal sangat intensif. Hal ini dibuktikan dengan adanya lempung hasil alterasi tersebut. Lempung ini berada pada bagian barat dari Candi Gedong 3. Selain itu, 2 bukti lain adanya aktivitas alterasi hidrotermal adalah dengan adanya batuan yang teralteralterasi menjadi warna putih dan batu penyusun Candi Gedong 3 yang sudah mulai lunak.

Aktivitas gerakan massa pada zona ini terdapat 3, yaitu rock fall, creeping, dan sliding.

 

1.1. Rockfall

Gerakan massa jatuhan merupakan longsoran yang bersifat jatuh bebas dari tebing lereng yang menggantung. Jenis gerakan massa ini dapat berupa:

  1.            i.               Jatuhan tanah
  2.          ii.               Jatuhan Batuan

Namun, pada zona ini lebih cenderung pada jaruhan batuan. Jatuhan batuan pada zona ini terletak pada daerah sekitar pemandian air panas. Pada bagian utara pemandian air panas, terdapat batuan yang sudah teralterasi dan menggantung pada tebing yang sangat curam. Bila dipicu oleh faktor air dan getaran, maka sangat mungkin untuk terjadi gerakan massa dengan tipe jatuhan batuan.

1.2 Creeping/Rayapan

Gerakan massa rayapan merupakan gerakan massa tanah atau batuan yang mempunyai kecepatan yang sangat kecil sehingga tidak dapat diamati gerakannya oleh mata telanjang. Efek dari gerakan ini dapat diamati dari keadaan sekelilingnya, misalnya batang pohon atau tiang listrik yang miring. Mekanisme gerakan massa ini adalah zig-zag secara vertikal, dimana gerakannya disebabkan oleh mengembang dan menyusutnya material akibat pemanasan dan pendinginan oleh cuaca maupun perubahan musim.

Pada zona A, creeping atau rayapan berada pada bukit di sebelah timur dari Candi Gedong 3. Hal ini dibuktikan dengan adanya kemiringan pohon yang miring ke arah candi. Gerakan dari creeping ini dapat mengindikasikan adanya suatu gerakan massa besar yang akan terjadi.

1.3 Sliding/luncuran

Gerakan massa luncuran merupakan longsoran yang mempunyai bidang gelincir yang relatif rata. Longsoran ini dibagi menjadi dua tipe dasar, yaitu:

  1. Lengkung atau rotasi, yakni longsoran yang yang memiliki bidang gelincir berbentuk setengah lingkaran, hiperbola, atau bentuk lengkung tidak teratur lainnya. Longsoran ini terjadi bila tanah bersifat kohesif serta gaya perlawanan terhadap gaya gesernya kecil, misalnya pada tanah hasil pelapukan batuan, lempung, maupun batuan yang sejenis
  • Nendatan batuan (rock slump)
  • Nendatan tanah (soil slump)
  1. Lurus, yakni longsoran yang memiliki bidang luncur relatif rata, umumnya ditentukan oleh bidang sesar, kekar, ataupun zona lemah berupa lapisan kontak batuan.
  • Luncuran batuan (rock slide)
  • Luncuran tanah (land slide)

Luncuran pada zona A ini terdapat pada bagian utara dan bagian selatan dari pemandian air panas. Pada bagian selatan, luncuran ini terdapat 2 tempat. Sedangkan bagian utara masih pada tebing menggantung yang tersusun atas batuan teralterasi.

ZONA B

Zona B terletak pada bagian tengah  kawasan Candi Gedong Songo dan membentang di sebelah barat daya dan barat laut. Pada Zona B ini terdapat Candi Gedong  2 dan sebagian Candi gedong 4 di dalamnya. Berdasarkan morfologinya, zona ini terletak pada satuan morfologi pegunungan berlereng sedang. Menurut litologinya, zona B memiliki litologi berupa endapan lahar. Endapan lahar ini berasal dari aktivitas vulkanik dari Gunung Ungaran. Pada zona ini, intensitas alterasi hidrotermal yang sedang.  Hal ini dibuktikan dengan adanya lempung hasil alterasi tersebut masih terdapat pada zona ini. Lempung ini berada pada bagian barat laut, dan pada bagian tersebut ditemukan fumarol yang sudah tidak aktif.

Sama halnya dengan Zona A, aktivitas gerakan massa pada zona B dapat di bagi menjadi 3 yaitu :  rock fall, creeping, dan sliding

 

2.1. Rockfall

Gerakan massa jatuhan merupakan longsoran yang bersifat jatuh bebas dari tebing lereng yang menggantung. Jenis gerakan massa ini dapat berupa:

  1.     Jatuhan tanah
  2.     Jatuhan batuan

Namun, pada zona ini lebih cenderung pada jatuhan batuan. Jatuhan batuan pada zona ini terletak pada daerah sekitar tebing sungai. Pada bagian barat dan timur tebing sungai sangatlah curam dan memiliki litologi permukaan berupa gravel,  jika musim hujan daerah ini akan tererosi secara intensif sehingga menyebabkan jalur jalan dapat longsor dengan mudah.

2.2 Creeping

Gerakan massa rayapan merupakan gerakan massa tanah atau batuan yang mempunyai kecepatan yang sangat kecil sehingga tidak dapat diamati gerakannya oleh mata telanjang. Efek dari gerakan ini dapat diamati dari keadaan sekelilingnya, misalnya batang pohon atau tiang listrik yang miring. Mekanisme gerakan massa ini adalah zig-zag secara vertikal, dimana gerakannya disebabkan oleh mengembang dan menyusutnya material akibat pemanasan dan pendinginan oleh cuaca maupun perubahan musim.

Pada zona B, creeping atau rayapan berada pada bukit di sebelah timur toilet umum. Hal ini dibuktikan dengan adanya kemiringan pohon. Gerakan dari creeping ini dapat mengindikasikan adanya suatu gerakan massa besar yang akan terjadi.

2.3 Sliding/luncuran

Gerakan massa luncuran merupakan longsoran yang mempunyai bidang gelincir yang relatif rata. Longsoran ini dibagi menjadi dua tipe dasar, yaitu:

  1. Lengkung atau rotasi, yakni longsoran yang yang memiliki bidang gelincir berbentuk setengah lingkaran, hiperbola, atau bentuk lengkung tidak teratur lainnya. Longsoran ini terjadi bila tanah bersifat kohesif serta gaya perlawanan terhadap gaya gesernya kecil, misalnya pada tanah hasil pelapukan batuan, lempung, maupun batuan yang sejenis
  • Nendatan batuan (rock slump)
  • Nendatan tanah (soil slump)
  1.   Lurus, yakni longsoran yang memiliki bidang luncur relatif rata, umumnya ditentukan oleh bidang sesar, kekar, ataupun zona lemah berupa lapisan kontak batuan.
  • Luncuran batuan (rock slide)
  • Luncuran tanah (land slide)

Luncuran pada zona B ini terdapat pada bagian timur jalan jalur pengunjung dari arah Candi Gedong 5 ke pintu keluar.

ZONA C

Zona C terletak pada bagian tengah  kawasan Candi Gedong Songo dan membentang di sebelah barat hingga timur. Pada Zona C ini terdapat Candi Gedong  1, Candi Gedong 4, dan Candi Gedong 5 di dalamnya. Berdasarkan morfologinya, zona ini terletak pada satuan morfologi pegunungan berlereng sedang – landai. Menurut litologinya, zona C memiliki litologi berupa endapan lahar. Endapan lahar ini berasal dari aktivitas vulkanik dari Gunung Ungaran. Pada zona ini, secara keseluruhan intensitas alterasi hidrotermal yang tidak intensif.  Namun, pada Candi Gedong 4, batu penyusun candi sudah mulai terkena efek dari semburan fumarol.

Pada zona C, aktivitas gerakan massa hanya dapat dibagi menjadi 1, yaitu : sliding

3.1 Sliding/luncuran

Gerakan massa luncuran merupakan longsoran yang mempunyai bidang gelincir yang relatif rata. Longsoran ini dibagi menjadi dua tipe dasar, yaitu:

  1. Lengkung atau rotasi, yakni longsoran yang yang memiliki bidang gelincir berbentuk setengah lingkaran, hiperbola, atau bentuk lengkung tidak teratur lainnya. Longsoran ini terjadi bila tanah bersifat kohesif serta gaya perlawanan terhadap gaya gesernya kecil, misalnya pada tanah hasil pelapukan batuan, lempung, maupun batuan yang sejenis
  • Nendatan batuan (rock slump)
  • Nendatan tanah (soil slump)
  1. Lurus, yakni longsoran yang memiliki bidang luncur relatif rata, umumnya ditentukan oleh bidang sesar, kekar, ataupun zona lemah berupa lapisan kontak batuan.
  • Luncuran batuan (rock slide)
  • Luncuran tanah (land slide)

Luncuran pada zona C, merupakan paleo longsor yang sudah dilakukan pengolahan tanah pada longsoran tersebut oleh manusia. Hal ini tidak mengancam keselamatan pengunjung maupun candi.

DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, B., Nugroho and Budihardi, M., 1997, Resource Characteristics of the Ungaran Field, Central Java, Indonesia, Proceeding of National Seminar of Human Resources Indonesian Geologist, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Yogyakarta

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, 2009, Himpunan Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia tentang Benda Cagar Budaya

Nguyen Kim Phuong, 2005, Hydrogeochemical Study of the Ungaran Geothermal System, Central Java, Indonesia, Thesis pada Jurusan Teknik Geologi, FT. UGM, Yogyakarta

Syabaruddin, 2004, Pemetaan Fasies Vulkanik Pada Daerah Prospek Panasbumi Gunung Ungaran dan Sekitarnya, Kec. Ambarawa, Kab. Semarang, Jawa Tengah, Skripsi pada Jurusan Teknik Geologi, FT. UGM, Yogyakarta

Thanden, R. E., Sumadirdja, H., dan Richards, P. W., 1996, Peta Geologi Lembar Magelang dan Semarang, Jawa, Direktorat Geologi, Bandung.

Van Bemmelen, R. W.,  1970, The Geology of Indonesia Vol. IA, General Geology of Indonesia and Adjacent Archipelagoes, 2nd edition, Martinus Nilhoff, The Haque Netherlands.

Verstappen, H. Th., 2000, Outline of the Geomorphology of Indonesia: A Case Study on Tropical Geomorphology of a Tectogene Region (with a Geomorphological Map 1:5000000), International Institute for Aerospace Survey and Earth Science, Netherlands.

Yoga Aribowo, 2004, Karakteristik Kehilangan panas Alamiah dan Alterasi Hidrotermal permukaan pada Area Manifestasi Gedong Songo dan Sekitarnya, Daerah Prospek Panasbumi Ungaran,  Jawa Tengah, Skripsi pada Jurusan Teknik Geologi, FT. UGM, Yogyakarta

Zen, M.T., Syarif, M.A., Simatupang, S.H., dan Juniarto, G., 1983, Tektogenesa Gaya Berat dan Daur Magma Sepanjang Deretan Gunungapi: Ungaran – Merapi di Jawa Tengah, Proceeding PIT XII IAGI, Jakarta.