BELAJAR SAMPAI KE NEGERI CINA. Dr.Ir.Drs.H.Syahriar Tato.SH.SAB,SSN,MS.MH.MM.IAP

Posted May 21, 2015 by SYAHRIAR TATO
Categories: TULISAN POPULAIR

MENGUNJUNGI ISTAMBUL TURKI, KOTA WISATA SEJARAH YANG MENAWAN.
Dr.Ir.Drs.H.Syahriar Tato.SH.SAB.SSN.MS.MH.MM.

Tidak banyak negara mampu mengembangkan kepariwisataan sebagai sumber devisa Negara.Apalagi bila kepariwisataan dikaitkan dengan kultur bangsa atau etnis tertentu,kepariwisataan dimanapun dan kapanpun,akhirnya berorientasi atau mengedepankan nilai profit atau manfaat ekonomisnya dengan menjual produk wisata seperti wisata budaya,wisata alam atau wisata minat khusus lainnya antara lain wisata sejarah,arkeologi,sport,religi,edukasi dan lain lain.
kepariwisataan sebagai gejala sosial budaya dalam bentuknya menimbulkan aktifitas ekonomi didalamnya.fenomena ini menyebabkan kepariwisataan mestinya dikelola secara industrial dan sistematik untuk mempertemukan teori”supply and demond” dalam aplifikasinya,dimana konsumen adalah”wisatawan”.
Terkait dengan hal tersebut,maka pengembangan infrastruktur kepariwisataan merupakan keharusan yang mutlak dengan mempertimbangkan;antara motif dan produk wisata,antara kebutuhan wisata dan jasa wisata yang tersedia,serta kemudahan aksesibitasnya.Kesemua unsur tersebut saling mempengaruhi,dan saling terkait dalam suatu konsep membangun kepariwisataan secara tepat.Menurut Dherem(1988) pakar pariwisata dari Amerika Serikat,bahwa pariwisata yang tepat adalah pariwisata yang secara aktif membantu dalam menjaga keabadian suatu daerah,mengembangkan kebudayaan,sejarah dan alam.Konsep pariwisata yang tepat ini telah dilakukan oleh Turki melalui kota kunonya, Istambul.
Istambul sebagai kota wisata memiliki karakter tersendiri, seperti juga Paris, London, New York, Amsterdam dan Sidney. kota-kota didesain dengan menggabungkan arsitektur yang bercorak seni tinggi.Ciri khusus dari kota bersejarah adalah kuno dan modern.Roma, Athena, Yerusalem dan Mesir, sangat menarik wisatawan untuk mencari arsitektur kuno dan modern, gedung kesenian, hotel hotel lux dan produk wisata yang menakjubkan. Beberapa kota seperti London, Paris dan Roma menawarkan gabungan dari keduanya, sedangkan kota yang berpenampilan khusus dan eksotik seperti Bangkok, Marakeh dan Istambul.
Perjalanan wisata kota untuk ziarah menjadi penting karena sejarah. Banyak wisatawan dalam dunia kristen mengadakan perjalanan ke Roma, karena tanah suci adalah sangat berarti bagi mereka, tempat suci yang penting di Fatima, Portugal dan Lourdes di Prancis. Dalam dunia Islam ziarah ke Mekkah dan Madinah adalah terpenting dari semua alasan perjalanan wisata ziarah. Kaum muda berwisata cenderung memilih kota sebagai tujuan, terutama kota yang telah menegembangkan daya tarik budaya atau sejarah dari kawasan tersebut, contohnya wellington,Sidney, Kyoto dan Istambul.
Istanbul atau Istambul (bahasa Turki: İstanbul) adalah kota terbesar di Turki. Hingga 1930 kota ini lebih umum dikenal melalui nama Yunaninya Konstantinopel oleh orang-orang Barat; beberapa orang memanggilnya Stambul, khususnya pada abad ke-19. Lebih jauh ke masa lalu kota ini juga pernah dikenal sebagai Bizantium atau Byzantion. Dengan populasi sebesar 11 hingga 15 juta, Istanbul adalah kota yang terpadat penduduknya di Turki dan merupakan salah satu kota terbesar di Eropa.
Kota ini juga merupakan ibu kota administratif Provinsi Istanbul.
Didirikan kira-kira pada abad ke-7 SM.Pada tahun 330, kota itu dijadikan sebagai ibu kota Romawi oleh Konstantin di tempat koloni Yunani kuno bernama Bizantium, dan dinamakan Konstantinopel untuk menghormatinya, kota ini menjadi ibu kota timur kekaisaran Romawi dan kemudian menjadi ibu kota kekaisaran Romawi Timur pada tahun 395.Pada tahun 1453, Konstantinopel berhasil direbut oleh Kesultanan Ottoman dibawah pimpinan Sultan Muhammad II. Atas keberhasilannya, ia dijuluki “al-Fatih” (Sang Penakluk). Kemudian nama Konstantinopel diganti menjadi Istanbul yang berarti kota Islam. Setelah jatuhnya Konstantinopel pada 1453 kota ini menjadi bagian dan kemudian ibu kota Kekaisaran Ottoman. Sebelum perebutan tersebut, bangsa Turki memanggilnya dengan nama İstanbul, tetapi secara resmi menggunakan nama Qustantaniyyeh , yang berarti “Kota Konstantin” dalam bahasa Arab. Hanya pada 28 Maret 1930 kota ini dinamakan kembali sebagai Istanbul.
Istanbul kota metropolitan terbesar di Turki. Kota kuno ini dulunya bernama Byzantion, kemudian dinamakan Konstantinopel, dijaman kuno menjadi pusat kerajaan Byzantine dan dijaman Ottoman menjadi pusat kerajaan Ottoman. Byzantion tumbuh dari kota kecil menjadi kota pusat perdagangan karena posisi geografikalnya yang strategis. Kota sejarah ini terletak dipantai Bosphorus dan dibatasi sebelah utara oleh black sea (laut hitam), sebelah timur adalah Uskuder, dikenal sebagai kawasan wisata kultur dan sejarah. Hutan kota dengan lebatnya mengelilingi kota ketika musim semi. Yang terluas adalah hutan Belgrad yaitu sekitar 20 kilometer persegi. Dimusim gugur hutan kota kehilangan daunnya, tapi dipucuk pepohonan terkadang diselimuti salju. Salju turun rata rata sepekan dalam setahun, temperatur terkadang dibawah nol derajat celsius dimalam hari.
Sungai terbesar adalah sungai Riva, mengalir menuju laut hitam. Dua sungai lainnya mengalir ke laut Bosphorus yaitu sungai Istiye Deresi dan sungai Buyuk Deresi. Didalam kawasan wisata alam mini ada tiga danau kecil yang kesemuanya letaknya di wilayah pantai Eropa dari laut Bosphorus. Kota Istambul memang terbagi dua kawasan, yaitu kawasan pantai Eropa dan kawasan pantai Asia di Bosporhus yang dipertautkan oleh jembatan Galata dan jembatan Bosphorus. Pemandangan kota Istambul sangat mengesankan karena mendominasi dua kawasan dengan ciri dan karakter yang berbeda, yakni Golden Horn dan Bosphorus. kedua kawasan ini dipenuhi oleh monumen-monumen dan benda-benda seni peninggalan sejarah era kerajaan Byzantine dan Ottoman. Juga benda-benda peninggalan sejarah masa pendudukan bangsa Greek abad ke 7 sebelum masehi dan abad ke 6 sebelum masehi dibawah inovasi bangsa Persia. Juga perang antara Athena dan Sparta turut memberi peranan yang cukup penting bagi kota Istambul yang kala itu bernama Byzantion, sebagai tempat berlangsungnya perjanjian dan persekutuan antara Sparta dan Athena.
Kerajaan Utsmani diakhir abad ke 18 dan sepanjang abad ke 19 ikut mewarnai sejarah dan peradaban kota Istanbul, sebab kerajaan Ustmani adalah sebuah kerajaan Islam yang diperintah atas dasar hukum agama. Sultan yang memerintah tidak hanya menjalankan kekuasaan, tetapi juga merupakan pemelihara peradaban klassik, yang menurut pemahaman mereka adalah peradaban besar dijamannya.
Pada mulanya kota kuno Byzantion dikelilingi oleh tembok benteng dengan 27 menara, letaknya saat ini di distrik Sarayburne. Dindingnya membentang dari Sirkeci menuju Ahirkapi, tembok benteng ini dipercaya sebagai sistim pertahanan yang paling handal dijamannya. Legenda Turki mempercayai bahwa tembok ini dibangun atas konsultasi Apollo dan Poseidon dengan teknik konstruksi khusus yang dilengkapi dengan sistim akustic yang memungkinkan orang yang berada didalam tembok benteng dapat mendengarkan suara suara dan pembicaraan diluar tembok benteng. Setelah raja Philips dari Macedonia pada abad ke 4 sebelum Masehi menduduki Byzantioan, tembok benteng ini direstorasi dengan memakai batu nisan(Tombstone) yang kemudian tembok benteng itu dinamakan Tymbosyne.
Dikawasan terkecil ada dua dermaga pelabuhan, yang unik dari kedua dermaga ini adalah Neorion, yang sebelah timurnya terletak benteng Bosphorus yang mengelilingi sepanjang dermaga dan dilindungi oleh dua menara dimulut pelabuhan dan pada kedua menara tersebut terbentang rantai pembatas.
Wilayah terpenting lainnya adalah Acropolis, kawasan paling sakral di Istanbul yang letaknya disekitar Aya sofya(the Byzantion cathedral of st.Sophia), beberapa langkah saja dari st Shopya kita menemukan Agora yang dikelilingi oleh kolam Arkade dan patung Helios ditengahnya. Arkade dan Agora lebih dikenal dengan sebutan Tetraston. Dekat dari situ , di Seraglia point terdapat pura yang dibangun untuk menghormati dewa dan dewi Athena, yakni Poseidon dan Zeis. Dikkawasan tersebut juga terdapat bekas bekas tempat suci, pada sepanjang jalan menuju Hecata didistrik Sultan Ahmed. Selebihnya bangunan religi tersebar disepanjang jalan menuju Aphrodite, Artenis dan Dionysos diseputar kawasan Topkapi Palace. Beberapa pura disana diberi nam Zeus,Aphridite, Apollo, Artenis, Poseidon dan Demeter.
Kota Istanbul pertama kali diperluas pada masa pemerintahan Julian pada abad ke 4 Masehi, dimana batas kota arah kelaut Bosphorus dibatasi dengan tembok benteng Marmara. Juga membangun sistim penyediaan air minum kota dengan membuat penampungan air utama yang dikelilingi kran air mancur di Beyazit Nymphaem Maximum. Kota saat itu dibangun dengan karakter arsitektur Roma Capital Raya dengan gaya seperti konstantinapolis.
Beberapa bahagian kawasan kota yang saat ini ramai dikunjungi wisatawan mancanegara antara lain adalah:
AUGUSTION, dikawasan ini terletak Ayasofya dan Masjid Sultan Ahmad(Blue Mosque). Ada beberapa patung dan Prasasti yang menghiasi alun-alun dan ditengahnya ada Triumphal Gate dengan monumen Millarium millestone, dibahagian bawahnya terbentang beberapa ruas jalan yang menuju ke beberapa propinsi di kekaisaran Romawi pada waktu itu.
FORUM CONSTANTINI, yang lebih dikenal dengan kawasan Cemberlitas dibangun dengan bentuk Piazza dengan dua buah Arcade yang dihiasi dengan patung patung yang menggambarkan Figure Constantini sebagai Helios. Patung patung ini dibuat dari bahan sepuhan tembaga. Pada tahun belakangan ini Forum Constantini diberi nama Turkish Cemberlitas.
FORUM TAURI, kawasan yang dikenal dengan nama Piazza of the Bull, dimana ditengah Piazza ada patung Banteng yang terbuat dari sepuhan tembaga. Pada waktu Piazza direstorasi oleh Theodosius I dan menghiasinya dengan patung Kaisar, maka kemudian Forum Tauri mempunyai nama lain, yaitu Forum Theodosil.
FORUM AMASTRIANUM, yang sekarang lebih dikenal dengan nama Neighborhood of Sehzadebasi.
FORUM BOVIS atau PIAZZA OF THE OX, dinamakan demikian setelah patung kepala lembu jantan yang sangat besar dibawah dari Pergamon dan dipasang disana. Piazza ini terletak ditempat yang sekarang ini bernama Aksaraf Piazza.
FORUM ARCADI, dibangun oleh kaisar Arcadius 395-408 Masehi yang lebih dikenal dengan Herlophos, letaknya di Seraglio Point. Banyak Coulomn yang menghiasi Square(alun-alun). Dijaman bangkitnya agama Kristen, Konstatinapolis diberi identitas baruru dengan dibangunnya gereja disetiap sudut kota.Dibawah Theodosius II, 408-450 masehi, kota mengalami perluasan yang sangat berarti. Dinding tembok benteng kota diperpanjang kearah barat dan kawasan antara laut Marmara dan Tekfur Sarayi yang sampai sekarang masih nampak. Kotapun diperluas dengan membangun di kawasan Golden Horn, karena dalam kawasan telah ada pelabuhan terbesar di Marmara. Disamping itu jalan-jalan utama kota dipenuhi dengan Coulumn bergaya Byzantino Empire, dan saat itu Constantinapolis disebut juga New Roma.
Permukiman penduduk dijaman itu dibangun dikawasan perbukitan. Rumah-rumah yang terbuat dari batu alam, dibangun berjenjang sesuai dengan countur tanah untuk menjaga presfektif pandangan kesegala arah. Permukiman spesifik juga dibangun untuk komunitas khusus seperti seniman, artis dan bahkan untuk kepentingan saudagar asing. Banyak sekali dibangun gereja dan biara yang bertebaran diperbukitan sekitar permukiman penduduk, kota terus diperluas untuk mengisi kawasan yang kosong didalam tembok benteng kota. Istana istana peribadi dan katil dibangun diseluruh penjuru kota, seperti istana Mangana di Sarayburnu. Pada abad ke 11, istana kerajaan dibangun didistrik Blachernai dan istana agung(Grand Palace) mulai tidak difungsikan lagi sebagai istana kerajaan. Selama masa abad ke 12 banyak kawasan mempunyai open space, lapangan, kebun buah, hutan kota dan taman-taman kot, biara-biara yang dikelilingi oleh pepohonan, mendominasi perbukitan sekitar kota, dan masih terjaga kelestariannya sampai sekarang.
Ketika Sultan Mehmet II merebut konstantinopel pada tahun 1453, maka kota terbangun dengan arsitektur Turkish-Mediteriana, Dinding tembok kota direstorasi dan banyak perkampungan baru dibangun. Istana-istana, mesjid-mesjid, permandian dan kolam air mancur, monumen-monumen, semua dibangun dengan memberi kota dengan ornamen berkarakter Turkish. Bahkan gereja terbesar Hagya Sophia dialih fungsikan sesuai tradisi menjadi Mesjid, dengan menambahkan ornamen dan reliage bernuansa kristen. Bahkan ummat kristiani diseluruh kerajaan diberi kebebasan untuk melakukan ibadah mereka dibawah perlindungan kerajaan Ustmani.
Pada masa pemerintahan Selim I, Sultan dari ottoman ini memperoleh gelar khalifah pertama. Dijamannya banyak peinggalan peninggalan suci kaum muslimin dibawah dari mesir ke Istanbul, termasuk senjata yang digunakan Nabi Muhammad SAW bersama sahabatnya diboyong dan sampai sekarang masih tersimpan dengan aman dalam suatu ruang di istana Topkapi Palace.
Kota Istanbul mengalami masa paling cemerlang di zaman pemerintahan Suleyman I. Arsitek terbesar dizaman kerajaan Ottoman, Mimar Sinan, telah memberi karakter pada arsitektur Turki. Diantara karya besarnya adalah masjid Sehsade dan masjid Suleymaniye. Dizaman itu pula pengaruh seni budaya dan philosofi sangat kuat. Kunjungan wisatawan Eropa, seniman dan artis, saudagar telah mulai terbangun sejak abad ke 17. Banyak hasil karya arsitektur, ornamen dsan funniture dipengaruhi oleh gaya Turkish-Mediteriana dibuat saat itu.
Pada tahun 1914 dibangun musium”Turki dan kebudayaan Islam”. Ini adalah musium pertama yang ada di Turki, yang mengumpulhan banyak macam benda seni Turki dan Islam. Letaknya dikompleks Suleymaniye yang bersatu dengan kompleks Ibrahim Pasha. Benda benda bersejarah yang tersimpan didalamnya adalah bukti sejarah perkembangan civil arsitektur dari abad ke 16, serta lukisan dari seniman Eropa di zaman itu. Memiliki 40.000 koleksi, seluruh ruang dihiasi permadani yang dibuat sejak abad ke 7 sampai dengan abad ke 19.
Musium yang tidak kalah uniknya adalah musium”kehidupan rakyat Turki” yang berisi permadani, alat tenun dan teknik pencelupan kain woll, diperlihatkan dalam konteks lingkungan kehidupan rakyat. Pada pintu masuk musium ada rekonstruksi jejeran toko toko yang menggambarkan keadaan pasar Bazaar Turki tempo dulu, dimana buku buku dan cendramata diperjual belikan. Musium juga mempunyai ruang untuk komprensi. Pada halaman ada tipikal dari warung kopi Turki dimana disana dihidangkan kopi, tea, salam, dan serbat.
Memasuki ruang ruang publik kota Istanbul,pada kawasan manapun memang sangat mengasyikkan dan mempesona. Pengaruh interaksi yang timbul antara wisatawan membaur dan pengaruh positif yang cukup besar terhadap pribadi, keluarga, dan lingkungan dimana wisatawan berasal.Menemukan tempat wisata gratis di Istanbul,merupakan tantangan saat mengunjungi wisata populer seperti Istanbul. Akibat komersialisasi, tempat-tempat wisata yang sangat populer biasanya mematok harga tiket cukup mahal. Tapi dengan sedikit bertanya, kita masih bisa menemukan tempat wisata gratis di Istanbul yang tak kalah menarik dengan objek wisata komersial. Objek wisata gratis ini sebagian belum terkenal, sehingga Anda bisa bebas sejenak dari kerumuman turis yang selalu membanjiri Istanbul.
Blue Mosque,
Berkunjung ke Blue Mosque ibarat mendatangi menara Eiffel di Paris, karena masjid ini adalah salah satu ikon terkenal milik Istanbul. Daya tarik utama Blue Mosque ada pada keenam menaranya yang seolah mendominasi kawasan Sultanahmet, distrik tertua di Istanbul. Desain bangunan masjid ini juga sangat menarik dengan kubah-kubah yang seolah bertumpuk-tumpuk. Anda akan bertambah kagum saat masuk ke dalam masjid yang dibangun pada 1609 ini. Dinding bagian dalam Blue Mosque berhiaskan 20 ribu keping keramik berwarna biru. Blue Mosque memiliki 260 jendela dan bagian dalamnya dihiasi berbagai ornamen abstrak yang bernilai seni tinggi.
Istiklal Street
Barangkali inilah jalan tempat belanja terpanjang di dunia. Jalur pedestrian sepanjang tiga kilometer ini dipenuhi dengan pasar modern, kafe, restoran, klub malam dan gedung bioskop. Saat akhir pekan saja, Istiklal Street dikunjungi lebih dari 3 juta orang.Di sini Anda bisa menikmati denyut nadi kehidupan kaum muda Turki. Kalau kawasan Sultanahmet mewakili kejayaan masa lampau Istanbul, Istiklal Street adalah sisi modern dan kosmopolitannya.
Grand Bazaar
Meskipun sudah berusia lebih dari 500 tahun, Grand Bazaar Istanbul masih menjadi tempat belanja favorit turis dan warga lokal. Ada sekitar 5 ribu kios yang beroperasi di pusat perbelanjaan tertua di dunia ini. Begitu banyak pilihan barang yang ditawarkan,mulai dari kerajinan kulit, pakaian, barang antik, karpet dan aneka macam pernak-pernik aksesori. pokoknya, apa pun barang yang Anda cari,hampir semuanya tersedia di Grand Bazaar.Kalau tak tertarik berbelanja, menyusuri lorong-lorong Grand Bazaar sudah menjadi aktivitas wisata yang menarik. Jika sudah lelah berjalan kaki, mampirlah ke kios terdekat yang menjual teh atau kopi Turki. Sambil meneguk minuman hangat khas Turki, nikmatilah suasana pusat perbelanjaan yang paling terkenal di Istanbul ini.
Florence Nightingale Museum
Museum ini dibangun untuk mengenang Florence Nightingale, seorang perawat asal Inggris yang mendedikasikan hidupnya untuk merawat tentara yang terluka dalam Perang Krimea. Lokasi Florence Nightingale Museum menempati bekas barak tentara Turki yang dulu juga pernah berfungsi sebagai rumah sakit tentara. Museum ini tidak hanya memamerkan memorabilia Florence Nightingale, tapi juga memberi informasi penting mengenai pertempuran Krimea yang terjadi pada 1853-1856.
Egyptian Bazaar
Selain Grand Bazaar, Istanbul memiliki satu lagi pusat perbelanjaan tua yang disebut Egyptian Bazaar. Awalnya, pasar tradisional yang dibangun pada 1660 ini diberi nama New Bazaar. Karena dikenal sebagai tempat jual-beli rempah-rempah yang didatangkan dari Mesir, akhirnya sebutan New Bazaar berubah menjadi Egyptian Bazaar dan terus dipakai sampai sekarang.Egyptian Bazaar hanya memiliki 88 kios, jauh lebih sedikit dari Grand Bazaar yang jumlah kiosnya ribuan. Meskipun jauh lebih kecil, jenis barang yang ditawarkan cukup beragam. Anda bisa mendapatkan produk pecah-belah, pakaian, makanan khas Turki dan tentunya aneka rempah-rempah.
Moda
Kawasan Moda dulunya dikenal sebagai hunian elite komunitas Armenia dan Yunani. Setelah negara Turki modern berdiri pada awal abad ke-20, etnis minoritas itu harus hengkang ke negara Eropa lainnya. Meskipun kini tak lagi dihuni orang kaya dari etnis Armenia dan Yunani, pesona kawasan ini belum pudar. kita bisa melihat rumah-rumah antik bergaya neoklasik serta menikmati pemandangan Laut Marmara dari Moda Avenue. Untuk berkeliling kawasan Moda, bisa menggunakan trem jalur nostalgia yang berumur seabad lebih.
Ortakoy Mosque
Bangunan masjid ini memang tidak semegah Blue Mosque. Namun lokasinya yang berada di pinggir Selat Bosphorus membuat Ortakoy Mosque menjadi sudut Istanbul yang paling menarik. Ditambah lagi dengan pemandangan jembatan Bosphorus sebagai latar belakang
Kadikoy Flea Market
Selain Grand Bazaar dan Egyptian Bazaar, cobalah kunjungi Kadikoy Flea Market yang hanya buka pada hari Selasa. Ini bukan tempat belanja turis yang penuh kios karpet dan barang kerajinan melainkan tempat belanja orang lokal yang menawarkan kebutuhan sehari-hari. Di sini Anda bisa mendapatkan pakaian, tas, sepatu, sampai sayuran dan buah-buahan segar.
Turki merupakan negara cantik yang unik dan menarik untuk di kunjungi. Satu-satunya negara yang berada di 2 benua sekaligus, yaitu benua Eropa dan Asia (Euroasia) yang membentang dari semenanjung Anatolia di Asia Barat Daya sampai wilayah Balkan di Eropa Tenggara. Laut Marmara adalah batas antara Turki bagian Asia dengan Turki bagian Eropa. Ibukota Turki adalah Ankara, namun kota terpenting dan terbesar adalah Istanbul. Ini disebabkan karena Istanbul berada di lokasi yang strategis yaitu di persilangan 2 benua. Budaya Turki merupakan perpaduan budaya Barat dan Timur.
Bangunan-bangunan berasitektur menawan cukup banyak terdapat di Istanbul, Turki. Dan itu adalah salah satu daya tarik wisata di Istanbul. Tempat yang cukup terkenal untuk dikunjungi di antaranya:Blue Mosque,Haghia Sophia,Topkapi Palace,
Grand Bazaar, dan Taksim Square yang merupakan jantung kota Istanbul.Bosporus Cruise.Hypodrome.
Ada banyak sekali objek wisata di Istanbul, namun berikut obyek wisata yang sayang sekali apabila terlewati karena indah dan menarik :
Hagia (Aya) Sophia :
bangunan bersejarah ini memiliki cerita yang panjang. Didirikan sebagai Gereja Ortodoks pada 360 Masehi dan berfungsi sebagai gereja hingga tahun 1453. Pada tahun 1453, Turki dikuasai oleh Dinasti Ottoman Turki dan bangunan Haga Sophia berubah menjadi masjid hingga tahun 1934. Pada masa itu terjadi perubahan atas beberapa bangunan gereja untuk disesuaikan fungsinya sebagai masjid, seperti pelepasan lonceng gereja, penutupan lukisan gereja (terbuat dari keramik), pemasangan mimbar, simbol dengan huruf Arab, hingga pemasangan empat menara di bangunanan luar. Setelah dinasti Ottoman berakhir tahun 1934, maka bangunan ini berubah menjadi museum.
Hagia Sophia atau yang disebut juga dengan Aya Sofya dalam bahasa Turki, adalah sebuah bangunan bekas gereja kuno, diubah menjadi masjid, dan sekarang dijadikan museum di Istanbul. Pada saat Konstantinopel ditaklukkan oleh Sultan Mehmed II pada tahun 1453, tempat ini diubah dari gereja menjadi mesjid, dan berjalan hingga hampir 500 tahun. Pernak-pernik kristen dicopot dan lukisan-lukisan didinding ditutupi cat. Di tahun 1937 Mustafa Kemal Atatürk seorang perwira militer dan negarawan Turki mengubah status Hagia Sophia menjadi museum. Beberapa bagian dinding dan langit-langit dikerok kembali dari cat-cat kaligrafi hingga ditemukan kembali lukisan-lukisan sakral Kristen. Seperti kita lihat didalam ruangan besar tersebut kita dapat melihat gabungan ornamen Islam dan Kristen tertera bersamaan.Paduan ornamen-ornamen Islam dan Kristen menghias seluruh isi bangunan ini, mulai dari ukiran-ukiran dan lukisan dinding hingga perabotan-perabotan. Tulisan-tulisan Arab untuk Ketuhanan dan Nabi berdampingan dengan simbolik Kristen sang Bunda dan Anaknya yang kudus.Hagia Sophia merupakan bangunan yang masih tersisa terbesar dari arsitektur Bizantium. Dimana desain interiornya banyak dihiasi dengan mosaik dan pilar marmer. Beberapa interior dilapisi dengan kelereng polikrom berwarha hijau, putih, ungu dan mosaik emas. Untuk exterior dibalut dengan plesteran diwarnai dengan kuning dan merah selama restorasi di abad 19.
Letak Hagia Sophia tepat berdekatan dan berseberangan dengan Blue Mosque. Bila kamu berada dikawasan ini kamu dapat singgah kedua sekaligus. Dipelataran antara Hagia Sophia dan Blue Mosque banyak pedagang-pedangan kaki lima yang berjualan makanan, minuman dan payung-payung (bila musim hujan). Bila banyak sekali pengunjung wisatawan, maka untuk dapat masuk kedalam Hagia Sophia kita harus antri menunggu giliran. Didalam halaman samping Hagia Sophia juga terdapat cafe dan toko merchandise.
Blue Mosque :
Terletak berhadap-hadapan dengan Hagia Sophia. Masjid ini didirikan oleh Sultan Ahmed pada tahun 1609 sd. 1616. Masjid ini dikenal sebagai Masjid Biru karena ubin biru menghiasi dinding interiornya.Di komplek masjid terdapat makam pendiri, madrasah, dan rumah perawatan. Hingga saat ini Blue Mosque masih digunakan sebagai masjid. Berkunjung kesini tak dipungut bayaran, namun perhatikan jam waktu sholat, karena saat tiba waktu sholat maka masjid tertutup untuk wisatawan.
Yerebatan Cistern :
Terletak di bawah tanah kota Istanbul yang berfungsi sebagai waduk pada saat jaman Konstantinopel. Nama lainnya adalah Sumur Basilika (Yerebatan Sarniçi). Ukurannya 138 meter panjang dan 64,6 meter lebarnya, meliputi hampir 1.000 meter persegi (2,4 hektar); kapasitasnya (80.000 kubik meter-lebih dari 21 juta galon) dan 336 pada kolom marmer.
Topkapi Sarayi (Palace) Museum :
merupakan kediaman resmi Sultan dinasti Ottoman selama 400 tahun dengan ratusan kamar yang sebagian untuk selir Sultan, dengan pemandangan Selat Bosphorus dan laut Marmara. Istana ini dibangun oleh Mehmed II setelah memenangkan perperangan melawan Constantinopel pada tahun 1453. Dari beberapa ruangan yang terbuka untuk umum, yang paling menarik adalah kamar harta Sultan yang berisi perhiasan, baju, peralatan makan dan perang yang penuh bertaburan permata. Lokasi sekitar 500 m dari Hagia Sophia. Topkapi adalah Salah satu istana yang tak kalah indah di Istanbul adalah Istana Topkapi. Ini adalah kediaman resmi di kota para sultan Turki Utsmani. Istana Topkapi juga menjadi daerah bersejarah Istanbul yang menjadi situs warisan dunia UNESCO pada tahun 1985.Istana ini kebanyakan digunakan sebagai tempat untuk acara kerajaan dan acara hiburan Tak lupa menjadi daya tarik wisatawan. Ada juga sebuah museum yang berisi peninggalan paling suci dari dunia Muslim, seperti jubah Nabi Muhammad dan pedang. Di dalamnya juga berisi koleksi besar barang pecah belah, senjata, perisai, baju, miniatur Ottoman, naskah kaligrafi Islam dan mural, serta tampilan harta dan perhiasan milik para raja.Sepanjang dinding terdapat tiga pintu gerbang utama, yaitu Gerbang Otluk, Demir Gate dan Pintu Gerbang Imperial (Bab-i Humayun). Istana tersebut juga memiliki empat halaman besar dan semuanya mengarah ke satu sama lain.
Bosphorus Cruise :
perjalanan menyusuri selat Bosphorus untuk meliat view selat dengan berbagai bangunan yang menarik seperti : Istana Dolmabahce Palace, Anadoluhisari (benteng dari Anatolia), Küçüksu Kasri (Istana), The Hidiv Kasri (Villa yang dibangun tahun 1900), restoran cantik tepi pantai di Tarabya. Untuk cruise ini ada beberapa operator kapal. Informasi yang terbaik karena tepat waktu adalah Cruise yang berada di Port terakhir yang terdekat dengan Bridge (ada 6 port). Kapal ferinya besar, muat hingga 300 orang, 3 tingkat, dan tanpa nomor tempat duduk Hypodrome :
merupakan taman kota yang dahulunya merupakan tempat pertandingan kereta jaman Constantinopel. Di Taman ini terdapat 3 batu obelisk. Terletak disamping Blue Mosque.
Banyak hal yang bisa kita jumpai manakala berwisata di Istanbul. Berbagai aspek wisata, mulai dari wisata sejarah, belanja, hingga religi bisa kita dapatkan di kota ini. Selama di Turki, Anda bisa pergi ke tempat-tempat yang dianggap terbaik dan memiliki sejarah kuat dari masa ke masa. Tak terkecuali tempat tempat yang di kramatkan. Tempat keramat di Istanbul yang kami kutip dari laman nationalgeographic.com :
Topkapı Sarayı
Ini merupakan istana sultan yang dibuat pada abad ke- 15 hingga ke-19. Ribuan pegawai kekaisaran mungkin juga disimpan di sini. Topkapi Sarayi terletak di pusat kota sejarah yang menghadap ke Laut Marmara, Golden Horn, dan Bosporus.
Topkapi Sarayi berada di Sarayici, Sultanahmet dan dibuka setiap hari (kecuali Selasa) dari pagi hingga pukul 4 sore waktu setempat.
Rumah Galata Darwis
Rumah tradisional dan tertua di Istanbul adalah Galata Darwis yang berdiri pada tahun 1491. Di dekatnya juga ada Museum Puisi Divan yang berisi beragam puisi ritual Ottoman. Museum ini sendiri dibuat di abad ke- 15 hingga ke-18.
Spice Bazaar
Sejak pertama kali dibangun pada tahun 1663, para pedagang di sini banyak yang menjual batu antik dan obat-obatan tradisional. Kawasan ini tutup setiap hari Minggu.
Masjid Rustem Pasa
Di dekat Spice Bazaar juga ada tempat ibadah, yakni Masjid Rustem Pasa yang terletak di Hasırcılar Carşısı, Tahtakale, Eminonu.
Gereja Chora
Beberapa lukisan dinding dan mosaic terbaik yang diawetkan bisa Anda temukan di Gereja Chora. Namun sayangnya, sebagian besar bangunan asli gereja di Camii Sokak, Meydanı Kariye, Edirnekap ini sudah tidak ada yang tersisa.Gereja Chora dibangun di abad ke-11 dengan interior yang lebih modern di abad ke-14, Ini adalah salah satu gereja Bizantium terbaik di Turki. Gereja Chora tutup pada hari Rabu.
Selain lima tempat di atas Istanbul masih memiliki banyak tempat wisata terkenal. Mulai dari Perahu Wisata Bosporus, Basilika Cistern, Museum Turki dan Seni Islam, Grand Bazaar, Kompleks Museum Arkeologi dan masih banyak lagi lainnya.
Namun yang tidak boleh Anda lewatkan adalah menyusuri Terusan Bosphorus atau yang disebut Bosphorus Cruise. pengunjung bisa menyusuri terusan yang menghubungkan Laut Mati dan Laut Marmara tersebut. Ini dengan menggunakan kapal berkapasitas 1.500 penumpang dalam waktu tempuh 1,5 jam.
Selama perjalanan, pelancong dimanjakan dengan keindahan bangunan bersejarah di sepanjang terusan. Antara lain, Galasa Tower yang digunakan pendatang Jenewa untuk mengawasi kapal-kapal mereka. Wisatawan juga bisa melihat Istana Dolmabache dari kejauhan. Istana ini merupakan tempat wafatnya pahlawan Turki bernama Mustafa Kemal Ataturk pada 1938.
Kapal yang terbagi menjadi tiga dek ini akan melintas di bawah Jembatan Bosphorus yang dibangun pada 1973. Jembatan ini menghubungkan sisi Asia dan sisi Eropa. Turki terletak di kedua sisi benua tersebut. Ada pula Kuleli Military High School atau Sekolah Tinggi Militer Turki yang digunakan pada zaman Kerajaan Ottoman.
Bosphorus Cruise ini berakhir di Pelabuhan Rumeli. Ini berarti pengunjung telah memasuki sisi timur Istanbul. Di sekitar pelabuhan ini banyak sekali restoran yang menghidangkan makanan khas Turki. Wisatawan dapat menikmati makanan sambil ditemani embusan angin laut.
Bagi para wisatawan yang gemar berbelanja bisa mengunjungi mal tertua di Istanbul, yaitu Akmerkez. juga bisa singgah di Kanyon yang merupakan tempat perbelanjaan terbaru di kota ini. Berbagai barang dari merek terkenal di dunia didapatkan di mal yang memiliki arsitektur unik ini.Setiap akhir pekan, Kanyon kerap mengundang musisi andal di Istanbul untuk menghibur pengunjung. Ada pula mal terbesar di Eropa, yakni Cevahir. Bahkan, sejak 2005 bangunan ini ditetapkan sebagai mal terbesar di dunia.
Kembali ke pelayaran di selat Bosphorus, selat yang tetap mempesona dunia karena lokasinya yang unik. Persimpangan dua dunia, dua benua, dua kebudayaan. Tempat di mana barat dan timur bertemu dan saling berinteraksi satu sama lain. Tempat dimana kedua dunia memberikan puncak-pumcak keindahannya. Semuanya ada di Istanbul dan untuk dapat melihat Eropa dan Asia sekaligus, tidak ada tempat yang paling elok kecuali berlayar di Selat Bosphorus atau Istanbul Bogazici Ini.
Pelayaran juga bisa dimulai dari sebuar pier atau dermaga di daerah Kabatas, tidak jauh dari stadion klub kebanggaan kota Istanbul yaitu Galatasaray. Tentu saja jangan berkunjung ke tempat ini kalau sedang ada pertandingan derby dengan klub satu lagi kota Istanbul yaitu, Fenerbache. Karena , menurut cerita sering juga terjadi keributan antara pendukung fanatik kedua klub paling top di Turki ini.
Di daerah dekat dermaga, tidak jauh dari sebuah masjid yang disebut Masjid Istana Dolmabache, kita dapat menyaksikan banyaknya wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang menikmati suasana siang di akhir musim gugur yang sejuk di Istanbul. Bendera merah dengan bulan sabit dan bintang berwana putih berkibar dengan bangga menghiasi langit kota Istanbul. Di seberang sana , di stadion Galatasaray yang juga tampak megah, dengan bentuknya yang tampak bundar, hanya dihiasi dengan tiang-tiang bendera dan bendera Turki yang berkibar dengan gagah. Suasana yang tepat untuk menikmati dua benua sekaligus dalam sebuah pelayaran sekitar empat jam sampai menjelang matahari tenggelam.
Rombongan Musik Khas Dinasti Usmaniyah menghibur pelayaran. sebuah rombongan pemusik dengan pakaian ala “Dinasti Usmaniyah” menyambut dengan musik yang menghibur bernada riang gembira. Ada tujuh pemain musik yang semuanya pria setengah baya dan kebetulan dengan wajah khas Turki dengan kumis yang tebal, Tampak gagah dengan seragam berwarna oranye . Uniknya mereka berbaris membentuk setengah lingkaran dan sebagian memakai jubah warna hitam dengan urutan yang rapi. Alat musik yang dimainkan berupa alat musik tradisional baik perkusi dan juga tambur. Seorang pemimpin yang berfungsi sebagai konduktor “orkestra tepi laut” memimpin pasukannya memainkan lagu yang seakan-akan mengucapkan selamat datang di Selat Bosphorus.
“Selat Bosphorus, merupakan salah satu selat tersempit di dunia karena lebarnya hanya sekitar 1 sampai 3 kilometer”. Selat ini hampir dapat disamakan dengan sebuah sungai yang sangat lebar. Bahkan di bandingkan dengan Sungai Nil, banyak bagian Selat Bosphorus yang tampak lebih sempit. Tentu saja yang membedakannya ialah bahwa Bosphorus tetap sebuah selat karena terdiri seluruhnya dari airlaut yang menghubungkan Laut Marmara dengan Laut Hitam.
Sepanjang selat ini, dapat disaksikan tempat-tempat yang menarik seperti istana-istana dari dinasti Usmnaniyah. Salah satu yang paling terkenal adalah Istana Dolmabache. Tentu saja di bagian ujung selatan selat ini, dari kejauhan kita juga dapat menyaksikan Topkapi Palace yang sekarang sudah menjadi museum. Ada cerita menarik tentang kedua istana dari dinasti Otttoman atau Usmaniyah ini. Istana Topkapi dibangun dengan arsitektur yang cukup sederhana, bahkan istana ini dibangun dengan ciri khas nirsimeteris, yaitu untuk meniadakan unsur kemegahan. Semua dinding, pintu dan jendela seakan-akan dirancang tidak beraturan. Istana ini melambangkan kehidupan sultan yang sederhana sehingga dapat membawa dinasti Usmaniyah ke masa keemasan. Istana Dolmabache dibangun menyerupai istana-istana di Eropa. Dengan segala kemewahan , kebesaran , dan kemegahan. Istana ini dibangun pada saat dinasti Usmaniyah menedekati keruntuhan. Ketika masa kejayaannya sudah akan berakhir dan sampai-sampai Turki pernah dijuluki “Orang sakit dari Eropa”.
Tentu saja di bagian selatan Bosphorus, selain kedua istana ini, kapal pesiar juga sempat melintasi beberapa tempat lain yang menarik . Di antaranya adalah Maiden’s Tower yang terletak di tengah-tengah selat bagaikan sebuah pulau kecil dan juga Selemiye Barrack, yang merupakan sebuah rumah sakit dimana Florence Nightingale pernah bekerja.
Jembatan Megah di atas Bosphorus
Kapal terus berlayar dan sempat melewati Cirdigan Palace, dan juga sebuah Masjid dengan arsitektur Barok, yaitu Mecidiye Camii. Namun pemandangan yang paling mempesona adalah jembatan gantung yang maha besar dan tinggi yaitu Jembatan Boshporus. Jembatan yang mirip dengan jembatan Kutai Kertanegara yang baru runtuh di Tenggarong ini melintas di atas selat Boshporus dengan gagahnya dan selesai dibangun pada 1973.Jembatan Bosphorus ini, memiliki jarak lebih dari satu kilometer di antara kedua pilar raksasanya dan menghubungkan Beylerbeyi dan Ortakoy. Dengan enam jalur lalu lintas kendaraan dan memiliki ketinggian 165 meter dari atas permukaan laut. Kapal yang melintas di bawahnya dan terus berlayar ke utara menuju sebuah jembatan yang lebih besar dan baru yaitu “Fatih Sultan Mehmet Bridge” yang selesai dibangun pada 1988
Jembatan Galata atau Galata Köprüsü membentang di atas Golden Horn, atau semacam selat kecil yang memisahkan Karakoy di sebelah utara dan Eminonu dan kawasan Sultan Ahmet di sebelah selatan. Menurut cerita, jembatan permanen sekarang ini baru selesai dibangun pada 1992. Sebelumnya jembatan yang dipakai adakah sejenis jembatan pontoon yang selalu ikut bergoyang bersama gelobang air laut dibawahnya. Menurut sejarah pula, Sultan Beyazid II pada 1503 pernah meminta Leonardo Da Vinci untuk merancang jembatan yang melintasi Golden Horn ini, Namun sayang jembatannya tidak pernah dibangun.
Jembatan Galata ini bertingkat dua, dan persis di tengah-tengah jembatan , terdapat banyak sekali orang memancing. Pemandangan di sini sangat indah. Ke selatan kita dapat melihat Masjid Sulaymaniyeh di atas bukit.
Banyak sekali Poster, yang menunjukan bahwa Istanbul, adalah ibukota Eropa untuk kebudayaan pada tahun2010 lalu. IstanbulAvrupa Kultur Baskenti. Di bawahnya ada tulisan European Capital of Culture. Dari atas jembatan juga terlihat banyak kapal berlayar hilir mudik entah kemana. Sekumpulan burung dara, dan burung -burung lain juga berterbangan dengan bebasnya
untuk menikmati tempat-tempat lain di kota Istanbul Turkey merupakan negara yang terletak di 2 benua, yaitu benua Eropa (Istanbul Avrupa) dan Asia (Istanbul Anadolu/Anatolia). Sehingga budayanya pun merupakan perpaduan antara budaya Asia dan Eropa. Penduduk Istanbul banyak yang fasih berbahasa inggris dan tergolong ramah jika dibandingkan penduduk eropa lainnya. Mereka akan senang hati menunjukkan jalan dan bahkan mengantarkan kita sampai tujuan.Suhu di sini tergolong dingin, yaitu berkisar antara 4oC – 10oC pada bulan Desember saat musim dingin dan sangat disarankan untuk membawa coat tebal jika mengunjungi Istanbul pada musim dingin.
Pada saat ini sebuah terowongan kereta api juga sedang dibangun di bawah selat ini untuk menghubungkan Eropa dan Asia melalui jalur bawah laut. Terowongan ini akan digunakan untuk kereta api dari Eropa ke Asia dan juga jalur metro kota Istanbul. Setelah melewati Jembatan Bosphorus kapal yang terus berlayar menuju daerah yang disebut Boshorus utara. Disini dapat juga dinikmati beberapa bangunan yang menarik seperti Istana Bylerbeyu, dan juga rumah rumah besar dari kayu khan dinasti Ottoman yang disebut Yali.
Namun, yang paling menarik untuk dikunjungi adalah bagian kota istanbul yang disebut Bebek dengan Universitas Bosphorusnya yang terkenal.
Legenda Yunani di Selat Bosphorus.
Salah satu kisah yang menarik adalah tentang asal-usul kata Bosphorus yang ternyata berasal dari Bahasa Yunani. Konon artinya adalah “Jalan Kerbau”. Kata ini berasal dari sebuah legenda tentang kehidupan Dewa Dewi Yunani. Arkian, Sang maha Dewa Zeus memiliki seorang selingkuhan atau wanita simpanan yang bernama Io. Karena affair ini kemudian tercium oleh “Hera”, istri resmi Zeus, maka Zeus mengubah Io menjadi seekor sapi. Untuk melarikan diri dari kemarahan Hera, sang sapi kemudian berenang melewati selat ini. Namun tindakan pelarian ini pun tetap tercium oleh Hera sehingga sang istri resmi mengirim kawanan lalat sehingga akhirnya Io pun terdampar di Laut Aegian yang juga disebut “Ionian Sea”.Karena itu Selat ini kemudian dinamakan “Jalan Sapi” atau Bosphorus.
Kembali ke Istanbul. Kota dengan jumlah penduduk mencapai 14 juta ini disebut-sebut sebagai salah satu kota terindah di dunia, oleh karena pergi ke turki ‘wajib’ hukumnya untuk berkunjung ke kota ini. Selain itu, Istanbul juga merupakan kota yang menyimpan jutaan sejarah. Kota ini menjadi saksi pergantian kekuasaan di dunia selama berabad-abad lamanya dari mulai roman empire, byzantine empire, ottomant empire (khilafah usmani), dan sejak tahun 1924 menjadi bagian dari republik turki. Sejarah juga mencatat bahwa sebelum diberi nama Istanbul kota ini bernama byzantium dan konstantinopel.
Istanbul, the only place in the world where you can walk from asia to europe. wilayah Istanbul membentang di bagian eropa dan asia. Istanbul bagian eropa secara umum bisa dibagi menjadi 2 area utama, yang pertama adalah sultanahmet area, yang kedua taksim area. sultanahmet area adalah bagian kota tua istanbul karena terdapat banyak sekali peninggalan sejarah di sana. Sedangkan taksim area bisa dibilang modern part of istanbul. Istanbul bagian asia mungkin hanya 20 % dari luas istanbul. Bagian asia dan eropa ini dipisahkan oleh selat bosporus dan dihubungkan oleh jembatan besar yang juga diberi nama jembatan bosporus. Transportasi utama di kota istanbul adalah tram dan metro.
Melongok Wilayah eropa di Istanbul Turki
Taksim Area
Dolmabahce Palace yang terletak di wilayah taksim. Untuk menuju ke Dolmabahce palace dari sultanahmet, kita bisa menggunakan trem line 1 hinngga trem stop kabatas. Istana ini dibangun sekitar tahun 1843-1856 pada masa ottoman empire. Dolmabahce palace dibangun dengan gaya eropa dan dengan dekorasi yang megah dan jauh lebih mewah dibandingkan dengan beylerbeyi palace. Ini juga merupakan istana terbesar dan termahal di turki. Berkunjung ke bagian dalam istana akan memberikan kesan pada kita bahwa penguasa saat itu hidup sangat mewah. Istana yang megah ini pun menjadi tempat terakhir ottoman empire dan menjadi saksi berakhirnya kehkilafahan/kesultanan islam. Di tempat ini pula mustapha kemal attaturk yang dikenal dengan bapak republik turki atau lebih tepatnya bapak sekularisme turki menghembuskan nafas terakhirnya.
Dari Dolmabahce palace kita bisa melanjutkan kunjungan ke taksim area. Untuk menuju ke sana dari kabatas kita bisa naik fenicular hingga taksim square. Tidak salah jika taksim ini disebut sebagai the most known modern city center of Istanbul, karena memang tata kotanya sangat modern, sangat jauh dibandingkan sultanahmet. Di pusat kota taksim ini terdapat monumen terkenal, Independence Monument atau dalam bahasa turki disebut Istiklal Aniti. Lokasi lain yang wajib dikunjungi di sini adalah Istiklal street/avenue. Istiklal street ini adalah pusat perbelanjaan di istanbul. Seperti halnya Champ Elysees di Paris atau Galleria Vittoria Emanuelle di Milan. Di kiri dan kanan jalan kita bisa menemukan toko barang mewah/branded, cafe, bar, galeri, restaurant, dll. Tidak heran jika jutaan pengunjung selalu memenuhi istiklal street ini setiap hari hingga malam nya.
Terus berjalan menyusuri istiklal street kita akan menemukan salah satu menara terkenal bernama Galata tower yang juga merupakan salah satu menara tertua di dunia. Kita juga bisa menuju ke sana dengan naik trem dan turun trem stop karakoy. Bagi anda yang tertarik dengan modern art di daerah taksim ini juga terdapat beberapa museum terkenal yang dapat dikunjungi, salah satunya adalah Istanbul modern museum. Wilayah taksim ini begitu luas, kita bisa menghabiskan waktu sehari penuh di sana.
Turbulensi budaya eropa,arab dan asia.
Orang sering memandang salah tentang Turki. Ada yang menganggap bangsa Turki adalah bagian dari ras Arab. Ada yang menyebut Turki negara Islam fanatik dengan segala fantasi seputarnya. Begitu kita datang ke Istanbul, kita dikejutkan dengan kemodernan dan keberadaban Turki. Tapi, di lain pihak, Istanbul mungkin tidak menggambarkan Turki secarah utuh.
Saat ini, Turki masih bernegosiasi untuk bergabung dengan Uni Eropa. Statusnya sebagai negara yang berbatasan langsung dengan Irak dan Iran menimbulkan rasa khawatir bagi banyak warga Eropa. Demikian pula dengan anggapan bahwa Turki tidak demokratis dan begitu kuatnya pengaruh militer di panggung politik. Ditambah dengan berita-berita miring mengenai pembantaian massal penduduk keturunan Armenia dan eksistensi suku Kurdistan, serta gerakan separatis di Cyprus.
Ketika bicara sejarah Turki, samar-samar kita mendengar nama Mustafa Kemal Ataturk yang di Indonesia dikenal sebagai tokoh modernis yang agak menakutkan dan sering digambarkan dalam karikatur sebagai figur yang mengganti azan dari bahasa Arab ke bahasa Turki. Samar-samar pula kita melihat bagaimana Turki menjadi sekutu penting Amerika Serikat sejak bergabung ke NATO sampai peran pentingnya dalam perang Irak. Namun, bila kita hendak masuk lebih dalam dan menepis seluruh stereotipe kedua belah pihak, barangkali kita akan menemukan Turki yang menarik.
Letak negara Turki sangat strategis karena berbatasan dengan tiga benua. Negeri yang merupakan bagian dari Jalur Sutra ini dikelilingi oleh tiga benua besar, yaitu Asia, Afrika, dan Eropa. Turki terletak di antara Yunani, Bulgaria, Gerogia, Armenia, Azerbaijan, Iran, Irak, dan Suriah. Tak heran bila budaya Turki menjadi percampuran yang unik antara Timur dan Barat.
Cikal-bakal budaya Turki sudah ada sejak sebelum Masehi dan kebudayaan itu terus berkembang hingga abad XIV Masehi. Selain itu, budaya Turki juga dipengaruhi ragam religi. Mayoritas masyarakat Turki adalah pemeluk Islam, tapi banyak juga orang Kristen dan Yahudi.beribu-ribu tahun yang lalu, suku bangsa Huns , nenek moyang bangsa Turki, berkelana mencari tempat tinggal yang lebih baik. Berbekal buah-buah kering sebagai makanan dan susu dalam kantung kulit kambing untuk minuman, mereka menempuh padang gurun di bawah mentari yang bersinar terik.Setelah berhari-hari berkelana, dahaga pun menerpa. Mereka meraih kantung kulit kambing tempat persediaan susu. Namun,Tak setetes pun susu keluar. Dengan jengkel salah seorang dari mereka merobek kantung kulit tersebut. Betapa terkejutnya ketika susu yang ia bawa telah menjadi krim kental.
“Yogurtmak!” seru pria tersebut. Yogurtmak berarti mengocok. Ia menduga, guncangan yang terjadi selama perjalanan serta panasnya temperatur telah mengubah susu ini menjadi krim. Kelak kemudian hari, dunia mengakui bahwa Turki adalah bangsa yang menemukan yoghurt.Hingga saat ini, yoghurt menjadi bagian tak terpisahkan dari bangsa Turki. Setiap keluarga pasti menyediakan yoghurt sebagai salah satu sajian terpopuler untuk makanan sehari-hari. Kita mengenal yoghurt sebagai hidangan penutup bersama buah. Sebaliknya, orang Turki menyantap yoghurt dengan daging dan sayuran. Produk susu ini juga tak pernah ketinggalan untuk sarapan.
Masyarakat Turki kaya akan ragam makanan. Sebut saja kismis, zaitun, terong, bawang putih, tomat, dan daun anggur yang merupakan teman makan paling populer. Dalam bahasa Turki, daun anggur disebut dolma. Biasanya, daging dan nasi serta rempah-rempah dibungkus dengan dolma dan dimasak bersamaan. Makanan pokok mereka adalah nasi dan roti. Setelah Cina dan Perancis, dapur Ottoman sering disebut gagrak kuliner ketiga di dunia.
Salah satu kebiasaan dalam ‘prosesi’ makan mereka adalah kehadiran kopi Turki. Kopi biasanya dihidangkan usai sarapan. Tapi pada praktiknya dalam sehari mereka bisa minum bercangkir-cangkir kopi. Setiap bertamu, sudah pasti kita akan dijamu dengan kopi. Kopi hitam pekat tersebut disuguhkan dalam cangkir kecil bersama segelas mungil air putih. Sebelum minum kopi, kita dianjurkan membilas kerongkongan dengan air putih dulu. Tujuannya, agar kita dapat merasakan cita rasa kopi Turki yang sejati tanpa gangguan rasa lain yang tersisa di mulut. Mirip espresso. Bedanya, kopi Turki meninggalkan ampas di cangkir.
Ritual minum kopi belum berhenti. Tutuplah cangkir dengan piring tatakan usai minum. Goyangkan beberapa kali, lalu balik sehingga cangkir berada dalam keadaan terbalik di atas piring tatakan. Dari pola ampas kopi yang tersisa di cangkir, orang Turki biasa meramal nasib. Setelah itu, peminum kopi harus membuat suatu harapan atau permohonan. Kita bisa tahu apakah harapan itu akan terkabul atau tidak dengan melihat pola ampas kopi yang tertuang di piring tatakan.
Turki bukan hanya Islam. Negeri ini juga kaya dengan berbagai peninggalan Kekaisaran Romawi pada masa sebelum Masehi hinggap peninggalan-peninggalan Kristen yang tersebar di berbagai tempat. Memasuki kota Istanbul, kita langsung diberi sajian peninggalan tembok benteng kota yang tersisa dari masa kejayaan Bizantium di abad IV hingga XIV Masehi.
Di tengah lalu lintas kota Istanbul yang padat seperti halnya Jakarta, kita bisa menyaksikan kekhasan sekaligus kemegahan mesjid-mesjid di kota peninggalan Kesultanan Ottoman. Kubah utama yang biasanya diikuti dengan beberapa kubah lebih kecil di bawahnya menjadi ciri khas masjid-masjid di kota industri utama Turki itu yang jumlahnya mencapai 444 buah. Sepertinya, wisata mesjid menjadi satu keharusan di Istanbul, terutama mesjid-mesjid berarsitektur istimewa seperti Mesjid Suleymaniye, Mesjid Sultanahmet, Mesjid Yeni, dan Mesjid Ortakoy.
Mesjid Sultanahmet sering disebut Mesjid Biru karena interiornya yang dipenuhi ornamen keramik berwarna biru. Mesjid ini berseberangan dengan Santa Sophia—gereja peninggalan Bizantium yang diubah menjadi Mesjid Ayasofia pada zaman Kesultanan Ottoman. Di dinding dan langit-langit gereja yang sekarang dijadian museum ini terlihat jelas mozaik Bunda Maria dan Yesus Kristus berdampingan dengan aksara Arab bertuliskan Allah dan Nabi Muhammad. Banyak gereja-gereja di Istanbul dikonversi menjadi mesjid di zaman Ottoman ini. Bagi wisatawan, tentu saja rumah-rumah ibadah ‘hybride’ ini sangat menarik.
Sebagai bekas ibu kota Bizantium yang kemudian direbut dan dibangun kembali oleh Kesultanan Ottoman sekitar abad XIV, Istanbul juga kaya dengan kompleks istana. Salah satunya, Istana Topkapi. Kompleks istana ini masih terpelihara baik. Suasana oriental terasa kental di seluruh kompleks. Satu bagian tempat ibu suri sultan dan harem-haremnya dulu tinggal, menjadi obyek andalan istana ini.
Tak jauh dari Mesjid Sultanahmet, terdapat Basilic Cistern. Dulu, reservoir bawah tanah ini berfungsi sebagai sarana penyediaan air bersih bagi penduduk kota di zaman Bizantium. Sebanyak 336 pilar-pilar penyangga gereja masih utuh dan terpelihara baik.
Masyarakat Turki senang menari dan menyanyi. Hampir setiap hari mereka menyediakan waktu untuk menyanyi dan menari. Mulai dari pesta rakyat, perkawinan, khitanan, hingga kumpul-kumpul keluarga. Mereka spontan menggerakkan bahu dan tangan mengikuti irama musik. Tari perut yang dulu menjadi hiburan sultan di istana dan akrobatik yang berasal dari mars militer, kini sudah menjadi menu untuk turis.Whirling Dance. Disebut whirling dance karena para penari berputar tanpa henti di sekeliling seorang imam. Tarian ini sebenarnya adalah simbol matahari yang menyinari semesta dan para penarinya adalah planet-planet yang berputar sambil mengitari matahari. Konon, setelah berputar selama sepuluh hari para penari akan bertemu dengan Sang Pencipta.
Turki juga terkenal dengan seni keramik dan gelas tiup. Gelas silinder yang dibakar dengan api bersuhu tinggi dibentuk seorang perajin melalui hembusan nafasnya. Ketrampilan ini biasanya diajarkan turun-temurun. Tak pelak, banyak masyarakat Turki yang sudah mampu membentuk gelas sejak usia belia. Seni gelas tiup memang sudah sangat tua dan mengalami banyak perkembangan. Berawal dari Dinasti Seljuk, seni gelas tiup terus diperkaya dengan berbagai budaya yang diperoleh dari daerah yang berhasil ditaklukkan dinasti tersebut.
Untungnya, obyek-obyek wisata di Istanbul letaknya berdekatan dan cukup mudah dijangkau dengan jalan kaki atau menggunakan kendaraan umum. Istanbul sedang giat menggali jaringan kereta bawah tanah dan terowongan di bawah air. Taksi dan tram relatif murah, bis kota pun cukup efisien dan tepat waktu. Sebagai kota tujuan utama turis di Turki dan ambisi yang sangat kuat untuk bergabung dengan Uni Eropa, sedikit banyak mengubah wajah Istanbul menjadi kota yang modern dan ramah. Sayangnya, kemakmuran ini belum merata di seluruh kota.
Istanbul penuh kontras. Di tram, Anda bisa duduk berhadapan dengan perempuan belia berkerudung dan di sebelahnya remaja putri mengenakan rok mini bertindik di alisnya sibuk dengan iPod-nya. Di bangku lain, sepasang muda-mudi sedang asyik bercengkerama. Di hadapan mereka, seorang ulama terlihat kusyuk berzikir dengan tasbih di tangannya.
Di jalan-jalan utama, butik-butik bermerek perancang terkemuka ala Paris dan Milan memenuhi kota. Tak jauh dari jalan utama tersebut, kedai-kedai kopi dan teh sederhana, serta warung kebab dan lahmacun (pizza khas Turki) riuh-rendah dipenuhi penjaja roti dan asongan. Di perempatan jalan lain, mobil mewah keluaran terbaru tak sabar mengklakson gerobak penjual buah dan sayur-mayur. Pengemis dan tunawisma masih banyak terlihat mencoba mengais rezeki di sudut-sudut jalan.
Penduduk Turki terkesan punya rasa nasionalisme yang tinggi. Meski sekarang terkalahkan secara politik dan ekonomi, mereka tetap memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Mereka selalu menyebut kegemilangan masa lalu sebagai inspirasi untuk menghadapi masa kini dan masa depan. Mereka bangga dengan Kesultanan Ottoman yang pernah berhasil menguasai hampir sepertiga daratan Eropa sampai mencapai sekitar 100 mil mendekati pintu gerbang kota Wina di Austria. Patung Ataturk—tokoh panutan dan Bapak Bangsa Turki—ada di mana-mana dan bendera Turki berkibar hampir di setiap gedung.
Bila Lelah seharian berkeliling kota, ritual hamam telah menanti. Tradisi pemandian lengkap dengan pijat ini sudah ada sejak lama dan dipercaya sebagai asal-muasal sauna di Eropa. Dulu, tempat pemandian umum ini berfungsi sebagai sarana sanitasi dan sosialisasi karena tak setiap rumah mempunyai fasilitas air hangat dan air bersih. Berbeda dengan sauna di Eropa, pada umumnya pria dan wanita berada di ruang terpisah di hamam Turki. Secarik kain tipis—biasa disebut pesternal—wajib dipakai. Tak ada pemandangan ‘polos’ di hamam ini.
Turki identik pula dengan permadani. Permadani Turki merupakan pengaruh budaya Persia yang masuk Turki bagian timur, lalu berkembang dengan perpaduan budaya setempat. Hasilnya, permadani Turki menjadi sangat beragam, baik dalam jenis maupun motif. Karpet antik dengan motif tertentu sangat diminati dan selangit harganya. Tapi hati-hati, sudah banyak produk andalan Turki ini diproduksi di Cina. Tak mudah bagi mata awam untuk mengenali karpet imitasi ini.
Bagaimanapun,kita patut belajar dari Istanbul Turki dalam mengembangkan wisata kotanya,wisata budaya dan sejarah, secara garis besar langkah strategis yang dilalui oleh penggiat wisatanya,antara lain:
*Memberi dorongan kelangsungan peninggalan sejarah, kultur, alam, dan arsitektur tempo dulu.
*menampilkan identitas kota secara unik untuk dikunjungi dan dilihat.
*Pengembangan wisata kota berdasarkan keterampilan penduduk lokal dalam menginterpretasikan peninggalan sejarah yang ada.
*Membangun rasa bangga masyarakat kota akan warisan sejarah mereka dan meningkatkan interaksi dengan pengunjung.
*Membantu memelihara gaya hidup dan nilai nilai lokal.
*Menampilkan produk wisata bernilai tambah dan meningkatkan kedalaman dan level pelayanan terhadap wisatawan.
*Menampilkan suatu produk wisata dengan pendekatan kearah pengembangan secara berkelanjutan dengan memberdayakan penduduk kota sebagai basis pembangunan wisata.
*Pembangunan kepariwisataan berskala besar melibatkan sektor swasta bermitra dengan sektor publik. Sebagai gambaran, sektor publik terlibat dalam persiapan masterplan kota, mendapatkan tanah, memasarkan, membangun, mengawasi dan memelihara infrastruktur. Sedangkan sektor swasta melakukan studi kelayakan finansial, mengoperasikan obyek yang dianggap profit. Keuntungan finansial dari pariwisata menjadi investasi dan asset dari sektor publik.
Bagaimanapun kota Istanbul Turki secara menakjubkan telah mampu menghidangkan ramuan wisata kota dengan menampilkan kota dengan karakter kultur, kebanggan sejarah masa lalu, alam yang terjaga dan lestari, pertautan arsitektur perkotaan dengan gaya kuno dan modern, dengan ornamen perpaduan Eropa-Turki Mediteriana yang terpelihara baik, meskipun telah melewati perobahan kultur dari generasi kuno kegenerasi modern.
Kota Istanbul Turki telah memilih cara pengungkapan jati dirinya melalui ungkapan produk arsitektur perkotaan, kultur, sejarah, kerajinan tangan, bahasa, arkaelog yang semua dikemas dalam paket wisata yang melambungkan kepariwisataan Turki sebagai penyumbang terbesar devisa negaranya.
Selama di Turki telah tercipta puisi penyambung sepi hati.Puisi pusi itu antara lain sebagai berikut.

(1) Ketepi jalan istiqlal.

Di Istanbul,
Aku datang ketepi jalan istiqlal.
Membeli segemggam biji sukun bakar.
Kukupas kulitnya helai demi helai.
Seperti menghitung tasbih,
Sementara hujan salju bergulir.
bersama bulir airmataku.
Mengenangmu,
Dan aku mengenangmu,oh istriku.
Ditengah malam turki yang beku.
Kurasakan kelembutan biji sukun,
Seperti kelembutan qalbumu,
Yang pernah kudamba.
Kristal cinta yang mengental jadi cermin.
Arahan ketika melangkah,
Merengkuh dua hati dalam detak nadi,
Dicelah gerai rambut yang bermain ditelingamu,
Pernah kubisikkan pesona.
Aku milikmu,
Dunia akhirat.
Kuingin memelukmu lagi seperti kemarin,
Seperti ketika aku merasa,
Kau milikku,dan aku adalah akumu.
llahi rabbi
Kukunyah biji sukun,betapa getirnya.
Tapi Engkau tahu,
Hatiku lebih getir.
Disepanjang perjalanan malam aku gelisah.
Mencoba membunuh mimpi dan khayal dengan sia sia.
Siapakah yang tahu deritaku ini?
Pun jika langit runtuh,
Siapa percaya kepedihan ini?

(2) Ditengah Badai Salju.

Di Bursa .
Dalam geliat petang.
Sebongkah bola salju.
Seperti mutiara jatuh.
Pecah berhamburan.
Seperti cintaku.
Badai salju yang dingin.
Daun pintu gemeretak bergetar.
Patah dalam dingin.
Seperti hatiku.
Burung burung camar salju.
Hidup tanpa sarang.
Mati tanpa kuburan.
Seperti cintamu.

(3) Turkey.

Ketika bayi
Matamu bening
Segemerlap rona selat bosphorus
Ketika belia
Dadamu seladang salju.
Tempat camar salju menukikkan berahi
Ketika dewasa
Wujudmu kedalaman laut hitam.
Dimana laut pecahkan gelombang.
Ketika renta nanti
Wajahmu malam tanpa gemintang
Di mana angin melabuhkan senyap

(4) Konstantinopel

Pun masih nampak tegar
Tapi musim telah banyak merubahnya
Dalam bungkus modernitas
Dalam diamnya batu batu batin
Yang melanjutkan usia
Menghirup sisa nafas
Dari seuntai nafas yang menggantung
Pada roh roh purba.
Pun riak gelombang badai musim
Tak mampu menghapus jejak peradaban
Entah sampai tidak jejak kita
Mencari biang sejarah
Di IstanaTopkapi palace.

(5) Penari Perut.

Hai belly dancer,
Ombak kecil.
Yang beriak runtun diperutmu.
Segetar gulungan gelombang dilengan,
Segemuruh hati yang gairah.
Kaki getar gemerincing.
Didalam tapaknya sendiri.
Bergetar cemari jari.
Menggapai penghujung pantai.
Aku mabuk laut.
Terombang ambing diatas kemudi.
Bagaimana mungkin seimbangkan diri.
Laut begitu bergelombang.

(6) Pemimpi.

Di kawasan bursa,
Aku bergelantungan,
Diantara penumpang kereta gantung.
Menyusur bentang pebukitan salju.
Dan engkau disana,gadisku.
Gadis dalam mimpi Alexandria.
Ketika untuknya.
Sang penakluk menyerbu constantipel.
Dipekat malam yang beku.
Dan akupun sertamerta.
Berburu melawan kodrat.
Untuk mencumbumu,
Sekalipun dalam illusi.

(dari berbagai sumber)

MELAKA MALAYSIA KOTA BANDAR NAN MENAWAN. Tulisan : Dr.Ir.Drs.H.Syahriar Tato.SH.SAB,SSn.MS.MH.MM.

Posted May 21, 2015 by SYAHRIAR TATO
Categories: TULISAN POPULAIR

MELAKA MALAYSIA KOTA BANDAR NAN MENAWAN.
Tulisan : Dr.Ir.Drs.H.Syahriar Tato.SH.SAB,SSn.MS.MH.MM.

Sebagai kota Bandar tua yang bersejarah,Melaka punya daya tarik khusus untuk mengunjunginya.Selain warga Malaysia dari berbagai penjuru, wisatawan terbesar ke Melaka adalah dari negeri Singa ,Singapura. Perjalanan bermobil dapat ditempuh dalam rata-rata tiga jam dari Singapura ke Melaka. Banyak juga bus umum yang melayani penumpang trayek Singapura-Melaka pulang pergi. Sedang dari ibukota Malaysia Kuala Lumpur, Melaka dapat ditempuh dengan mobil dalam waktu satu setengah jam.
Bandara Internasional Melaka di Batu Berendam kini semakin ramai menjadi pintu masuk wisatawan. Penerbangan Riau Air dan Wings Air dari Indonesia sudah mempunyai penerbangan terjadwal ke Melaka, khususnya karena peningkatan wisata medis dari Indonesia ke Melaka. Dari Bengkalis, Dumai, dan Pekanbaru juga ada ferry setiap hari menuju Bandar Melaka.
Dari catatan sejarah, Melaka dibangun oleh Parameswara pada akhir abad ke-14. Bandar Melaka ini menarik para pedagang dari India dan Arab, sehingga sertamerta makin berkembang sebagai pusat perdagangan. Asal nama Melaka pun punya dua versi. Versi pertama adalah pohon buah melaka yang banyak dijumpai di tepian sungai di Melaka. Versi kedua adalah dari kata “malakat” yang berarti pasar dalam bahasa Arabnya. Sejarahpun mencatat, Laksamana Cheng Ho pun pernah berlabuh di Melaka. Hingga kini masih ada klenteng yang dipersembahkan kepada Cheng Ho. Seiring dengan itu, Pedagang dari Cina pun semakin meramaikan Melaka di abad ke-15. Sejak itu kedudukan Melaka didunia Internasional makin meningkat.
Pada awal abad ke-16, Bangsa Portugis pun datang ke Melaka, yang niat Semula untuk berniaga. Namun cara-cara mereka berniaga tidak cocok dengan para pedagang India dan Arab. Pertikaian pun terjadi. Portugis kembali dengan balatentara lebih besar, dan menduduki Melaka pada 1511. Pendudukan Portugis ini mengawali era Eropa bagi Melaka. Portugis membangun benteng pertahanan, gedung-gedung pemerintahan, dan gereja-gereja, yang jejaknya banyak ditemui di kota Melaka saat ini.
Melaka semakin kehilangan pamornya pada awal abad ke-17 setelah Sultan Johor melakukan pakta dengan VOC Belanda. Pada tahun 1641, Belanda menyerang Melaka dan mengusir Portugis dari sana. Belanda bercokol selama 150 tahun, dan meninggalkan Melaka setelah gempuran pasukan bersama Inggris dan Prancis.
Sejarah berliku Melaka itu meninggalkan berbagai pusaka yang menjadi tujuan wisata sejarah yang sangat penting bagi Melaka. Menurut statistik, setiap tahun Melaka dikunjungi 7 juta wisatawan, dari dalam maupun luar negeri.
Pusat atraksi wisata di Melaka adalah kawasan bersejarah di pusat kota yang populer dengan sebutan Red Square. Di sekeliling alun-alun kecil ini berdiri berbagai bangunan peninggalan sejarah yang dindingnya berwarna merah, antara lain: gereja kathedral, stadthuys (balaikota), kantor pos, dan lain-lain. Di tengah alun-alun itu berdiri sebuah tugu peringatan untuk menghormati Ratu Inggris yang dilengkapi dengan air mancur. Becak-becak hias menyemarakkan kawasan Lapangan Merah yang penuh pengunjung. Dengan becak ini sebagian wisatawan berkeliling Melaka. Becaknya dihias sangat meriah dengan bunga-bunga plastik dan elemen hias lainnya. Lengkap dengan musik dan pengeras suara yang cukup memekakkan telinga.
Kawasan bagi pejalan kaki yang paling populer adalah Jonker Walk – mencakup Jonker Street dan Heeren Street , yang terletak hanya di seberang Sungai Melaka dari Lapangan Merah. Di ujung Jonker Walk ini sekarang ada San Shu Gong, toko berbagai oleh-oleh, bumbu, dan lain-lain. Es cendol durian-nya juga sangat diminati. Oleh pengunjung. Sebelum kehadiran San Shu Gong, toko serupa yang populer adalah Tan Kim Hock di Jalan Bendahara. Kebanyakan wisatawan membeli bumbu ayam pongteh, bakkutteh, dan sebagainya untuk dibawa pulang sebagai oleh oleh.Di sepanjang Jonker Walk, banyak cafe, rumah makan, serta toko-toko souvenir yang menarik. Pada hari-hari libur da akhir pekan, kawasan ini tumpah-ruah pengunjung hingga tengah malam. Beberapa cafe juga menyediakan live band untuk menarik pengunjung.
Di belakang Lapangan Merah ada sebuah bukit, dan di puncaknya ada bekas gereja Portugis yang dihancurkan Belanda dan diubah menjadi benteng pertahanan. Untuk mencapai tempat itu, kita masuk dari sebuah gerbang benteng yang dikenal dengan sebutan A Famosa. Pada awalnya ini adalah benteng Portugis juga, yang kemudian diubah menjadi benteng Belanda. Lambang VOC masih tampak terukir di batu gerbang A Famosa ini.
Obyek wisata lainnya adalah gereja-gereja tua, baik peninggalan Portugis (Katholik) maupun Belanda (Protestan). Gereja Santo Petrus yang sudah berusia 300 tahun, misalnya, menjadi pusat Perayaan Paskah yang penting di kawasan ini. Di Melaka juga masih banyak kelompok Kristang , keturunan Portugis-India beragama Katholik. Kaum mestizo ini berkulit gelap, dengan nama-nama Portugis, seperti; Rodriguez, Fernandez, dan lain-lain.
Melaka kini tidak lagi sekadar kawasan bersejarah. Kota ini telah memiliki jalur monorel sepanjang 1,6 kilometer untuk kemudahan para wisatawan. Kereta ini menghubungkan berbagai tujuan dan obyek wisata di Melaka.
Atraksi modern bagi wisatawan berpusat di Padang Pahlawan. Di sini ada mahkota Parade Shopping Centre yang sangat ramai. The Body Shop, World of Cartoons, Nokia, MPH Bookstores, Royal Selangor, Sony Center, dan gerai waralaba internasional lainnya dapat dijumpai di sini. Begitu juga waralaba kuliner seperti: Starbucks, KFC,McDonald’s, Pizza Hut, dan lain-lain.
Di dekat Padang Pahlawan juga ada ferris wheel (jentera putar). Yang besar disebut Eye on Malaysia, sedangkan yang lebih kecil disebut Eye on Melaka. Di dekatnya ada sebuah atraksi pariwisata yang lain, The Pirates of Malacca. Ada pula Malay and Islamic World Tour di Jalan Kota. Bila membawa anak-anak, sedikit di luar kota ada Melaka Zoo (kebun binatang) yang berlokasi di Ayer Keroh.Di Ayer Keroh juga ada Taman Mini Malaysia dan Taman Mini ASEAN, serta kawasan hutan lindung. Agak jauh lagi, di Pantai Padang Kemunting, sekitar 28 km dari pusat kota Melaka, ada tempat penangkaran bagi penyu yang juga sangat menarik untuk dikunjungi anak-anak.
Sungai Melaka yang berliku pun sejak beberapa tahun silam telah ditata. Sisi-sisinya diturap. Di sepanjang sisi sungai dibangun boardwalk, jalan dari papan kayu, agar orang dapat berjalan-jalan atau jogging menikmati pemandangan sungai. Dapat juga ikut river cruise , naik perahu dan menyusuri sungai selama 45 menit. Ada juga Melaka Duck Tour, yaitu kendaraan semi-amfibi yang dapat berjalan di sungai maupun di jalan raya.
Di salah satu “semenanjung” tepian sungai ini ada kawasan perkampungan sekitar 100 rumah yang dilestarikan sebagai living museum. Warga Kampung Morten ini diwajibkan melestarikan rumah mereka dan mendapat tunjangan sepantasnya agar selama berabad-abad kemudian orang masih dapat melihat cara hidup asli masyarakat Melayu di Melaka.
Wisata kuliner di Melaka juga sangat memuaskan. Kalau nasi ayam Hainan sangat populer di Singapura, di Melaka ada versi yang lebih unik. Sebetulnya, ini adalah masakan yang sama, tetapi dengan cara penyajian yang berbeda. Nasi ayam Hainan adalah paket nasi gurih dan potongan ayam kukus. Di Melaka, disebut nasi ayam bebola (chicken rice-ball). Ayam kukusnya sama ,cuma kadang-kadang juga tersedia versi panggang.Tetapi, nasi gurihnya dihaluskan dan kemudian dibentuk menjadi bola. Di ujung Jonker Walk ada sebuah kopitiam (warung kopi) bernama Chop Chung Wah yang sejak buka pada pukul 8.30 pagi selalu ramai diantre orang. Nasi ayam Chop Chung Wah biasanya sudah habis pada sekitar pukul 13 siang. Ini adalah kedai pertama yang menghidangkan sajian khas ini. Jika kita malas antre, ada pilihan lain yaitu Famosa Chicken Rice-Ball (Jalan Hang Jebat dan Jalan Hang Kasturi). Makanan murah-meriah yang juga populer di Melaka adalah sate celup. Sekarang yang terkenal adalah Capitol di Lorong Bukit Cina. Pilihan satenya, isinya adalah ayam, cumi, bakso, cabe isi bakso, tahu, tahu bakso, babat, dan banyak lagi ragam lainnya. Sate dicelupkan ke kuah kacang beramai-ramai. “Pemandangan” inilah yang agaknya dianggap kurang menyenangkan bagi sebagian orang. Tetapi, orang Malaysia sangat menyukai sajian sate celup ini.
Melaka juga memiliki sangat banyak kopitiam dengan sajian sederhana, seperti roti bakar dilapis selai kaya, telur setengah matang, dan nasi lemak. Biasanya, nasi lemak yang dijual berukuran sangat kecil , seperti umumnya nasi kucing di Jawa dengan lauk minimalis.
Disisi lain, Bandar Melaka dikenal sebagai pusat budaya Peranakan yang juga dikenal dengan istilah Babah-Nyonya, yaitu keturunan Tionghoa yang menikah dengan perempuan setempat dan beranak-pinak. Keturunan mereka dibesarkan dalam persilangan budaya yang unik.Pada awalnya, pendatang dari Negeri Cina ke Semenanjung Malaysia ini adalah kaum pekerja tambang, kuli pelabuhan, dan para tauke alias pedagang. Mereka menikah dengan perempuan perempuan keturunan Jawa, Melayu, bahkan Aceh. Salah satu kekhasan dari budaya yang unik dari hasil persilangan ini adalah budaya kuliner baru yang disebut sebagai kuliner Peranakan.
Melaka adalah tujuan wisata kuliner yang penting untuk mencicipi masakan Peranakan , yaitu masakan Melayu dengan pendekatan kuliner Tionghoa. Restoran Peranakan di Jalan Tun Tan Cheng Lock. Tempatnya lebih besar dan merupakan rumah tua yang dirawat baik, citarasa masakannya pun prima.Restoran Peranakan ini menyajikan: ayam keluak, ayam pongteh, udang lemak nenas, tahu peranakan, sambal bendih. Ayam keluak adalah opor dengan bumbu pekat, dimasak dengan keluak . Ayam pongteh mirip semur kental dengan aroma ngohiong. Udang lemak nenas mirip lempah bersantan, dimasak dengan nenas. Tahu peranakan adalah nama lain untuk tahu telur gaya Peranakan Jawa. Dan sambal bendih adalah okra (lady’s fingers) kukus dengan sambal blacan.
Di Melaka ada beberapa rumah lama maupun Museum Babah Nyonya Peranakan. Bahkan, di Jonker Walk, ada beberapa ruko lama yang diubah menjadi hotel butik. Bila ingin mewah, ada juga sebuah puri (mansion) milik orang Tionghoa kaya yang dipugar menjadi The Majestic Malacca Hotel.Di Jalan Tokong juga ada klenteng Cheng Hoon Teng yang didedikasikan kepada Kapitan Cina Li Wei King. Rumah-rumah mewah dari orang-orang Tionghoa kaya masa lalu juga masih dapat terlihat di sekitar Jonker dan Heeren Street. Di sekitar Jonker Walk banyak dijumpai pedagang barang antik dengan kualitas yang cukup baik. Berbagai perabotan, hiasan, dan pernak-pernik,khususnya dari budaya Peranakan .
Sungai Melaka, atau yang dikenal pula dengan nama Melaka River, merupakan salah satu obyek wisata yang cukup terkenal.Suasana meriahnya Melaka River di malam hari merupakan andalan utama wisata kota Melaka. Di abad ke 16, Melaka River adalah salah satu pusat perdagangan yang cukup ramai. Pedagang dari belahan dunia Barat dan Timur bercampur baur jadi sat.Saat sekarang, Melaka River sudah bukan lagi pusat perdagangan.Melainkan sudah beralih fungsi menjadi destinasi yang hampir selalu dipenuhi baik wisatawan lokal maupun asing.Keindahan bangunan-bangunan tua khas Melaka yang menghiasi hampir setiap jengkal tepian sungainya.Gereja-gereja tua, masjid, gudang kuno, kuil, serta tidak ketinggalan jembatan di atas Melaka River yang juga sangat memukau.
Tampak sekilas, air sungai Melaka tidaklah jernih-jernih amat.Agak kekuningan.Pada masa dulu, sungai yang bermuara di Bandar Hilir dan membuka ke Selat Melaka ini sangat kotor.Meski begitu, sungai ini mempunyai peran penting selama zaman kejayaan Kesultanan Melayu dan semasa pendudukan Portugis, Belanda, Inggris dan Jepang.Tetapi pemerintahan Melaka tidak mau terbebani dengan kekotorannya. Pada tahun 2001, sungai ini dibersihkan dan disulap sebagai objek wisata sungai dengan perwajahan baru yang dikenal dengan Melaka River Cruise.Pengunjung atau wisatawan dapat menikmati pesona pemandangan di kiri kanan sungai dari dalam boat. Lebih kurang 20 boat bersandar di dermaga Sungai Melaka tak jauh dari Lapangan belanda atau Spice garden di Hang jebat Bridge siap mengantarkan pelancong menyusuri sungai sepanjang lebih kurang 9 kilometer mulai dari jam 9.00 pagi hingga jam 12.00 malam. Perahu-perahu (boat) yang nyaman mempunyai kapasitas mencapai 40 orang mengawali perjalanan dari dermaga.Sebenarnya perubahan kawasan tepian yang terjadi di Melaka River, belum lama ini terjadi. Sekitar 20 tahun yang lalu,Melaka River tidak lebih dari sungai yang ditempati banyak perahu-perahu kecil yang digunakan untuk memancing.Dengan air sungai yang sangat kotor. Namun planolog menyentuh Melaka River dan menjadikannya sebuah lokasi yang kerap disebut sebagai Venesianya Malaysia. Bukan cuma bangunan-bangunan kunonya yang menarik, tapi juga dibangun beberapa air mancur, petilasan yang nyaman, kincir angin raksasa, serta tentunya taman yang menghiasi tepian sungainya.Untuk air sungainya pun sudah jauh berubah.Bila dulu warnanya coklat dan terlihat kotor karena lumpur dan sampah, sekarang sudah mulai terlihat bersih. Tentunya Anda tidak bisa mengharapkan air sungai yang jernih bagaikan lautTetap air sungai, namun jauh dari sampah dan semua hal yang mengganggu pemandangan mata, dengan warna yang hijau cerah.Terutama saat malam hari, semuanya menjadi jauh lebih sempurna.Pantulan merah, hijau, biru, dan kuning yang dihasilkan dari lampu-lampu bangunan serta beberapa lampu yang sengaja dipasang untuk dekorasi memainkan sebuah simfoni yang sungguh menawan.
Untuk menikmati cantiknya Melaka River, kita bisa menggunakan Melaka Cruise.Melaka Cruise hampir selalu penuh ditumpangi oleh wisatawan. Ada dua tipe cruise yang ada untuk menikmati indahnya Melaka. Satu adalah cruise yang memiliki pemandu didalamnya, sedangkan yang lain menggunakan pemandu berupa rekaman kaset.
Sebanyak 26 kapal yang terbuat dari fiber disiapkan untuk menampung membludaknya pengunjung.Kapal-kapal ini dinamai dengan nama tokoh-tokoh kondang dari Melaka seperti Hang Tuan, Hang Jebat, dan Tun Perak.Untuk mengentalkan suasana historik khas Melaka,kita akan dihibur dengan lagu-lagu tradisional setempat. Satu lagu yang paling sering didendangkan adalah Dendang Sayang.
Perjalanan yang akan di tempuh sejauh 9 km atau kurang lebih sepanjang 45 menit.Kapal berangkat dari Quayside Heritage Centre menuju Taman Rempah, Pangkalan Rama. Rute yang sama juga berlaku sebaliknya. Sebenarnya, kapal ini tersedia dari pagi mulai dari pukul 09.30 hingga 00.00. Perjalanan siang lebih pas bila kita ingin mengabadikan setiap detil bangunan yang akan di lewati.
Bukan sekedar bangunan tua, tapi juga aneka grafiti yang menghiasi dinding bangunan yang akan dilewati oleh kapal kapal.
Terdapat juga Kawasan Kampung Morten yang merupakan kampung tradisional orang Melayu. Kampung ini berlokasi di pinggir sungai Melaka, dibangun tahun 1920an oleh J.F Morten untuk lokalisasi penduduk asli Melayu, dan sekarang kampung ini menjadi salah satu objek wisata yang wajib dikunjungi jika ke Melaka.Terdapat trotoar “River Walk” untuk menyusuri sungai Melaka sambil menikmati keindahan rumah kampung. Kemudian ada Jembatan kampung Morten, yang arsiteknya sangat indah bila dilihat dari boat.Kampung Morten, merupakan salah satu kampong melayu yang dianggap berhasil melestarikan budayanya selama berabad-abad.Disini terdapat banyak bangunan khas ber arsitektur Melayu tradisional. Menurut narasi dari rekaman yang dibacakan sepanjang perjalanan, rumah-rumah dengan bahan kayu disini dibangun tanpa menggunakan pasak atau paku. Sebuah pemandangan kampong yang agaknya sangat kontras dengan bangunan kota modern yang banyak terdapat di Malaysia.Setelah kampong Morten, di bagian kanan sungai terdapat penghijauan hutan bakau yang disiapkan untuk mengantisipasi pengikisan sungai. Selain hutan bakau,kita menyaksikan The Pirate park (taman Tambak), Jembatan station Bus lama, Jembatan Hang Tuah, jembatan kampong jawa, Jembatan Chan Koun Chen, Jembatan Pasar, Jembatan Tan Kim Seng dan Kincir Air Melaka.Di bagian kiri sungai dibawah jembatan Tan Kim Seng juga terdapat cafe harpers dimana tampak sejumlah turis tengah menikmati makanan dan minuman sambil memandang sungai.Lebih jauh menyusuri sungai juga ditemui sejumlah ruko lama. Kebanyakan ruko lama ini memiliki gudang di bagian belakangnya untuk menyimpan barang yang akan dimuat atau diturunkan dari kapal ketika Melaka masih mempergunakan pelabuhan untuk pusat perdagangannya tempo dulu.
Dekat sungai Melaka ada Kawasan F’amosa fort, yang merupakan reruntuhan benteng Portugis. Di belakang benteng ini, ada tangga ke atas untuk menuju reruntuhan St.Paul’s Church dan patung St.Francis Xavier. Di bukit ini juga ada St. John’s fort, merupakan benteng jaman Belanda yang sudah dipugar. Turun dari bukit, objek wisata lainnya menuju area parkir antara lain St. Peter’s Church, Museum Kesultanan Melaka, dan beberapa museum lainnya. Bila ingin mengunjungi museum, sebaiknya masukan di itinerary sebelum jam 5 sore, karena jam operasional museum biasanya dari pukul 8 AM hingga 5 PM. Salah satu museum yang sangat menarik adalah Maritime Museum yang berbentuk kapal besar.Maritime Musium adalah replika sebuah kapal Portugis yang dijadikan sebagai mesium dan mencantumkan kata “Acheh” dalam penggalan kisah-kisah yang dipajang di dinding kapal.Replica kapal besar bernama Flor de La Mar ini adalah kapal Portugis. Dikapal ini Alfonso de Albuquerque berhasil ditangkap oleh bangsa Melaka. Sungai Malaka kini menjadi salah satu lokasi wisata. Sungai yang sebelumnya kumuh dan berisi sampah yang mengapung, disulap menjadi lokasi wisata yang disebut “Melaka River Cruise”.
Di jalanan ada ratusan turis berseliweran. Ada yang berwajah bule, china dan Melayu. Mereka datang dengan gaya khas masing-masing. Bule asing kebanyakan mengenakan celana pendek dengan tas dipunggung khas backpacker, China mengenakan celana pendek di atas lutut, dan yang Melayu kebanyakan mengenakan jilbab dan baju kurung. Meski dikenal pernah menjadi salah satu kerajaan Islam tertua di Semenanjung Melayu, Tak ada polisi syariah yang memburu para bule untuk memaksa mereka memakai kerudung, ataupun melakapkan sebutan “kaphee” pada para pelancong yang punya keyakinan berbeda.
Diujung jalan, di samping sebuah surau sejumlah polisi wisata berdiri dengan wajah ramah dan memamer senyum kepada wisatawan yang melintas di depan mereka.Uniknya, polisi-polisi wisata itu memakai memakai sepada dan kuda sebagai tunggangannya. Mereka siap membantu turis asing pejalan kaki untuk sekedar menunjuk arah jalan atau memandu peta bagi sang turis.
Di seberang sungai,ada Jalan Hang Jebat atau sering disebut Jonker Street. Inilah jalannya para turis.Di sepanjang jalan berdiri toko-toko yang menjajakan minuman seperti bir atau wine untuk memanjakan para turis asing. Suasana persis jalan Malioboro di Yogyakarta, atau jalan Jaksa di Jakarta.
Sejak Melaka ditetapkan oleh badan PBB UNESCO sebagai salah satu World Heritage, warga setempat menyebutnya Tapak Warisan Dunia–pada 2008 lalu, Melaka menjadi salah satu daerah tujuan wisata dunia.Bukan karena keindahan alamnya, tapi karena sejarah yang terawat.
Dalam catatan sejarah yang digantung di dinding-dinding sejumlah museum di Malaka, disebutkan negeri ini didirikan oleh Raja Parameswara, pangeran dari Kerajaan Sriwijaya sekitar tahun 1400. Parameswara kemudian menjadi pemeluk Islam dan mengganti namanya menjadi Sultan Iskandar Syah. Malaka kemudian mencatatkan dirinya sebagai kerajaan Islam kedua setelah Samudra Pasai.Muhammad Iskandar Syah, putra Parameswara naik tahta setelah ayahnya. Di tangannya, Malaka kian ramai sebagai jalur perdagangan dan pelayaran. Ia berhasil menguasai jalur perdagangan di kawasan Selat Malaka dengan taktik perkawinan politik. Muhammad Iskandar Syah menikahi putri raja Kerajaan Samudra Pasai di Aceh dengan tujuan menundukkan Kerajaan Samudra Pasai secara politis. Setelah mendapatkan kekuasaan politik Kerajaan Samudra Pasai, ia baru menguasai wilayah perdagangan di sekitarnya. Perkawinan itu sekaligus memulai hubungan Aceh-Malaka.
Era Kerajaan Melaka kemudian berganti dengan masuknya Portugis pada 1511, dan berkuasa hingga 1641. Pada masa inilah, Kerajaan Aceh bolak-bolak menyerang Portugis. Usai era Portugis, Belanda menguasai Malaka lebih 100 tahun, dari tahun 1641 hingga 1795. Orang Malaysia mencatat: ini periode kejatuhan Malaka. Penyebabnya, seperti ditulis di dinding dinding museum kapal Portugis.Sejarah juga mencatat Penaklukan Belanda ke atas melaka yang bertujuan memastikan monopoli mereka atas perdagangan di Kepulauan Melayu bebas dari gangguan kuasa lain terutamanya Portugis. Belanda berhasrat menjadikan Pelabuhan Betawi sebagai pusat koloni Belanda di Timur dan Pusat Perdagangan Rempah di Asia Tenggara dan sekaligus meminggirkan peranan Melaka. Belanda telah mengenakan cukai yang tinggi ke atas kapal yang singgah di Pelabuhan Melaka dan mengarahkan mereka menggunakan Selat Sunda ke Pelabuhan di Betawi. Dasar Belanda ini telah menyebabkan perdagang Arab, China, Gujarat dan India berdagang ke pelabuhan lain misalnya Acheh, Pattani dan Johor.
Musium yang takkala menariknya adalah Museum Cheng Ho. Cheng Ho adalah laksamana asal China pernah yang pernah melakukan ekspedisi Asia-Afrika pada kurun waktu tahun 1405-1433 dengan melintasi 33 negara pada jaman Dinasti Ming.Dalam relief yang dipajang di dinding museum, Cheng Ho disebut pernah singgah di Kerajaan Pasai setelah ia melintasi Malaka. Bukti kedatangan Cheng Ho ke Aceh disebut-sebut Lonceng Cakra Donya yang kini tinggal replikanya saja di Museum Aceh.
Ziarah ke makam Hang Jebat, adalah makam salah satu Laksamana Melaka tempo dulu, dimakam ini dipasang batu nisan yang disebut Batu Nisan Acheh. Batu nisan ini serupa dengan yang digunakan Sultan, kerabat Diraja, dan pembesar Melayu yang dibawa dari Aceh. Berbentuk lonjong dan memanjang ke atas, batu nisan yang disebut nisan Aceh itu kini hanya bisa dijumpai di makam-makam kuno di Aceh.
Hang Jebat adalah sahabat paling dekat Hang Tuah, Laksamana Malaka yang terkenal itu. Pada sebuah prasasti di makam itu disebutkan, Hang Jebat tewas di tangan Hang Tuang karena ia membela Hang Tuah. Ceritanya, Raja memerintahkan agar Hang Tuah dibunuh setelah difitnah. Hang Jebat yang tak dapat menerima sahabatnya difitnah, ia membela Hang Tuah.Tapi, bagi Hang Tuah, sikap Hang Jebat yang membelanya adalah tindakan durhaka kepada Raja. Hang Jebat tewas ditikam Hang Tuah, sahabat yang dibelanya.
Legenda yang lain adalah perigi Hang Tuah di kampung Duyung, kampung kelahiran Hang Tuah, tak jauh dari Masjid Lama Duyung, sekitar 4 km dari kota Melaka.Tak ada yang istimewa di sekitar kampong ini. Tetapi banyak pengunjung dari luar Melaka yang bertujuan datang melihat perigi Hang Tuah. Bagi kita di Indonesia, yang disebut perigi itu hanyalah berupa sebuah sumur tua terbuat dari batu. Hanya karena dikaitkan dengan nama besar tokoh hero Melayu bernama Hang Tuah, perigi itu menjadi kesohor. Menurut situs resmi Melaka, perigi itu dibuat sendiri oleh Hang Tuah untuk memenuhi kebutuhannya dan lingkungannya terhadap air pada saat ia beranjak remaja.Awalnya, perigi itu hanya berukuran kecil saja, namun lama kelamaan luas permukaannya menjadi besar dan semakin dalam. Sebagian masyarakat setempat mempunyai kepercayaan bahwa perigi itu mengandung mistik. Mereka percaya seolah-olah dengan ukurannya yang semakin besar dengan sendirinya adalah karena keramatnya Hang Tuah. Memang menurut warga di sana, air di dalam perigi itu tak pernah kering, bahkan di musim kemarau sekalipun.Tapi bisa saja karena sumber mata airnya yang besar.Akibatnya air perigi tidak pernah kering dan selalu tampak jernih.Karena itu pula ada yang mempercayai, air dari perigi ini dapat menyembuhkan penyakit dan membuat kulit wajah menjadi halus serta awet muda.Secara ilmiah memang belum ada yang melakukan penelitian tentang hal ini. Mistik lain dari perigi Hang Tuah, ada yang mengatakan perigi ini menjadi tempat tinggal roh Hang Tuah setelah meninggal dunia.Roh itu berbentuk seekor buaya putih.Roh berupa buaya ini tidak bisa dilihat oleh sembarangan orang.Cuma orang-orang yang suci dan berhati bersihlah yang memperoleh kesempatan menyaksikan jelmaan roh Hang Tuah ini.
Malaka, yang menjadi kota warisan dunia yang harus dilindungi, akan menjadi kota bebas dari asap rokok.Ini adalah kota pertama di Malaysia yang ditetapkan sebagai kota yang tidak boleh merokok.
Demikian dikatakan Menteri Kesehatan Malaysia, Liow Tiong Lai.
Menurut Liow Tiong Lai, gerakan ini adalah bagian dari upaya untuk membebaskan negara itu dari asap rokok. Kebijakan itu juga untuk melindungi kota tersebut. Gagasan ini bermaksud untuk menciptakan udara yang segar dan lingkungan yang bersih bagi para turis dan warga Malaysia yang ingin menikmati kota sejarah tersebut.
Wilayah yang dilarang merokok itu melingkupi area seluas 4,2 kilometer persegi termasuk empat daerah lain di bagian selatan negara bagian Melaka.Mereka yang melanggar akan didenda minimal 300 ringgit atau 100 dolar Amerika Serikat atau maksimal 5.000 ringgit.

NOVEL MENANTI MUSIM BERGANTI KARYA SYAHRIAR TATO

Posted May 20, 2015 by SYAHRIAR TATO
Categories: TULISAN POPULAIR

NOVEL MENANTI MUSIM BERGANTI
KARYA SYAHRIAR TATO

1.Penggantang Asa

Pada sebuah perkampungan kumuh di pinggiran kota Makassar di suatu malam hari. Udara dingin mulai terasa di kulit. Suasana telah sunyi, jalan-jalan dan gang sudah sepi.
Para penduduk desa sebagian sudah lebih memilih tidur karena lelah bekerja sehari penuh. Kini sudah berbaring di rumah mereka masing-masing yang rata-rata berdinding gamacca atau bambu.
“Lebih baik istirahat dari pada melek a’bagadang. Esok subuh mereka sudah harus bekerja kembali,” kata sebagian diantaranya.
Sebagian yang lain lagi, ada juga yang lebih memilih mendengar siaran radio atau nonton televisi di rumah Kepala Kelurahan. Seharian mereka sudah habis-habisan bekerja, malam adalah saat istirahat yang tepat.
Ada yang bekerja sebagai pagoyang-penarik becak, buruh bangunan, payabo-pemulung barang bekas berupa plastik, kaleng atau karton dan lainnya. Begitulah bagi kalangan mereka, hidup adalah mengais rupiah demi rupiah untuk hari ini. Esok lain lagi. Esok adalah masalah harapan.
Harapan itulah yang sering digapai dengan bermacam cara. Ada yang dengan minum Ballo-tuak dari sari buah tala’ atau dari bahan ase- sari ketan. Ada yang memasang kupon putih sejenis judi undian totalisator-alias lotto. Ada pula yang berjudi main kartu.
Nah, bagi sekelompok anak muda pengangguran, lebih asyik bermain judi khas Makassar accampalle. Jika sudah berjudi, suasana dingin itu bagai tidak terasa.
Suara merekalah yang cukup gaduh terdengar dari sebuah pos ronda. Jelas sekali diantara selang-seling makian ada juga ungkapan-ungkapan khas para penjudi. Untuk menghangatkan suasana.
“Ukiriki…”
“Ballang…”
“Innake… Ukiri…”
“Inakke Ballang Bela.J”
Tiba-tiba hening sesat. Lalu terjadi saling debat yang sengit. Salah seorang diantara mereka telah melakukan kecurangan. Yang lain tak mau menerima.
Gafar yang bertubuh kekar ala petinju kelas nyamuk, tiba-tiba muncul dari salah satu arah sambil berteriak.
“Pammaru-hentikan! Siapa duluan main curang! Ayo mengaku sebelum…”
la tidak melanjutkan kata-katanya. Hanya mengacungkan tinjunya, sebagai ancaman pada anak-anak muda itu
Seorang diantara penjudi yang bertubuh kecil bernama I Bora menjawab dengan terbata-bata
” Siapa lagi, kalau bukan I Coa’!”
“Apa?…. jangan ko macam-macam Bora’!” sanggah I Coa yang juling.
“Pastinya I Majja’, huhh!!..pura-pura lagi diam” kata I Kadere’ tak kalah sengit.
“Apa?..beraninya kau menuduh aku?… Mau apa kalian…mau coba-coba mancakkul?” I Majja’ langsung membuat gerakan khas silat Baruga, dengan kuda-kuda yang cukup kokoh.
Tiba-tiba daun telinganya dijewer dari belakang oleh isterinya, I Fatima. I Majja’ mengira yang menjewer adalah salah seorang diantara teman judinya, membuat dia naik pitam dan melakukan gerak mengegos. Cukup tangkas gerakannya.
“Kurang ajar! Lepaskan sebelum kubanting kau dengan gerakkan silatku ini, satu, dua, dua setengah…”
“Tiga!” I Fatima dengan cepat memotong.
“Ha!?” I Majja’ sontak karena ia sangat mengenali pemilik suara itu.
“Apa? kamu mau banting aku ya? Ayo!” kata I Fatima garang.
” Aduh, Ampun, ampun Tima’… aduh, sakit. Lepasmi!” keluhnya bagai anak kecil.
Serentak teman-teman seperjudiannya tertawa geli, tapi tiba-tiba diam karena langsung dibentak oleh Fatima.
“Apa tertawa, kalian juga mau? Kalianlah yang membuat suamiku sudah seminggu tidak pulang ke rumah! Tahu-tahunya di sini, A’botoro’ campalle-main judi.”
Lalu Fatima kembali melabrak suaminya
“Enak saja kau di sini…. Anak-anak tidak terurus,” ujar perempuan beranak empat itu.
Nyali I Majja’ langsung ciut dan sambil memegang telinganya yang terasa pedis ia mencoba berdalih,
” Tima’ dengar dulu penjelasanku, kodong.”
Suara I Majja’ cukup memelas. Tapi amarah I Fatima tidak juga surut, Sambil merapihkan kebayanya ia kembali nyerocos.
“Diam! mana hasil penjualan cincin dan gelangku? Kau bilang untuk dijadikan modal usaha, tapi mana!..Mana…?!” Amarahnya meledak, diiringi tangis meraung seperti anak-anak.
Kalau sudah demikian jadinya I Majja’ dipastikan takluk. Ia hanya mengeluh perlahan
“Timaaaaa…..jangan dibeberkan di sini kodong-kasihani aku, maluka!”
Dalam keadaan begitu, I Kadere’ bukannya membantu, malah tambah menyulut kemarahan I Fatima.
“Sudah amblas terkuras campalle’, Tima’,” imbuh I Kadere’.
I Coa’ pun tak kalah usil, “Tima’…sudah seminggu I Majja’ Accampalle di sini!
“Katanya dia dapat warisan,” sambung si juling.
Gaffar juga ikut-ikutan, “Ee..ee.. sekarang malah dia sudah berhutang lagi kepada saya… dua ratus ribu… iyakan Majja’?” kata Gaffar sambil mendorong badan I Majja’.
Pusing kepala I Majja’, “Setang ngaseng annel… Setan kalian, sahabat macam apa kalian ini! Malah nambah-nambahi masalah, kian memojokkan aku….”
I Fatima terus menjewer telinga I Majja’, jewerannya membuat sang suami kian meringis kesakitan. Sang istri tak bergeming dengan keluhan suaminya. Malah sang istri yang bertubuh cukup subur itu kian berangas
“Betulkah,… betulkah itu Majja’?”
Dengan ketakutan I Majja’ menjawab dengan terbata-bata, “Betul. Betul Tima’. Tapi sabar dulu nanti saya gantikan.” I Majja’ tentu saja berbohong.
I Fatima tak bergeming sedikitpun karena sudah tahu akal bulus suaminya itu. Entah sudah berapa kali ia dibohongi oleh I Majja’.
“Tidak! Aku tidak mau dibujuk lagi. Ayo kembalikan uang itu! Kalau tidak, malam ini juga, kembalikan aku ke rumah orang tuaku,” ancam si Subur.
Sok serius seakan marah, I Majja’ juga pura-pura berkata, “Apa Tima’?…. Ja.di kau betul ingin cerai? Tojeng-tojengko?”
“Iyo… malam ini juga!.. Ayo kita ke pak penghulu…” sanggah I Tima tak mau kalah.
I Majja’ berpikir sejenak lalu ia coba melucu, “Malam ini juga? Eh, jangan dulu Tima’. Aku tidak akan berjudi lagi. Jangan tinggalkan aku Tima’.” Kali ini I Majja’ berpura-pura menangis tersedu-sedu.
“Kenapa kalian diam… ayo ikut nangis,” perintah I Majja’ pada teman-temannya, mereka pun ikut menangis terisak-isak sehingga suasana berubah menjadi lucu.
Bukannya senang atau terharu, malah I Fatima kian galak, “Kenapa kalian menangis seperti itu? Mengejek aku lagi ya?”
Tapi teguran I Fatima tidak dihiraukan, bahkan tangis mereka semakin keras hingga menarik perhatian Tata’ Gassing. la adalah salah seorang tokoh masyarakat setempat cukup disegani. Meskipun badannya kecil tapi wibawanya besar. la pun kaya, dan mempekerjakan banyak orang.
Tapi sikapnya tak jelas, kadang baik, kadang culas. Tergantung suasana. Tapi ia pemberani. Oleh sebab itu kedatangannya langsung sangat berkesan.
“Apa-apaan ini?” Tata’ Gassing menegur mereka.
I Fatima langsung memanfaatkan kesempatan baik itu, “Anu, Tata’ Ami….aku…” kata Fatima terbata-bata.
Tata Gassing langsung paham apa yang sesungguhnya terjadi. Kejadian yang sudah lazim di perkampungan kumuh di daerah pinggiran itu.
“Aku sudah mengerti, Gaffar. Ayo kemarikan semua uang itu!” perintahnya dengan aksen yang sangat berwibawa.
Gaffar coba berkelit, “Tapi Tata’…. eee… ami,… ami, Ta…”
Sang tokoh yang disegani itu menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menjulurkan tangannya.
“Anu namanganu apa?….Tidak bisa. Serahkan semua uang itu…”
Tata Gassing lalu bertanya Kepada Fatima, “Tima’ berapa uangmu yang telah dihabiskan oleh I Majja?”
“Uang Cincin… gelang… rante,… semuanya satu juta tiga ratus ribu rupiah, Tata'” lapor I Fatima.
Setelah Gaffar menyerahkan uang ke tangan Tata’ Gassing, lelaki separuh baya itu langsung menghitung uang yang terkumpul. Setelah cukup, kemudian sejumlah itu diserahkan kepada Tima’.
“Tima, ambil kembali uangmu. Kalau I Majja’ mencoba berbuat lagi, temui aku.”
Kepada yang lainnya Tata Gassing mengancam, “Mulai malam ini saya tidak mau dengar keributan di sini, terutama karena main judi. Kalian dengar apa yang saya katakan?”
Hampir serentak para pejudi itu berkata dengan tubuh gemetaran, “Iyye’, Tata’.”
Mereka sadar, kalau Tata’ Gassing sudah berkata begitu, maka ia akan membuktikan ancamannya, jika ada yang sampai berani melanggar. Pelanggar seperti itu akan dibuat jera, dibawa ke kandang kerbau lalu dihajar hingga babak belur. Mereka kadang hams pulang dengan pakaian bercampur kotoran kerbau. Kalau sudah begitu, akan banyak anak-anak yang mengejek si pesakitan.
“Gaffar, mulai hari ini dan selanjutnya, kau kuberi tanggung jawab untuk mengambil tindakan terhadap mereka. Kalau-kalau masih ada yang lalai. Mengerti kau?” perintah Tata Gassing.
Pemuda bertubuh kekar itu mengangguk, sambil memandang awas pada teman sebayanya.
“Baik, malam sudah larut, pulanglah. Besok kalian kan harus kerja!” pungkas Tata’Gassing.
Semuanya bubar. Tata’ Gassing menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Anak-anak kuttu-pemalas!” kata Tata’ Gassing dalam hati. ***

2. Cahaya Tersirat

Siang itu, di ruang pertemuan “Sanggar Kegiatan Remaja Rumbia” cukup ramai. Sanggar yang dibangun dengan konsep ruang serbaguna ala baruga ini, sebagian dindingnya dari bahan bambu yang disebut gamacca atau gedek.
Pada bagian ruang depan, dindingnya dibiarkan separuh terbuka. Hanya bagian belakangnya yang terdindingi papan. Cahaya matahari dapat masuk dengan leluasa dan menjadi penerang ruangan. Bangunan ini jadi hemat energi.
Berada di ruang Baruga ini, udara terasa cukup sejuk. Logis karena angin bisa sebebasnya mengalir keluar-masuk. Hanya bau busuk dari sampah yang bertebaran menggunung, mengganggu penciuman. Inilah masalah aktual yang dihadapi warga.
Di salah satu sebuah dinding sanggar itu, terpampang sebuah gambar di papan. Gambar dibuat di atas kertas kalkir, gambar tata letak desa Rumbia. Malik seorang Mahasiswa Fakultas Teknik yang sedang Kuliah Kerja Nyata di tempat itu merancang semua itu. Saat itu ia nampak sedang berdiri, memaparkan hasil pengamatan dan rancangannya.
“Saudara-saudara sekalian, inilah gambar sederhana tata letak desa kita ini. Setelah sekian lama saya amati dalam program KKN di sini, maka saya berkesimpulan bahwa, wajar kalau setiap musim hujan, kampung dengan mudah terkena banjir,…. terutama di bagian utara. Di sini air sering tersumbat, lalu menggenang, karena tidak adanya saluran air di sekitar ini,” jelasnya sambil menunjuk denah desa.
“Ada tanggapan?”
Seseorang mengacungkan tangan.
“Ya, Rasyid, silahkan.”
Rasyid, pemuda berbakat yang putus sekolah STM karena ketiadaan biaya itu berdiri dan menyampaikan tanggapannya dengan cukup cerdas.
“Kak Malik, selaku mahasiswa Teknik Arsitek, saya pikir sudah tepat merumuskan hasil penelitian itu. Karena banjir warga kampung ini sudah cukup hidup tersiksa. Sampah-sampah bertebaran, kuman-kuman penyakit membawa wabah adalah ancaman, itu kami juga tahu. Sudah banyak jatuh korban, harta dan jiwa, itu juga kita tahu. Nah, Sisa sekarang, bagaimana jalan keluarnya?”
“Ya, betul!” serempak hadirin.
“Cocoki!”
Dalam Riuh rendah warga kampung itu, Maryam, salah seorang remaja penggerak kegiatan remaja putri di kampung itu, menyambut dengan bersemangat.
“Nah, sekarang ini masih musim kemarau, kesempatan untuk memperbaiki tempat-tempat yang dianggap rawan, masih cukup. Jadi kapan kita laksanakan rancangan itu?” sambung gadis berambut sepinggang yang berparas cukup manis ini.
Sahabat Maryam yang bernama Haniah ikut membenarkan bahkan menyarankan beberapa hal, “Iya, apa yang disampaikan Maryam itu benar, makanya kita harus bertindak cepat. Apa lagi pemuka masyarakat, dan terutama organisasi remaja kita di kampung ini telah mendukung ide cemerlang dari Kak Malik. Apa lagi ?… Bagaimana?” kata calon guru SD ini dengan bersemangat.
Seluruh tokoh remaja dan ibu-ibu PKK yang hadir mendukung, “Betul. Betul itu. Kita sudah siap bekerja.”
Demikian pula dengan Rasyid, “Ya, kami tak ingin pengalaman pahit tahun lalu terulang lagi ketika desa ini dilanda banjir. Penduduk terpaksa mengungsi ke kampung seberang. Banyak harta warga yang rusak, beberapa warga, orang tua kita dan anak-anak meninggal karena penyakit.”
Tiba-tiba Nurdin menyela, “Tenang… tenang saudara-saudara sekalian. Tunggu dulu, tunggu jangan terlalu bersemangat dulu,” katanya dingin. Di wajahnya jelas tergambar perasaan tidak senang.
Hania yang sudah tidak sabar langsung bartanya, “Appanapi, Apanya lagi?”
“Kita harus mendengar terlebih dulu penjelasan tentang dimana saluran pembuangan air itu akan lewat? Apakah tidak justru merugikan warga? Apakah warga setuju tanahnya diambil?” kilah Nurdin cukup berapi-api.
Malik diam sejenak, menatap denah desa. Kemudian menunjuk salah satu letak di gambar denah itu.
“Disini, Di sini harus dibuat saluran pembuangan air untuk menghindari banjir di musim hujan, tepat di bagian utara kampung ini,” jelas Malik.
Warga yang hadir mulai menjadi riuh, apalagi yang mengetahui bahwa ia harus mengorbankan sebagian tanahnya untuk saluran. Ada yang ikhlas, ada juga yang merasa dirugikan.
Tapi diantara warga, belum ada yang terang-terangan menerima atau menolak. Sebab bagi mereka, setiap jengkal dari tanah miliknya, adalah petak kecil kekayaan terakhir yang harus mereka pertahankan. Jika tidak, mereka punya apa lagi.

3.Segelas Kopi Pahit

Di teras rumah panggung milik Tata’ Gassing, terlihat beberapa orang berkumpul. Ada Gaffar, Nurdin dan Tata’ Gassing serta beberapa remaja desa lainnya. Mereka saling bertetangga. Bahkan orang-orang itu, adalah para pekerja pada usaha Tata’ Gassing.
Di hadapan mereka sudah terhidang kopi dan kue-kue tradisional. Warna-warni dan aromanya cukup menggiurkan. Ada kue Putu Cangkiri’, kue lapisi’, Roko-roko’ Cangkuning, juga ada Putu labu’.
Tidak biasanya sepagi itu telah berlangsung pembicaraan yang cukup seru di atas balai-balai depan rumah Tata’ Gassing. Wajah mereka menampakkan ketidakpuasan akan hasil pembicaraan di sanggar Kegiatan Remaja desa Rumbia kemarin.
Tata’ Gassing yang menerima laporan Nurdin dan Gaffar berpikir keras, apa sikap yang akan diambilnya. Kemarin ia tidak hadir pada rapat itu karena memandang remeh inisiatif para mahasiswa KKN itu. Baginya para mahasiswa itu hanya pintar omong, tapi tidak pandai melaksanakan omongannya.
Tapi ketika mengetahui bahwa sebagian tanah di halaman pekarangannya akan terkena saluran pembuangan air, ia bereaksi juga.
“Jadi di sini?” Apa betul ucapanmu itu, Gaffar?” tanggap Tata Gassing.
Gaffar kian menyulut amarah Tata’ Gas¬sing, “Betul Tata’. Pak Lurah, Malik si maha¬siswa KKN dari kota itu, bersama beberapa pemuka masyarakat lainnya, telah mendukung rencana itu.” Gaffar berhenti sejenak dan menyeruput kopi kental di hadapannya. “Kalau itu terlaksana, Tata’, maka siapa yang paling rugi? Pasti kita, dimanami nanti Tata’ akan menimbun dan menyimpan barang-barang hasil pulungan kita, besi, plastik, karton dan lainnya yang kita kumpulkan selalu banyak.”
Tak mau kalah I Nurdin pun menambahkan, “Betul, Tata’. Sebagian besar tanah kita di kampung ini apakah yang punya pekarangan atau tidak harus merelakan miliknya yang akan dijadikan saluran pembuangan air. Lagi pula kalau itu terjadi, Tata’ akan kehilangan tanah, kami akan kehilangan pekerjaan. Enak saja kita yang dirugikannya. Bayangkan, dari sini hingga jauhnya sampai ke sana.” la merentangkan tangannya hingga nyaris mengenai wajah Tata’ Gassing.
Tata’ Gassing mengelak dan langsung menampar kepala Nurdin.
“Eh, bajiki. Gassingka anggappako teyai dowe’,” peringatan Tata Gassing pada Nurdin yang dinilainya berani bertingkah kurang ajar. Jangan sampai bukannya uang yang dia terima tapi malah tamparan Tata Gassing.
I Nurdin pun segera minta maaf.
“Pammopporangnga, Tata’,” mohonnya ketakutan tapi tangannya tetap menyambar kue lapisf.
Para pemuda yang hadir dalam pertemuan itu pun menyalahkan Nurdin yang dianggapnya keterlaluan.
Dari sela dinding papan yang tembus pandang ke bale-bale di depan rumahnya, kelihatan mata si Maryam mengintip pembicaraan antara Tata’ Gassing dengan Nurdin dan kawan-kawan. Gadis itu kurang senang
dengan orang-orang bersikap pengecut seperti mereka. Maunya hanya kritis berbicara di luar pertemuan. la ingin sekali ikut menjelaskan masalah itu, tapi ia tak ingin menyinggung wibawa ayahnya.
“Keterlaluan memang Malik itu, memangnya kita semua ini dianggap apa? Manusia kumuh yang tidak berotak? Bisa gampang dibodoh-bodohi oleh mahasiswa? Kalau betul si Malik itu nekad, biar aku yang akan pegang leher bajunya nanti,” Kata I Coa yang dengan tangkas menyambar Roko-roko’ cangkuning.
Tata’ Gassing langsung mencegah: “Eh bangsat! Teyako piti-pitiiii,. Kalian jangan bertindak sendiri sebelum ada perintah dari aku. Aku yang putuskan, tindakan apa yang perlu dilakukan untuk menghambat keputusan mereka selanjutnya!” kata Tata’ Gassing berwibawa. “Biar aku pikir dulu, mengerti?”
“Aku cuma mau pegang-pegang krah bajunya, Tata’,” kilah I Coa’ tertawa kecut. Roko-roko’ cangkuning yang masih dikunyahnya langsung terhambur keluar. Teman-temannya menertawai tingkah I Coa’.
Hati Maryam menjadi agak cemas setelah mengikuti pembicaraan itu beberapa saat. Ia sedang mempertimbangkan, apa tindakan yang perlu dilakukannya. Karena kesal tanpa sadar ia menghentakkan kakinya ke lantai papan. Alhasil, gebrakan kakinya menimbulkan bunyi yang cukup keras di lantai papan itu. Orang-orang yang asyik ngobrol berpaling ke arah datangnya bunyi.
“Eh, apa itu?” bentak Tata’ Gassing.
“Kucing jatuh, Tata’,” jawab Maryam sekenanya.
“Usir kucing kurang ajar itu, Maryam. Mengganggu saja,” lanjut Tata’ Gassing.
Menyadari keadaan gawat itu, Maryam buru-buru meninggalkan tempat ia mengintip dengan langkah bersijingkat, menghindari bunyi yang mencolok.
Tak lama setelah kegaduhan itu, Gaffar melanjutkan lagi pembicaraan yang terpotong tadi.
“Ini tidak boleh didiamkan begitu lama, Tata’. Saatnya sekarang kita cegah dan gagalkan rencana Malik dan pengikutnya!” kata Gaffar sambil menyeka seputar bibirnya yang penuh sisa kopi.
“Maka kaulah Gaffar yang kutugaskan mengawasi gerak-gerik Si Malik itu bersama anak-anak lainnya! Segala sesuatu yang merugikan kita, secepatnya kau sampaikan kepadaku. Mengerti kau?” perintah Tata’ Gassing.
Gaffar dan Nurdin segera menimpali, “Iyye’, Tata’.”
Mereka nampak mau mengambil hati Tata’ Gassing, sekaligus berharap dapat diberi uang jalan sebagaimana biasa. Makanya keduanya lalu bersunggut meniru kucing malu, sambil saling pandang dan memegang saku masing-masing.
Tata’ Gassing, sudah paham benar bahasa tubuh kedua pemuda yang sering menjadi kaki tangannya dalam menjalankan rente. Biasanya mereka inilah yang melaksanakan tagihan uang pinjaman beserta bunganya pada para warga yang meminjam pada sang rentenir. Karenanya ia segera merogoh kandu-kandu semacam kantong yang terbuat dari kain perca yang sudah terlihat kumuh. Kepada keduanya Ia lemparkan sejumlah uang yang segera disambut dengan tangkas oleh Gaffar dan Nurdin sambil tertawa senang.
“Aku pergi dulu. Kalau ada yang cari, katakan aku lagi ke kota untuk mengambil uang pembayaran penjualan besi tua, plastik dan karton kita. Tapi kalau ada perkembangan lain, segera laporkan padaku. Paham?” tanya Tata’ Gassing sambil menatap tajam keduanya dengan penuh selidik.
Tiba-tiba muncul Maryam dari atas rumah dan menuruni tangga dengan langkah yang cukup lincah menuju arah ke arah Tata’ sambil membawa bekal untuk ayahnya yang akan berangkat ke kebun.
“Dompetnya kelupaan, Tetta’,”.
Sambil mengusap usah rambut di kepalanya Tata’Gassing menimpali, “Ooo iya… Maryam, betul-betul ayahmu ini sudah tua, sudah gampang lupa. Ya, sejak almarhum ibumu tiada,” kata sang ayah sambil tertawa ringan.
“Makanya, kawin lagi, Tata’,” usul Nurdin.
“Eeh, Bawanu… Jaga mulut kamu!” katanya sambil mengancam akan menampar.
“Maaf, Tata’,” kata Nurdin sambil berlari menghindar menjauh. Lalu pergi.
Gaffar yang tadinya mau tertawa malah menelan maksud itu. Apalagi melihat wajah kusam Tata’Gassing.
“Anak kurang ajara’, lampakol” Hardik Gaffar pura-pura mengusir Nurdin. Setelah Nurdin pergi Tata’ Gassing pun pamit. la mewanti-wanti pada Maryam anaknya.
“Jangan kemana-mana hari ini …di rumah ya? Kau Gaffar, kordinirki penagihanga” kata
Tata’ Gassing yang segera berangkat dengan bergegas dan membelok ke arah satu ujung gang menuju ke kota.
Baru saja Maryam berjalan menuju ke tangga rumah, tiba-tiba disusul dan dicegat oleh Gaffar. Mereka tinggal berdua setelah remaja lainnya pun pergi.
Gaffar memanfaatkan kesempatan untuk mendekati wanita idamannya
“Maryam Aku mau bicara sebentar, sebentar saja,” bujuknya.
Maryam yang dari tadi hatinya gerah melihat tingkah Gaffar langsung menjawab dengan ketus, “Mau apa kau Gaffar? Katakan di sini saja. Sekarang. Ada Masalah apa?”
Pemuda yang sudah lama menaruh hati pada Maryam, tiba-tiba dengan nekad berkata, “Ini, soal kelanjutan hubungan kita, Maryam. Kau masih ingat dengan janjiku dulu sewaktu kita masih di SMA dulu, kan? Ya, bahwa aku…aku…” ia kehilangan keberanian meneruskan kalimatnya.
“Mau melamarku, setelah musim panen tahun depan, begitu?” potong Maryam.
Gaffar tertawa senang karena tambatan hatinya itu masih ingat peristiwa dulu.
“Jeli juga ingatanmu, Maryam!” timpalnya malu-malu.
“Janji itu, pasti akan kubuktikan, Andi’! Tata’ pasti tidak menolak pinangan keluargaku! Dan kau…kau…”
Menggelikan juga melihat tingkah Gaffar, malu-malu mau seperti itu.
Tapi Maryam yang risih tiba-tiba berkata dengan perasaan dingin, “Jangan dibicarakan hal itu sekarang. Terus terang Gaffar… aku tidak senang dengan sikapmu selama ini yang selalu bawa-bawa laporan pada Tettaku. Kau selalu… mengkambinghitamkan seseorang… untuk mencapai tujuanmu.”
Terkejut juga Gaffar mendengar kata-kata Maryam yang tiba-tiba tajam dan sangat menyakitkan kedengarannya.
“Kenapa kau tiba-tiba jadi berubah. Aku tahu inilah akibat pergaulanmu dengan orang kota itu! Iya kan? Selama ini aku diamkan saja. Karena aku paham akibatnya kalau sampai Tata’ tahu. Tapi kalau dia berani lebih dekat denganmu, dia pasti rasakan akibatnya,” ancam Gaffar.
“Jangan sembarang menuduh begitu, kalau terjadi hal-hal yang mengarah ke tindak kekerasan atas diri kak Malik dan Mahasiswa KKN lainnya, maka tiada lain adalah kau dan orang sejenismu di kampung ini yang bertanggung jawab! Saya akan laporkan pada polisi.”
Gaffar jadi gelagapan.
“Maryam!” tanggapnya putus asa.
Secepat kilat, Maryam meninggalkan Gaffar. Pemuda itu coba menyusul dari belakang tapi secepat itu juga Maryam menutup pintu rumah. Itu membuat Gaffar kecewa teramat dalam bahkan menaruh dendam.
Sebelum pergi, ia menyambar sekali lagi gelas kopinya. Terasa pahit sekali. ***
4.Demdam Membara
Di perkampungan Rumbia minggu pagi hari itu, hadir dalam suasana berbeda. Jika biasanya sepagi itu sebagian besar warga masih tertidur atau bermalas-malasan, maka kini sudah bangun dan bergotong-royong. Setelah usai warga terlihat berkumpul di tanah lapangan yang tepat di tengah perkampungan mereka.
Di antara warga nampak Malik, juga Kepala Kelurahan dan ibu-ibu dari PKK di kampung itu. Mereka kelihatan memberi petunjuk kepada remaja putra, putri dan ibu-ibu lainnya di halaman kantor kelurahan itu. Rata-rata mereka berpakaian ringkas demi memudahkan bekerja.
Setelah beberapa jam bekerja, di beberapa lokasi, tugas mereka pun usai. Kemudian mereka berkumpul kembali di halaman kantor lurah.
Pak Lurah dan Ibu Aminah istrinya sangat bersemangat memberi arahan.
“Bapak-bapak dan ibu-ibu. Kini, kita telah pahami bersama bahwa timbulnya suasana yang tidak sehat, itu disebabkan karena terjadinya lingkungan yang juga tidak sehat pula. Nah, sekarang kita sudah sepakat untuk mulai mengatasinya. Berkat petunjuk Dik Malik dan kerja keras kita semua, kini telah tersedia penampungan air kotor yang cukup besar untuk menghindari genangan di hala¬man rumah kita yang selama ini menimbulkan bahaya banjir di musim hujan. Untuk itu, pada kesempatan ini bagi Bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian, jika ada yang masih mau bertanya kepada adik kita Malik, calon Insinyur arsitek kita yang ber-KKN di sini dan sekaligus membina adik-adik remaja desa dalam berbagai keterampilan, silahkan.”
Pak Usman, salah seorang warga mengacungkan tangannya dan memberi tanggapannya dengan lucu.
“Eh, sekarang sudahmi, kita perbaiki, kita bikin penampungan airnya, tapi bagaimana memeliharanya? Tidak ada waktu saya, belal”
Malik menyambut pertanyaan itu dengan senyum.
“Bagaimanapun rencana yang diprogramkan dan dilaksanakan di sini. Tanpa bantuan bapak-bapak dan ibu tidak mungkin sukses. Untuk itu dengan penuh kerendahan hati kami ucapkan terima kasih setinggi-tingginya. Soal pemeliharaan selanjutnya, itu akan menjadi tanggungjawab bersama warga kampung ini. Sebab bagaimana pun, kampung ini milik ibu dan bapak sekalian,” jawab Malik.
Dari kejauhan nampak Gaffar dan teman-temannya berkumpul. Mereka memandang pada kerumunan itu dengan penuh kejengkelan, apa lagi setelah ekor matanya sempat bertemu pandang dengan Maryam yang juga hadir di kegiatan tersebut.
Begitu Maryam melihat gerak-gerik Gaffar dan teman-temannya yang mencurigakan, sekilas gadis itu agak gugup juga. Tapi ia segera mengendalikan dirinya. Ketikaberadu pandang dengan Haniah yang berada di dekatnya, keduanya seperti sudah saling mengerti.
Di bawah pohon rindang beralas tikar tak terlalu jauh dari tempat Maryam dan Haniah itu, Gaffar, Nurdin Coa’ dan Bora’, sedang berpesta miras. Di depan mereka ada tempat tempurung buah Maja yang berisi tuak sari buah tala. Juga ada hidangan makanan khas Makassar seperti gantala darah kerbau yang dibekukan kemudian dimasak, juga ada ikan bakar, raca-raca’ taipa mangga yang diiris-iris kecil dan Iain-lain.
Di antara mereka kelihatan Gaffar yang sudah sangat teler. Itu yang membuat kawan-kawannya sedikit bertanya-tanya apa gerangan sesungguhnya yang terjadi.
“Aku heran melihat si Gaffar. Tiba-tiba saja kembali mengajak kita jadi peminum berat…. Ada apa ini?” Tanya I Coa’ dengan lidah cadelnya.
Nurdin langsung menimpali dengan menduga-duga, “Anu, sudah pasti terjadi sesuatu atas diri Bos kita ini….” bisiknya pada Bora.
Ocehan teman-temannya sama sekali tidak dihiraukan si Gaffar, bahkan ia terus meneguk tuaknya.
Itu yang memancing I Bora berkomentar.
“Seingat saya kak Gaffar sudah lama berhenti minum sejak dilarang oleh si Maryam putri tunggainya xata> Gassing. Nah pasti ada sang kekasih hatinya itu,” sambil berbisik.
I Coa’ langsung mengiyakan.
“Iyyo bela. Kisah cintanya sejak di SMA dulu… asyiiiiiiik!…hahahaha.. hahahaha, seperti disinetron telenovela, hahahaha.. nanahaha. Jangan-jangan sudah dilacci diambil orang,” kata si cadel diantara tawanya yang sulit terkendali.
Akhirnya gerah juga hati si Gaffar. !… jangan disebut-sebut lagi nama Maryam sini ” katanya emosi.
“Nah kian jelas sudah! Pasti gara-gara si kata Nurdin yang sudah terbakar emosi, bangkit langsung memegang krah baju si Nurdin sambil mengancam.
“Sekali lagi kukatakan jangan diulangi lagi nama itu di depanku.” perintahnya, dan siap mengayunkan tinjunya.
Serentak teman-teman Gaffar menghalangi perbuatannya yang sudah sangat emosional akibat ejekan si Nurdin.
I Bora yang juga sudah diamuk mabuk ikut-ikutan menanggapi.
“Hei, anggu’rangi ko Sadar kau Gaffar. Ada apa ini… katakan apa yang terjadi atas dirimu,” Cegah I Bora tak kalah emosi. Ada Gantala yang masih terkunyah di mulutnya.
Gaffar malah berubah diam.
I Bora pun menyambung
“Kalau kak Gaffar tetap juga diam… lebih baik kita akhiri persaudaraan kita.”
Semua mau beranjak pergi ketika tiba-tiba ditahan oleh Gaffar.
Gaffar pun sudah berusaha mengendalikan diri. “Maafkan aku…aku… aku betul-betul marah! Hatiku lagi panas,” kilah Gaffar.
“Iya, marah! Tapi jangan marah-marah sama kita,” kata Nurdin tak senang.
“Aku marah akibat tingkah si Maryam yang tiba-tiba berubah… semenjak dia bergaul dengan si Malik anak dari kota itu yang bercokol saat ini di desa kita,” ungkapnya sambil kembali menenggak Ballo’ dengan rakus.
I Bora pun langsung menghabiskan ballo’nya sampai sepuas-puasnya. Lalu ia berteriak-teriak seolah manentang. Malik yang melihat kejadian itu langsung mencegah warga yang sudah mau bereaksi.
“Tenang, saudara-saudara, tenang. Insya Allah bisa segera diatasi! sebaiknya kita lanjutkan pertemuan kita ini.”
Terdengar suara riuh bercampur tepukan, wajah Gaffar yang begitu jengkel memerah dan segera meninggalkan tampat itu. Dendamnya kian membara.
Maryam dan Haniah terkejut melihat kepergiaan Gaffar dan kawan-kawannya itu, hatinya jadi cemas, menduga-duga akan terjadi suatu yang tidak diharapkan. Tapi Malik yang ikut membaca reaksi kedua wanita muda itu, memberi siyarat pada mereka agar tetap tenang.
Insinyur Farid pun langsung mengalihkan perhatian hadirin dengan memberi penjelasan lanjutannya.
“Kesimpulannya bahwa, kampung bagian utara ini sudah tidak memenuhi syarat lagi untuk suatu lingkungan permukiman yang memenuhi syarat kesehatan. Dan sangat tepat kalau di lokasi ini ditetapkan sebagai lokasi pembangunan Rumah Susun, sesuai program pemerintah kita saat ini.”
“Nah telah kita temukan jalan keluar yang kita dihadapi di desa kita ini menuju per¬mukiman yang sehat dalam lingkungan yang bersih. Sekarang saya mau bertanya, apakah anda setuju tinggal dalam permukiman sehat dan nyaman?…Apa kalian setuju?”
Semua warga yang hadir menyatakan setuju.
“Tapi bagaimana harganya, apa mahal?”
“Bisaji dicicil?”
“Soal itu bisa kita bahas nanti” kata insinyur Farid.
Malik dan pak Lurah pun gembira.
“Kalau begitu, mari kita sambut kehadiran Rumah Susun di kampung kita. Insya Allah”
Warga pun bubar dengan perasaan lega.***

5Tantangan Menghadang

Hari memang sudah di puncak siang, panas terasa membakar. Hati Tata’ Gassing sebenarnya sedang gembira karena baru saja terima uang di kota atas hasil penjualan barang pulungan yang jumlahnya cukup banyak. Meski panas siang itu Tata’ Gassing masih juga menyanyikan lagunya Rhoma Irama. Kadang ia bersiul-siul.
Tetapi laporan yang tiba-tiba dibisikkan Gaffar pada Tata’ Gassing, terasa membakar telinganya. Wajah Tata’ Gassing langsung berubah jadi memerah karena panas emosinya. Ia sebagai salah seorang tokoh masyarakat kampung Rumbia, merasa kian tidak dihargai, disepelekan dan itu baginya sangat-sangat menyakitkan. Apalagi beberapa warga yang menjadi kaki tangannya selama ini ikut-ikutan melapor.
“Jadi anak muda itu sudah mempengaruhi penduduk, hingga warga di bagian utara ini rela menyerahkan sebagian pekarangannya? apa kalian setuju?” Teriak Tata’ Gassing yang merasa dipermalukan Malik.
Para pemulung yang jadi anak buahnya spontan ikut berteriak.
“Tidak setuju.. Tata’! Tidak!”
“Bagus, jadi jangan macam-macam dia… kalau dia berani menginjakkan kakinya di sini, maka yang pertama ia hadapi adalah aku! Kalian pasti sudah tahu siapa aku bukaaannn, aku Tata’ Gassing!”
Para pemulung itu serentak berteriak lagi menimpali Tata’ Gassing.
“Bura’nena bura’neya, pallakina kampung Rumbia Lelakinya laki-laki, jantan dari kampung Rumbia!”
Mereka betul-betul khawatir kalau sampai Tata’ Gassing tidak lancar berusaha lagi, mereka mau kerja apa, mau makan apa? Sebagai pemulung inilah satu-satunya gantungan pengharapan mereka, mereka tidak punya ketrampilan dan pengetahuan yang lain selain memulung.
Tata’ Gassing juga gembira, mendengar sanjungan para pemulung itu. “Nah, kalian kembalilah bekerja masing-masing. Kumpulkan sebanyak-banyaknya. Untuk kita semua.”
“Iyye’, Tata.”
Para pemulung bubar menuju ke arah berlainan, Tata’ Gassing memanggil Gaffar.
“Amati terus rencana mereka. Ingat! sampaikan dengan sebenarnya apa saja tindakan mereka selanjutnya. Kalau sudah tiba waktunya, kita akan segera bergerak untuk menghadang rencana mereka itu, paham kau?” kata Tata Gassing serius sambil menatap wajah Gaffar yang menunduk.
“Iyye’, Tata’,” Gaffar mengiyakan.
“Bagaimana tagihannya anak-anak?”
“Sudah terkumpul. Yang tidak bisa bayar kontan, kita ambil ayam, itik atau apa saja yang mereka punya,” kata Gaffar bangga.
“Bagus kerjamu, kalau benar begitu,” Puji Tata’ Gassing.
Gaffar segera berlalu dari rumah Tata’ Gassing. Hati dan dendamnya yang panas, kini mendapat dukungan yang kuat. la tak ingin kehilangan gadis pujaan hatinya. Baginya hidup tanpa Maryam, tiada artinya lagi. Hampa.
Mengingat-ingat itu, membuat hati Gaffar semakin meradang dengan dendamnya itu. Apapun caranya ia hams menghadang kelanjutan hubungan Maryam dengan Malik. Apa pun bentuk hubungan itu.
Baru saja beberapa langkah Gaffar beranjak ketika tiba-tiba datang I Coa’ dan Nurdin dengan tergopoh-gopoh.
“Celaka, Daeng, celaka! Si Malik dan Maryam terlihat berdua-duaan di bawah pohon rindang dekat sanggar kegiatan remaja,” kata Coa mengadukan kesaksiannya dengan nafas terengah-engah.
“Berani-beraninya dia, kurang ajar,” timpal Gaffar kesal.
“Betul, Daeng. Tingkah mahasiswa itu semakin menjadi-jadi. Dia sudah menghina anak muda di kampung ini, dengan menginjak-injak adat istiadat kita,” sambung Nurdin dengan maksud membakar hati Gaffar.
Nurdin memang selalu mengambil hati Gaffar, karena ia mengaku-aku adalah calon iparnya. Tanpa dukungan Gaffar, memang sangat sulit ia mendapatkan Haniah adik Gaffar yang menjadi impian dan dambaan hatinya.
“Ayo kita ke sana,” ajak Gaffar.
“Hajar saja, Daeng. Pukul dulu baru tanya,” hasut I Coa’
Ketiganya pun pergi dengan langkah bergegas.***

6.Menggantang Kenangan

Di bawah pohon rindang dekat sanggar kegiatan remaja Rumbia sore itu, sesekali berhembus angin semilir. Langit terlihat berwarna lembayung dengan sinar matahari yang kian melemah. Suasana jadi sangat romantis.
Menjelang senja itu, terlihat Malik dan Maryam duduk berdua di taman dekat pohon yang rindang. Rambut Maryam yang hitam tergerai kadang-kadang dipermainkan angin, hingga menutup sebagian wajahnya yang putih, bersih dan cantik.
“Kak Malik, tanpa terasa tinggal beberapa hari ini lagi masa KKN-nya di desa ini,” kata Maryam perlahan. Dalam nada suaranya terkandung perasan sedih yang mendalam.
“Ya, waktu begitu cepat berlalu, dik Maryam, sedang pengabdianku kepada penduduk, pada kampung ini, belum keseluruhannya dapat terlaksana,” kata Malik dengan perasaan hati yang masygul dan keluh.
Maryam tak lepas menatapi mata Malik.
“Tapi tahap demi tahap rencana sudah terwujud dan telah dirasakan manfaatnya, yakinlah cita-cita Kak Malik dan kawan-kawan yang luhur akan terwujud jadi kenyataan. Setelah Kak Malik nanti pergi, insya Allah kami akan meneruskannya.”
Malik menghela nafas berat sambil menerawang jauh. Cukup banyak persoalan masih membalut pikirannya. Apa yang sudah dilakukannya dalam masa KKN, belumlah nampak benar hasilnya bagi perkampungan Rumbia.
Penanggulangan banjir di kampung Rum¬bia itu, barulah tahap awal penataan dari konsep lingkungan yang menyeluruh. Malik masih mengharapkan di kampung itu dapat dibangun rumah susun, dan proposalnya sudah diajukannya melalui insinyur Farid. Kalau itu bisa terwujud, barulah ia lega, karena sudah melakukan perbaikan dengan memadai.
Lingkungan yang kumuh, cara-cara hidup yang tidak sehat, adalah gulita persoalan yang harus dia lepaskan. Untuk itu memang butuh waktu, dan waktu inilah yang kian mendekati akhirnya.
Sementara Malik dalam lantun lamunannya, diantara rimbunan dedaunan pohon, terlihat, Nurdin, I Coa’ dan I Bora mengintip dan berusaha ikut mendengar percakapan antara Maryam dan Malik.
Gaffar mengambil posisi agak jauh dan tidak dapat kelihatan dari posisi Maryam. Ia berusaha menahan amarah yang terus membakar hatinya. Kepalanya terasa berat dan matanya terasa pedas.
Malik dan Maryam tenang-tenang saja, tidak menyadari ancaman yang sedang mengintai mereka.
“Kampung ini punya arti kenangan tersendiri dalam perjalanan hidupku yang begitu panjang dan melelahkan. Aku jadi ingat kampung halamanku sendiri. Dulu, saban tahun kampung pun dilanda banjir yang selalu memakan korban. Tidak saja harta yang musnah, tapi juga korban jiwa. Ibuku dan ayahku telah ikut menjadi korban buruknya lingkungan hidup itu. Beliau terserang penyakit muntaber yang berjangkit,” keluh Malik melankolis.
Maryam ikut menitikkan air mata. Ada rasa haru yang mendalam di lubuk hatinya. la pun kehilangan ibunya pada musim banjir yang lalu. Wabah muntaber yang ganas telah merenggut jiwanya beserta beberapa warga lainnya.
Melihat Maryam menangis, macam-macam penafsiran yang timbul dalam pikiran ketiga sahabat si Gaffar. Mereka diam-diam memberi isyarat pada Gaffar apa yang tengah terjadi dengan dua remaja itu.
Gaffar yang menangkap isyarat itu segera membenahi nyalinya, bertimbang-timbang apa yang harus dilakukannya.
“Kampung ini pada akhirnya akan kembali terasa sepi, setelah esok lusa Kak Malik sudah menjauh dari kami. Semoga Kak Malik tidak melupakan kami,” kata Maryam lirih, seolah mau menyembunyikan gundah hatinya.
“Insya Allah, kami tidak akan pernah lupa. Suara-suara penduduknya yang ramah takkan pernah menjauh dari suara hatiku. Setelah kami kembali ke kampus, tentu kesibukan sudah menanti. Tapi aku akan berusaha menghubungi kalian melalui Pak Lurah untuk memantau kemajuan rencana kita,” kata Malik, mencoba menghibur hati Maryam yang nelangsa.
“Ketahuilah kami masih selalu mengharapkan bimbingan Kak Malik,” harap Maryam.
“Ya, aku tahu itu. Hanya ada satu yang masih sangat mengganjal perasaanku,” keluh Malik
“Apa itu, Kak?” desak Maryam ingin memperoleh jawaban. Wajah Maryam terlihat sangat dekat dengan wajah Malik.
Kejadian itu, membuat jantung Nurdin dan kawan-kawannya langsung berdetak keras tak menentu, menantikan kelanjutan yang sebagaimana selalu dalam bayangannya. Mereka yakin akan menangkap sepasang remaja itu akan berbuat tidak senonoh.
Malik menunduk, dan keduanya nampak semakin dekat.
“Yang kusesali, aku belum berhasil meyakinkan Tata’ Gassing ayahmu,” keluh Malik.
“Justru itulah yang selama ini kukhawatirkan, sikap Tettaku akhir-akhir ini. Mengapa jadi begitu berubah. Semakin tidak mau menerima kemajuan. Yang kubingungkan juga adalah, mengapa sampai saat ini Tetta melarangku ikut terlibat dalam kegiatan ini. Ada apa dibalik semua ini?” ujar Maryam bingung.
“Kayaknya, kita masih harus bersabar… sampai suatu saat kita bisa meyakinkan I Tata’, hingga mau menerima kenyataan ini,” bujuk Malik.
Ketika senja kian mejelang keduanya beranjak, meninggalkan tempat itu. Keduanya berjalan berdampingan menyusuri jalan-jalan setapak yang mulai sepi. Setelah tiba dekat simpang menuju pemondokan Malik, mereka segera berpisah.
Maryam langsung bergegas untuk bersiap sholat magrib. Bayangannya menghilang di ujung gang.
Malik berjalan seorang diri melewati padang-padang rumput, ketika tiba-tiba Gaffar dan kawan-kawannya tepat muncul di depannya dengan wajah emosional.
Gaffar langsung menghardik
“Bajingan, berhenti kau!”
“Eh!..Gaffar.. ada apa ya?” sambut Malik tenang.
Kawan seiring Gaffar yang berwajah sangar I Bora langsung bertanya, “Dari mana kau membawa-bawa Maryam? Kau tahu ini siri’-malu!”
Malik yang mulai menangkap arah pembicaraan para penghadangnya, mencoba menenangkan para penghadangnya.
“Oh itu… aku dan Maryam tidak kemana-mana. Hanya sekedar berbincang di bawah pohon dekat Sanggar lalu ku antar pulang, Dik Gaffar!” aku Malik tenang.
“Bohong!..kalian pasti telah melakukan perbuatan yang tidak senonoh, melanggar adat dan memalukan keluarga kami,” sergah Gaffar.
Malik berusaha tetap tenang tak terpancing emosi Gaffar dan kawan-kawan”Jangan menuduhku yang tidak masuk akal, Dik Gaffar,” pinta Malik.
“Kami sudah mengintip kalian sejaktadi, apa maksudmu berdua-duaan di tampat sepi dimana tidak ada orang yang mengawasi,” Tuduh I Coa’.
“Betul, pasti ada udang di balik batu. Pasti ada maksud tertentu,” sambung Nurdin.
“Disebabkan kehadiranmulah sehingga Maryam kini sudah tidak perhatian lagi padaku. Kau sudah mencoba merampasnya dariku!” kata Gaffar.
“Dik Maryam kuanggap sebagai adikku sendiri. Tidak lebih dari itu. Kalian boleh tanya padanya. Aku tidak pernah bicara lain kecuali menyangkut kegiatan remaja kita di sini, di samping pembangunan kampung ini,” elak Malik bersungguh-sungguh.
“Akhh… jangan percaya Gaffar, hajar saja dia. Kita sudah dibuat malu, napakasirikkiT hasut Nurdin.
Gaffar yang sudah sejak lama memendam dendam dan amarah, langsung saja tersulut hasutan itu. la langsung melayangkan serangannya yang mendadak ke arah Malik. Terjadilah duel yang cukup seru, meski Malik hanya berusaha mengelak terus menghindar pukulan.
Beberapa teman Gaffar yang ingin membuat jasa ikut-ikutan menyerang untunk mengambil keuntungan secara pengecut. Tapi Malik bukanlah tipe pemuda ayam sayur yang gampang ditaklukkan. la adalah pewaris perguruan silat Merpati putih yang dipimpin ayahnya. Oleh sebab itu serangan secara kerubutan itu tidaklah terlalu merepotkannya.
Malah akhirnya makin berhasil menaklukkan semuanya termasuk Gaffar. Dengan nafas mengatur nafas yang sedikit terengah Malik malah mendekati Gaffar yang sudah jatuh terlentang sesak nafas, akibat kecapekan menyerang secara emosi dan membabi buta.
Melihat Gaffar tidak berdaya, I Coa’, Nurdin dan I Bora bukannya menolong, malah mengambil langkah seribu, lari terbirit-birit meninggalkan tempat itu. Malah I Coa’ sampai mengencingi celananya akibat jera melawan Malik.
” Maaf, sebagai laki-laki Gaffar, kumohon berpikir dulu sebelum melakukan kekerasan. Pertimbangkan dengan bijak sebelum menindas seseorang dengan tuduhan yang begitu rendah, ukur kekuatan sebelum menyerang orang, Nah, dik Gaffar, Jangan diulangi lagi tindakan dan lagi sifat burukmu itu!” nasehat Malik tanpa kesombongan.
Gaffar yang melihat kawan-kawannya sudah lari lintang pukang. Nyalinya pun ciut dan segera meninggalkan Malik yang masih memandanginya dalam keadaan perasaan kasihan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Kasihan dia, aku paham mengapa dia sampai senekad ini.”***

7.Di Ujung Penyesalan

Di rumah panggung khas Makassar itu. Lampu stroomking masih menyala, meski sudah kekurangan angin. Cahayanya terlihat berwarna kuning tak tegas lagi. Suasana terasa murung dan perih sebagaimana keperihan hati penghuninya.
Pada ruang tengah rumah itu, Haniah terlihat sedang merawat kakaknya Gaffar dengan beberapa lecet di lengan dan benjolan di dahinya. Dengan penuh kasih Haniah menekankan kain basah untuk mengkompres dahi kakaknya
“Aku jadi malu terhadap Kak Malik. Aku malu akibat perbuatan kakak kandungku, yang selama ini kuhormati, kucintai, dan kuanggap sebagai pengganti kedua orang tua kita yang telah tiada. Malah melakukan perbuatan tercela. Menyerang orang yang tidak bersalah.”
Gaffar tidak langsung menyerah. Bahkan hatinya yang masih panas meletupkan sisa amarahnya.
“Nia, mulai saat ini kau jangan turut campur dalam urusan ini, mengerti?” ancam sang kakak.
“Salahkah aku bila kuingatkan Kak Gaffar, demi menjaga nama baik ibunda dan ayahanda almarhum, beliau salah seorang tokoh panutan masyarakat selama hidupnya yang selalu mengabdikan diri bagi masyarakat. Sebagai seorang Imam, ayah sangat dihormati.”
Gaffar bukannya sadar malah kian naik pitam, “Haniah, jangan kau bawa-bawa nama ayahanda almarhum dalam persoalan ini.”
“Kak Gaffar, buka matamu, hatimu. Jernihkan pikiranmu. Pandang kembali pesantren sana, tampat ayah kita dulu mendidik putra-putri terbaik kampung ini, termasuk kau dan aku. Apa sebenarnya yang terjadi atas dirimu selama ini? Mengapa kebajikan dan kebijakan ayah begitu cepat sirna? Apakah semua itu sudah luntur karena perasaan cemburu buta yang menghantui hatimu?” sergah Haniah dengan sengit.
“Niah, salahkah aku bertindak bila mencintai Maryam, dan mempertahankannya ketika seseorang akan merenggutnya dari sisiku?” Kilah Gaffar.
Haniah menggeleng kecewa, sedih dan marah atas sikap kakaknya.
“Apakah dugaan Kak Gaffar itu sudah pasti. Bahwa Maryam sudah berpaling dari masa lalumu? Padahal aku yakinkan bahwa Mar¬yam selama ini hanya dianggap sebagai adik sendiri oleh Kak Malik. Tak lebih dari itu. Aku tahu itu, karena aku selalu bersama mereka.” Jelas Haniah dalam isak tangisnya yang mengharukan.
Diam-diam, perasaan Gaffar tergugah juga. Hatinya yang panas, emosinya yang terbakar, pelan-pelan mulai mendingin.
“Apa betul ucapanmu itu, Nia?” lidik Gaffar sambil menatap dalam mata adiknya yang mulai sembab oleh tangisan. Amarah Haniah pun luruh.
“Kapan aku berani bohong pada Kak Gaffar? Perlu kakak ketahui bahwa Kak Malik itu senasib dengan kita juga telah kehilangan kedua orang tuanya. Karena lingkungan yang buruk, lingkungan yang tidak sehat. Orang-tuanya pun direnggut wabah muntaber yang ganas.”
Gaffar, menatap adiknya dengan rasa penuh penyesalan. Ada titik air mata yang bersembunyi di sudut matanya. la tiba diujung penyesalan dengan perasaan malu.***

8.Saat Musim Berganti

Pagi itu, di ruang pertemuan Sanggar Kegiatan Remaja Rumbia kembali lagi cukup ramai. Di baruga ini sudah sebagian besar warga berkumpul. Cahaya matahari pun sudah mulai masuk dan menjadi penerang ruangan.
Di ruangan itu nampak Pak Lurah, Insinyur Farid, Malik, ibu PKK dan sejumlah remaja lainnya memandang ke suatu tempat arah utara kampung sebagaimana tertera di rancangan gambar yang memperlihatkan penataan kampung Rumbia.
Insinyur Farid menjelaskan dengan cermat pada hadirin.
“Jika rumah susun yang merupakan prog¬ram pemerintah, setuju dibangun di sekitar sana sebagaimana proposal kita, maka itu sudah tepat adanya, karena wilayah perkampungan kita itu sudah termasuk perkampungan kumuh. Tapi berkat upaya kita, maka di sekitar halaman penduduk sudah kita siapkan area untuk lokasi saluran pembuangan air kotor. Hanya sudah sampai…. sejauh mana, Malik?
Malik yang dipersilahkan tiba-tiba langsung berdiri dan memberi penjelasan.
“Kira-kira sudah hampir sampai ke ujung utara sana,” jelas Malik bersemangat.
Telunjuk Malik di ujung lengannya yang membentang, tiba-tiba sudah terarah ke muka Tata’ Gassing yang kebetulan sudah tepat tiba di sampingnya sejak tadi. Hampir saja ujung telunjuk mencolok mata sang tetua kampung itu.
Tata’ Gassing Langsung naik pitam.
“Apa ! Yang kau tunjuk… aku?!” Hardiknya dengan emosi. Matanya merah menyala memancarkan amarah.
“Maaf, bukan begitu maksud saya, Tata’… Saya hanya bermaksud menjelaskan rencana pembangunan saluran pembuangan air kotor di kampung ini dan rencana lokasi rumah susun itu Tata’,” jelas Malik penuh penyesalan.
Tata’ Gassing bukannya paham, malah marahnya tak mereda.
“Huuh!… rumah susun, rumah susun apa! Siapa tahu kalian hanya sedang menyusun-nyusun siasat saja untuk merayu anak gadis orang-orang di kampung ini. Kalian diam-diam mungkin sedang merencanakan siasat busuk untuk menguasai tanah kampung ini, untuk kemudian kalian jual pada investor. Jangan pikir kami ini bodoh!”
Insinyur Farid yang bingung melihat perkembangan kejadian yang tiba-tiba itu langsung bertanya.
“Maksud Tata’ Gassing bagaimana….?” Tanyanya ingin tahu.
Tata’ Gassing yang merasa menguasai forum, kian bersemangat lagi.
“Ini ulah Si Malik yang sok jagoan bicara, jagoan berkata-kata. Ternyata benar dugaan si Nurdin dan Si Gaffar, bahwa ada udang di balik batu, ada keinginannya yang tersembunyi. Perhatikan saja, dia kini coba merayu anak saya si Maryam untuk memuluskan wujud rencananya itu. Dia tugasi anak saya untuk meluluhkan hati saya agar merelakan tanah yang kumiliki. Ini sungguh siasat gila.”
Malik langsung kaget mendengar rangkaian tuduhan keji seperti itu. Suatu hal yang tidak pernah diduganya sama sekali. la jadi kecewa, tapi ia tak mau menyerah begitu saja. la tidak ingin rencananya gagal karena salah pengertian.
“Sekali lagi, maaf. Tidak ada niat kami bertindak memalukan dengan cara-cara siasat busuk demikian Tata’. Sejak awal sudah kunyatakan pada semua orang, Maryam kuanggap adalah adikku, kuanggap sebagai keluargaku sendiri. Tidak lebih dari itu.”
Malik memandang ke segenap arah dalam ruangan itu dengan pasrah.
“Sungguh, Haniah adik dari saudara Gaffar pun sangat tahu. Aku sudah menceriterakan panjang lebar kepadanya, bagimana aku senasib dengan keduanya, sama-sama kehilangan kedua orang tua. Bahkan aku kehilangan adik yang sebaya Maryam. Nah, salahkan aku? kalau itu juga salah, maka dengan tulus aku mohon maaf,” Kata Malik dengan perasaan sedih.
Hadirin dalam ruang, tercekam dalam perasaan simpati yang dalam pada Malik, jelas dalam tatapan mata mereka, tak satu pun yang menyangsikan penjelasannya. Mereka tahu ketulusan hati mahasiswa KKN yang sudah beberapa lama di kampung itu.
Tata’ Gassing yang merasa terpojok, mulai gelisah. Lalu mencari alasan.
“Diam! Malik! Juga kau,” sambil menunjuk Insinyur Farid, “kuberi kesempatan sekali ini saja. Segera kalian berbenah untuk cepat meninggalkan kampung ini, lebih cepat akan lebih baik. Jangan sampai terjadi sesuatu yang merugikan kalian. Maryam…Nia… pulang!” hardik Tata’ Gassing.

Maryam dan Haniah tersentak kaget. Tak menyangka kejadian yang tiba-tiba itu bisa menjadi kenyataan yang menyakitkan. Bahkan Maryam yang sangat terpukul dirundung kesedihan tiba-tiba, terpuruk limbung.
“Tata’, jangan… Jangan tuduh Kak Malik dengan kawan-kawannya yang bukan-bukan. Sungguh, mereka itu bekerja ikhlas untuk membantu mengatasi perkampungan kita, Tata’, jangan…” Maryam jatuh pingsan.
Kejadian itu langsung membuat Tata’ Gassing panik dan bersama beberapa warga, langsung mengerubungi Maryam yang tergeletak di lantai. Malik dan Farid berpandangan bingung. Tidak mampu berkata-kata. Tak tahu mengambil keputusan apa yang sebaiknya.
Tata’ Gassing yang sangat takut kehilangan anak semata wayangnya itu langsung kian panik dan minta tolong pada siapa saja.
“Tolong aku…..tolong anakku,” pintanya dalam raung kesedihan.
Malik dan Farid segera berinisiatif mendekati kerumunan.
“Pakai saja mobilku, kita bawa Maryam segera ke Puskesmas,” kata Insinyur Farid.
Ibu-ibu PKK dan remaja putri langsung bergotong royong mengangkat tubuh Maryam dan bersama Insinyur Farid segera mengangkutnya ke Puskesmas.
Ya, Allah…..Ya Tuhanku, tolonglah selamatkan anakku, Tolong ya Allah,” sungutnya dalam doa.
Semua orang masih terdiam, larut dalam kesedihan. Mereka memahami perasaan Tata’ Gassing yang sangat ketakutan kehilangan putrinya itu. Apalagi setelah orang tua itu langsung berlutut mohon ampunan Tuhannya.
“Ya, Allah, mengapa aku melakukan kebodohan seperti ini?”
Pak Lurah yang melihat orang tua itu sedih, dia langsung mendekatinya.
“Tata’, makanya jangan selalu berburuk sangka pada orang lain. Simak dulu masalahnya, lihat dulu, timbang salah benarnya baru bicara. Nak Malik dan kawan-kawan sungguh ingin membantu kampung kita agar bebas dari banjir, yang selalu membuat kita sengsara, membuat kita kehilangan harta dan jiwa orang yang kita cintai,” nasihat pak Kades.
“Aku sungguh telah berdosa pada anakku,” sambung tat’ Gassing, “juga berdosa kepada kalian semua, penduduk di sini. Kuingat tahun lalu itu… beberapa wanita yang harus menjanda, dan anak-anak kampung menjadi yatim piatu akibat banjir yang melanda kampung ini dan wabah yang menular dengan kejam. Kusadari semua itu akibat kekerasanku untuk bertahan di sini, mempertahankan daerah kumuh, untuk melindungi usahaku. Ya Tuhan, aku telah mencemarkan nama baik kampung ini, selama ini. Nak Malik maafkan aku,” sesal Tata’ Gassing dengan sesungguk tangisnya.
Malik yang terharu melihat lelaki tua itu akhirnya berkata, “Lupakan semuanya, Tata’, bagiku tiada dendam dan amarah yang bisa membuat diri kita semakin baik, semakin bijak” Kata Malik tulus.
” Ya, hapuslah semua kekeliruan masa lalu itu dengan tatapan masa depan yang cerah yang lebih pasti,” sambung Pak Kades
Tata’ Gassing mengangguk lemah.
“Kini aku sudah paham semuanya. Kemarin aku hanya dihasut oleh anak-anak muda yang tidak bertanggungjawab. Aku sudah keliru,” aku Tata’ Gassing jujur.
“Urungkan dulu keberangkatanmu, Nak Malik. Aku mohon! Aku ingin Nak Malik bisa menyaksikan segenap penduduk dibias mentari pagi, berkeringat mengerjakan saluran air itu di kampung ini. Aku bangga punya anak negeri seperti kau! Pandanglah segenap penduduk kampung ini, Malik. Bukankah mereka telah siap melaksanakan segala petunjukmu, menuju sebuah permukiman yang layak huni yang telah lama dinantikan oleh penduduk. Mereka menantikan musim berganti.”
Segenap warga mengiyakan sambil menyeru nama Malik.
“MALIK!… MALIK!…. MALIK!…”…..
Malik memandang segenap wajah mereka dengan mata berkaca-kaca dan terharu, serentak memeluk Tata’ Gassing kemudian melepas sesaat.
“Terima kasih, Tata’.” Ya Allah, bagaimana… bagaimana mungkin kuterima kenyataan seindah ini!” kata Malik dengan hati penuh haru, mengembalikan segala keajaiban kepada kehendak Yang Maha Esa.

SELESAI.

PERAN PUBLIC RELATION DALAM MANAJEMEN MODERN Syahriar Tato

Posted May 20, 2015 by SYAHRIAR TATO
Categories: TULISAN POPULAIR

PERAN PUBLIC RELATION DALAM MANAJEMEN MODERN
Syahriar Tato
1.Pendahuluan.
Hubungan Masyarakat atau singkatannya,”Humas”, seringkali disederhanakan sebagai sebuah terjemahan dari istilah Public Relations (PR). Sebagai ilmu pengetahuan, PR masih relatif baru bagi masyarakat Indonesia. PR sendiri merupakan gabungan berbagai imu dan termasuk dalam jajaran ilmu-ilmu sosial seperti halnya ilmu politik, ekonomi, sejarah, psikologi, sosiologi, komunikasi dan lain-lain.
Dalam kurun waktu 100 tahun terakhir ini PR mengalami perkembangan yang sangat cepat. Namun perkembangan PR dalam setiap negara itu tak sama baik bentuk maupun kualitasnya. Proses perkembangan PR lebih banyak ditentukan oleh situasi masyarakat yang kompleks. PR merupakan pendekatan yang sangat strategis dengan menggunakan konsep-konsep komunikasi (Kasali, 2005:1). Di masa mendatang PR diperkiraan akan mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Pemerintah AS mempekerjakan 9000 karyawan di bidang komunikasi yang ditempatkan di United States Information Agency.
Public Relations sebagai sebuah teknik menguat dengan adanya aktivitas yang dilakukan oleh pelopor Ivy Ledbetter Lee yang pada tahun 1906 berhasil menanggulangi kelumpuhan industri batu bara di Amerika Serikat dengan sukses. Atas upayanya ini ia diangkat menjadi The Father of Public Relations.
Perkembangan PR sebenarnya bisa dikaitkan dengan keberadaan manusia. Unsur-unsur memberi informasi kepada masyarakat, membujuk masyarakat, dan mengintegrasikan masyarakat, adalah landasan bagi masyarakat.
Tujuan, teknik, alat dan standar etika PR berubah-ubah sesuai dengan berlalunya waktu. Misalnya pada masa suku primitif mereka menggunakan kekuatan, intimidasi atau persuasi ntuk memelihara pengawasan terhadap pengikutnya. Atau menggunakan hal-hal yang bersifat magis, totem (benda-benda keramat), taboo (hal-hal bersifat tabu), dan kekuatan supranatural .
Opini publik mulai berperan. Ketika era Mesir Kuno, ulama merupakan pembentuk opini dan pengguna persuasi. Pada saat Yunani kuno mulai dikembangkan Olympiade untuk bertukar pendapat dan meningkatkan hubungan dengan rakyat. Evaluasi mengenai pendapat atau opini publik merupakan perkembangan terakhir dalam sejarah kemanusiaan.
Dasar-dasar fungsi humas ditemukan dalam revolusi Amerika. Ketika ada gerakan yang direncanakan dan dilaksanakan. Pada dasarnya, masing-masing periode perkembangan memiliki perbedaaan dalam startegi mempengaruhi publik, menciptakan opini publik demi perkembangan organisasinya.
Hasil survey terkini menunjukkan bahwa 85% dari 1500 perusahaan besar di amerika serikat memiliki departemen(bidang) yang menangani persoalan public relations. Hasil survey yang lain dari International Association of Business Communicators (IABC) menemukan bahwa hampir separuh dari pekerja public relations bekerja pada suatu perusahaan dan sekitar 10% bekerja pada organisasi non profit. The Public Relations Society of America (PRSA) melaporkan bahwa 45% dari pekerja public relations bekerja pada bidang bisnis dan industri, sedangakan 25% bekerja pada firma public relations, dan sekitar 30% bekerja pada bidang agensi nonprofit, asosiasi, institusi pendidikan, dan bidang pemrintahan.
2.Pengertian Public relation.
Beberapa pengertian public relation bila dilihat perannya sebagai line staff sebuah organisasi:
1.Hubungan dengan masyarakat luas baik melalui publisitas khususnya fungsi-fungsi organisasi dan sebagainya terkait dengan usaha menciptakan opini publik dan citra yang menyenangkan untuk dirinya sendiri (Webster’s New World Dictionary)
2.Fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanan dan prosedur seorang individu atau organisasi berdasarkan kepentingan publik dan menjalankan suatu program untuk mendapatkan pengertian dan penerimaan publik (Public Relations News)
3.Filsafat sosial dan manajemen yang dinyatakan dalam kebijaksanaan beserta pelaksaannya yang melalui interpretasi yang peka mengenai peristiwa-peristiwa berdasarkan pada komunikasi dua arah dengan publiknya, berusaha memperoleh saling pengertian dan itikad baik (Moore, 2004: 6).
Public Relations yang diterjemahkan menjadi hubungan masyarakat (humas) mempunyai dua pengertian. Pertama, humas dalam artian sebagai teknik komunikasi atau technique of communication dan kedua, humas sebagai metode komunikasi atau method of communication (Abdurrahman, 1993: 10). Konsep Public Relations sebenarnya berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut akan muncul perubahan yang berdampak (lihat Jefkins, 2004: 2).
Public Relations menyangkut suatu bentuk komunikasi yang berlaku untuk semua organisasi (non profit – komersial, publik- privat, pemerintah – swasta). Artinya Public Relations jauh lebih luas ketimbang pemasaran dan periklanan atau propaganda, dan telah lebih awal.
Dewasa ini, Public Relations harus berhadapan dengan fakta yang sebenarnya, terlepas dari apakah fakta itu buruk, baik, atau tanpa pengaruh yang jelas. Karena itu, staf Public Relations dituntut mampu menjadikan orang-orang lain memahami suatu pesan, demi menjaga reputasi atau citra lembaga yang diwakilinya. Hubungan masyarakat, atau sering disingkat humas adalah seni menciptakan pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu individu/ organisasi.
Menurut IPRA (International Public Relations Association) Humas adalah fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi dan lembaga swasta atau publik (public) untuk memperoleh pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang terkait atau mungkin ada hubungannya dengan penelitian opini public diantara mereka.
Sebagai sebuah profesi seorang Humas bertanggung jawab untuk memberikan informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan ketertarikan masyarakat akan sesuatu atau membuat masyarakat mengerti dan menerima sebuah situasi.
Seorang humas selanjutnya diharapkan untuk membuat program-program dalam mengambil tindakan secara sengaja dan terencana dalam upaya-upayanya mempertahankan, menciptakan, dan memelihara pengertian bersama antara organisasi dan masyarakatnya.
Posisi humas merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh suatu manajemen organisasi. Sasaran humas adalah publik internal dan eksternal, dimana secara operasional humas bertugas membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya dan mencegah timbulnya rintangan psikologis yang mungkin terjadi diantara keduanya.
Pekerjaan seorang humas adalah tugas-tugas yang dilakukan oleh seorang humas dalam mempromosikan pengertian dan pengetahuan akan seluruh fakta-fakta tentang runtutan situasi atau sebuah situasi dengan sedemikian rupa sehingga mendapatkan simpati akan kejadian tersebut,
Pada umumnya kesan yang jelek datang dari ketidak-pedulian, prasangka buruk, sikap melawan, dan apatis. Seorang petugas humas harus mampu untuk mengubah hal-hal ini menjadi pengetahuan dan pengertian, penerimaan dan ketertarikan.
Bagian penting dari pekerjaan petugas Humas dalam suatu organisasi adalah
•Membuat kesan (image)
•Pengetahuan dan pengertian
•Menciptakan ketertarikan
•Penerimaan
•Simpati
Humas adalah sebuah proses yang terus menerus dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh kemauan baik dan pengertian dari pelanggan, pegawai, dan publik yang lebih luas. Dalam pekerjaannya, seorang humas membuat analisis ke dalam dan perbaikan diri, serta membuat pernyataan-pernyataan keluar.
Pada umumnya kesan yang jelek datang dari ketidak-pedulian, prasangka buruk, sikap melawan, dan apatis. Seorang humas harus mampu untuk mengubah hal-hal ini menjadi pengetahuan dan pengertian, penerimaan dan ketertarikan.
Secara garis besar ada dua bentuk dasar public relation, yakni: departemen public relations dan perusahaan/firma dibidang konseling public relations.
3.Fungsi dan Peran departemen public relations
Hari ini, fungsi public relation semakin luas. Seperti yang terjadi di tahun 1990an fungsi public relation sangat tepat dalam hal melakukan perubahan dalam lingkungan perusahaan, dan menghadapi berbagai tekanan dalam perusahaan. Artinya, fungsi public relations tidak saja dalam hal publikasi dengan metode komunikasi satu arah, tetapi berfungsi dalam proses negosiasi dan proses kompromi dengan kepentingan public.
Para pekerja public relations professional, sangat berperan untuk melakukan penilaian terhadap manajeman dalam menentukan kebijakan dan berkomunikasi dengan berbagai macam kelompok. Namun, semua itu sangat tergantung pada pola dan struktur kebijakan perusahaan serta kapabilitas dari pekerja public relations itu sendiri.
Pola manajemen modern hari ini menganggap bahwa public relations merupakan alat dalam menyelesaikan masalah (problem-solving). Selain itu pihak manajemen memiliki beberapa harapan pada public relations, yakni dalam hal:
1.Menaganalisa informasi. Para pekerja public relations diharapkan dapat menganalisa informasi dan menjadi broker informasi (pembuat/penyusun informasi) bagi perusahaan, dapat berkomunikasi baik bagi pihak luar ataupun internal perusahaan berdasarkan pandangan public dan para karyawan.
2.Menangani isu yang berhubungan dengan manajemen. Para pekerja public relations harus mengamati kecenderungan masyarakat dan tanggapan public sebelum mereka menyelesaikan kontroversi secara keseluruhan yang terjadi di masyarakat.
3.Memberikan pelatihan. Pekerja public relations mesti memberikan bimbingan kepada manajemen tentang bagaimana mengkomunikasikan posisi organisasi kepada public secara efektif.
4.Ahli dalam bidang manajemen. Pekerja public relations diharpkan menguasai berbagai teknik manajemen dan strategi perencanaan.
Pimpinan public relations atau bisa disebut departemen biasanya memiliki tiga nama; manajer, director, dan vice-presiden (wakil presiden) di bidang komunikasi perusahaan yang biasanya bertanggung jawab langsung untuk kegiatan tambahan dalam periklanan dan komunikasi pemasaran (marketing communication).
Departemen public relation biasanya dibagi dalam beberapa seksi (bidang). Pembagian bidang ini bisa ditemukan pada perusahaan-perusahaan besar, yakni media relations (PR yang menangani media), investor relations (PR yang menangani investor), consumer affairs (PR yang menangani pelanggan), governmental relations (PR yang berhubungan dengan pemerintah), community relations (PR yang berhubungan dengan masyarakat), marketing communications (komunikasi pemasaran), dan employee communications (komunikasi pada karyawan).
Sebagai contoh, salah satu perusahan terbesar, general Motors, memiliki lebih dari 3 bidang public relation dan berbagai macam tugas berdasarkan geografis dan divisi operasi.
Teori manajemen yang bersifat tradisional membagi organisasi kedalam dua fungsi, yakni fungsi pimpinan (line) dan fungsi bawahan (staff). Para pimpinan (line) seperti veice president (wakil presiden) perusahaan –menangani persoalan pencapaian tujuan organisasi. Berdasarkan teori ini, public relations menjalankan funsi bawahan (staff). Pekerja public relations merupakan orang-orang yang ahli dalam hal komunikasi. Sedangkan, pimpinan manajer, termasuk president (pimpinan) organisasi/perusahaan memberikan kepercayaan pada pekerja public relations untuk menggunakan kemampuan mereka dalam hal menyiapkan dan memproses data, membuat rekomendasi, dan menjalankan program komunikasi untuk mengimplementasikan kebijakan perusahaan.
Itu artinya, meskipun pekerja public relation berada dalam fungsi bawahan (staff) dan hanya bisa menjalankan fungsinya atas seizing pimpinan manajemen tetapi ada beberapa tingkatan pengaruh yang dapat dijalankannya, yakni:
-Akses pada pihak manajemen. Kekuatan dan pengaruh departemen public relations biasaya berasal dari adanya akses untuk dapat berhubungan langsung dengan pihak manajemen, yang digunakan untuk memberikan masukan dan rekomendasi untuk menetapkan suatu kebijakan. Itulah sebabnya, public relations ditempatkan dalam chart (tingkatan) yang tinggi dalam sebuah organisasi dan dapat dipanggil langsung oleh pimpinan manajemen untuk membuat laporan dan rekomendasi beberapa isu yang dapat berpengaruh pada perusahaan.
-Tingkatan pengaruh. Para Ahli manajemen menegaskan bahwa ada beberapa macam tingkatan pengaruh dan kewenangan. Pada level terrendah, fungsi staff hanya menjalankan fungsi advisory (member saran/masukan). Namun, ini tidak lagi berlaku untuk bidang public relations. Johnson & Johnson justru menempatkan public relations pada status yang sangat tinggi. Dalam peristiwa The Tylenol crisis, dimana ada 7 orang meninggal akibat mengkonsumsi kapsul yang mengandung sianida (cyanide), perusahaan langsung bereaksi dan segera menarik produk tersebut berdasarkan saran dari pekerja public relations. Dalam kasus ini, pekerja public relation menggunakan compulsory-advisory – suatu konsep yang mengemukakan bahwa kebijakan perusahaan yang dibuat oleh pimpinan manajemen setidaknya harusnya mendengarkan nasehat yang tepat dari ahli sebelum menentukan strategi.
Tingkatan advisory yang lain adalah concurring authority – dalam hal ini, divisi operasi diharapkan membuat brosur publikasi tetapi setidaknya harus mendapatkan izin dari department public relation untuk mengcopy dan mebuat layout-nya. Hal ini dilakukan untuk menghindari penyebaran bahan publikasi yang tidak sesuai dengan standar perusahaan. Namun, kewenangan seperti ini bisa juga membatasi kebebasan kerja public relations, karena dibeberapa perusahaan memiliki kebijakan bahwa semua karyawan artikel majalah dan siaran pers eksternal harus ditinjau ulang oleh staff khusus sebelum dipublikasikan. Para staff juga biasanya diberikan kewenangan informal dalam memberikan masukan langsung kepada pihak manajemen. Rekomendasi staff diterapkan oleh pimpinan manajemen yang efektif dalam membuat keputusan/kebijakan sedangakan para manajer hanya harus menajalankan keputusan tersebut.
Dalam organisasi modern , public relations menempati fungsi manajemen seperti halnya fungsi staff. Kekuatan dan pengaruh public relations tergantung pada dua factor. Pertama, bahwa kerja public relations akan berjalan efeketif ketika mendapat akses secara langsung pada pimpinann manajemen dan dilibatkan dalam menentukan kebijakan. Dalam hal ini, departemen public relation dapat menajalankan peran cumpulsory-advisory. Kedua, pimpinan departemen public relations mesti mendapat posisi yang setara dengan pimpinan departemen lainnya.
Tetapi, tidak semua perusahaan menerapkan dua proses ini dalam organisasinya. Di beberapa perusahaan, pimpinan departemen public relations dapat memberikan laporan secara langsung kepada wakil peimpinan (vice presiden) tentang pemasaran dan periklanan. Dalam hal ini, departemen public relations focus pada publikasi produk. Sedangkan perusahaan besar lainnya memiliki vice presiden yang khusus menangani bidang komunikasi perusahaan yang mengawasi bidang public relations, periklanan, dan pemasaran.
4.Fungsi dan peran Firma public relations .
. Firma ini memberikan pelayanan kepada berbagai macam klien. Baik firma besar ataupun kecil, masing-masing memiliki tujuan: untuk memberikan bimbingan untuk mewujudkan harapan banyak klien, memberikan pelayanan teknis untuk beberapa program tertentu.
Firma dalam peran dan fungsinya dapat memberikan kemudahan sebagai berikut:
1.Pelayanan yang diberikan oleh Firma Public Relations
Berbagai macam pelayangan yang dapat diberikan oleh firma public relation, yakni:
oPelatihan pidato/berbicara yang baik bagi para pimpinan
oPenelitian dan eveluasi
oMenyediakan berbagai macam perangkat komunikasi
oBimbingan pada kondisi krisis komunikasi
oAnalisis media
oPromosi produk
oManajemen event
oPublic affair
oPelayanan di bidang komunikasi karyawan
oBimbingan untuk posisi perusahaan (menjelaskan tentang program yang tepat dijalankan oleh perusahaan untuk bersaing di pasar industry)
oBimbingan tentang relasi financial.
Firma public relation, baik yang besar aupun kecil dapat dikelompokkan berdasarkan wilayah metropolitan yang ditempatinya. Pada level internasional, firma dan afiliasi mereka banyak ditemukan di berbagai ibu kota di dunia. Burson-Marsteller, kantor pusatnya berada di New York, memiliki 51 kantor yang tersebar di 27 negara, yakni terdapat di beberapa ibu kota besar, meliputi; Toronto, Montreal. San Juan, Brussels, The Hague, Frankfort. Geneva, London, Malmo, Milan, Paris, Hong Kong, Kuala Lumpur, Singa¬pore, Tokyo. Melbourne, Sydney, Sao Paulo, and even Moscow.
Hill & Knowlton, yang juga berpusat di New York, juga terdapat di daerah-daerah ibu kota tersebut dan bahkan memiliki satu kantor di Beijing. Memiliki 62 kantor di 22 negara, serta memiliki jaringan afiliasi firma sebanyak 125 kantor di 60 negara. Shandwick yang berpusat di London memiliki 70 kantor di 18 negara.
Shandwick – yang dipublikasikan selama tiga tahun dibeli oleh 38 pengusaha public relations internasional dan berbagai firma lainnya antara tahun 1986-1989 – diberitakan mendapatkan pemasukan sebesar $200 juta sepanjang tahun 1990 dan mengalahkan pemasukan Hill & Knowlton yang berjumlah $190 juta.
Hill & Knowlton dikenal sebagai firma terbesar di bidang public relations hingga tahun 1989, yang telah menggantikan posisi Burson-Marsteller yang telah dikenal sebagai firma terbesar pada tahun 1986. Hill & Knowlton sama halnya dengan Shandwick, meraih posisi sebagai firma terbesar setelah menyingkirkan firma lainnya.
Pada awalnya, proses merger antara periklanan dengan firma public relations hanya dipercaya sebagai sebuah proses evolusi secara alami dari adanya proses penyatuan berbagai disiplin ilmu komunikasi kedalam “jaringan komunikasi secara total/total communication networks”. Mereka yakin bahwa tak ada agensi tunggal yang betul-betul menyediakan personil dan sumber daya untuk menangani fungsi marketing yang sangat kompleks bahkan berskala global secara efisisen dalam melayani klien. Dalam tingkatan prakteknya, penyatuan antara periklanan dan public relations dalam rangka bekerja keras untuk meningkatkan jumlah klien potensial yang bisa mendatangkan keuntungan dan memperluas wilayah kerja secara geografis.
Meskipun alasan tersebut logis, namun kompleksitas dunia pasar telah membuat “total communication networks” menjadi kurang efektif digunakan. Dalam banyak kasus, perusahaan-perusahaan menggunakan konsep “one-stop shopping” dari megafirm (firma besar) dan bahkan lebih suka menggunakan pekerja independen, firma khusus. Sebagai contoh, dari 40 perusahaan besar, sekurang-kuranya satu dari empat perusahaan tersebut dimiliki oleh perusahaan periklanan. Akibatnya, agensi periklanan dan firma public relations yang dimiliki oleh perusahaan yang sama sering kali tidak berkolaborasi, bahkan seringkali tidak memiliki daftar klien sendiri.
Struktur firma public relation kecil mungkin hanya terdiri dari pemilik (president) dan seorang asisten (wakil presiden), yang dibantu oleh seorang sekretaris. Firma besar memiliki struktur hirarki yang mungkin terdiri dari:
1.President
2.Executive vice president (Pimpinan wakil presiden)
3.Vice president (wakil presiden)
4.Account supervisor (pengawas keuangan)
5.Account executive (pimpinan di bidang keuangan)
6.Assitant account executive (asisiten keuangan)
7.Secretarial/clerical staff
Bekerja dalam firma public relations dapat menjadi sumber frustasi (masalah) dan rewards (penghargaan). Para pekerja firma public relations seringkali mendapatkan kondisi frustasi seperti berikut ini:
1.Kurangnya privasi. Kebanyakan firma PR hanya memiliki ruangan kerja yang sempit, terbuka dibagian atasnya, dan tanpa memakai pintu.
2.Rutinitas kerja yang tetap/tidak berubah-ubah.
3.Banyak permintaan yang mesti dikerjakan tepat waktu.
4.Hubungan dengan klien. Hanya sedikit klien yang memahami dengan baik tentang apa yang bisa dan tidak bisa dikerjakan oleh public relations. Orang-orang yang bekerja dalam firma public relations mesti membimbing klien secara terus menenrus tentang public relations.
5.Kerja sepanjang hari. Kebanyakan pekerja akuntan dalam firma PR mesti menggunakan jam malamnya atau mesti bekerja sepanjang waktu untuk memenuhi deadline.
Diluar dari kondisi frustasi ini, banyak orang yang mengalami kemajuan melalui bekerja pada firma public relations. Mereka dapat menikmati tantangan yang datang secara terus menerus dengan menggunakan ide-ide kreativ – mereka mendapatkan penghargaan secara moril (psikis) ketika ide mereka menjadi slogan pada event khusus yang dipublikasikan secara internasional.
Ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan dengan menggunakan jasa firma public relations. Firma public relations berupaya memberika servis dan memiliki banyak kemampuan, seperti dalam hal:
1.Objektifitas. Firma PR dapat menganalisa kebutuhan atau masalah-masalah klien dari sudut pandang atau wawasan yang lebih baru/segar.
2.Memiliki banyak kemampuan dan keahlian. Sebuah Firma memiliki bayak pakar/ahli dalam berbagai bidang.
3.Memiliki banyak sumber daya. Firma memiliki banyak relasi dengan media da bekerja secara regular dengan berbagai penyalur (supplier) barang dan jasa. Firma juga memiliki bahan penelitian yang meliputi bank data informasi, dan berbagai macam pengalaman di berbagai bidang.
4.Memiliki banyak kantor di berbagai Negara.
5.Ahli dalam bidang problem-solving.
6.Kredibilitas. Sebuah firma public relation yang sukses memiliki reputasi yang kuat dalam hal profesionalisme dan etos kerja.
Referensi
1.Howard Bonham, Red Cross
2.Drs. Soleh Soemirat, M.S & Drs. Elvinaro Ardianto, M.Si. 2007. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung : Rosdakarya, hal 14
3.(en) Philip Henslowe, Public Relations- A Practical Guide To The Basics. Crest Publishing House 2003. ISBN 81-242-0302-4.
4. (en) Philip Henslowe, Public Relations- A Practical Guide To The Basics. Crest Publishing House 2003. ISBN 81-242-0302-4.
5.a b c d Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. PT. RajaGrafindo. Jakarta. 2005. Hal.13,14,18,232″
6.a b c d e Situs Migas Online: Community Development Dalam Paradigma Pembangunan Berkelanjutan

KAWASAN HIBURAN MALAM DAN UPAYA PENINGKATAN EKONOMI RAKYAT SEKTOR INFORMAL DR.SYAHRIAR TATO

Posted May 18, 2015 by SYAHRIAR TATO
Categories: TULISAN ILMIAH POPULER, TULISAN POPULAIR

KAWASAN HIBURAN MALAM DAN UPAYA PENINGKATAN
EKONOMI RAKYAT SEKTOR INFORMAL
DR.SYAHRIAR TATO.
A.Latar Belakang
Perubahan dan Modernisasi yang dijadikan sebagai tonggak awal kemajuan zaman telah memberikan pengaruh dan dampak pada berbagai aspek kehidupan dan kemanusiaan yang luar biasa pada abad ini. Modernisasi juga membawa dampak perubahan yang fundamental dalam berbagai bidang dan nilai kehidupan, yang tentunya akan memberi konsekuensi dan pengaruh bagi manusia sebagai komponen dalam kehidupan.
Berkembangnya kota, maka kegiatan yang umumnya terjadi di perkotaan meliputi kegiatan perdagangan dan jasa sebagai basis utama dan salah satu fungsi dari perkotaan, yaitu sebagai pusat perdagangan, penyediaan fasilitas sosial dan pelayanan jasa. Sebagai pusat pelayanan jasa, baik jasa perorangan seperti pengacara, dan dokter sedangkan pelayanan jasa public adalah perbankan, perhotelan, dan tempat hiburan.
Tempat hiburan merupakan salah satu pelayanan jasa yang ada di dalam perkotaan, yang mempunyai fungsi sebagai sarana hiburan bagi masyarakat kota. Di kota saat ini muncul tempat hiburan malam sebagai alternatif bagi masyarakat untuk bersantai dan melepas rasa jenuh setelah seharian bekerja,dan untuk menghilangkan kepenatan.
Ibukota Negara, Jakarta mempunyai tingkat aktivitas yang luar biasa dalam kehidupan malam hari. Kebanyakan hotel Di Jakarta mempunyai bar mereka sendiri atau Night Club, Karoeke, Cafe, dan Live Music. Jakarta termasuk salah satu tempat yang sangat padat di dunia yang memiliki tempat discotik dan cafe.
Bali sebagai salah daerah tujuan wisata memanjakan para wisatawan dengan berbagai hiburan.Hiburan malam salah satunya,yang kerap menjadi daya tarik istimewa bagi para wisatawan dalam mengisi liburan di bali dengan sekedar mendengarkan music untuk melepaskan kepenatan sambil menikmati makan malam bersama keluarga.
Kota Makassar sebagai kota metropolis yang mempunyai beragam fasilitas yang dapat menunjang kehidupan masyarakat seperti penyediaan sarana dan prasarana, pusat perbelanjaan, perkantoran, transportasi serta tersedianya fasilitas hiburan bagi masyarakat untuk sekedar bersantai. Hiburan bagi masyarakat di kota-kota besar seperti Makassar sangat beraneka ragam seperti munculnya Tempat Hiburan Malam dibeberapa lokasi.
Di Makassar, dekat dengan kawasan pelabuhan dan pusat kota,ada kawasan tempat hiburan malam,yang dikenal dengan kawasan hiburan malam, yaitu kawasan Jalan Nusantara. Tidak ada data pasti kapan tepatnya bisnis Hiburan malam berkembang di kawasan ini. Yang jelas, sampai saat ini ratusan PSK telah beroperasi di kawasan ini yang jumlahnya mencapai puluhan tempat hiburan malam. Tempat hiburan itu berjejer di sepanjang Jalan Nusantara yang panjangnya mencapai satu kilometer. Riuhnya bisnis hiburan di kawasan ini terletak di sekitar pelabuhan penumpang Soekarno Hatta dan pelabuhan bongkar muat barang yang menjadi tempat bersantai para awak kapal untuk melepas penat dan mencari hiburan. Kawasan Jalan Nusantara, juga tidak jauh dari Pantai Losari dan Pusat Jajanan Laguna. Kedua tempat ini, adalah salah satu pusat keramaian di Kota Makassar dan di sepanjang jalan terdapat berbagai jenis tempat hiburan malam misalnya saja, cafetaria, tempat karaoke keluarga, diskotik.
Tempat Hiburan Malam di kota Makassar berkembang demikian pesat, ada banyak tempat hiburan bagi para warga di kota Makassar, mereka yang ingin menghabiskan malam dengan alunan musik romantis maupun dentuman musik yang cukup menghentak tinggal memilih tempat sesuai dengan keinginan mereka sebagai sarana hiburan untuk melepas lelah dan kejenuhan.
Sejalan dengan berkembangnya kota Makassar, selain munculnya tempat hiburan malam, maka muncul pula kegiatan masyarakat di sektor informal di sekitar tempat pelayanan jasa seperti tempat hiburan. Angka-angka yang cukup mencolok dalam lonjakan jumlah penduduk dikota besar membuat orang berpikir tentang sebab dan akibatnya. Sebab terjadinya lonjakan jumlah penduduk kota adalah karena pengaruh migrasi, yaitu orang yang datang dari desa atau daerah ke kota besar, atau yang lebih dikenal dengan istilah urbanisasi, selain karena pertambahan penduduk alami kota itu sendiri yang relatif kecil angkanya. Arus migrasi desa-kota yang cukup besar tidak semuanya terserap disektor industri modern dikota, karena keterbatasan sektor industri modern dan tidak semua migran memiliki skill atau kemampuan untuk masuk ke sektor industri modern tersebut. Hal ini mengakibatkan para migran yang tidak dapat masuk ke sektor industri modern lebih memilih sektor informal yang relatif mudah untuk dimasuki.
Agar tetap dapat bertahan hidup ( survive ), para migran yang tinggal dikota melakukan aktifitas-aktifitas informal (baik yang sah dan tidak) sebagai sumber mata pencaharian mereka. Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan karena tidak memiliki penghasilan atau memiliki penghasilan tetapi rendah dan tidak tetap.Beberapa jenis “pekerjaan” yang termasuk di dalam sektor informal, salah satunya adalah pedagang kaki lima, seperti warung nasi, penjual rokok, penjual Koran dan majalah, penjual makanan kecil dan minuman. Mereka dapat dijumpai di pinggir-pinggir jalan di pusat-pusat kota yang ramai pengunjung. Mereka menyediakan barang-barang kebutuhan bagi golongan ekonomi menengah ke bawah dengan harga yang dijangkau oleh golongan tersebut. Tetapi, tidak jarang mereka yang berasal dari golongan ekonomi atas juga ikut menyerbu sektor informal.
Dengan demikian, sektor informal memiliki peranan penting dalam memberikan sumbangan bagi pembangunan perkotaan, karena sektor informal mampu menyerap tenaga kerja (terutama masyarakat kelas bawah) yang cukup signifikan sehingga mengurangi problem pengangguran diperkotaan dan meningkatkan penghasilan kaum miskin diperkotaan. Selain itu, sektor informal memberikan kontribusi bagi pendapatan pemerintahan kota.
Pertumbuhan sektor informal yang cukup pesat tanpa ada penanganan yang baik dapat mengakibatkan ke tidak teraturan dalam penataan ruang kota. Sebagaimana diketahui, banyak pedagang kaki lima yang menjalankan aktifitasnya ditempat-tempat yang seharusnya menjadi Public Space. Public Space merupakan tempat umum dimana masyarakat bisa bersantai, berkomunikasi, dan menikmati pemandangan kota. Tempat umum tersebut bisa berupa taman, trotoar, halte bus, dan juga tempat hiburan malam seperti yang ada di makassar khususnya di jalan nusantara dengan adanya THM tersebut membuat bermunculnya kegiatan di sektor informal seperti pedagang kaki lima di area tersebut.
Pedestrian yang digunakan untuk berjualan dapat mengganggu para pejalan kaki, seringkali kehadiran pedagang kaki lima tersebut mengganggu arus lalu lintas karena para konsumen pengguna jasa memarkirkan kendaraannya dipinggir jalan. Ketidakteraturan tersebut mengakibatkan Public Space kelihatan kumuh sehingga tidak nyaman lagi untuk bersantai ataupun berkomunikasi.
B.Tentang Tempat Hiburan Malam
1.Definisi Hiburan Malam
Kata Hiburan memiliki persamaan arti dengan kata entertainment dalam Bahasa inggris yang berarti sejenis tourist acctraction dimana para pengunjung yang datang merupakan subyek yang pasif sebagai audince/hadirin yang datang menikmati, menyaksikan ataupun mengagumi kejadian-kejadian yang berlangsung untuk mendapatkan kepuasan rohaniah sesuai dengan motif-motif yang mendorong kunjungan tersebut( R.S Damardjati )
Hiburan merupakan suatu barang atau perbuatan menghibur hati untuk melupakan kesedihan.Hiburan dalam Islam adalah sesuatu yang dapat memberi ketenangan dan kegembiraan kepada seseorang. Dalam ajaran Islam dilakukan dengan syarat tidak ada pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan, dan tidak melupakan ajaran-ajaran Allah s.w.t
Kata malam memiliki arti disini yaitu lebih cenderung menunjukkan waktu yaitu malam hari. Jadi Hiburan malam adalah sejenis tourist acctraction dimana para pengunjung yang datang merupakan subyek yang pasif sebagai audince/hadirin yang datang menikmati, menyaksikan ataupun mengagumi kejadian-kejadian yang berlangsung untuk mendapatkan kepuasan rohaniah sesuai dengan keinginan pengunjung yang dilakukan pada waktu malam hari.
2.Jenis-jenis Hiburan Malam
a.Diskotik
Diskotik adalah sutau tempat dimana para pengunjung dapat melakukan disco didalam suatu ruangan yang diiringi lagu-lagu disco yang menghentak dari berbagai negara. Tempat disco tersebut biasanya disebut dance floor (lantai disco).
b.Karaoke
Karaoke adalah suatu tempat hiburan yang disediakan untuk para pengunjung yang suka bernyanyi atau untuk melatih hoby mereka yaitu menyanyi.
c.Pub dan bar
Pub dan bar adalah suatu tempat dimana para pengunjung dihibur lewat lagu-lagu yang diiringi suatu kelompok band sambil menikmati minuman-minuman yang tersedia dan biasanya ruangan dari pub dan bar ini lebih terang bila dibandingkan dengan tempat-tempat hiburan lainnya.
d.Panti Pijat
Panti pijat adalah suatu tempat dimana para pengunjung dapat menikmati fasilitas pijat untuk menghilangkan rasa lelah.
C.Kegiatan Masyarakat Kota
1.Kegiatan Masyarakat
Menurut Poerwadarminta, Kegiatan adalah aktivitas. Kegiatan juga berarti suatu pekerjaan yang dilakukan seseorang dalam menyelesaikan urusannya. Menurut Kartini Kuncoro, kegiatan adalah istilah umum yang dikaitkan dengan keadaan yang selalu bergerak, eksplorasi dan berbagai respon lainnya terhadap rangsangan sekitar.
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Masyarakat merupakan salah satu satuan dalam sistem sosial atau kesatuan hidup manusia. Istilah inggrisnya berarti society sedangkan masyarakat itu sendiri berasal dari bahasa arab yaitu syakara yang berarti ikut serta atau partisipasi, kata Arab masyarakat berarti bergaul yang istilah ilmiahnya berarti berinteraksi.
2.Kota dan perkotaan.
Kota dan perkotaan selalu mempunyai arahan yang berbeda. Dalam kamus tata ruang, kota merupakan suatu permukiman yang berpenduduk besar dan dengan luas areal yang terbatas, dimana pada umumnya bersifat non agraris. Kota juga merupakan tempat sekelompok orang dalam jumlah tertentu dan bertempat tinggal bersama dalam suatu wilayah geografis tertentu dengan pola hubungan yang rasional, ekonomis dan individualistis.
Sementara perkotaan memiliki arti yang lebih luas, dimana terdapat daerah permukiman yang meliputi kota induk dan daerah pengaruh di luar batas administrasinya yang berupa daerah pinggiran sekitarnya.
Kota adalah kegiatan ekonomi, pemerintah, politik, dan sosial sehingga membuat perkembangan disegala bidang seperti pembangunan fisik kota, yaitu bangunan-bangunan yang mempunyai fungsi-fungsi tertentu dan juga pembangunan manusianya yang tinggal di kota maupun yang beraktivitas dengan keahlian maupun kemakmuran.
Menurut Adisasmita, kota adalah suatu simpul jasa distribusi atau sebagai Growth centre). suatu kota tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi dan masalah yang ada di kota tersebut. maupun di daerah hinterlannya. (daerah belakangnya) dalam suatu interaksi yang berimbang.
Berkembangnya suatu Kota lebih banyak dipengaruhi oleh fungsi yang diemban oleh kota itu sendiri, sebagai simpul jasa dan distribusi sehingga harus didukung dengan kegiatan dan aktivitas perkotaan berupa:
a.Pusat kegiatan perkantoran dan pelayanan jasa.
b.Pusat kegiatan perdagangan dan transportasi.
c Pusat Kegiatan pelayanan sosial ekonomi.
d.Penunjang pemukiman
Menurut Budiharjo, bahwa peranan kota-kota dalam pembangunan wiayah dan nasional harus di barengi dengan usaha pengembangan antara lain :
a. Mengembangkan sistem kota yang dapat mengoptimalkan tingkat pelayanan dan tingkat ekonomi.
b.Mengembangkan Urban Governance yang dapat mewujudkan fungsi dan tingkat pelayanan kota menurut sistem kota yang optimal.
c.Meningkatkan hubungan desa-kota termasuk daerah mega urban yang dapat mendorong dan menyerahkan pembangunan antara desa-kota.
d.Meningkatkan produktivitas daerah pekotaan dalam rangka mempercepat tercapainya fungsi kota yang diinginkan dalam system kota.
Kota adalah suatu pemukiman yang bangunannya rapat, dan penduduknya bernafkah bukan petani. Tedapat juga pengertian bahwa suatu kota dicirikan oleh adanya prasarana perkotaan, seperti bangunan yang besar bagi pemerintahan, rmah sakit, sekolah, pasar, dan sebagainya, taman serta alun-alun yang luas dan jalanan yang telah teraspal. suatu hal yang khas bagi suatu kota menurut Johara T.J adalah kota itu umumnya mandiri atau serba lengkap, yang berarti penduduk kota bukan hanya bertempat tinggal saja di dalam kota itu dan berekreasi pun di lakukan dalam kota itu.Keadaan ini sangat berlainan dengan kadaan di dalam kampung diwilayah pedesaan, dimana penduduk umumnya harus pegi keluar kampong untuk mencari nafkah. dengan demikian kota menyediakan segala fasilitas bagi kehidupan baik sosial maupun ekonomi sehingga baik bertempat tinggal maupun bekerja dan berkreasi dapat di lakukan oleh penduduk di dalam kota.
Menurut ahli sejarah tumbuhnya lingkungan fisik tempat berlangsungnya kehidupan dari sekelompok manusia atau lebih adalah merupakan awalanya perkembangan suatu lingkungan hidup yang dinamakan kota.
Fungsi kota itu sendiri mengandung fungsi Primer dan fungsi Sekunder yang keduanya menentukan perwujudan penyelenggaraan fungsi kota. fungsi Primer merupakan fungsi kota dalam hubungannya dengan kedudukan kota sebagai pemusatan pelayanan bagi jasa di luar penyelenggaraan fungsi primer. fungsi ini dapat bersifat pertahanan keamanan yang selanjutnya disebut sebagai fungsi sekunder yang bersifat khusus. penyelenggaraan fungsi-fungsi diatas memerlukan ruang di dalam kota yang perlu penataan.
Ukuran kota yang optimal ditentukan oleh berbagai faktor ekonomi, sosial dan geografis yang berbeda-beda antara masing-masing Negara. tidak ada batas tertentu mengenai ukuran atau besarnya suatu kota sepanjang ia dapat berkembang keluar dan keatas (Horizontal dan vertikal)
Pada dasarnya pusat kota mempunyai potensi pendorong dan penarik kekuatan sosial ekonomi yang dapat menciptakan perubahan pesat pada suatu kota. lokasi pusat kota sering cenderung ditentukan oleh transportasi, antara lain harus mudah dicapai oleh pejalan kaki dan pemakai kendaraan. secara fisik pusat kota di dominasi oleh bangunan dengan intensitas tinggi, hal-hal yang alamiah terbatas. Karakteristik yang lain yang juga terlihat adalah adanya kecenderungan aktifitas sejenis seperti komersial, administrasi, perdagangan eceran, jasa, rekreasi dan aktifitas sosial budaya
Dari beberapa pendapat secara umum dapat dikatakan mempunyani ciri-ciri mendasar yang sama. Pengertian kota dapat dikenakan pada daerah atau lingkungan komunitas tertentu dengan tingkatan dalam struktur pemerintahan.
-Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, intuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
-Perubahan-perubahan tampak nyata dikota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.
D. Kegiatan Sektor Informal
1.Munculnya Kegiatan Sektor Informal
Pembahasan tentang “sektor informal” telah menghasilkan sejumlah besar dokumentasi dari berbagai pelosok dunia. Ulasan tentang kegiata-kegiatan sektor informal selama ini umumnya terfokus secara eksklusif pada konteks kontemporernya yang diantaranya membahas tentang tingkat penghasilan pengusaha, jumlah tenaga kerja, latar belakang sosial ekonomi para pekerja dan sebagainya. Ulasan-ulasan tersebut ternyata belum mampu memberikan gambaran yang utuh tentang fenomena informalitas. Oleh karena itu perlu kiranya dalam hal ini diungkapkan munculnya gejala sektor informal dalam konteks sejarah karena melalui sejarah ini dapat menyingkap akar-akar kegiatan sektor informal serta keterkaitannya dengan perkembanganperkembangan makro dalam sistem sosial ekonomi yang lebih luas. Konsep sektor informal mulai diperkenalkan pada awal dasawarsa 1970-an ke dunia internasional. Tetapi masalah gejala munculnya sektor informal ini harus ditelusuri secara terpisah dari perkembangan konsepnya.
Kegiatan-kegiatan seperti yang dikemukakan pada ekonomi informal saat ini sudah sejak tahun 1724 dikota Batavia (Jakarta). Dikatakannya bahwa saat itu di sepanjang jalan kota terdapat penjaja-penjaja yang berkeliling membawa segala macam barang yang diperdagangkan. Mereka menjual bermacam-macam sayuran, porselin, kain, barang kerajinan, teh, roti, air minum, bunga, pakaian bekas, kaos kaki dan lain-lain. Praktek penjualan semacam itu sebelumnya dilarang oleh VOC dan baru diperbolehkan pada tahun 1739. Pada abad itu sistem penjajahan telah de fakto menduduki posisi tertentu dalam sistem perekonomian kota yang nantinya akan diisi oleh kegiatan-kegiatan informal. Kebiasaan ibu-ibu rumah tangga di Batavia membeli kebutuhan rutin mereka di halaman rumahnya telah membuka sistem penjajaan ke rumah-rumah sebagai kebutuhan tetap bagi jalannya ekonomi kota.
Dengan bekal mobilitas yang tinggi ini para pedagang informal perlahan-lahan akan menguasai segmen pasar ini. Dalam sebuah kajian lain ada yang menyimpulkan bahwa cikal bakal ekonomi informal perkotaan mulai muncul pada abad ke-19, kemudian mengambil bentuk modernnya pada dasawarsa 1920 atau 1930-an, sedangkan mencapai proporsi dominanya mulai dasawarsa 1950-an (Candrakirana).
2.Konsep Sektor Informal
Konsep sektor informal muncul dalam konsep keterlibatan pakar-pakar internasional dalam perencanan pembangunan di Dunia Ketiga. Gejala ini muncul setelah kelahiran Negara-negara maju setelah berakhirnya Perang Dunia II. Pada waktu itu muncullah gagasangagasan di tingkat internasional maupun nasional untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi pada Negara-negara dimaksud.
Melalui lembaga-lembaga internasional didirikanlah lembagalembaga untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di Negara-negaraberkembang seperti The World Bank, International Monetary Found (IMF) dan juga International Labour Organization (ILO). Lembaga-lembaga tersebut melakukan berbagai studi mengusulkan kebijakan dan turut campur tangan dalam pengambilan keputusan menyangkut berbagai bidang yang dianggap mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu Negara berkembang. ILO meluncurkan program untuk World Employment Programme (WEP) yang diterbitkan pada tahun 1972, menggulirkan konsep informal pertama kali yang diperkenalkan di dunia internasional (Chandrakirana ). Jean Breman mengatakan istilah sektor informal pertama kali dikemukakan oleh Hart pada tahun 1971 dengan menggambarkan sektor informal sebagai bagian angkatan kerja yang tidak terorganisir. Manning dan Effendi mengemukakan bahwa Keith Hart seorang antropolog Inggris adalah orang pertama kali melontarkan gagasan sektor informal dalam penelitiannya di suatu kota di Ghana pada tahun 1973
Sektor Informal adalah aktivitas ekonomi yang berada di luar sistem ekonomi yang legal, tak dilindungi hukum, rawan terhadap kemungkinan
eksploitasi oleh orang yang terlibat kriminal, preman, atau siapa
saja yang bisa memanipulasi hukum.
Pengertian sektor informal menurut Hart memiliki ciri-ciri mudah keluar masuk pekerjaan, mengusahakan bahan baku lokal tanpa berdasarkan hukum formal, unit usaha merupakan keluarga, jangkauan operasionalnya sempit, kegiatannya bersifat padat karya dengan menggunakan teknologi yang masih sederhana (tradisional), pekerja yang terlibat di dalamnya memiliki tingkat pendidikan formal yang rendah serta keahlian yang kurang memadai, kondisi pasar sangat bersaing karena menyangkut hubungan antara penjual dan pembeli yang bersifat personal dan keadaanya tidak teratur .
Prakarsa dari Hart ini kemudian diteruskan oleh ILO (International Labour Organization) dalam berbagai studinya di negara-negara sedang berkembang. Untuk memberikan gambaran pengertian sektor informal di Indonesia, Hidayat mengemukakan ciri-cirinya sebagai berikut. Kegiatan usaha tidak terorganisasi secara baik, karena unit usaha yang timbul tidak menggunakan fasilitas atau kelembagaan yang tersedia di sektor formal. Pada umumnya, unit usaha tidak mempunyai izin usaha. Pola kegiatan usaha tidak teratur, baik dalam arti lokasi maupun jam kerja. Pada umumnya, kebijaksanaan pemerintah untuk membantu golongan ekonomi lemah tidak sampai ke sektor ini. Unit usaha mudah keluar masuk dari satu sub sektor ke lain sub sektor. Teknologi yang dipergunakan bersifat tradisional. Modal dan perputaran usaha relatif kecil, sehingga skala operasi juga relatif kecil; tidak diperlukan pendidikan formal karena pendidikan yang diperlukan diperoleh dari pengalaman sambil bekerja.
Pada umumnya, usaha termasuk golongan yang mengerjakan sendiri usahanya dan kalau mengerjakan buruh berasal dari keluarga. Sumber dana modal usaha pada umumnya berasal dari tabungan sendiri atau dari lembaga keuangan yang tidak resmi. Hasil produksi atau jasa terutama dikonsumsi kota atau desa yang berpenghasilan rendah, tetapi kadang-kadang juga berpenghasilan menengah. Berdasarkan konsep yang telah ada sebelumnya dan disesuaikan dengan kondisi saat ini dan pertimbangan-pertimbangan kemajuan pembangunan yang telah dicapai maka yang digolongkan ke dalam sektor informal:
-Pola kegiatannya tidak teratur, baik dalam arti waktu, pemodalan, maupun penerimaannya.
-Modal, peralatan dan perlengkapan maupun omzetnya biasanya kecil dan diusahakan atas dasar hitungan harian
-Tidak mempunyai keterkaitan (linkage) dengan usaha lain yang besar
-Lokasi usaha ada yang menetap dan ada yang berpindah-pindah.
-Tidak membutuhkan tingkat pendidikan tinggi.
-Merupakan usaha kegiatan perorangan ataupun unit usaha kecil yang memperkerjakan tenaga kerja yang sedikit (kurang dari 10) dari lingkungan hubungan keluarga, kenalan, atau berasal dari daerah yang sama.
Sektor informal merupakan Aktifitas ekonomi yang mengambil tempat diluar norma formal dari transaksi ekonomi yang dibentuk oleh negara dalam dunia bisnis. Sektor informal tidak berarti ilegal. Namun, secara umum istilah sektor informal mengacu pada usaha kecil atau mikro yang dikelola secara individual atau keluarga. Sektor informal menukarkan barang-barang dan jasa yang legal tetapi tidak dilengkapi dengan izin usaha yang memadai
Usaha-usaha sektor informal yang dimaksud diantaranya pedagang kaki lima, pedagang keliling, tukang warung, sebagian tukang cukur, tukang becak, sebagian tukang sepatu, tukang loak serta usaha usaha rumah tangga seperti : pembuat tempe, pembuat kue, pembuat es mambo, barang-barang anyaman dan lain-lain.
Berdasarkan berbagai pendapat, dapat disampaikan bahwa konsep sektor informal lebih difokuskan pada aspek-aspek ekonomi, aspek sosial dan budaya. Aspek ekonomi diantaranya meliputi penggunaan modal yang rendah, pendapatan rendah, skala usaha relatif kecil. Aspek sosial diantaranya meliputi tingkat pendidikan formal rendah berasal dari kalangan ekonomi lemah, umumnya berasal dari migran. Sedangkan dari aspek budaya diantaranya kecenderungan untuk beroperasi diluar sistem regulasi, penggunaan teknologi sederhana, tidak terikat oleh curahan waktu kerja. Dengan demikian cara pandang di atas tentang sektor informal lebih menitik beratkan kepada suatu proses memperoleh penghasilan yang dinamis dan bersifat kompleks. Di samping aspekaspek di atas, kehadiran sektor informal dapat dilihat dari dua segi yaitu segi positif dan segi negatif. Segi positif diantaranya mampu menciptakan lapangan kerja sendiri, kemampuan menyerap angkatan kerja yang sekaligus sebagai katub pengaman terhadap pengangguran dan kerawanan sosial, menyediakan kebutuhan bahan pokok untuk kalangan ekonomi menengah ke bawah. Sedangkan dari segi negatifnya adalah mengganggu lalulintas, mengganggu keindahan kota dan mengganggu kebersihan.
Wirosardjono mengemukakan ciri-ciri sektor informal sebagai berikut:
a.Pola kegiatannya tidak teratu, baik dalam waktu, permodalan, maupun penerimaan.
b.Tidak tersentuh oleh peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah sehingga kegiatannya sering dikatakan liar.
c.Modal, peralatan, dan perlengkapan maupun omzetnya biasanya kecil dan diusahakan atas dasar hitungan harian.
d.Tidak mempunyai tempat tetap.
e.Umunya dilakukan oleh dan melayani golongan masyarakat yang berpendapatan rendah.
f.Tidak membutuhkan keahlian dan keterampilan khusus sehingga dapat menyerap bermacam-macam tingkatan tenaga kerja.
g.Umunya satuan usaha mempekerjakan tenaga yang sedikit dan dari lingkungan hubungan keluarga, kenalan, atau berasal dari daerah yang sama.
h.Tidak mengenal sistem perbankan, pembukuan,perkereditan, dan sebagainya.
Todaro dan Abdullah menyebutkan ciri-ciri sektor informal sebagai berikut :
a.Sebagian besar memiliki produksi yang berskala kecil, aktivitas-aktivitas jasa dimiliki oleh perorangan atau keluarga dan dengan menggunakan teknologi yang sederhana.
b.Umumnya para pekerja bekerja sendiri dan sedikit yang memiliki pendidikan formal yang tinggi.
c.Produktivitas pekerja dan penghasilannya cenderung lebih rendah daripada sektor informal.
d.Para pekerja sektor informal tidak dapat menikmati perlindungan seperti yang didapat dari sektor informal dalam bentuk jaminan kelangsungan kerja, kondisi kerja yang layak, dan jaminan pensiun.
e.Kebanyakan pekerja yang memasuki sektor informal adalah pendatang baru dari desa yang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja di sektor formal.
f.Motivasi mereka biasanya untuk mendapatkan penghasilan yang bertujuan hanya untuk dapat hidup (survive), bukannya untuk mendapatkan keuntungan dan hanya mengandalkan pada sumber daya yang ada pada mereka untuk menciptakan pekerjaan.
g.Mereka berupaya agar sebanyak mungkin anggota keluarga mereka ikut berperan serta dalam kegiatan yang mendatangkan penghasilan dan meskipun begitu mereka bekerja dengan waktu yang panjang.
h.Kebanyakan diantara mereka menempati gubuk-gubuk yang mereka buat sendiri di kawasan kumuh (slum area) dan permukiman liar (scheller) yang umumnya jarang tersentuh pelayanan jasa seperti listrik, air, transportasi, serta jasa-jasa kesehatan dan pendidikan.
Sethuraman mengatakan, sektor informal biasanya digunakan untuk menunjukkan sejumlah kegiatan ekonomi yang berskala kecil. Akan tetapi, sektor informal tidak bisa disebutkan sebagai perusahaan berskala kecil. Sektor informal terutama dianggap sebagai manifestasi dari suatu pertumbuhan kesempatan kerja di negara yang sedang berkembang. Mereka memasuki kegiatan berskala kecil dikota, terutama bertujuan untuk mencari kesempatan kerja dan pendapatan daripada memperoleh keuntungan karena mereka yang terlibat dalam sektor ini pada umumnya miskin, berpendidikan sangat rendah , tidak terampil dan kebanyakan para migran. Jelaslah bahwa mereka bukan kapitalis yang mencari investasi yang menguntungkan dan juga bukan pengusaha seperti yang dikenal pada umumnya.
Lebih lanjut Seuthraman menyatakan bahwa sektor informal di kota terutama harus dipandang sebagi unit-unit berskala kecil yang terlibat dalam produksi dan distribusi barang-barang yang masih dalam suatu proses evolusi daripada dianggap sebagai sekelompok perusahaan yang berskala kecil dengan masukan-masukan (inputs) modal dan pengelolaan (manajerial) yang besar. Skala operasi adalah karakteristik terpenting yang muncul dari konsep sektor informal. Meskipun skala operasi dapat diukur dengan berbagai macam-macam cara antara lain meliputi besarnya modal, omzet, dan lain-lain, tetapi karena ciri-ciri ini biasanya berhubungan erat satu dengan yang lain, maka alat ukur yang paling tepat untuk mengukur skala operasi adalah jumlah orang yang terlibat dalam kegiatan tersebut
Melihat skala kota sebagai suatu kesatuan yang tak dapat dipisahkan dari unit-unit produksi dan distribusi, maka unit-unit yang memiliki 10 orang kebawah diklasifikasikan kedalam sektor informal. Pemilihan kriteria ini didasarkan pada keyakinan bhawa perusahaan yang memiliki lbih dari 10 pekerja tidak mungkin didirikan dengan motif utama memanfaatkan kesempatan kerja.
Dari pengertian yang diberikan Soetjipto Wirosardjono, Dorodjatun Kuntjoro Jakti, Todaro, Abdullah, dan Seuthraman dapat disimpulkan bahwa sektor informal yang dimaksud memiliki ciri-ciri sebagai berikut ;
a.Modal maupun omzetnya biasanya kecil dan usaha itu dilakukan atas dasar hitungan harian.
b.Peralatan dan perlengkapan yang digunakan biasanya sederhana.
c.Tidak mempunyai tempat tetap dan mudah dipindahkan oleh pihak yang berwenang, biasanya menempati di lokasi tertentu disepanjang jalan kaki lima (trotoar).
d.Umumnya kegiatan dilakukan oleh dan melayani keterampilan khusus sehingga dapat menyerap bermacam-macam tingkatan kerja.
e.Relatif tidak membutuhkan keahlian dan keterampilan khusus sehingga dapat menyerap bermacam-macam tingkatan tenaga.
f.Umumnya tiap satuan usaha mempekerjakan tenaga yang sedikit dan dari lingkungan hubungan keluarga, teman dekat, orang yang dipercaya, atau berasal dari daerah yang sama.
g.Pengelolanya dibantu oleh sejumlah kecil orang (menurut Suthraman kurang dari 10 orang).
h.Lebih dimaksudkan untuk mencari lapangan pekerjaan daripada untuk mencari keuntungan. Ciri-ciri baku dari sektor informal menurut Sethuraman, yaitu :
1.Seluruh aktivitas berstandar pada sumber daya sekitarnya.
2.Ukuran usaha umumnya kecil dan aktivitas merupakan usaha keluarga.
3.Untuk menopang aktivitas digunakan teknologi yang tepat guna dan memiliki sifat yang padat karya.
4.Tenaga kerja yang bekerja dalam aktivitas sektor ini telah terdidik atau terlatih dalam pola-pola yang tidak resmi.
5.Seluruh aktivitas mereka dalam sektor ini berada di luar jalur yang diatur pemerintah.
6.Aktivitas mereka bergerak dalam pasar sangat bersaing
3.Terbentuknya Sektor Informal
Angka-angka yang cukup mencolok dalam lonjakan jumlah penduduk dikota besar membuat orang berpikir tentang sebab dan akibatnya. Sebab terjadinya lonjakan jumlah penduduk kota adalah berduyun-duyunnya orang yang datang dari desa atau daerah ke kota besar, atau yang lebih dikenal dengan istilah urbanisasi, selain karena pertambahan penduduk alami kota itu sendiri yang relatif kecil angkanya. Sedangkan akibat penduduk kota yang melonjak adalah terdapat kelompok-kelompok masyarakat di kota dengan berbagai macam ragam, ada lapisan masyarakat atas, menengah, dan bawah. Lapisan masyarakat menengah keatas pada umumnya mampu memasuki sektor formal karena memiliki keterampilan, tingkat pendidikan yang cukup dan akses yang dimilikinya.
Lapisan masyarakat menengah ke bawah dengan keterampilan, pendidikan, dan akses yang terbatas peluang untuk memasuki sektor informal sangat terbatas. Akhirnya mereka menggeluti sektor informalyang tidak mensyaratkan kriteria yang berlebih. Dengan modal yang terbatas, ditambah dengan keterampilan dan keuletan, mereka mampu bertahan hidup di perkotaan.
Jenis usaha yang digelar oleh pedagang sektor informal berbagai macam, antara lain warung makan semi permanen di kaki lima, menjajakan makanan dengan menggunakan gerobak; warung kelontong dalam gerobak; menjual minuman dan makanan di tempat keramaian.
4.Dorongan Memasuki Sektor Informal di Perkotaan
Dorongan seseorang untuk memasuki sektor informal di perkotaan dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, ekonomi, budaya dan psikologi. Namun, diantara dorongan faktor-faktor di atas, Hugo dan Mazumdar, misalnya lebih melihat faktor ekonomi sebagai faktor dominan yang melatar belakangi seseorang memasuki sektor informal di perkotaan. Dorongan faktor ekonomi ini antara lain dapat meliputi tiga hal berikut.
a.karena adanya ketimpangan pembangunan antara desa dan kota (urban bias development). Dengan perkataan lain, berbagai sumber-sumber ekonomi dan sasaran penunjang perekonomian lebih terkonsentrasi di kota dibandingkan dengan di desa.
b.karena adanya kemiskinan di pedesaan. Kemiskinan ini terjadi antara lain karena rendahnya penguasaan terhadap lahan pertanian. Sensus pertanian 1993 menyebutkan bahwa hampir 60% penduduk desa tidak memiliki lahan, sementara itu 80% dari penduduk Indonesia tinggal di pedesaan. Kalaupun mereka memiliki lahan, luas pemilikan lahan rata-rata hanya 0,30 ha1′. Keadaan ini menyebabkan sebagian besar dari petani gurem lebih memilih bekerja sebagai buruh tani atau bekerja di sektor informal perkotaan.
c.karena kurangnya penyediaan kesempatan kerja. Di Pedesaan initerjadi antara lain karena kurangnya sektornon pertanian di pedesaan. Keadaan ini pada gilirannya menyebabkan peningkatan yang terjadi pada angkatan kerja (kurang lebih 2% /tahun) tidak tertampung pada sektor tersebut. Demikian pula, dengan berkembangnya pendidikan. Di pedesaan, angkatan muda di pedesaan pun kini mempunyai kecenderungan mengalami perubahan dalam hal persepsi, sikap dan motivasi terhadap pertanian. Akibatnya mereka “enggan” bekerja disektor pertanian dan ingin bekerja di sektor non-pertanián.
Disamping faktor-faktor ekonomi tersebut di atas, beberapa faktor ekonomi lainnya dapat meliputi hal-hal berikut ini. Pertama adalah karena sektor informal relatif tidak memerlukan modal dan ketrampiian yang tinggi. Kedua, kegiatan usaha sektor informal relatif mudah untuk dilakukan oleh setiap orang. Artinya bahwa faktor input yang digunakan daiam kegiatan usaha ini reaitif tidak terlalu kompleks. Dan ketiga, pengelolaan usaha dalam sektor informal relatif mudah.
Akibat dari berbagai faktor ekonomi di atas, maka saat ini sektor informal diperkotaan tumbuh dan berkembang dengan pesat. Keadaan ini tentu saja memerlukan perhatian bersama agar kehadiran sektor ini dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin.
E.Sektor Informal dan Penyerapan Angkatan Kerja
Timbulnya sektor informal di kota tidak terlepas dari latar belakang sejarah perekonomian tradisional yaitu perekonomian pedesaan yang sebagian besar didasarkan pada struktur pertanian dengan pola bercocok tanam sederhana. Karena rendahnya upah tenaga kerja di sektor pertanian dan semakin langkanya lahan-lahan pertanian di pedesaan, maka banyak tenaga kerja yang memilih alternatif lain untuk urbanisasi dan bekerja di sektor non pertanian. Berdasarkan hasil suatu penelitian Cahyono disimpulkan bahwa dari proporsi tenaga kerja yang mencari nafkah di berbagai sektor dalam pembangunan ekonomi, ternyata dari tahun ke tahun penyediaan kesempatan kerja sektor pertanian semakin menurun, sedangkan pada sektor non pertanian menunjukkan kenaikan. Dalam hubungan ini ternyata sebagian besar angkatan kerja terserap pada sektor informal.
Angkatan kerja yang merupakan bagian dari tenaga kerja dimana tenaga kerja itu sendiri mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga ( Simanjuntak). Dengan demikian tidak semua penduduk dapat dikatagorikan sebagai tenaga kerja, sebab diantara penduduk tersebut ada yang kurang mampu memproduksi barang atau jasa misalnya anak-anak di bawah usia kerja, orang yang lanjut usia atau jompo).
Secara praktis pengertian tenaga kerja biasanya hanya dilihat dari segi umur dengan melihat batas umur, maka secara praktis pula dapat ditentukan golongan tenaga kerja dan golongan bukan tenaga kerja. Di tiap-tiap Negara batas umur tenaga kerja ini tidak sama. Di Indonesia dipilih batas umur minimum 10 tahun tanpa batas umur maksimum. Dengan memperhatikan hal tersebut di atas maka keseluruhan penduduk apabila dilihat dari sudut ketenagakerjaan secara garis besar dapat dibagi dua yaitu : penduduk usia kerja (working age population) dan penduduk di luar usia kerja (non working age population). Yang menjadi pertanyaan adalah apakah semua tenaga kerja berpartisipasi aktif dalam pekerjaan. Secara ekonomis tidak semua tenaga kerja terlibat dalam pekerjaan atau kegiatan produktif. Hanya sebagian dari mereka yang sesungguhnya terlibat, sedangkan sebagian lainnya tidak terlibat. Mereka yang tidak terlibat dalam kegiatan yang produktif disebut bukan angkatan kerja (non in the labour force). Sedangkan mereka yang terlibat dalam pekerjaan atau usaha produktif disebut angkatan kerja (labour force).
Angkatan kerja terdiri dari golongan yang bekerja dan golongan yang sedang mencari kerja atau menganggur. Golongan yang bekerja yaitu orang-orang yang sudah aktif dalam kegiatannya dalam proses produksi guna menghasilkan barang atau jasa. Sedangkan golongan yang sedang mencari kerja atau orang yang menawarkan jasa tenaga atau pikiran untuk proses produksi guna menghasilkan barang atau jasa. Jumlah orang yang dapat terserap dalam suatu pekerjaan tergantung dari besarnya permintaan (demand) dalam masyarakat. Sedangkan besar kecilnya permintaan tenaga kerja dipengaruhi antara lain oleh aktivitas ekonomi maupun tingkat upah. Permintaan tenaga kerja ini dapat dating dari sektor formal maupun sektor informal.
Sektor informal yang umumnya dipandang sebagai pekerjaan yang inferior, ternyata mempunyai banyak bidang usaha. Satu diantaranya adalah bidang usaha perdagangan dan salah satu pelaku di bidang perdagangan ini adalah pedagang kaki lima. Pedagang kaki lima dalam usahanya mempunyai beberapa karakteristik pasar diantaranya yaitu: pasar tidak terorganisir dengan baik, umumnya tidak memiliki izin usaha, lokasi pasar tidak permanen dan waktu yang digunakan untuk usaha tidak teratur. Beberapa karakteristik ini dapat mempengaruhi permintaan maupun penawaran angkatan kerja untuk memasuki kerja (terserap) oleh sektor informal. Oleh karenanya kaitan antara sektor informal dan penyerapan angkatan kerja dapat dikemukakan sebagai berikut :
a)Persyaratan Masuk. Angkatan kerja mudah terserap pada sektor informal, alasan ini karena sektor informal memberikan kebebasan masuk maupun keluar kerja kepada angktan kerja tanpa adanya persyaratan-persyaratan seperti yang diberlakukan pada sektor formal. Akibatnya bagi angkatan kerja yang berminat/tertarik untuk memasuki kerja di sektor informal langsung dapat terserap sesuai dengan jenis yang diminati.
b)Waktu kerja. Dari segi waktu kerja sektor ini memberikan kebebasan waktu kepada angkatan kerja. Dengan adanya kebebasan waktu kerja ini angkatan kerja akan lebih fleksibel untuk menjalankan usahanya sehingga bagi siapapun yang memasuki sektor ini dapat memilih waktu yang diinginkan.
c)Umur. Secara relatif bekerja pada sektor informal tidak batas umur yang mengikat seperti yang diberlakukan pada sektor formal. Secara relatif bekerja di sektor informal tidak ada istilah usia produktif atau non produktif. Siapapun yang berminat memasuki sektor ini dalam usia berapapun dapat membuka dan menjalankan usahanya. Dari gambaran ini bagi angkatan kerja yang sudah tidak dipekerjakan di sektor formal (dipensiunkan misalnya) dan masih berminat untuk bekerja maka dapat terserap pada sektor informal.
d)Jenjang pendidikan. Seperti disebutkan dimuka bahwa sektor informal umumnya dipandang sebagai pekerjaan yang inferior, maka bagi angkatan kerja yang mempunyai pendidikan formal terbatas (rendah) apalagi hanya buta huruf, tentunya akan sulit memasuki kerja di sektor formal. Oleh karena itu sektor informal menawarkan kesempatan kerja kepada angkatan kerja yang berminat memasukinya. Denga tertampungnya angkatan kerja memasuki sektor ini, mereka dapat dikatakan telah terserap pada sektor informal. Menggarisbawahi keunggulan-keungulan sektor informal seperti yang disebutkan di atas, maka keberadaan sektor informal jangan hanya dipandang sebagai hal yang negatifsaja tetapi termasuk segi positifnya juga. Dari segi positifnya sektor informal mempunyai dampak sebagai berikut :
-Mempunyai daya kemampuan untuk menyerap angkatan kerja. Hal ini mengingat keterbatasan sektor formal dalam menyerap angkatan kerja.
-Mampu menciptakan lapangan kerja baru.
Sektor informal yang selama ini bagi sebagian orang dianggapnya lebih sering sebagai beban yang mencemari keindahan dan ketertiban kota, bahkan kadangkala mereka dijadikan buronan pihak Satpol PP (ketertiban umum). Walaupun terdapat dampak negatif, tetapi tidaklah berarti sektor ini “harus dimusuhi” tetapi justru perlu dilindungi, dibangun, dikembangkan/dibina sehingga dampak negatif bisa dihilangkan. Sektor informal seharusnya dijadikan kelompok sasaran (target Groups) karena sektor ini mampu menciptakan lapangan kerja sendiri tanpa bantuan pemerintah. Sektor ini telah memberi andil dan ikut berperan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dasar mengenai proses pembangunan ekonomi dan perubahan sosial. Dalam rangka mengemban misi pemerataan pembangunan di era otonomi daerah, maka sudah selayaknya bilamana kebijakan-kebijakan ekonomi dalam rangka pemerataan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha pertumbuhannya dirangsang dari “bawah” khususnya yang bergerak di sektor industri kecil di pedesaan dan sektor informal di perkotaan. Sektor informal di perkotaan telah terbukti dapat terus langgeng, bahkan meningkat walaupun kadangkala di kejar-kejar oleh aparat ketertiban. Berarti sektor informal tidak dapat dihapuskan. Sebaliknya sektor informal perlu dibina dan diarahkan karena ternyata di sisi lain sektor informal juga membayar restribusi yang menjadi salah satu sumber pendapatan daerah, yang selanjutnya dana tersebut dapat diputar kembali untuk pembiayaan pembangunan.
F.Legalitas Sektor Informal
Bentuk sektor informal dapat dipilahkan antara sektor informal yang bersifat legal yang biasanya menempati lokasi yang ditentukan oleh pemerintah daerah setempat dan dibuka secara kontinu. Biasanya modal yang digunakan relatif lebih besar dibandingkan dengan sektor informal ilegal. Sedangkan sektor informal yang dilakukan secara ilegal menempati usaha yang tidak ditentukan oleh pemerintah daerah setempat sebagai lokasi sektor informal.
Kondisi jalan raya lebar yang sempit, biasanya pedagang kaki lima hanya diperbolehkan menggelar sarana usahanya di atas kaki lima. Di daerah lalu lintas yang padat dan diatas sekolah biasanya tidak diizinkan pedagang kaki lima menggelar usahanya. Hanya dalam kasus-kasus tertentu sektor informal diperbolehkan melakukan aktivitas diatas selokan yang tertutup. Misalnya karena suatu kawasan terdapat penertiban dan penggusuran sektor informal yang lokasinya akan dibangun suatu aktivitas tertentu, karena keterbatasan lahan, sektor informal yang digusur diperbolehkan melakukan aktivitas.
Ada juga pedagang sektor informal ilegal yang lokasinya dapat berpindah-pindah mengikuti kerumunan konsumen yang berada. Apabila ada event dan kerumunan orang di alun-alun atau lapangan, mereka akan menggelar sarana usahanya di tempat itu. Apabila pedagang ilegal ini kehadirannya tidak mengganggu ketertiban umum adakalanya mereka dibiarkan melakukan usahanya. Akan tetapi apabila pemerintah daerah suatu saat melakukan razia, sarana usaha, dan barang dagangan diangkut ke mobil petugas.
Pelaku kegiatan sektor informal ilegal seringkali merasa was-was apabila sewaktu-waktu kegiatannya digusur. Bahkan perasaan serupa dialami oleh pedagang sektor informal legal. Persoalan ilegal dan legal berkaitan dengan lokasi yang diizinkan oleh pemerintah kota setempat. Apabila kebutuhan masyarakat akan kehadiran sektor informal ilegal dibutuhkan dan tidak mengganggu lingkungan, dapat terjadi lokasi yang semula memiliki status ilegal bagi pedagang sektor informal, akan diberi status legal melalui peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah kota setempat. Status legalisasi ini memiliki manfaat bagi pemerintah maupun bagi pedagang kaki lima. Beberapa manfaat diantaranya :
a.Secara psikologis pedagang kaki lima lebih terlindungi
b.Terdapat pembinaan lingkungan yang bersih dan estetis bagi pedagang kaki lima sehingga kehadiran pedagang kaki lima akan ikut memlihara keindahan kota.
Legalisasi lokasi yang semula ilegal menjadi legal merupakan salah satu bentuk formalisasi sektor informal. Ada juga formalisasi pedagang kaki lima dengan cara memeberi kesempatan pedagang kaki lima atau pedagang kecil yang baru untuk menempati sebuah tempat di dalam pusat perbelanjaan modern.
G.Sarana Usaha sektor informal
Sarana usaha sektor informal dapat dipilah menjadi sarana usaha yang bersifat permanen, semipermanen, dan tidak permanen. Saran usaha yang bersifat permanen biasanya menggunakan bangunan yang dindingnya terbuat dari batu bata, batako, tembok, atau kayu/papan yang dibangun secara kuat diatas suatu lahan. Sarana usahanya dibangun untuk jangka waktu yang lama. Sarana usaha yang bersifat semipermanen pemasangan bahan-bahan bangunannya dapat dibongkar pasang. Biasanya, sarana usahanya menggunakan tenda yang mudah dibongkar pasang atau gerobak yang mudah dipindahkan.
Sarana usaha yang bersifat tidak permanen menggunakan tikar, tanpa pelindung di atasnya. Sarana usaha yang bersifat tidak permanen ini mudah dipindahkan sehingga dapat mengikuti kerumunan orang-orang yang potensial membeli barang dagangannya. Sarana usaha yang dinamis ini dapat memberikan penghasilan yang lebih tinggi bagi pelaku sektor informal dengan sarana usaha permanen dan semipermanen.
Sektor informal dengan sarana usaha permanen dan semipermanen sebenarnya bukan sarana usaha yang dibenarkan, karena;
a.Telah ada peraturan yang menentukan bahwa sektor informal seharusnya memiliki sarana usaha tidk permanen.
b.Kegiatan sektor informal dilakukan di ruang publik diatas lahan pemerintah kota sehingga sewaktu-waktu usaha tersebut harus dapat dipindahkan.
c.Kehadiran sarana usaha sektor informal, khususnya pedagang kaki lima dianggap mengganggu keindahan kota.
Dikarenakan kelonggaran pemerintah kota, biasanya sektor informal dengan sarana usaha semipermanen diizinkan, dengan catatan setelah kegiatan usai, sarana usaha itu harus dibongkar.
H.Kekuatan dan Kelemahan Sektor Informal
•Beberapa kekuatan yang dimiliki sektor informal sebagai berikut:
1. Daya Tahan
Selama krisis ekonomi, terbukti sektor informal tidak hanya dapat bertahan, bahkan berkembang pesat. Hal ini disebabkan faktor permintaan (pasar output) dan faktor penawaran. Dari sisi permintaan, akibat krisis ekonomi pendapatan riil rata-rata masyarakat turun drastic dan terjadi pergeseran permintaan masyarakat, dari barang-barang sektor formal atau impor (yang harganya relatif mahal) ke barang-barang sederhana buatan sektor informal (yang harganya relatif murah). Misalnya, sebelum krisis terjadi, banyak pegawai-pegawai kantoran, mulai dari kelasmenengah hingga tinggi makan siang di restoran-restoran mahal di luar kantor. Di masa krisis, banyak dari mereka merubah kebiasaan dari makan siang di tempat yang mahal ke rumah-rumah makan sederhana atau warung-warung murah di sekitar kantor mereka.
Dari sisi penawaran, akibat banyak orang di-PHK-kan di sektor formal selama
masa krisis, ditambah lagi dengan sulitnya angkatan kerja baru mendapat pekerjaan di sektor formal, maka suplai tenaga kerja dan pengusaha ke sektor informal meningkat. Selain itu, relatif kuatnya daya tahan sektor informal selama krisis, juga dijelaskan oleh tingginya motivasi pengusaha di sektor tersebut mempertahankan kelangsungan usahanya. Sebab, bagi banyak pelaku, usaha di sektor informal merupakan satu-satunya sumber penghasilan mereka. Karena itu, berbeda dengan rekan mereka di sektor formal, pengusaha-pengusaha di sektor informal sangat adaptif menghadapi perubahan situasi dalam lingkungan usaha mereka.
2.Padat Karya.
Dibanding sektor formal, khususnya usaha skala besar, sektor informal yang
pada umumnya adalah usaha skala kecil bersifat padat karya. Sementara itu persediaan tenaga kerja di Indonesia sangat banyak, sehingga upahnya relatif lebih murah jika dibandingkan di negara-negara lain dengan jumlah penduduk yang kurang dari Indonesia. Dengan asumsi faktor-faktor lain mendukung (seperti
kualitas produk yang dibuat baik dan tingkat efisiensi usaha serta produktivitas
pekerja tinggi), maka upah murah merupakan salah satu keunggulan komparatif
yang dimiliki usaha kecil di Indonesia.
3.Keahlian Khusus (Tradisional).
Bila dilihat dari jenis-jenis produk yang dibuat di industri kecil (IK) dan industri rumah tangga (IRT) di Indonesia, dapat dikatakan bahwa produk-produk yang mereka buat umumnya sederhana dan tidak terlalu membutuhkan pendidikan formal, tetapi membutuhkan keahlian khusus (traditional skills). Di sinilah keunggulan lain sektor informal, yang selama ini terbukti bisa membuat mereka bertahan walaupun persaingan dari sektor formal, termasuk impor sangat tinggi. Keahlian khusus tersebut biasanya dimiliki pekerja atau pengusaha secara turun temurun, dari generasi ke generasi.2
4.Permodalan
Kebanyakan pengusaha di sektor informal menggantungkan diri pada uang (tabungan) sendiri, atau dana pinjaman dari sumber-sumber informal (di luar sektor perbankan/keuangan) untuk kebutuhan modal kerja dan investasi mereka. Walaupun banyak juga pengusaha-pengusaha kecil yang memakai fasilitas-fasilitas kredit khusus dari pemerintah. Selain itu, investasi di sektor informal rata-rata jauh lebih rendah daripada investasi yang dibutuhkan sektor formal. Tentu, besarnya investasi bervariasi menurut jenis kegiatan dan skala usaha.
•Kelemahan Sektor Informal
Selain faktor-faktor kekuatan tersebut di atas, masa depan perkembangan sektor informal di Indonesia juga sangat ditentukan kemampuan sektor tersebut, dibantu maupun dengan kekuatan sendiri, menanggulangi berbagai permasalahan yang mereka hadapi sehari-hari. Dengan kata lain, mampu tidaknya sektor informal bersaing dengan sektor formal atau barang-barang impor, juga tergantung pada seberapa serius dan sifat serta bentuk dari kelemahan-kelemahan yang dimiliki sektor informal. Kelemahan sektor informal tercermin pada kendala-kendala yang dihadapi sektor tersebut, yang sering sekali menjadi hambatan-hambatan serius bagi pertumbuhan dan perkembangannya.
Kendala-kendala yang banyak dialami pengusaha-pengusaha di sektor informal terutama adalah keterbatasan modal, khususnya modal kerja. Kendala lain adalah kesulitan pemasaran dan penyediaan bahan-bahan baku, keterbatasan sumber daya manusia, pengetahuan minim mengenai bisnis, dan kurang penguasaan teknologi.
Sebagian besar industri kecil, terlebih industri rumah tangga di Indonesia adalah sektor informal. Masalah paling besar yang dialami mereka adalah keterbatasan modal dan pemasaran. Masalah lainnya adalah pengadaan bahan baku (misalnya tempat beli terlalu jauh, harga mahal, dan tidak selalu tersedia), kurang keahlian dalam jenis-jenis teknik produksi tertentu (misalnya tenaga ahli/perancang sulit dicari atau mahal), dan kurang keahlian dalam pengelolaan. Yang juga jadi persoalan adalah mereka menghadapi persaingan yang tajam dan kemampuan mereka berkomunikasi sangat rendah, termasuk akses mereka ke fasilitas-fasilitas untuk berkomunikasi sangat terbatas.
Dalam hal persaingan, industri kecil dan industri rumah tangga menghadapi mendapat persaingan sangat ketat, baik dari industri menengah dan besar (IMB) maupun dari barang-barang impor. Persaingan itu tidak saja dalam hal kualitas dan harga, tetapi juga dalam pelayanan-pelayanan setelah penjualan dan penampilan produk. Dengan berbagai keterbatasan yang ada, mulai dari keterbatasan dana, skills, hingga kesulitan mendapatkan bahan baku dengan kualitas baik, membuat banyak industri kecil dan indurstri rumah tangga di Indonesia kesulitan meningkatkan kualitas produk mereka agar mampu bersaing di pasar domestik dan ekspor. Apalagi ketika mereka harus menangani masalah-masalah tersebut sendirian
I.Pedagang Kaki Lima
Memakai konsep informalitas perkotaan dalam mencermati fenomena PKL di perkotaan mengubah perspektif terhadap keberadaan mereka di perkotaan. Mereka bukanlah kelompok yang gagal masuk dalam sistem ekonomi perkotaan. Mereka bukanlah komponen ekonomi perkotaan yang menjadi beban bagi perkembangan perkotaan. PKL adalah salah satu moda dalam transformasi perkotaan yang tidak terpisahkan dari sistem ekonomi perkotaan.
Ketersediaan lapangan pekerjaan sektor formal bukanlah satu-satunya indikator ketersediaan lapangan kerja. Keberadaan sektor informal pun adalah wujud tersedianya lapangan kerja. Cukup banyak studi di negara-negara Dunia Ketiga yang menunjukkan bahwa tidak semua pelaku sektor informal berminat pindah ke sektor formal. Bagi mereka mengembangkan kewirausahaannya adalah lebih menarik ketimbang menjadi pekerja di sektor formal.
Masalah yang muncul berkenaan dengan PKL ini adalah banyak disebabkan oleh kurangnya ruang untuk mewadahi kegiatan PKL di perkotaan. Konsep perencanaan ruang perkotaan yang tidak didasari oleh pemahaman informalitas perkotaan sebagai bagian yang menyatu dengan sistem perkotaan akan cenderung mengabaikan tuntutan ruang untuk sektor informal termasuk PKL.
Dominasi Sekolah Chicago dalam praktek perencanaan kota di negara-negara Dunia Ketiga termasuk di Indonesia menyebabkan banyaknya produk tata ruang perkotaan yang tidak mewadahi sektor informal. Kegiatan-kegiatan perkotaan didominasi oleh sektor formal yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Alokasi ruang untuk sektor informal termasuk PKL adalah ruang marjinal. sektor informal terpinggirkan dalam rencana tata ruang kota yang tidak didasari pemahaman informalitas perkotaan
I. THM di jalan Nusantara Makassar, Jalan Nusantara terletak di Kecamatan Wajo Kota Makassar, yang merupakan pusat Hiburan Malam di kota makassar dan mempunyai panjang 1 km. lokasi jalan nusantara mencakup beberapa kelurahan diantaranya yaitu, Kelurahan Pattunuang, Kelurahan Ende, Kelurahan Melayu baru, Kelurahan Mampu. Pusat hiburan malam ini terletak di dekat Pelabuhan Makassar, lokasi hiburan ini sangat strategis karena merupakan sambungan dari jalan tol reformasi, dan keberadaan hiburan malam di lokasi ini dijadikan sebagai tempat melepas penat para awak kapal yang habis berlayar dan masyarakat kota makassar yang membutuhkan hiburan setelah seharian bekerja.
Tempat hiburan itu berjejer di sepanjang Jalan Nusantara yang panjangnya mencapai satu kilometer. Riuhnya bisnis hiburan di kawasan ini terletak di sekitar pelabuhan penumpang Soekarno Hatta dan pelabuhan bongkar muat barang yang menjadi tempat bersantai para awak kapal untuk melepas penat dan mencari hiburan. Kawasan Jalan Nusantara, juga tidak jauh dari Pantai Losari dan Pusat Jajanan Laguna. Kedua tempat ini, adalah salah satu pusat keramaian di Kota Makassar dan di sepanjang jalan terdapat berbagai jenis tempat hiburan malam misalnya saja, cafetaria, tempat karaoke keluarga, diskotik.Di sekitar hiburan malam terdapat juga kegiatan masyarakat yang bergerak di sektor informal khusunya pedagang kaki lima yang semakin berkembang di sekitar kawan tersebut yang berjualan dari pagi hingga malam hari, mereka berdagang di sepanjang jalan itu karena untuk mencari nafkah dan lokasinya strategis karena berada di sekitar pusat hiburan malam yang banyak dikunjungi oleh masyarakat ataupun sekedar melintas di kawasan itu. Berikut adalah gambaran pedagang yang berada di kawasan jalan nusantara yang tempat berjualannya di dekat tempat hiburan dan disepanjang trotoar jalan nusantara.
J.Tempat Hiburan Malam dan Sektor Informal (Pedagang kali Lima).
Keterkaitan hubungan antara keberadaan Tempat Hiburan malam dan pedagang kaki lima menunjukkan adanya keterkaitan yang saling menguntungkan. Dengan demikian pengaruh antara Tempat Hiburan Malam terhadap kegiatan masyarakat di sektor informal dalam hal ini pedagang kaki lima mempunyai hubungan yang sangat kuat. Hal ini disebabkan seiring dengan bertumbuhnya Hiburan Malam di Jl.Nusantara dari tahun ke tahun maka muncullah aktivitas masyarakat di sektor informal khususnya pedagang kaki lima yang melakukan kegiatan berdagang di sekitar tempat hiburan malam tersebut.
Selain itu lokasi yang terletak di dekat pelabuhan makassar juga memunculkan tempat hiburan malam yang digunakan para awak kapal untuk melepas penat setelah bekerja, pedagang kaki lima yang beroperasi di sepanjang jalan tersebut juga bisa dimanfaatkan sebagai tempat untuk makan ataupun memenuhi kebutuhan lainnya. Para pedagang juga merasa beruntung karena setiap pengunjung yang datang di hiburan malam biasanya mampir untuk membeli kebutuhan yang tidak ada di dalam tempat hiburan.
Sebagai pusat hiburan malam di Kota Makassar Jl.Nusantara terlihat menjadi tidak teratur dan terkesan semrawut. Pedagang kaki lima yang melakukan aktivitasnya disepanjang jalan dan memanfaatkan trotoar sebagai tempat berjualan, hal ini menyebabkan lokasi hiburan malam yang ada menjadi terlihat semakin tidak teratur, lahan makin terbatas dan kondisi jalan nusantara yang menghubungkan jalan tol reformasi langsung ke pusat kota juga menjadi semakin semrawut dan tidak terawat.
Disisi lain munculnya sektor informal juga memberi kesempatan kerja kepada masyarakat yang tidak memiliki pendidikan yang tinggi untuk mencari nafkah dan sektor informal juga bisa menjadi sumber pendapatan daerah bila dimanfaatkan dengan baik, maka dalam hal ini pemerintah memperhatikan para pedagang dengan memberikan pemberdayaan agar bisa memaksimalkan pendapatn daerah dan memberikan tempat yang layak bagi mereka untuk berjualan.
K.Pengaruh Tempat Hiburan Malam terhadap Kegiatan sektor Informal .
Tempat Hiburan Malam berpengaruh sangat kuat terhadap munculnya kegiatan masyarakat di sektor informal khususnya pedagang kaki lima, yang bisa menyerap tenaga kerja dan sebagai mata pencaharian bagi masyarakat yang berpendidikan rendah dan mengurangi pengangguran.
Dalam islam kita sebagai umat manusia dianjurkan untuk berusaha dan bekerja keras untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup apapun pekerjaannya yang penting dilakukan dengan ikhlas dan pekerjaan yang dilakukan halal. Berkembangnya sektor informal juga mengurangi pengangguran.
Dalam pandangan Abdul Hadi, kerja manusia adalah sumber nilai yang rill. Jika seseorang tidak bekerja maka dia tidak akan berguna dan tidak memiliki nilai, adalah sebuah ungkapan yang telah diproklamirkan Islam sejak lebih dari satu milenium yang lalu sebelum para ahli ekonomi klasik mene¬mukan fakta-fakta yang ada.Kerja adalah satu-satunya kriteria, disamping Iman, dimana manusia bisa dinilai untuk mendapatkan pahala, penghargaan dan ganjaran.

DAFTAR BACAAN.
Adisasmita, Rahardjo, 1994. Teori Lokasi dan Pengembangan Wilayah: EPHAS: Makassar
Budihardjo Eko, 1997. Percikan Masalah Arsitektur Perumahan Perkotaan: Gadjah Mada University Press.
Effendi, Tadjuddin Noer. 1998. Kesempatan Kerja Sektor Informal di daerah Perkotaan, Indonesia (Analisis Pertumbuhan dan Peranannya, dalam Majalah Geografi Indonesia. Th. 1, No. 2, September 1988
Gilbert, Alan dan Gugler, Josef: Urbanisasi dan Kemiskinan di Dunia Ketiga, P.T Tiara Wacana Yogya.
Jayadinata, Johara T. 1986. Tata Guna Tanah dalam Perencanaan Pedesaan, Perkotaan, Wilayah. ITB: Bandung
Manning, Chris dan Effendi, Tadjuddin Noer. 1996. Urbanisasi, Pengangguran, dan Sektor Informal Di Kota. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Manning, Chris dan Effendi, Tadjuddin Noer. 1991. Urbanisasi, Pengangguran, dan Sektor Informal Di Kota. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Manning, Chris., Effendi, Tadjuddin Noer dan Tukiran. 2001. Struktur Pekerjaan,
Sektor Informal dan Kemiskinan di Kota. Cetakan kelima. Yogyakarta: PPK
UGM.
O’Hara, Philiph Antony,2001. Encyclopedia of Political Economy, London: Roudledge
Paulus Hariyono, Sosiologi Kota Untuk Arsitek.Bumi Aksara, 2007
Sjaifudin, Hetifah, Dedi Haryadi dan Maspiyati. 1995. Strategi dan Agenda Pengembangan Usaha Kecil. Bandung: AKATIGA.
Syamsul Balda, http://eramuslim.com/syariah/tsaqofah-islam/syamsul-balda-wakil-ketua-umum-syabakah-al-qur-an-mengajak-berbisnis-1.htm
Tarigan, Robinson. 2005. Perencanaan Pengembangan Wilayah. PT.Bumi AksaraI : Jakarta
Tambunan, Mangara dan Edy Priyono. 1999. “Urban-Rural Non-Farm Informal Sector :Role, Linkages and Issue of Formalization.” makalah Seminar Strategy for Employment-Led Recovery and Reconstruction”, 23-25 November, Jakarta: ILO/Depnaker/Bappenas.
Kurniawan Teguh. 2009. Isu dan Masalah dalam Upaya Menggali Potensi Pajak/Retribusi Daerah dari Sektor Informal. Makalah Seminar satu hari Menggali potensi pajak dari PKL. Departemen Ilmu Administrasi FISIP UI
http: //staff.blog.ui.edu/teguh1
teguh1@ui.ac.id
http:www.gdrc.org/informal/
http://www.damandiri.or.id/file/frnsiskakorompisbab3.pdf.
http://jakartabutuhrevolusibudaya.com
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/06/26/04483073/ruang.kota.untuk.pkl
http://suryanto.blog.unair.ac.id/2008/12/19/modal-sosial-pedagang-kaki-lima/
http://fpbn3.blogspot.com/2008/09/sektor-informal-katup-pengaman-dan-sang.html

KAWASAN HIBURAN MALAM DAN UPAYA PENINGKATAN EKONOMI RAKYAT SEKTOR INFORMAL DR.SYAHRIAR TATO

Posted May 18, 2015 by SYAHRIAR TATO
Categories: TULISAN ILMIAH POPULER, TULISAN POPULAIR

KAWASAN HIBURAN MALAM DAN UPAYA PENINGKATAN
EKONOMI RAKYAT SEKTOR INFORMAL
DR.SYAHRIAR TATO.
A.Latar Belakang
Perubahan dan Modernisasi yang dijadikan sebagai tonggak awal kemajuan zaman telah memberikan pengaruh dan dampak pada berbagai aspek kehidupan dan kemanusiaan yang luar biasa pada abad ini. Modernisasi juga membawa dampak perubahan yang fundamental dalam berbagai bidang dan nilai kehidupan, yang tentunya akan memberi konsekuensi dan pengaruh bagi manusia sebagai komponen dalam kehidupan.
Berkembangnya kota, maka kegiatan yang umumnya terjadi di perkotaan meliputi kegiatan perdagangan dan jasa sebagai basis utama dan salah satu fungsi dari perkotaan, yaitu sebagai pusat perdagangan, penyediaan fasilitas sosial dan pelayanan jasa. Sebagai pusat pelayanan jasa, baik jasa perorangan seperti pengacara, dan dokter sedangkan pelayanan jasa public adalah perbankan, perhotelan, dan tempat hiburan.
Tempat hiburan merupakan salah satu pelayanan jasa yang ada di dalam perkotaan, yang mempunyai fungsi sebagai sarana hiburan bagi masyarakat kota. Di kota saat ini muncul tempat hiburan malam sebagai alternatif bagi masyarakat untuk bersantai dan melepas rasa jenuh setelah seharian bekerja,dan untuk menghilangkan kepenatan.
Ibukota Negara, Jakarta mempunyai tingkat aktivitas yang luar biasa dalam kehidupan malam hari. Kebanyakan hotel Di Jakarta mempunyai bar mereka sendiri atau Night Club, Karoeke, Cafe, dan Live Music. Jakarta termasuk salah satu tempat yang sangat padat di dunia yang memiliki tempat discotik dan cafe.
Bali sebagai salah daerah tujuan wisata memanjakan para wisatawan dengan berbagai hiburan.Hiburan malam salah satunya,yang kerap menjadi daya tarik istimewa bagi para wisatawan dalam mengisi liburan di bali dengan sekedar mendengarkan music untuk melepaskan kepenatan sambil menikmati makan malam bersama keluarga.
Kota Makassar sebagai kota metropolis yang mempunyai beragam fasilitas yang dapat menunjang kehidupan masyarakat seperti penyediaan sarana dan prasarana, pusat perbelanjaan, perkantoran, transportasi serta tersedianya fasilitas hiburan bagi masyarakat untuk sekedar bersantai. Hiburan bagi masyarakat di kota-kota besar seperti Makassar sangat beraneka ragam seperti munculnya Tempat Hiburan Malam dibeberapa lokasi.
Di Makassar, dekat dengan kawasan pelabuhan dan pusat kota,ada kawasan tempat hiburan malam,yang dikenal dengan kawasan hiburan malam, yaitu kawasan Jalan Nusantara. Tidak ada data pasti kapan tepatnya bisnis Hiburan malam berkembang di kawasan ini. Yang jelas, sampai saat ini ratusan PSK telah beroperasi di kawasan ini yang jumlahnya mencapai puluhan tempat hiburan malam. Tempat hiburan itu berjejer di sepanjang Jalan Nusantara yang panjangnya mencapai satu kilometer. Riuhnya bisnis hiburan di kawasan ini terletak di sekitar pelabuhan penumpang Soekarno Hatta dan pelabuhan bongkar muat barang yang menjadi tempat bersantai para awak kapal untuk melepas penat dan mencari hiburan. Kawasan Jalan Nusantara, juga tidak jauh dari Pantai Losari dan Pusat Jajanan Laguna. Kedua tempat ini, adalah salah satu pusat keramaian di Kota Makassar dan di sepanjang jalan terdapat berbagai jenis tempat hiburan malam misalnya saja, cafetaria, tempat karaoke keluarga, diskotik.
Tempat Hiburan Malam di kota Makassar berkembang demikian pesat, ada banyak tempat hiburan bagi para warga di kota Makassar, mereka yang ingin menghabiskan malam dengan alunan musik romantis maupun dentuman musik yang cukup menghentak tinggal memilih tempat sesuai dengan keinginan mereka sebagai sarana hiburan untuk melepas lelah dan kejenuhan.
Sejalan dengan berkembangnya kota Makassar, selain munculnya tempat hiburan malam, maka muncul pula kegiatan masyarakat di sektor informal di sekitar tempat pelayanan jasa seperti tempat hiburan. Angka-angka yang cukup mencolok dalam lonjakan jumlah penduduk dikota besar membuat orang berpikir tentang sebab dan akibatnya. Sebab terjadinya lonjakan jumlah penduduk kota adalah karena pengaruh migrasi, yaitu orang yang datang dari desa atau daerah ke kota besar, atau yang lebih dikenal dengan istilah urbanisasi, selain karena pertambahan penduduk alami kota itu sendiri yang relatif kecil angkanya. Arus migrasi desa-kota yang cukup besar tidak semuanya terserap disektor industri modern dikota, karena keterbatasan sektor industri modern dan tidak semua migran memiliki skill atau kemampuan untuk masuk ke sektor industri modern tersebut. Hal ini mengakibatkan para migran yang tidak dapat masuk ke sektor industri modern lebih memilih sektor informal yang relatif mudah untuk dimasuki.
Agar tetap dapat bertahan hidup ( survive ), para migran yang tinggal dikota melakukan aktifitas-aktifitas informal (baik yang sah dan tidak) sebagai sumber mata pencaharian mereka. Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan karena tidak memiliki penghasilan atau memiliki penghasilan tetapi rendah dan tidak tetap.Beberapa jenis “pekerjaan” yang termasuk di dalam sektor informal, salah satunya adalah pedagang kaki lima, seperti warung nasi, penjual rokok, penjual Koran dan majalah, penjual makanan kecil dan minuman. Mereka dapat dijumpai di pinggir-pinggir jalan di pusat-pusat kota yang ramai pengunjung. Mereka menyediakan barang-barang kebutuhan bagi golongan ekonomi menengah ke bawah dengan harga yang dijangkau oleh golongan tersebut. Tetapi, tidak jarang mereka yang berasal dari golongan ekonomi atas juga ikut menyerbu sektor informal.
Dengan demikian, sektor informal memiliki peranan penting dalam memberikan sumbangan bagi pembangunan perkotaan, karena sektor informal mampu menyerap tenaga kerja (terutama masyarakat kelas bawah) yang cukup signifikan sehingga mengurangi problem pengangguran diperkotaan dan meningkatkan penghasilan kaum miskin diperkotaan. Selain itu, sektor informal memberikan kontribusi bagi pendapatan pemerintahan kota.
Pertumbuhan sektor informal yang cukup pesat tanpa ada penanganan yang baik dapat mengakibatkan ke tidak teraturan dalam penataan ruang kota. Sebagaimana diketahui, banyak pedagang kaki lima yang menjalankan aktifitasnya ditempat-tempat yang seharusnya menjadi Public Space. Public Space merupakan tempat umum dimana masyarakat bisa bersantai, berkomunikasi, dan menikmati pemandangan kota. Tempat umum tersebut bisa berupa taman, trotoar, halte bus, dan juga tempat hiburan malam seperti yang ada di makassar khususnya di jalan nusantara dengan adanya THM tersebut membuat bermunculnya kegiatan di sektor informal seperti pedagang kaki lima di area tersebut.
Pedestrian yang digunakan untuk berjualan dapat mengganggu para pejalan kaki, seringkali kehadiran pedagang kaki lima tersebut mengganggu arus lalu lintas karena para konsumen pengguna jasa memarkirkan kendaraannya dipinggir jalan. Ketidakteraturan tersebut mengakibatkan Public Space kelihatan kumuh sehingga tidak nyaman lagi untuk bersantai ataupun berkomunikasi.
B.Tentang Tempat Hiburan Malam
1.Definisi Hiburan Malam
Kata Hiburan memiliki persamaan arti dengan kata entertainment dalam Bahasa inggris yang berarti sejenis tourist acctraction dimana para pengunjung yang datang merupakan subyek yang pasif sebagai audince/hadirin yang datang menikmati, menyaksikan ataupun mengagumi kejadian-kejadian yang berlangsung untuk mendapatkan kepuasan rohaniah sesuai dengan motif-motif yang mendorong kunjungan tersebut( R.S Damardjati )
Hiburan merupakan suatu barang atau perbuatan menghibur hati untuk melupakan kesedihan.Hiburan dalam Islam adalah sesuatu yang dapat memberi ketenangan dan kegembiraan kepada seseorang. Dalam ajaran Islam dilakukan dengan syarat tidak ada pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan, dan tidak melupakan ajaran-ajaran Allah s.w.t
Kata malam memiliki arti disini yaitu lebih cenderung menunjukkan waktu yaitu malam hari. Jadi Hiburan malam adalah sejenis tourist acctraction dimana para pengunjung yang datang merupakan subyek yang pasif sebagai audince/hadirin yang datang menikmati, menyaksikan ataupun mengagumi kejadian-kejadian yang berlangsung untuk mendapatkan kepuasan rohaniah sesuai dengan keinginan pengunjung yang dilakukan pada waktu malam hari.
2.Jenis-jenis Hiburan Malam
a.Diskotik
Diskotik adalah sutau tempat dimana para pengunjung dapat melakukan disco didalam suatu ruangan yang diiringi lagu-lagu disco yang menghentak dari berbagai negara. Tempat disco tersebut biasanya disebut dance floor (lantai disco).
b.Karaoke
Karaoke adalah suatu tempat hiburan yang disediakan untuk para pengunjung yang suka bernyanyi atau untuk melatih hoby mereka yaitu menyanyi.
c.Pub dan bar
Pub dan bar adalah suatu tempat dimana para pengunjung dihibur lewat lagu-lagu yang diiringi suatu kelompok band sambil menikmati minuman-minuman yang tersedia dan biasanya ruangan dari pub dan bar ini lebih terang bila dibandingkan dengan tempat-tempat hiburan lainnya.
d.Panti Pijat
Panti pijat adalah suatu tempat dimana para pengunjung dapat menikmati fasilitas pijat untuk menghilangkan rasa lelah.
C.Kegiatan Masyarakat Kota
1.Kegiatan Masyarakat
Menurut Poerwadarminta, Kegiatan adalah aktivitas. Kegiatan juga berarti suatu pekerjaan yang dilakukan seseorang dalam menyelesaikan urusannya. Menurut Kartini Kuncoro, kegiatan adalah istilah umum yang dikaitkan dengan keadaan yang selalu bergerak, eksplorasi dan berbagai respon lainnya terhadap rangsangan sekitar.
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Masyarakat merupakan salah satu satuan dalam sistem sosial atau kesatuan hidup manusia. Istilah inggrisnya berarti society sedangkan masyarakat itu sendiri berasal dari bahasa arab yaitu syakara yang berarti ikut serta atau partisipasi, kata Arab masyarakat berarti bergaul yang istilah ilmiahnya berarti berinteraksi.
2.Kota dan perkotaan.
Kota dan perkotaan selalu mempunyai arahan yang berbeda. Dalam kamus tata ruang, kota merupakan suatu permukiman yang berpenduduk besar dan dengan luas areal yang terbatas, dimana pada umumnya bersifat non agraris. Kota juga merupakan tempat sekelompok orang dalam jumlah tertentu dan bertempat tinggal bersama dalam suatu wilayah geografis tertentu dengan pola hubungan yang rasional, ekonomis dan individualistis.
Sementara perkotaan memiliki arti yang lebih luas, dimana terdapat daerah permukiman yang meliputi kota induk dan daerah pengaruh di luar batas administrasinya yang berupa daerah pinggiran sekitarnya.
Kota adalah kegiatan ekonomi, pemerintah, politik, dan sosial sehingga membuat perkembangan disegala bidang seperti pembangunan fisik kota, yaitu bangunan-bangunan yang mempunyai fungsi-fungsi tertentu dan juga pembangunan manusianya yang tinggal di kota maupun yang beraktivitas dengan keahlian maupun kemakmuran.
Menurut Adisasmita, kota adalah suatu simpul jasa distribusi atau sebagai Growth centre). suatu kota tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi dan masalah yang ada di kota tersebut. maupun di daerah hinterlannya. (daerah belakangnya) dalam suatu interaksi yang berimbang.
Berkembangnya suatu Kota lebih banyak dipengaruhi oleh fungsi yang diemban oleh kota itu sendiri, sebagai simpul jasa dan distribusi sehingga harus didukung dengan kegiatan dan aktivitas perkotaan berupa:
a.Pusat kegiatan perkantoran dan pelayanan jasa.
b.Pusat kegiatan perdagangan dan transportasi.
c Pusat Kegiatan pelayanan sosial ekonomi.
d.Penunjang pemukiman
Menurut Budiharjo, bahwa peranan kota-kota dalam pembangunan wiayah dan nasional harus di barengi dengan usaha pengembangan antara lain :
a. Mengembangkan sistem kota yang dapat mengoptimalkan tingkat pelayanan dan tingkat ekonomi.
b.Mengembangkan Urban Governance yang dapat mewujudkan fungsi dan tingkat pelayanan kota menurut sistem kota yang optimal.
c.Meningkatkan hubungan desa-kota termasuk daerah mega urban yang dapat mendorong dan menyerahkan pembangunan antara desa-kota.
d.Meningkatkan produktivitas daerah pekotaan dalam rangka mempercepat tercapainya fungsi kota yang diinginkan dalam system kota.
Kota adalah suatu pemukiman yang bangunannya rapat, dan penduduknya bernafkah bukan petani. Tedapat juga pengertian bahwa suatu kota dicirikan oleh adanya prasarana perkotaan, seperti bangunan yang besar bagi pemerintahan, rmah sakit, sekolah, pasar, dan sebagainya, taman serta alun-alun yang luas dan jalanan yang telah teraspal. suatu hal yang khas bagi suatu kota menurut Johara T.J adalah kota itu umumnya mandiri atau serba lengkap, yang berarti penduduk kota bukan hanya bertempat tinggal saja di dalam kota itu dan berekreasi pun di lakukan dalam kota itu.Keadaan ini sangat berlainan dengan kadaan di dalam kampung diwilayah pedesaan, dimana penduduk umumnya harus pegi keluar kampong untuk mencari nafkah. dengan demikian kota menyediakan segala fasilitas bagi kehidupan baik sosial maupun ekonomi sehingga baik bertempat tinggal maupun bekerja dan berkreasi dapat di lakukan oleh penduduk di dalam kota.
Menurut ahli sejarah tumbuhnya lingkungan fisik tempat berlangsungnya kehidupan dari sekelompok manusia atau lebih adalah merupakan awalanya perkembangan suatu lingkungan hidup yang dinamakan kota.
Fungsi kota itu sendiri mengandung fungsi Primer dan fungsi Sekunder yang keduanya menentukan perwujudan penyelenggaraan fungsi kota. fungsi Primer merupakan fungsi kota dalam hubungannya dengan kedudukan kota sebagai pemusatan pelayanan bagi jasa di luar penyelenggaraan fungsi primer. fungsi ini dapat bersifat pertahanan keamanan yang selanjutnya disebut sebagai fungsi sekunder yang bersifat khusus. penyelenggaraan fungsi-fungsi diatas memerlukan ruang di dalam kota yang perlu penataan.
Ukuran kota yang optimal ditentukan oleh berbagai faktor ekonomi, sosial dan geografis yang berbeda-beda antara masing-masing Negara. tidak ada batas tertentu mengenai ukuran atau besarnya suatu kota sepanjang ia dapat berkembang keluar dan keatas (Horizontal dan vertikal)
Pada dasarnya pusat kota mempunyai potensi pendorong dan penarik kekuatan sosial ekonomi yang dapat menciptakan perubahan pesat pada suatu kota. lokasi pusat kota sering cenderung ditentukan oleh transportasi, antara lain harus mudah dicapai oleh pejalan kaki dan pemakai kendaraan. secara fisik pusat kota di dominasi oleh bangunan dengan intensitas tinggi, hal-hal yang alamiah terbatas. Karakteristik yang lain yang juga terlihat adalah adanya kecenderungan aktifitas sejenis seperti komersial, administrasi, perdagangan eceran, jasa, rekreasi dan aktifitas sosial budaya
Dari beberapa pendapat secara umum dapat dikatakan mempunyani ciri-ciri mendasar yang sama. Pengertian kota dapat dikenakan pada daerah atau lingkungan komunitas tertentu dengan tingkatan dalam struktur pemerintahan.
-Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, intuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
-Perubahan-perubahan tampak nyata dikota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.
D. Kegiatan Sektor Informal
1.Munculnya Kegiatan Sektor Informal
Pembahasan tentang “sektor informal” telah menghasilkan sejumlah besar dokumentasi dari berbagai pelosok dunia. Ulasan tentang kegiata-kegiatan sektor informal selama ini umumnya terfokus secara eksklusif pada konteks kontemporernya yang diantaranya membahas tentang tingkat penghasilan pengusaha, jumlah tenaga kerja, latar belakang sosial ekonomi para pekerja dan sebagainya. Ulasan-ulasan tersebut ternyata belum mampu memberikan gambaran yang utuh tentang fenomena informalitas. Oleh karena itu perlu kiranya dalam hal ini diungkapkan munculnya gejala sektor informal dalam konteks sejarah karena melalui sejarah ini dapat menyingkap akar-akar kegiatan sektor informal serta keterkaitannya dengan perkembanganperkembangan makro dalam sistem sosial ekonomi yang lebih luas. Konsep sektor informal mulai diperkenalkan pada awal dasawarsa 1970-an ke dunia internasional. Tetapi masalah gejala munculnya sektor informal ini harus ditelusuri secara terpisah dari perkembangan konsepnya.
Kegiatan-kegiatan seperti yang dikemukakan pada ekonomi informal saat ini sudah sejak tahun 1724 dikota Batavia (Jakarta). Dikatakannya bahwa saat itu di sepanjang jalan kota terdapat penjaja-penjaja yang berkeliling membawa segala macam barang yang diperdagangkan. Mereka menjual bermacam-macam sayuran, porselin, kain, barang kerajinan, teh, roti, air minum, bunga, pakaian bekas, kaos kaki dan lain-lain. Praktek penjualan semacam itu sebelumnya dilarang oleh VOC dan baru diperbolehkan pada tahun 1739. Pada abad itu sistem penjajahan telah de fakto menduduki posisi tertentu dalam sistem perekonomian kota yang nantinya akan diisi oleh kegiatan-kegiatan informal. Kebiasaan ibu-ibu rumah tangga di Batavia membeli kebutuhan rutin mereka di halaman rumahnya telah membuka sistem penjajaan ke rumah-rumah sebagai kebutuhan tetap bagi jalannya ekonomi kota.
Dengan bekal mobilitas yang tinggi ini para pedagang informal perlahan-lahan akan menguasai segmen pasar ini. Dalam sebuah kajian lain ada yang menyimpulkan bahwa cikal bakal ekonomi informal perkotaan mulai muncul pada abad ke-19, kemudian mengambil bentuk modernnya pada dasawarsa 1920 atau 1930-an, sedangkan mencapai proporsi dominanya mulai dasawarsa 1950-an (Candrakirana).
2.Konsep Sektor Informal
Konsep sektor informal muncul dalam konsep keterlibatan pakar-pakar internasional dalam perencanan pembangunan di Dunia Ketiga. Gejala ini muncul setelah kelahiran Negara-negara maju setelah berakhirnya Perang Dunia II. Pada waktu itu muncullah gagasangagasan di tingkat internasional maupun nasional untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi pada Negara-negara dimaksud.
Melalui lembaga-lembaga internasional didirikanlah lembagalembaga untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di Negara-negaraberkembang seperti The World Bank, International Monetary Found (IMF) dan juga International Labour Organization (ILO). Lembaga-lembaga tersebut melakukan berbagai studi mengusulkan kebijakan dan turut campur tangan dalam pengambilan keputusan menyangkut berbagai bidang yang dianggap mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu Negara berkembang. ILO meluncurkan program untuk World Employment Programme (WEP) yang diterbitkan pada tahun 1972, menggulirkan konsep informal pertama kali yang diperkenalkan di dunia internasional (Chandrakirana ). Jean Breman mengatakan istilah sektor informal pertama kali dikemukakan oleh Hart pada tahun 1971 dengan menggambarkan sektor informal sebagai bagian angkatan kerja yang tidak terorganisir. Manning dan Effendi mengemukakan bahwa Keith Hart seorang antropolog Inggris adalah orang pertama kali melontarkan gagasan sektor informal dalam penelitiannya di suatu kota di Ghana pada tahun 1973
Sektor Informal adalah aktivitas ekonomi yang berada di luar sistem ekonomi yang legal, tak dilindungi hukum, rawan terhadap kemungkinan
eksploitasi oleh orang yang terlibat kriminal, preman, atau siapa
saja yang bisa memanipulasi hukum.
Pengertian sektor informal menurut Hart memiliki ciri-ciri mudah keluar masuk pekerjaan, mengusahakan bahan baku lokal tanpa berdasarkan hukum formal, unit usaha merupakan keluarga, jangkauan operasionalnya sempit, kegiatannya bersifat padat karya dengan menggunakan teknologi yang masih sederhana (tradisional), pekerja yang terlibat di dalamnya memiliki tingkat pendidikan formal yang rendah serta keahlian yang kurang memadai, kondisi pasar sangat bersaing karena menyangkut hubungan antara penjual dan pembeli yang bersifat personal dan keadaanya tidak teratur .
Prakarsa dari Hart ini kemudian diteruskan oleh ILO (International Labour Organization) dalam berbagai studinya di negara-negara sedang berkembang. Untuk memberikan gambaran pengertian sektor informal di Indonesia, Hidayat mengemukakan ciri-cirinya sebagai berikut. Kegiatan usaha tidak terorganisasi secara baik, karena unit usaha yang timbul tidak menggunakan fasilitas atau kelembagaan yang tersedia di sektor formal. Pada umumnya, unit usaha tidak mempunyai izin usaha. Pola kegiatan usaha tidak teratur, baik dalam arti lokasi maupun jam kerja. Pada umumnya, kebijaksanaan pemerintah untuk membantu golongan ekonomi lemah tidak sampai ke sektor ini. Unit usaha mudah keluar masuk dari satu sub sektor ke lain sub sektor. Teknologi yang dipergunakan bersifat tradisional. Modal dan perputaran usaha relatif kecil, sehingga skala operasi juga relatif kecil; tidak diperlukan pendidikan formal karena pendidikan yang diperlukan diperoleh dari pengalaman sambil bekerja.
Pada umumnya, usaha termasuk golongan yang mengerjakan sendiri usahanya dan kalau mengerjakan buruh berasal dari keluarga. Sumber dana modal usaha pada umumnya berasal dari tabungan sendiri atau dari lembaga keuangan yang tidak resmi. Hasil produksi atau jasa terutama dikonsumsi kota atau desa yang berpenghasilan rendah, tetapi kadang-kadang juga berpenghasilan menengah. Berdasarkan konsep yang telah ada sebelumnya dan disesuaikan dengan kondisi saat ini dan pertimbangan-pertimbangan kemajuan pembangunan yang telah dicapai maka yang digolongkan ke dalam sektor informal:
-Pola kegiatannya tidak teratur, baik dalam arti waktu, pemodalan, maupun penerimaannya.
-Modal, peralatan dan perlengkapan maupun omzetnya biasanya kecil dan diusahakan atas dasar hitungan harian
-Tidak mempunyai keterkaitan (linkage) dengan usaha lain yang besar
-Lokasi usaha ada yang menetap dan ada yang berpindah-pindah.
-Tidak membutuhkan tingkat pendidikan tinggi.
-Merupakan usaha kegiatan perorangan ataupun unit usaha kecil yang memperkerjakan tenaga kerja yang sedikit (kurang dari 10) dari lingkungan hubungan keluarga, kenalan, atau berasal dari daerah yang sama.
Sektor informal merupakan Aktifitas ekonomi yang mengambil tempat diluar norma formal dari transaksi ekonomi yang dibentuk oleh negara dalam dunia bisnis. Sektor informal tidak berarti ilegal. Namun, secara umum istilah sektor informal mengacu pada usaha kecil atau mikro yang dikelola secara individual atau keluarga. Sektor informal menukarkan barang-barang dan jasa yang legal tetapi tidak dilengkapi dengan izin usaha yang memadai
Usaha-usaha sektor informal yang dimaksud diantaranya pedagang kaki lima, pedagang keliling, tukang warung, sebagian tukang cukur, tukang becak, sebagian tukang sepatu, tukang loak serta usaha usaha rumah tangga seperti : pembuat tempe, pembuat kue, pembuat es mambo, barang-barang anyaman dan lain-lain.
Berdasarkan berbagai pendapat, dapat disampaikan bahwa konsep sektor informal lebih difokuskan pada aspek-aspek ekonomi, aspek sosial dan budaya. Aspek ekonomi diantaranya meliputi penggunaan modal yang rendah, pendapatan rendah, skala usaha relatif kecil. Aspek sosial diantaranya meliputi tingkat pendidikan formal rendah berasal dari kalangan ekonomi lemah, umumnya berasal dari migran. Sedangkan dari aspek budaya diantaranya kecenderungan untuk beroperasi diluar sistem regulasi, penggunaan teknologi sederhana, tidak terikat oleh curahan waktu kerja. Dengan demikian cara pandang di atas tentang sektor informal lebih menitik beratkan kepada suatu proses memperoleh penghasilan yang dinamis dan bersifat kompleks. Di samping aspekaspek di atas, kehadiran sektor informal dapat dilihat dari dua segi yaitu segi positif dan segi negatif. Segi positif diantaranya mampu menciptakan lapangan kerja sendiri, kemampuan menyerap angkatan kerja yang sekaligus sebagai katub pengaman terhadap pengangguran dan kerawanan sosial, menyediakan kebutuhan bahan pokok untuk kalangan ekonomi menengah ke bawah. Sedangkan dari segi negatifnya adalah mengganggu lalulintas, mengganggu keindahan kota dan mengganggu kebersihan.
Wirosardjono mengemukakan ciri-ciri sektor informal sebagai berikut:
a.Pola kegiatannya tidak teratu, baik dalam waktu, permodalan, maupun penerimaan.
b.Tidak tersentuh oleh peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah sehingga kegiatannya sering dikatakan liar.
c.Modal, peralatan, dan perlengkapan maupun omzetnya biasanya kecil dan diusahakan atas dasar hitungan harian.
d.Tidak mempunyai tempat tetap.
e.Umunya dilakukan oleh dan melayani golongan masyarakat yang berpendapatan rendah.
f.Tidak membutuhkan keahlian dan keterampilan khusus sehingga dapat menyerap bermacam-macam tingkatan tenaga kerja.
g.Umunya satuan usaha mempekerjakan tenaga yang sedikit dan dari lingkungan hubungan keluarga, kenalan, atau berasal dari daerah yang sama.
h.Tidak mengenal sistem perbankan, pembukuan,perkereditan, dan sebagainya.
Todaro dan Abdullah menyebutkan ciri-ciri sektor informal sebagai berikut :
a.Sebagian besar memiliki produksi yang berskala kecil, aktivitas-aktivitas jasa dimiliki oleh perorangan atau keluarga dan dengan menggunakan teknologi yang sederhana.
b.Umumnya para pekerja bekerja sendiri dan sedikit yang memiliki pendidikan formal yang tinggi.
c.Produktivitas pekerja dan penghasilannya cenderung lebih rendah daripada sektor informal.
d.Para pekerja sektor informal tidak dapat menikmati perlindungan seperti yang didapat dari sektor informal dalam bentuk jaminan kelangsungan kerja, kondisi kerja yang layak, dan jaminan pensiun.
e.Kebanyakan pekerja yang memasuki sektor informal adalah pendatang baru dari desa yang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja di sektor formal.
f.Motivasi mereka biasanya untuk mendapatkan penghasilan yang bertujuan hanya untuk dapat hidup (survive), bukannya untuk mendapatkan keuntungan dan hanya mengandalkan pada sumber daya yang ada pada mereka untuk menciptakan pekerjaan.
g.Mereka berupaya agar sebanyak mungkin anggota keluarga mereka ikut berperan serta dalam kegiatan yang mendatangkan penghasilan dan meskipun begitu mereka bekerja dengan waktu yang panjang.
h.Kebanyakan diantara mereka menempati gubuk-gubuk yang mereka buat sendiri di kawasan kumuh (slum area) dan permukiman liar (scheller) yang umumnya jarang tersentuh pelayanan jasa seperti listrik, air, transportasi, serta jasa-jasa kesehatan dan pendidikan.
Sethuraman mengatakan, sektor informal biasanya digunakan untuk menunjukkan sejumlah kegiatan ekonomi yang berskala kecil. Akan tetapi, sektor informal tidak bisa disebutkan sebagai perusahaan berskala kecil. Sektor informal terutama dianggap sebagai manifestasi dari suatu pertumbuhan kesempatan kerja di negara yang sedang berkembang. Mereka memasuki kegiatan berskala kecil dikota, terutama bertujuan untuk mencari kesempatan kerja dan pendapatan daripada memperoleh keuntungan karena mereka yang terlibat dalam sektor ini pada umumnya miskin, berpendidikan sangat rendah , tidak terampil dan kebanyakan para migran. Jelaslah bahwa mereka bukan kapitalis yang mencari investasi yang menguntungkan dan juga bukan pengusaha seperti yang dikenal pada umumnya.
Lebih lanjut Seuthraman menyatakan bahwa sektor informal di kota terutama harus dipandang sebagi unit-unit berskala kecil yang terlibat dalam produksi dan distribusi barang-barang yang masih dalam suatu proses evolusi daripada dianggap sebagai sekelompok perusahaan yang berskala kecil dengan masukan-masukan (inputs) modal dan pengelolaan (manajerial) yang besar. Skala operasi adalah karakteristik terpenting yang muncul dari konsep sektor informal. Meskipun skala operasi dapat diukur dengan berbagai macam-macam cara antara lain meliputi besarnya modal, omzet, dan lain-lain, tetapi karena ciri-ciri ini biasanya berhubungan erat satu dengan yang lain, maka alat ukur yang paling tepat untuk mengukur skala operasi adalah jumlah orang yang terlibat dalam kegiatan tersebut
Melihat skala kota sebagai suatu kesatuan yang tak dapat dipisahkan dari unit-unit produksi dan distribusi, maka unit-unit yang memiliki 10 orang kebawah diklasifikasikan kedalam sektor informal. Pemilihan kriteria ini didasarkan pada keyakinan bhawa perusahaan yang memiliki lbih dari 10 pekerja tidak mungkin didirikan dengan motif utama memanfaatkan kesempatan kerja.
Dari pengertian yang diberikan Soetjipto Wirosardjono, Dorodjatun Kuntjoro Jakti, Todaro, Abdullah, dan Seuthraman dapat disimpulkan bahwa sektor informal yang dimaksud memiliki ciri-ciri sebagai berikut ;
a.Modal maupun omzetnya biasanya kecil dan usaha itu dilakukan atas dasar hitungan harian.
b.Peralatan dan perlengkapan yang digunakan biasanya sederhana.
c.Tidak mempunyai tempat tetap dan mudah dipindahkan oleh pihak yang berwenang, biasanya menempati di lokasi tertentu disepanjang jalan kaki lima (trotoar).
d.Umumnya kegiatan dilakukan oleh dan melayani keterampilan khusus sehingga dapat menyerap bermacam-macam tingkatan kerja.
e.Relatif tidak membutuhkan keahlian dan keterampilan khusus sehingga dapat menyerap bermacam-macam tingkatan tenaga.
f.Umumnya tiap satuan usaha mempekerjakan tenaga yang sedikit dan dari lingkungan hubungan keluarga, teman dekat, orang yang dipercaya, atau berasal dari daerah yang sama.
g.Pengelolanya dibantu oleh sejumlah kecil orang (menurut Suthraman kurang dari 10 orang).
h.Lebih dimaksudkan untuk mencari lapangan pekerjaan daripada untuk mencari keuntungan. Ciri-ciri baku dari sektor informal menurut Sethuraman, yaitu :
1.Seluruh aktivitas berstandar pada sumber daya sekitarnya.
2.Ukuran usaha umumnya kecil dan aktivitas merupakan usaha keluarga.
3.Untuk menopang aktivitas digunakan teknologi yang tepat guna dan memiliki sifat yang padat karya.
4.Tenaga kerja yang bekerja dalam aktivitas sektor ini telah terdidik atau terlatih dalam pola-pola yang tidak resmi.
5.Seluruh aktivitas mereka dalam sektor ini berada di luar jalur yang diatur pemerintah.
6.Aktivitas mereka bergerak dalam pasar sangat bersaing
3.Terbentuknya Sektor Informal
Angka-angka yang cukup mencolok dalam lonjakan jumlah penduduk dikota besar membuat orang berpikir tentang sebab dan akibatnya. Sebab terjadinya lonjakan jumlah penduduk kota adalah berduyun-duyunnya orang yang datang dari desa atau daerah ke kota besar, atau yang lebih dikenal dengan istilah urbanisasi, selain karena pertambahan penduduk alami kota itu sendiri yang relatif kecil angkanya. Sedangkan akibat penduduk kota yang melonjak adalah terdapat kelompok-kelompok masyarakat di kota dengan berbagai macam ragam, ada lapisan masyarakat atas, menengah, dan bawah. Lapisan masyarakat menengah keatas pada umumnya mampu memasuki sektor formal karena memiliki keterampilan, tingkat pendidikan yang cukup dan akses yang dimilikinya.
Lapisan masyarakat menengah ke bawah dengan keterampilan, pendidikan, dan akses yang terbatas peluang untuk memasuki sektor informal sangat terbatas. Akhirnya mereka menggeluti sektor informalyang tidak mensyaratkan kriteria yang berlebih. Dengan modal yang terbatas, ditambah dengan keterampilan dan keuletan, mereka mampu bertahan hidup di perkotaan.
Jenis usaha yang digelar oleh pedagang sektor informal berbagai macam, antara lain warung makan semi permanen di kaki lima, menjajakan makanan dengan menggunakan gerobak; warung kelontong dalam gerobak; menjual minuman dan makanan di tempat keramaian.
4.Dorongan Memasuki Sektor Informal di Perkotaan
Dorongan seseorang untuk memasuki sektor informal di perkotaan dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, ekonomi, budaya dan psikologi. Namun, diantara dorongan faktor-faktor di atas, Hugo dan Mazumdar, misalnya lebih melihat faktor ekonomi sebagai faktor dominan yang melatar belakangi seseorang memasuki sektor informal di perkotaan. Dorongan faktor ekonomi ini antara lain dapat meliputi tiga hal berikut.
a.karena adanya ketimpangan pembangunan antara desa dan kota (urban bias development). Dengan perkataan lain, berbagai sumber-sumber ekonomi dan sasaran penunjang perekonomian lebih terkonsentrasi di kota dibandingkan dengan di desa.
b.karena adanya kemiskinan di pedesaan. Kemiskinan ini terjadi antara lain karena rendahnya penguasaan terhadap lahan pertanian. Sensus pertanian 1993 menyebutkan bahwa hampir 60% penduduk desa tidak memiliki lahan, sementara itu 80% dari penduduk Indonesia tinggal di pedesaan. Kalaupun mereka memiliki lahan, luas pemilikan lahan rata-rata hanya 0,30 ha1′. Keadaan ini menyebabkan sebagian besar dari petani gurem lebih memilih bekerja sebagai buruh tani atau bekerja di sektor informal perkotaan.
c.karena kurangnya penyediaan kesempatan kerja. Di Pedesaan initerjadi antara lain karena kurangnya sektornon pertanian di pedesaan. Keadaan ini pada gilirannya menyebabkan peningkatan yang terjadi pada angkatan kerja (kurang lebih 2% /tahun) tidak tertampung pada sektor tersebut. Demikian pula, dengan berkembangnya pendidikan. Di pedesaan, angkatan muda di pedesaan pun kini mempunyai kecenderungan mengalami perubahan dalam hal persepsi, sikap dan motivasi terhadap pertanian. Akibatnya mereka “enggan” bekerja disektor pertanian dan ingin bekerja di sektor non-pertanián.
Disamping faktor-faktor ekonomi tersebut di atas, beberapa faktor ekonomi lainnya dapat meliputi hal-hal berikut ini. Pertama adalah karena sektor informal relatif tidak memerlukan modal dan ketrampiian yang tinggi. Kedua, kegiatan usaha sektor informal relatif mudah untuk dilakukan oleh setiap orang. Artinya bahwa faktor input yang digunakan daiam kegiatan usaha ini reaitif tidak terlalu kompleks. Dan ketiga, pengelolaan usaha dalam sektor informal relatif mudah.
Akibat dari berbagai faktor ekonomi di atas, maka saat ini sektor informal diperkotaan tumbuh dan berkembang dengan pesat. Keadaan ini tentu saja memerlukan perhatian bersama agar kehadiran sektor ini dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin.
E.Sektor Informal dan Penyerapan Angkatan Kerja
Timbulnya sektor informal di kota tidak terlepas dari latar belakang sejarah perekonomian tradisional yaitu perekonomian pedesaan yang sebagian besar didasarkan pada struktur pertanian dengan pola bercocok tanam sederhana. Karena rendahnya upah tenaga kerja di sektor pertanian dan semakin langkanya lahan-lahan pertanian di pedesaan, maka banyak tenaga kerja yang memilih alternatif lain untuk urbanisasi dan bekerja di sektor non pertanian. Berdasarkan hasil suatu penelitian Cahyono disimpulkan bahwa dari proporsi tenaga kerja yang mencari nafkah di berbagai sektor dalam pembangunan ekonomi, ternyata dari tahun ke tahun penyediaan kesempatan kerja sektor pertanian semakin menurun, sedangkan pada sektor non pertanian menunjukkan kenaikan. Dalam hubungan ini ternyata sebagian besar angkatan kerja terserap pada sektor informal.
Angkatan kerja yang merupakan bagian dari tenaga kerja dimana tenaga kerja itu sendiri mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga ( Simanjuntak). Dengan demikian tidak semua penduduk dapat dikatagorikan sebagai tenaga kerja, sebab diantara penduduk tersebut ada yang kurang mampu memproduksi barang atau jasa misalnya anak-anak di bawah usia kerja, orang yang lanjut usia atau jompo).
Secara praktis pengertian tenaga kerja biasanya hanya dilihat dari segi umur dengan melihat batas umur, maka secara praktis pula dapat ditentukan golongan tenaga kerja dan golongan bukan tenaga kerja. Di tiap-tiap Negara batas umur tenaga kerja ini tidak sama. Di Indonesia dipilih batas umur minimum 10 tahun tanpa batas umur maksimum. Dengan memperhatikan hal tersebut di atas maka keseluruhan penduduk apabila dilihat dari sudut ketenagakerjaan secara garis besar dapat dibagi dua yaitu : penduduk usia kerja (working age population) dan penduduk di luar usia kerja (non working age population). Yang menjadi pertanyaan adalah apakah semua tenaga kerja berpartisipasi aktif dalam pekerjaan. Secara ekonomis tidak semua tenaga kerja terlibat dalam pekerjaan atau kegiatan produktif. Hanya sebagian dari mereka yang sesungguhnya terlibat, sedangkan sebagian lainnya tidak terlibat. Mereka yang tidak terlibat dalam kegiatan yang produktif disebut bukan angkatan kerja (non in the labour force). Sedangkan mereka yang terlibat dalam pekerjaan atau usaha produktif disebut angkatan kerja (labour force).
Angkatan kerja terdiri dari golongan yang bekerja dan golongan yang sedang mencari kerja atau menganggur. Golongan yang bekerja yaitu orang-orang yang sudah aktif dalam kegiatannya dalam proses produksi guna menghasilkan barang atau jasa. Sedangkan golongan yang sedang mencari kerja atau orang yang menawarkan jasa tenaga atau pikiran untuk proses produksi guna menghasilkan barang atau jasa. Jumlah orang yang dapat terserap dalam suatu pekerjaan tergantung dari besarnya permintaan (demand) dalam masyarakat. Sedangkan besar kecilnya permintaan tenaga kerja dipengaruhi antara lain oleh aktivitas ekonomi maupun tingkat upah. Permintaan tenaga kerja ini dapat dating dari sektor formal maupun sektor informal.
Sektor informal yang umumnya dipandang sebagai pekerjaan yang inferior, ternyata mempunyai banyak bidang usaha. Satu diantaranya adalah bidang usaha perdagangan dan salah satu pelaku di bidang perdagangan ini adalah pedagang kaki lima. Pedagang kaki lima dalam usahanya mempunyai beberapa karakteristik pasar diantaranya yaitu: pasar tidak terorganisir dengan baik, umumnya tidak memiliki izin usaha, lokasi pasar tidak permanen dan waktu yang digunakan untuk usaha tidak teratur. Beberapa karakteristik ini dapat mempengaruhi permintaan maupun penawaran angkatan kerja untuk memasuki kerja (terserap) oleh sektor informal. Oleh karenanya kaitan antara sektor informal dan penyerapan angkatan kerja dapat dikemukakan sebagai berikut :
a)Persyaratan Masuk. Angkatan kerja mudah terserap pada sektor informal, alasan ini karena sektor informal memberikan kebebasan masuk maupun keluar kerja kepada angktan kerja tanpa adanya persyaratan-persyaratan seperti yang diberlakukan pada sektor formal. Akibatnya bagi angkatan kerja yang berminat/tertarik untuk memasuki kerja di sektor informal langsung dapat terserap sesuai dengan jenis yang diminati.
b)Waktu kerja. Dari segi waktu kerja sektor ini memberikan kebebasan waktu kepada angkatan kerja. Dengan adanya kebebasan waktu kerja ini angkatan kerja akan lebih fleksibel untuk menjalankan usahanya sehingga bagi siapapun yang memasuki sektor ini dapat memilih waktu yang diinginkan.
c)Umur. Secara relatif bekerja pada sektor informal tidak batas umur yang mengikat seperti yang diberlakukan pada sektor formal. Secara relatif bekerja di sektor informal tidak ada istilah usia produktif atau non produktif. Siapapun yang berminat memasuki sektor ini dalam usia berapapun dapat membuka dan menjalankan usahanya. Dari gambaran ini bagi angkatan kerja yang sudah tidak dipekerjakan di sektor formal (dipensiunkan misalnya) dan masih berminat untuk bekerja maka dapat terserap pada sektor informal.
d)Jenjang pendidikan. Seperti disebutkan dimuka bahwa sektor informal umumnya dipandang sebagai pekerjaan yang inferior, maka bagi angkatan kerja yang mempunyai pendidikan formal terbatas (rendah) apalagi hanya buta huruf, tentunya akan sulit memasuki kerja di sektor formal. Oleh karena itu sektor informal menawarkan kesempatan kerja kepada angkatan kerja yang berminat memasukinya. Denga tertampungnya angkatan kerja memasuki sektor ini, mereka dapat dikatakan telah terserap pada sektor informal. Menggarisbawahi keunggulan-keungulan sektor informal seperti yang disebutkan di atas, maka keberadaan sektor informal jangan hanya dipandang sebagai hal yang negatifsaja tetapi termasuk segi positifnya juga. Dari segi positifnya sektor informal mempunyai dampak sebagai berikut :
-Mempunyai daya kemampuan untuk menyerap angkatan kerja. Hal ini mengingat keterbatasan sektor formal dalam menyerap angkatan kerja.
-Mampu menciptakan lapangan kerja baru.
Sektor informal yang selama ini bagi sebagian orang dianggapnya lebih sering sebagai beban yang mencemari keindahan dan ketertiban kota, bahkan kadangkala mereka dijadikan buronan pihak Satpol PP (ketertiban umum). Walaupun terdapat dampak negatif, tetapi tidaklah berarti sektor ini “harus dimusuhi” tetapi justru perlu dilindungi, dibangun, dikembangkan/dibina sehingga dampak negatif bisa dihilangkan. Sektor informal seharusnya dijadikan kelompok sasaran (target Groups) karena sektor ini mampu menciptakan lapangan kerja sendiri tanpa bantuan pemerintah. Sektor ini telah memberi andil dan ikut berperan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dasar mengenai proses pembangunan ekonomi dan perubahan sosial. Dalam rangka mengemban misi pemerataan pembangunan di era otonomi daerah, maka sudah selayaknya bilamana kebijakan-kebijakan ekonomi dalam rangka pemerataan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha pertumbuhannya dirangsang dari “bawah” khususnya yang bergerak di sektor industri kecil di pedesaan dan sektor informal di perkotaan. Sektor informal di perkotaan telah terbukti dapat terus langgeng, bahkan meningkat walaupun kadangkala di kejar-kejar oleh aparat ketertiban. Berarti sektor informal tidak dapat dihapuskan. Sebaliknya sektor informal perlu dibina dan diarahkan karena ternyata di sisi lain sektor informal juga membayar restribusi yang menjadi salah satu sumber pendapatan daerah, yang selanjutnya dana tersebut dapat diputar kembali untuk pembiayaan pembangunan.
F.Legalitas Sektor Informal
Bentuk sektor informal dapat dipilahkan antara sektor informal yang bersifat legal yang biasanya menempati lokasi yang ditentukan oleh pemerintah daerah setempat dan dibuka secara kontinu. Biasanya modal yang digunakan relatif lebih besar dibandingkan dengan sektor informal ilegal. Sedangkan sektor informal yang dilakukan secara ilegal menempati usaha yang tidak ditentukan oleh pemerintah daerah setempat sebagai lokasi sektor informal.
Kondisi jalan raya lebar yang sempit, biasanya pedagang kaki lima hanya diperbolehkan menggelar sarana usahanya di atas kaki lima. Di daerah lalu lintas yang padat dan diatas sekolah biasanya tidak diizinkan pedagang kaki lima menggelar usahanya. Hanya dalam kasus-kasus tertentu sektor informal diperbolehkan melakukan aktivitas diatas selokan yang tertutup. Misalnya karena suatu kawasan terdapat penertiban dan penggusuran sektor informal yang lokasinya akan dibangun suatu aktivitas tertentu, karena keterbatasan lahan, sektor informal yang digusur diperbolehkan melakukan aktivitas.
Ada juga pedagang sektor informal ilegal yang lokasinya dapat berpindah-pindah mengikuti kerumunan konsumen yang berada. Apabila ada event dan kerumunan orang di alun-alun atau lapangan, mereka akan menggelar sarana usahanya di tempat itu. Apabila pedagang ilegal ini kehadirannya tidak mengganggu ketertiban umum adakalanya mereka dibiarkan melakukan usahanya. Akan tetapi apabila pemerintah daerah suatu saat melakukan razia, sarana usaha, dan barang dagangan diangkut ke mobil petugas.
Pelaku kegiatan sektor informal ilegal seringkali merasa was-was apabila sewaktu-waktu kegiatannya digusur. Bahkan perasaan serupa dialami oleh pedagang sektor informal legal. Persoalan ilegal dan legal berkaitan dengan lokasi yang diizinkan oleh pemerintah kota setempat. Apabila kebutuhan masyarakat akan kehadiran sektor informal ilegal dibutuhkan dan tidak mengganggu lingkungan, dapat terjadi lokasi yang semula memiliki status ilegal bagi pedagang sektor informal, akan diberi status legal melalui peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah kota setempat. Status legalisasi ini memiliki manfaat bagi pemerintah maupun bagi pedagang kaki lima. Beberapa manfaat diantaranya :
a.Secara psikologis pedagang kaki lima lebih terlindungi
b.Terdapat pembinaan lingkungan yang bersih dan estetis bagi pedagang kaki lima sehingga kehadiran pedagang kaki lima akan ikut memlihara keindahan kota.
Legalisasi lokasi yang semula ilegal menjadi legal merupakan salah satu bentuk formalisasi sektor informal. Ada juga formalisasi pedagang kaki lima dengan cara memeberi kesempatan pedagang kaki lima atau pedagang kecil yang baru untuk menempati sebuah tempat di dalam pusat perbelanjaan modern.
G.Sarana Usaha sektor informal
Sarana usaha sektor informal dapat dipilah menjadi sarana usaha yang bersifat permanen, semipermanen, dan tidak permanen. Saran usaha yang bersifat permanen biasanya menggunakan bangunan yang dindingnya terbuat dari batu bata, batako, tembok, atau kayu/papan yang dibangun secara kuat diatas suatu lahan. Sarana usahanya dibangun untuk jangka waktu yang lama. Sarana usaha yang bersifat semipermanen pemasangan bahan-bahan bangunannya dapat dibongkar pasang. Biasanya, sarana usahanya menggunakan tenda yang mudah dibongkar pasang atau gerobak yang mudah dipindahkan.
Sarana usaha yang bersifat tidak permanen menggunakan tikar, tanpa pelindung di atasnya. Sarana usaha yang bersifat tidak permanen ini mudah dipindahkan sehingga dapat mengikuti kerumunan orang-orang yang potensial membeli barang dagangannya. Sarana usaha yang dinamis ini dapat memberikan penghasilan yang lebih tinggi bagi pelaku sektor informal dengan sarana usaha permanen dan semipermanen.
Sektor informal dengan sarana usaha permanen dan semipermanen sebenarnya bukan sarana usaha yang dibenarkan, karena;
a.Telah ada peraturan yang menentukan bahwa sektor informal seharusnya memiliki sarana usaha tidk permanen.
b.Kegiatan sektor informal dilakukan di ruang publik diatas lahan pemerintah kota sehingga sewaktu-waktu usaha tersebut harus dapat dipindahkan.
c.Kehadiran sarana usaha sektor informal, khususnya pedagang kaki lima dianggap mengganggu keindahan kota.
Dikarenakan kelonggaran pemerintah kota, biasanya sektor informal dengan sarana usaha semipermanen diizinkan, dengan catatan setelah kegiatan usai, sarana usaha itu harus dibongkar.
H.Kekuatan dan Kelemahan Sektor Informal
•Beberapa kekuatan yang dimiliki sektor informal sebagai berikut:
1. Daya Tahan
Selama krisis ekonomi, terbukti sektor informal tidak hanya dapat bertahan, bahkan berkembang pesat. Hal ini disebabkan faktor permintaan (pasar output) dan faktor penawaran. Dari sisi permintaan, akibat krisis ekonomi pendapatan riil rata-rata masyarakat turun drastic dan terjadi pergeseran permintaan masyarakat, dari barang-barang sektor formal atau impor (yang harganya relatif mahal) ke barang-barang sederhana buatan sektor informal (yang harganya relatif murah). Misalnya, sebelum krisis terjadi, banyak pegawai-pegawai kantoran, mulai dari kelasmenengah hingga tinggi makan siang di restoran-restoran mahal di luar kantor. Di masa krisis, banyak dari mereka merubah kebiasaan dari makan siang di tempat yang mahal ke rumah-rumah makan sederhana atau warung-warung murah di sekitar kantor mereka.
Dari sisi penawaran, akibat banyak orang di-PHK-kan di sektor formal selama
masa krisis, ditambah lagi dengan sulitnya angkatan kerja baru mendapat pekerjaan di sektor formal, maka suplai tenaga kerja dan pengusaha ke sektor informal meningkat. Selain itu, relatif kuatnya daya tahan sektor informal selama krisis, juga dijelaskan oleh tingginya motivasi pengusaha di sektor tersebut mempertahankan kelangsungan usahanya. Sebab, bagi banyak pelaku, usaha di sektor informal merupakan satu-satunya sumber penghasilan mereka. Karena itu, berbeda dengan rekan mereka di sektor formal, pengusaha-pengusaha di sektor informal sangat adaptif menghadapi perubahan situasi dalam lingkungan usaha mereka.
2.Padat Karya.
Dibanding sektor formal, khususnya usaha skala besar, sektor informal yang
pada umumnya adalah usaha skala kecil bersifat padat karya. Sementara itu persediaan tenaga kerja di Indonesia sangat banyak, sehingga upahnya relatif lebih murah jika dibandingkan di negara-negara lain dengan jumlah penduduk yang kurang dari Indonesia. Dengan asumsi faktor-faktor lain mendukung (seperti
kualitas produk yang dibuat baik dan tingkat efisiensi usaha serta produktivitas
pekerja tinggi), maka upah murah merupakan salah satu keunggulan komparatif
yang dimiliki usaha kecil di Indonesia.
3.Keahlian Khusus (Tradisional).
Bila dilihat dari jenis-jenis produk yang dibuat di industri kecil (IK) dan industri rumah tangga (IRT) di Indonesia, dapat dikatakan bahwa produk-produk yang mereka buat umumnya sederhana dan tidak terlalu membutuhkan pendidikan formal, tetapi membutuhkan keahlian khusus (traditional skills). Di sinilah keunggulan lain sektor informal, yang selama ini terbukti bisa membuat mereka bertahan walaupun persaingan dari sektor formal, termasuk impor sangat tinggi. Keahlian khusus tersebut biasanya dimiliki pekerja atau pengusaha secara turun temurun, dari generasi ke generasi.2
4.Permodalan
Kebanyakan pengusaha di sektor informal menggantungkan diri pada uang (tabungan) sendiri, atau dana pinjaman dari sumber-sumber informal (di luar sektor perbankan/keuangan) untuk kebutuhan modal kerja dan investasi mereka. Walaupun banyak juga pengusaha-pengusaha kecil yang memakai fasilitas-fasilitas kredit khusus dari pemerintah. Selain itu, investasi di sektor informal rata-rata jauh lebih rendah daripada investasi yang dibutuhkan sektor formal. Tentu, besarnya investasi bervariasi menurut jenis kegiatan dan skala usaha.
•Kelemahan Sektor Informal
Selain faktor-faktor kekuatan tersebut di atas, masa depan perkembangan sektor informal di Indonesia juga sangat ditentukan kemampuan sektor tersebut, dibantu maupun dengan kekuatan sendiri, menanggulangi berbagai permasalahan yang mereka hadapi sehari-hari. Dengan kata lain, mampu tidaknya sektor informal bersaing dengan sektor formal atau barang-barang impor, juga tergantung pada seberapa serius dan sifat serta bentuk dari kelemahan-kelemahan yang dimiliki sektor informal. Kelemahan sektor informal tercermin pada kendala-kendala yang dihadapi sektor tersebut, yang sering sekali menjadi hambatan-hambatan serius bagi pertumbuhan dan perkembangannya.
Kendala-kendala yang banyak dialami pengusaha-pengusaha di sektor informal terutama adalah keterbatasan modal, khususnya modal kerja. Kendala lain adalah kesulitan pemasaran dan penyediaan bahan-bahan baku, keterbatasan sumber daya manusia, pengetahuan minim mengenai bisnis, dan kurang penguasaan teknologi.
Sebagian besar industri kecil, terlebih industri rumah tangga di Indonesia adalah sektor informal. Masalah paling besar yang dialami mereka adalah keterbatasan modal dan pemasaran. Masalah lainnya adalah pengadaan bahan baku (misalnya tempat beli terlalu jauh, harga mahal, dan tidak selalu tersedia), kurang keahlian dalam jenis-jenis teknik produksi tertentu (misalnya tenaga ahli/perancang sulit dicari atau mahal), dan kurang keahlian dalam pengelolaan. Yang juga jadi persoalan adalah mereka menghadapi persaingan yang tajam dan kemampuan mereka berkomunikasi sangat rendah, termasuk akses mereka ke fasilitas-fasilitas untuk berkomunikasi sangat terbatas.
Dalam hal persaingan, industri kecil dan industri rumah tangga menghadapi mendapat persaingan sangat ketat, baik dari industri menengah dan besar (IMB) maupun dari barang-barang impor. Persaingan itu tidak saja dalam hal kualitas dan harga, tetapi juga dalam pelayanan-pelayanan setelah penjualan dan penampilan produk. Dengan berbagai keterbatasan yang ada, mulai dari keterbatasan dana, skills, hingga kesulitan mendapatkan bahan baku dengan kualitas baik, membuat banyak industri kecil dan indurstri rumah tangga di Indonesia kesulitan meningkatkan kualitas produk mereka agar mampu bersaing di pasar domestik dan ekspor. Apalagi ketika mereka harus menangani masalah-masalah tersebut sendirian
I.Pedagang Kaki Lima
Memakai konsep informalitas perkotaan dalam mencermati fenomena PKL di perkotaan mengubah perspektif terhadap keberadaan mereka di perkotaan. Mereka bukanlah kelompok yang gagal masuk dalam sistem ekonomi perkotaan. Mereka bukanlah komponen ekonomi perkotaan yang menjadi beban bagi perkembangan perkotaan. PKL adalah salah satu moda dalam transformasi perkotaan yang tidak terpisahkan dari sistem ekonomi perkotaan.
Ketersediaan lapangan pekerjaan sektor formal bukanlah satu-satunya indikator ketersediaan lapangan kerja. Keberadaan sektor informal pun adalah wujud tersedianya lapangan kerja. Cukup banyak studi di negara-negara Dunia Ketiga yang menunjukkan bahwa tidak semua pelaku sektor informal berminat pindah ke sektor formal. Bagi mereka mengembangkan kewirausahaannya adalah lebih menarik ketimbang menjadi pekerja di sektor formal.
Masalah yang muncul berkenaan dengan PKL ini adalah banyak disebabkan oleh kurangnya ruang untuk mewadahi kegiatan PKL di perkotaan. Konsep perencanaan ruang perkotaan yang tidak didasari oleh pemahaman informalitas perkotaan sebagai bagian yang menyatu dengan sistem perkotaan akan cenderung mengabaikan tuntutan ruang untuk sektor informal termasuk PKL.
Dominasi Sekolah Chicago dalam praktek perencanaan kota di negara-negara Dunia Ketiga termasuk di Indonesia menyebabkan banyaknya produk tata ruang perkotaan yang tidak mewadahi sektor informal. Kegiatan-kegiatan perkotaan didominasi oleh sektor formal yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Alokasi ruang untuk sektor informal termasuk PKL adalah ruang marjinal. sektor informal terpinggirkan dalam rencana tata ruang kota yang tidak didasari pemahaman informalitas perkotaan
I. THM di jalan Nusantara Makassar, Jalan Nusantara terletak di Kecamatan Wajo Kota Makassar, yang merupakan pusat Hiburan Malam di kota makassar dan mempunyai panjang 1 km. lokasi jalan nusantara mencakup beberapa kelurahan diantaranya yaitu, Kelurahan Pattunuang, Kelurahan Ende, Kelurahan Melayu baru, Kelurahan Mampu. Pusat hiburan malam ini terletak di dekat Pelabuhan Makassar, lokasi hiburan ini sangat strategis karena merupakan sambungan dari jalan tol reformasi, dan keberadaan hiburan malam di lokasi ini dijadikan sebagai tempat melepas penat para awak kapal yang habis berlayar dan masyarakat kota makassar yang membutuhkan hiburan setelah seharian bekerja.
Tempat hiburan itu berjejer di sepanjang Jalan Nusantara yang panjangnya mencapai satu kilometer. Riuhnya bisnis hiburan di kawasan ini terletak di sekitar pelabuhan penumpang Soekarno Hatta dan pelabuhan bongkar muat barang yang menjadi tempat bersantai para awak kapal untuk melepas penat dan mencari hiburan. Kawasan Jalan Nusantara, juga tidak jauh dari Pantai Losari dan Pusat Jajanan Laguna. Kedua tempat ini, adalah salah satu pusat keramaian di Kota Makassar dan di sepanjang jalan terdapat berbagai jenis tempat hiburan malam misalnya saja, cafetaria, tempat karaoke keluarga, diskotik.Di sekitar hiburan malam terdapat juga kegiatan masyarakat yang bergerak di sektor informal khusunya pedagang kaki lima yang semakin berkembang di sekitar kawan tersebut yang berjualan dari pagi hingga malam hari, mereka berdagang di sepanjang jalan itu karena untuk mencari nafkah dan lokasinya strategis karena berada di sekitar pusat hiburan malam yang banyak dikunjungi oleh masyarakat ataupun sekedar melintas di kawasan itu. Berikut adalah gambaran pedagang yang berada di kawasan jalan nusantara yang tempat berjualannya di dekat tempat hiburan dan disepanjang trotoar jalan nusantara.
J.Tempat Hiburan Malam dan Sektor Informal (Pedagang kali Lima).
Keterkaitan hubungan antara keberadaan Tempat Hiburan malam dan pedagang kaki lima menunjukkan adanya keterkaitan yang saling menguntungkan. Dengan demikian pengaruh antara Tempat Hiburan Malam terhadap kegiatan masyarakat di sektor informal dalam hal ini pedagang kaki lima mempunyai hubungan yang sangat kuat. Hal ini disebabkan seiring dengan bertumbuhnya Hiburan Malam di Jl.Nusantara dari tahun ke tahun maka muncullah aktivitas masyarakat di sektor informal khususnya pedagang kaki lima yang melakukan kegiatan berdagang di sekitar tempat hiburan malam tersebut.
Selain itu lokasi yang terletak di dekat pelabuhan makassar juga memunculkan tempat hiburan malam yang digunakan para awak kapal untuk melepas penat setelah bekerja, pedagang kaki lima yang beroperasi di sepanjang jalan tersebut juga bisa dimanfaatkan sebagai tempat untuk makan ataupun memenuhi kebutuhan lainnya. Para pedagang juga merasa beruntung karena setiap pengunjung yang datang di hiburan malam biasanya mampir untuk membeli kebutuhan yang tidak ada di dalam tempat hiburan.
Sebagai pusat hiburan malam di Kota Makassar Jl.Nusantara terlihat menjadi tidak teratur dan terkesan semrawut. Pedagang kaki lima yang melakukan aktivitasnya disepanjang jalan dan memanfaatkan trotoar sebagai tempat berjualan, hal ini menyebabkan lokasi hiburan malam yang ada menjadi terlihat semakin tidak teratur, lahan makin terbatas dan kondisi jalan nusantara yang menghubungkan jalan tol reformasi langsung ke pusat kota juga menjadi semakin semrawut dan tidak terawat.
Disisi lain munculnya sektor informal juga memberi kesempatan kerja kepada masyarakat yang tidak memiliki pendidikan yang tinggi untuk mencari nafkah dan sektor informal juga bisa menjadi sumber pendapatan daerah bila dimanfaatkan dengan baik, maka dalam hal ini pemerintah memperhatikan para pedagang dengan memberikan pemberdayaan agar bisa memaksimalkan pendapatn daerah dan memberikan tempat yang layak bagi mereka untuk berjualan.
K.Pengaruh Tempat Hiburan Malam terhadap Kegiatan sektor Informal .
Tempat Hiburan Malam berpengaruh sangat kuat terhadap munculnya kegiatan masyarakat di sektor informal khususnya pedagang kaki lima, yang bisa menyerap tenaga kerja dan sebagai mata pencaharian bagi masyarakat yang berpendidikan rendah dan mengurangi pengangguran.
Dalam islam kita sebagai umat manusia dianjurkan untuk berusaha dan bekerja keras untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup apapun pekerjaannya yang penting dilakukan dengan ikhlas dan pekerjaan yang dilakukan halal. Berkembangnya sektor informal juga mengurangi pengangguran.
Dalam pandangan Abdul Hadi, kerja manusia adalah sumber nilai yang rill. Jika seseorang tidak bekerja maka dia tidak akan berguna dan tidak memiliki nilai, adalah sebuah ungkapan yang telah diproklamirkan Islam sejak lebih dari satu milenium yang lalu sebelum para ahli ekonomi klasik mene¬mukan fakta-fakta yang ada.Kerja adalah satu-satunya kriteria, disamping Iman, dimana manusia bisa dinilai untuk mendapatkan pahala, penghargaan dan ganjaran.

DAFTAR BACAAN.
Adisasmita, Rahardjo, 1994. Teori Lokasi dan Pengembangan Wilayah: EPHAS: Makassar
Budihardjo Eko, 1997. Percikan Masalah Arsitektur Perumahan Perkotaan: Gadjah Mada University Press.
Effendi, Tadjuddin Noer. 1998. Kesempatan Kerja Sektor Informal di daerah Perkotaan, Indonesia (Analisis Pertumbuhan dan Peranannya, dalam Majalah Geografi Indonesia. Th. 1, No. 2, September 1988
Gilbert, Alan dan Gugler, Josef: Urbanisasi dan Kemiskinan di Dunia Ketiga, P.T Tiara Wacana Yogya.
Jayadinata, Johara T. 1986. Tata Guna Tanah dalam Perencanaan Pedesaan, Perkotaan, Wilayah. ITB: Bandung
Manning, Chris dan Effendi, Tadjuddin Noer. 1996. Urbanisasi, Pengangguran, dan Sektor Informal Di Kota. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Manning, Chris dan Effendi, Tadjuddin Noer. 1991. Urbanisasi, Pengangguran, dan Sektor Informal Di Kota. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Manning, Chris., Effendi, Tadjuddin Noer dan Tukiran. 2001. Struktur Pekerjaan,
Sektor Informal dan Kemiskinan di Kota. Cetakan kelima. Yogyakarta: PPK
UGM.
O’Hara, Philiph Antony,2001. Encyclopedia of Political Economy, London: Roudledge
Paulus Hariyono, Sosiologi Kota Untuk Arsitek.Bumi Aksara, 2007
Sjaifudin, Hetifah, Dedi Haryadi dan Maspiyati. 1995. Strategi dan Agenda Pengembangan Usaha Kecil. Bandung: AKATIGA.
Syamsul Balda, http://eramuslim.com/syariah/tsaqofah-islam/syamsul-balda-wakil-ketua-umum-syabakah-al-qur-an-mengajak-berbisnis-1.htm
Tarigan, Robinson. 2005. Perencanaan Pengembangan Wilayah. PT.Bumi AksaraI : Jakarta
Tambunan, Mangara dan Edy Priyono. 1999. “Urban-Rural Non-Farm Informal Sector :Role, Linkages and Issue of Formalization.” makalah Seminar Strategy for Employment-Led Recovery and Reconstruction”, 23-25 November, Jakarta: ILO/Depnaker/Bappenas.
Kurniawan Teguh. 2009. Isu dan Masalah dalam Upaya Menggali Potensi Pajak/Retribusi Daerah dari Sektor Informal. Makalah Seminar satu hari Menggali potensi pajak dari PKL. Departemen Ilmu Administrasi FISIP UI
http: //staff.blog.ui.edu/teguh1
teguh1@ui.ac.id
http:www.gdrc.org/informal/
http://www.damandiri.or.id/file/frnsiskakorompisbab3.pdf.
http://jakartabutuhrevolusibudaya.com
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/06/26/04483073/ruang.kota.untuk.pkl
http://suryanto.blog.unair.ac.id/2008/12/19/modal-sosial-pedagang-kaki-lima/
http://fpbn3.blogspot.com/2008/09/sektor-informal-katup-pengaman-dan-sang.html

MENYIMAK ANTOLOGI CERPEN “ MELERAI JARAK “.

Posted August 11, 2016 by SYAHRIAR TATO
Categories: TULISAN POPULAIR

MENYIMAK ANTOLOGI CERPEN “ MELERAI JARAK “.

 

PENYIMAK : SYAHRIAR TATO.

 

Ketika kita membedah sebuah karya sastra seperti sebuah cerita pendek atau sebuah Puisi, apakah boleh kita mengkritik sebuah cerita pendek yang hakekatnya adalah sebuah fiksi atau khayalan si penulis dari sudut pandang logika. Apakah akal sehat atau nalar boleh dipakai Sebagai pisau bedah Untuk mengiris iris sebuah rangkaian kata dan menafsir makna pada saat membaca sebuah KARYA SASTRA, sehingga kita boleh memprotes kalau alur ceritanya kita anggap tidak logik. Sementara itu kita memahami bahwa nilai seni dan bobot literasinya yang utama dalam sebuah fiksi, sehingga dipandang tidak terlalu naïf rasanya kalau penulisnya membuat kekeliruan faktual. Namun inilah yang akan saya kemukakan di dalam menyimak cerpen ini.

 

Karya sastra merupakan cerminan budaya yang tidak bisa lepas dari jiwa dan masyarakat pengarangnya serta tidak lepas pula dari pengaruh sosial budaya dimana karya itu diciptakan, selain itu karya sastra merupakan salah satu cara pengungkapan gagasan, ide dan pikiran dengan gambaran secara fiksi .

 

Sastra menyajikan hidup dan kehidupan sebagian besar terdiri dari kenyataan sosial walaupun karya sastra ”meniru” alam dan subjektif manusia. (Wellek, 1989). Sastra merupakan karya imajinatif. Maksudnya, bahwa pengalaman atau peristiwa yang dituangkan kedalam karya sastra, bukanlah pengalaman atau peristiwa sesungguhnya, tetapi merupakan hasil rekaan imajinasi. Dengan kata lain dunia sastra adalah dunia khayal, dunia yang terjadi karena khayalan. Sastra hendaknya tidak hanya dikenal dari logika saja, tetapi juga dari segi emosional dan estetika.

 

Setiap membaca Karya Satra, baik cerpen, Novel maupun Puisi, saya menyimpan harapan semoga setelah halaman terakhir selesai saya baca, ada kesan yang bisa saya simpan. Kesan itu bisa sangat kuat, bisa kuat, bisa lemah, bahkan bisa sangat lemah. Dengan kata lain, saya berharap banyak dari kumpulan cerpen “ Melerai Jarak “ dari para penulis dan penyair bugis Makassar ini dan Antologi Puisi nya Amir Jaya “ Jalan Sunyi Makassar – Tarakan .

 

Ada nama nama yang tidak asing bagi interaksi seni budaya kita seperti : Karya Ahmadin, Badaruddin Amir, Dg Mangeppek, Hasbullah Said, Idwar Anwar Irhyl Makkatutu, Mira Pasolong, Muhammad Amir Jaya, M Gufron H Kordi dan Yudhistira Sukatanya.

 

Banyak Penulis yang menulis cerita, baik pengalaman pribadi maupun susupan pemikiran yang bersumber dari luar dirinya. Akan tetapi, tidak banyak yang benar-benar bisa melakukannya. Sebagian alasannya adalah karena menulis cerita itu memerlukan waktu. Ya, banyak orang mengira menulis itu memerlukan alokasi waktu secara khusus (Marion Dane Bauer). Mereka perlu waktu untuk melamunkan “ide cerita” yang membayang di dalam benak, perlu waktu untuk menuliskannya, dan perlu waktu untuk menggarapnya sehingga cerita itu siap untuk dibaca.

Pada hakikatnya, menulis sebuah cerita adalah pekerjaan media yang membangun kembali realitas (constructed reality) dengan bahasa sebagai perangkat dasarnya. Oleh karena itu, sebuah cerita mempunyai peluang yang sangat besar untuk menuturkan makna dan gambaran yang dihasilkan dari realitas kehidupan yang dibangunnya. Para Penulis kita ini dengan cendekia mampu membangun realitas itu dalam cerita-cerita yang ditulisnya. Di ujung pena para penulis kita ini, soal bahasa bukan sekadar alat komunikasi untuk menggambarkan realitas, namun juga menentukan gambaran atau citra tertentu yang hendak disampaikan kepada pembaca.

 

Dalam peradaban yang kreatif, yang disampaikan dalam sebuah cerita bukan semata informasi tapi juga ideologi dari penulis (Khrisna Pabichara).Karya sastra merupakan bentuk wacana yang dipengaruhi oleh individu pencipta karya tersebut dengan segala ideologi yang dimilikinya yang sangat berperan dalam melestarikan wacana nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Secara umum, semua cerpen karya para penulis kita ini, yang saya telaah adalah penggambaran realitas yang memang nyata terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Kurniawan. Estetika dalam karya sastra begitu penting keberadaannya karena hakikat karya sastra merupakan karya imajinasi yang bermediakan bahasa dan mempunyai nilai estetika yang dominan. Dalam hal ini, estetika dalam karya sastra menjadi suatu elemen penting yang eksistensinya berperan dalam meentukan kiblatnya tulisannya, seperti :

 

* Tema ; Tema adalah pokok permasalahan sebuah cerita yang terus menerus dibicarakan sepanjang cerita, tema terus mewarnai cerita tersebut dari halaman pertama hingga halaman terakhir. Tema dapat kita ketahui setelah membaca cerita secara keseluruhan dengan kata lain tema atau titik tolak sebuah cerita biasanya merupakan sesuatu yang tersirat bukan tersurat, tema merupakan fakta yang dikandung oleh sebuah cerita, namun ada banyak makna yang dikandung dan ditawarkan oleh cerita, maka masalahnya adalah makna khusus mana yang ditanyakan sebagai tema. tema adalah ide, gagasan, pandangan hidup pengarang yang melatarbelakangi ciptaan karya sastra. Tema bisa berupa persoalan moral, etika, agama, sosial budaya, teknologi, tradisi yang terkait dengan kehidupan, namun tema bisa berupa pandangan pengarang, ide gagasan dan keinginan pengarang dalam menyiasati persoalan yang muncul.

 

Tentang Tema, Mari kita simak cerpen “ Sang Koruptor “ tulisan Hasbullah Said dibawah ini ;

// Basse, istrinya berjalan masuk ke dalam kamar suaminya, tempat di mana ia mengetik cerpen. Ia berdiri dibelakang kursi tempat duduk suaminya, mengamati apa yang tengah diketiknya. Dari balik layar monitor komputer Daeng Lessu, tiba-tiba, retinanya membentur dua buah suku kata tertulis : Sang Koruptor. Matanya membelalak membacanya kemudian ia berujar.

“Eh,….sejak kapankah Daeng, diangkat menjadi anggota KPK?“ tanya Basse Nandong istrinya sinis menyindir suaminya.

“Maksudmu?“ jawab Daeng Lessu bertanya sambil menatap istrinya dengan mengerutkan dahi.

“Karena berbicara tentang koruptor itu, kan kerjanya KPK.“

“Ya benar, tapi jangan kau berkata begitu. Memberantas korupsi itu bukan hanya tugas dan tanggung jawab KPK, akan tetapi setiap warga negara berkewajiban memberantas dan memerangi korupsi apapun bentuknya, termasuk suap menyuap. Koruptor itu adalah musuh besar kita bersama, karena sangat merugikan negara termasuk rakyat kecil seperti kita ini turut dirugikan.“//.

 

* Latar atau seting ; Latar atau seting adalah tempat dan waktu serta keadaan yang menimbulkan suatu peristiwa dalam sebuah cerita. Sebuah cerita harus jelas di mana berlangsungnya suatu kejadian, latar merupakan elemen penting dalam sebuah cerita., latar adalah lingkungan dan lingkungan terutama interior rumah dapat dianggap sebagai metonomia atau metafora, ekspresi dari tokohnya, rumah seseorang adalah perluasan dari dirinya sendiri, kalau kita menggambarkan rumahnya berarti kita menggambarkan tokohnya. Sedangkan latar dapat pula menciptakan iklim atau suasana tertentu seperti iklim perang, suasana aman tentram, suasana bahagia, susah mesra, lukisan tradisional. Hal yang tidak dapat dilihat juga dapat dikatagorikan sebgai latar misalnya waktu, iklim atau suasana dan periode sejarah, bagian waktu sehari semalam. latar terdiri dari latar sosial dan latar fisik/material. Latar material (fisik) adalah lukisan latar belakang alam atau lingkungan seperti bagaimana daerah. Sedangkan latar sosial berupa tingkah laku atau tata krama, adat istiadat dan pandangan hidup, penggambaran keadaan masyarakat, kelompok sosial dan sikap bahasa dan lain-lain yang melatari peristiwa.

 

Simak Idwar Anwar dalam cerita pendeknya berjudul “ Setangkai Senja “.

//Senja menari-nari di bibir laut, membiaskan memar di atas kota basah. Ombak-ombak menyanyikannya dengan ritme gelisah. Menghempas karang-karang yang menatapnya nanar. //

//Di sebuah bangku tua yang pada setiap tepinya lapuk dan kusam, aku duduk melingkarkan lengan pada seonggok kehangatan yang resah menanti dentuman bibir sang kekasih menggetarkan cintanya. Angin yang berhembus membawa aroma laut menerpa wajahku dan sebuah kehangatan yang kurangkul mesra.//

//Setangkai senja itu menggelayut gelisah. Di mataku keresahannya membayang membentuk sebuah siluet; ragu-ragu. Di kejauhan membayang pulau-pulau, bagang-bagang dan perahu-perahu nelayan yang sesekali tenggelam dalam pandanganku oleh ombak yang menghempas menyisakan gemuruh. Orang-orang berlarian menghindari rinai hujan yang menjuntai dari langit yang mulai pekat. Ada yang mencelupkan tubuhnya ke dalam tenda-tenda, tempat para penjual yang nongkrong setiap sore di Pelabuhan Tanjung Ringgi’ menjajakan potongan-potongan kehidupan. Ada yang membungkus diri dengan mantel yang penuh dengan bekas lipatan-lipatan. Ada yang berlari sekencang-kencangnya menghampiri mobilnya dan tertelan ke dalamnya. Ada juga yang tetap pulang dan rela tubuhnya dicecah hujan. //

 

* Tokoh dan Penokohan ; Tokoh-tokoh yang diceritakan dalam sebuah cerita fiksi sebagian besar adalah tokoh rekaan, kendati berupa rekaan atau hayal imajinasi pengarang. Masalah penokohan merupakan suatu bagaian penting dalam membangun sebuah cerita. Adapun pengertian tokoh dan penokohan yaitu: Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa dalam suatu cerita. Individu rekaan itu dapat berupa manusia, binatang atau benda yang diinsankan. Berdasarkan fungsinya tokoh dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam yaitu tokoh utama atau tokoh sentral berupa tokoh protagonis (tokoh Baik) dan tokoh antagonis (tokoh yang memiliki sifat buruk); Tokoh bawahan seperti tokoh andalan (tokoh kepercayaan protagonis dan tokoh tambahan); tokoh latar atau tokoh yang menjadi latar

Sedangkan pemahaman kita tentang Penokohan sering disamakan dengan karakter yaitu lebih menekankan masalah watak. Penokohan merupakan cara pengarang menampilkan pelaku melalui sifat dan tingkah laku.

 

Kita simak cerpen “Air Mata Cinta” tulisan Muhammad Amir Jaya ;

// Di sebuah kursi panjang, di atas KMP Bontoharu yang membawaku dari dermaga pelabuhan Pamatata menuju dermaga pelabuhan Bira, aku belum bisa melupakan wajah kedua orang tuaku. Wajah mereka bergantian berkelebat di benakku. Wajah Ayah yang sakit-sakitan. Lebih-lebih wajah Ibu yang sudah tua renta. Aku tak sanggup melihat wajahnya yang meleleh air mata karena kesedihannya. Ibu tak menginginkan aku pergi jauh. Ia ingin aku tetap disampingnya, menemani dan membantunya mengerjakan seluruh pekerjaan Ayah. “Batalkan rencanamu, Nak. Kamu jangan pergi. Lihat Ayahmu yang sudah sakit-sakitan,”kata Ibu.“Rencanaku sudah bulat. Aku harus pergi Bu. Aku akan pulang pada waktunya,”kataku.

// Kulihat Ibu tak lagi melanjutkan kata-katanya. Ia hanya menatapku dengan tatapan seorang Ibu yang begitu tulus. Tatapan seorang Ibu kepada anak bungsunya yang sangat dia sayangi. Aku tak sanggup menatap mata Ibu, mata yang selalu ingin aku berada didekatnya, menemaninya dalam sisa-sisa hidupnya. Aku hanya berdo’a dalam hati, semoga Ibu dan Ayah tetap dalam lindungan-Nya. Aku berharap, semoga Allah memberikan kelapangan dada kepada Ibu dan Ayah, agar mereka ikhlas dan ridha atas kepergianku menuju kota Makassar. Kota yang akan menjadi tujuanku mengadu nasib.//

//“Kalau memang niatmu sudah bulat ingin merantau, silahkan. Tapi kamu harus pulang. Jangan seperti kakak-kakakmu yang sudah lupa dengan orang tua. Saya masih hidup. Ibumu juga masih hidup. Kamu harus tahu itu,”kata Ayah.//

 

*Alur (Plot) ; Alur merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam membangun sebuah prosa fiksi. Dalam pengertiannya secara umum plot atau alur diartikan sebagai keseluruhan rangkaian peristiwa yang terdapat dalam cerita. Alur atau plot adalah konstruksi yang dibuat pembaca mengenai deretan sebuah peristiwa yang secara logis dan kronologis yang saling berkaitkan dan diakibatkan atau dialami oleh para pelaku. Dalam alur terungkap apa yang dipikirkan dan diucapkan oleh tokoh cerita, serta terungkap apa yang dilakukannya. Peristiwa yang umumnya disajikan dalam cerita adalah peristiwa yang dialami oleh tokoh cerita.

 

Simak Mira Pasolong dalam cerpen “ Melerai Jarak “, Sebagai berikut ; //Pertemuan di dunia maya, tanpa kita sadari menuntun langkah hati kita untuk menyatukan rasa. Lalu dengan penuh percaya diri, kau melamarku. Lamaran yang segera disambut anggukan kepala keluarga besar. Bukankah itu yang sudah lama mereka tunggu? Mempertautkan kita dalam ikatan suci pernikahan adalah janji keluarga sejak kita bayi.//

//Awalnya kupikir, tak perlulah aku ke kotamu. Toh sebentar lagi, kau akan kembali ke kota kita, dan mengikrarkan janji suci di depan penghulu dan para saksi. Namun rupanya deraan rindu lebih kuat. Kau ingin aku melihat rumah mewah yang telah kau siapkan sebagai maharku. Maka di sinilah aku saat ini. Berdiri mematung menunggu jemputan di tengah deru kendaraan dan manusia-manusia yang hilir mudik. Bandara yang tak pernah tidur. //

 

* Sudut Pandang ; Sudut pandang yaitu bagaiman cara seorang pengarang bercerita. Ada dua macam cara pengarang bercerita, yaitu:

-Cara bercerita menggunakan sudut pandang orang pertama. Pengarang memakai istilah “Aku” atau “Saya”. Dalam hal ini pengarang sendiri menjadi tokoh dalam cerita. Pengarang sendiri tidak selalu menjadi tokoh utama tetapi ia hanya memegang peranan kecil. Ia hanya bercerita tentang tokoh utama.

-Cara bercerita menggunakan sudut pandang orang ketiga. Disini pengarang

memakai istilah “Ia” atau “Dia”. Pengarang berdiri di luar pagar seolah-olah ia dalang yang menceritakan pelaku-pelakunya.

 

Kita simak cerpen berikut ini berjudul Dibalik Tradisi Pemali Oleh Ahmadin :

//Senja di langit kian menua. Mentari di ufuk barat, pun segera membenamkan dirinya di kaki langit dalam hitungan menit. Yusuf belum juga beranjak dari duduknya sejak sejam yang lalu. Ia malah semakin akrab dan enggan berlalu meninggalkan tanggul Pantai Losari sore itu.//

// Bersama pikiran galau dan hatinya yang sangat rapuh, ia masih terus memandangi laut. Rambutnya yang kusut terterpa angin laut tak ia hiraukan. Di sudut sana dua pasang mata yang mengenal Yusuf tampak memerhatikan tindak tanduknya. Mereka bertanya-tanya apa gerangan yang membuat pria gemar melucu ini tiba-tiba gundah//

// Yusuf sama sekali tak menghiraukan itu semua. Ia justru memilih cuek dalam diam yang sangat. Batinnya terus bergolak. Kabar tentang hubungan cintanya yang akan berakhir sia-sia, terus mengiang di telinganya. Pemali jika ia menikah dengan Aisyah, begitulah kalimat yang telah dikabarburungkan melalui gossip oleh banyak pihak yang tiada lain adalah sanak keluarganya sendiri. Bahkan Aisyah yang menghubungi Yusuf melalui telepon kemarin malam sambil menangis, pun memercayai kabar itu dan takut melanggarnya.//

// Dalam tradisi masyarakat Selayar, memang sangat pantang seseorang melanggar atau mengabaikan pesan kultural ini. Jika dilanggar, akan berdampak negatif bagi kelangsungan hidup sebuah pasangan suami istri. …//

 

* Gaya bahasa. Persoalan gaya bahasa merupakan persoalan yang penting. Gaya bahasa menunjukkan diri pengarang dan sekaligus dapat membedakan pengarang yang satu dengan pengarang yang lain. HB. Jassin mengatakan bahwa soal pilihan kata adalah soal gaya. Memilih dan mempergunakan kata sesuai dengan isi yang mau disampaikan ialah soal gaya, juga bagaimana menyusun kalimat secara efektif, secara estetis, yakni memberikan kesan yang dikehendaki pada si penerima adalah soal gaya. Oleh sebab itu, soal gaya meliputi gaya cerita dan cara mempergunakan bahasa. Konsekuensi hal demikian adalah tiap-tiap pengarang memiliki ciri khas tersendiri, kadang-kadang ada yang senang menggunakan kalimat-kalimat panjang dan juga ada yang senang menggunakan kalimat-kalimat pendek.

 

Kita Simak Yudhistira Sukatanya dalam “ Puisi Terindah “

// Entah sudah putaran yang keberapa, Anis mengelilingi ruang isolasi di Lembaga Pemasyarakatan. Sejak malam Minggu, lelaki berusia 65-an itu, tidak dapat ditemui lagi oleh siapapun. Kuasa hukumnya pun tidak diperkenankan lagi menemuinya dengan dalih yang macam-macam.//

//Suasana di LP sudah kian tegang dari waktu ke waktu. Segala aktivitas seakan berhenti sejenak untuk memberi waktu merangkak dalam detik dihari Rabu itu. Bahkan Petugas LP yang biasanya ronda dari waktu ke waktu, tidak terlihat lagi. Ketika malam menggeraikan gelapnya, tiba-tiba aliran listrik padam total.//

// Anls memandang gelap dengan hati yang terang. Ia sudah ikhlas menerima nasib. Batinnya hanya memiliki satu keinginan, menggoreskan puisi. Ya, ia sangat ingin membuat puisi. Satu puisi saja, yang diharapkan dapat memberi tahu pada banyak orang, bahwa disekujur noda hitam dalam lembar riwayat dirinya, ia yakin masih memiliki seberkas cahaya keindahan, potensi menulis puisi yang halus dan menggugah, betapapun pudarnya cahaya gubahan itu.//

// Ya, Tuhan……………

Engkau pasti Maha tahu………….

Apapun yang tersembunyi di balik gelap keberadaanku.

Engkaulah yang maha kuasa

Mampu menyingkap segala yang terselubung sekalipun

Dan memandang segalanya dengan sangat terang dan jernih,

Juga secercah cerah dalam gelapku

Ya Tuhan…………………..

Engkau pasti Maha Tahu

Betapa besar keinginanku untuk menulis puisi

Satu puisi saja,

yang kuharapkan memberi kesempatan padaku

untuk dapat bersyukur kepadaMu

Yang Kuasa memberi setitik warna keindahan

Dalam kelam riwayatku.

Sabankali sampai pada akhir bait itu, Anis selalu gagal menemukan kata-kata yang pantas untuk menjadi bahan puisinya. Dan pada saat-saat begitu, rasanya ia ingin bunuh diri saja.//

 

* Amanat : Amanat adalah pesan, gagasan, pemikiran yang ingin di sampaikan oleh penulis lewat cerita yang dibuatnya. Menurut H.B. Jassin cerpen atau novel adalah suatu karangan prosa yang bersifat cerita dan yang menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dari kehidupan orang-orang luar yang mengalahkan tujuan nasib pengarang. Sedangkan menurut Virginia Holf adalah suatu kroinim penghidupan merenungkan dan melukiskan dalam bentuk tertentu, pengaruh ikatan, hasil kehancuran atau tercapainya gerak-gerak manusia.

Mari kita simak cerpen terakhir bertajuk “ Laoni “, Oleh Irhyl R Makkatutu

//Parana telah mencium aroma kematian di rumah batu bercat hijau, yang berdiri tepat di pinggir jalan raya itu. Tak jauh dari rumah tersebut, merupakan jalur Parana lalu lalang, mencari dan membawa orang yang telah sampai pada titik hidupnya ke dalam belantara yang dikeramatkan. Siapapun yang melewati belantara itu, dilarang meludah dan singgah membuang kencing. Jika hal tersebut terjadi, Parana akan langsung menghadap kepada Berhendak untuk mencabut nyawa orang tersebut. //

//Sejak empat puluh hari yang lalu, ia telah mengunjungi rumah tersebut dengan berbagai wujud. Kadang menjadi seekor kupu-kupu yang terbang mengitari rumah atau menjadi tamu yang pura-pura kesasar lalu singgah menanyakan arah. Tak ada kecurigaan berlebihan bagi pemilik rumah, yang berdiri tunggal di pinggir jalan tersebut.//

// Suatu siang, Parana datang dengan berwujud kupu-kupu. Laoni dengan riang mengejar kupu-kupu tersebut. Gemas bercampur girang, ia ingin menangkapnya. Tapi tak pernah berhasil, ketika rasa lelah mendekap tubuhnya yang mungil. Kupu-kupu itu terbang ke arahnya lalu mendarat tepat di keningnya. Kupu-kupu itu mengecupnya dengan cinta.//

// Berhendak memang telah melarang Parana menjelma sesuatu yang menakutkan ketika mendatangi rumah di pinggir jalan tersebut. Ia harus berwujud sesuatu yang menggemaskan, yang disukai anak-anak. Orang tua Laoni tak pernah menyangka jika seekor kupu-kupu akan begitu jinak kepada Laoni. Rasa bangga dan senang memancar di mata kedua orang tuanya, mendapati anaknya riang bermain kupu-kupu.//

// Seusai Parana mengecup kening Laoni, ia terbang. Tetesan air matanya membekas di kening Laoni. Parana tak sanggup menatap mata Laoni yang bening. Semakin hari, Parana semakin rajin mengunjungi rumah di pinggir jalan itu. Kehadirannya tak pernah ada yang sadari, kecuali Laoni. Ia tahu kalau sebentar lagi, ia akan berada di pelukan Berhendak, kasih di atas kasih, cinta di atas cinta, dan ketenangan di atas ketenangan. Laoni tak sabar berada di sisi Berhendak, sebagai perempuan tercantik yang menjelma bidadari.//

 

CAFÉ JURAGAN JACKY, 11 AGUSTUS 2016.

 

PUISI PUISI RELIGI DR SYAHRIAR TATO

Posted June 7, 2015 by SYAHRIAR TATO
Categories: TULISAN POPULAIR

PUISI PUISI RELIGI DR SYAHRIAR TATO.
EPISODE MENGEJAR TAPAK ALLAH.

Mengejar Tapak Allah (1]

Ya Rabba’Arsy
Aku hanyalah debu sebesar zarra
Yang telah engkau panggil
Dengan isyarat bintang
Tidak lain untuk bersujud ke tapakMu

Mengejar Tapak Allah (2)

Terpuji dzat cahaya yang engkau tiupkan
ke dalam roh manusia
Meskipun cuma sekerlip kunang
Tapi telah menjadi mata bathin
Membimbing ummatmu ke jalan
yang Engkau tunjukkan
Peliharalah ya Allah
Pendar cahaya yang telah Engkau roh kan
ke dalam sukma raga kami

Mengejar Tapak Allah (3]

Ya Mutakabbir
Kemegahan jagad raya
Sistem gugus matahari dan perputaran masa
Yang menjadikan impian siang
dan impian malam
Yang mengantarkan rasa kagum ummatmu akan kebesaranMu

Mengejar Tapak Allah (4]

Ya Kabir
Di sini aku berdiri
Di tepian sebuah teluk
Di lereng sebuah bukit yang terjal
Camar camar laut menukik tajam
Bercanda dengan buih buih putih
di lidah lidah ombak …
Aku menatap bayangku
dalam fatamorgana nasib
Yang telah Engkau takdirkan
dalam tafsir hidupku

Mengejar Tapak Allah (5]

Dalam gulungan gelombang
Kucoba menghampar sajadah
di atas riak ombak
Bersujud mensejajarkan diri dengan bumi
Mengapungkan diri dari pengaruh grafitasi
Semata menyembah ke esa anMu ya Mutakabbir

Mengejar Tapak Allah (6]

Ya Rahman
Batinku juga terjaga
Menyibak buih cintaMu di antara debur
ombak dan gulungan gelombang
Pekik camar yang terbang menjauh,
sayapnya menggelepar dalam deru angin
Ya Allah
Lindungilah ummatmu dalam perjalanan mengejar tapakMu

Mengejar Tapak Allah (7]

Rukhu’ fardhu
Memandangi tepian sajadah putihMu
Di ruang maya menghadap ke baitullah
Tempat tumbuhnya mata bathinku
Yang dengan segera ingin mencintaiMu
Ia pun abadi bergemuruh

Mengejar Tapak Allah (8]

Ya Gaffar
Saatnya aku meminta padaMu khudsudku
Duduklah di antara sajadah yang membentang di antara kita
Biar pun kamar telah lusuh di pagut dingin
Lihatlah mereka telah kehilangan gairah
Sejak Engkau jarang menyentuh sukma raganya

Mengejar Tapak Allah (9]

Ya Rahim
Dengan pasrah kurenangi malamMu
yang dingin
Bathin yang hampir saja beku
Keraguan mulai mendera pikiran dan rasaku
Begitu derasnya kah arus cobaan yang Engkau derakan pada hambamu yang lemah ini
Akankah kau biarkan setan setan itu
dengan leluasa menggapai sukma ragaku
Beri uluran tanganMu yang hangat
Ya Allah, jangan biarkan aku terhanyut
dalam nikmat laknatnya

Mengejar Tapak Allah (10]

Malaikat penjaga langit
Turun menghalau gulita malam
Dengan cambuk petir dan pedang kilat kemilau
Luka awan kelam mengucurkan hujan yang berderai ke wajah bumi
Luka bumi menghantar bencana
Semua berlaku atas kehekdakMu ya Mutakabbir

Mengejar Tapak Allah (11]

Adakah tebusan dosa kami
berupa musibah yang Engkau turunkan secara beruntun
di bumi kami yang kerontang
Padahal hambamu telah mencukupkan
segala jaman
Telah menggenapkan kehendakMu
di bumi dan di langitMu
Dan kerja kami di bawa asma
sembilan puluh sembilanMu
Dan kamipun ikhlas menerima
takdir suratanMu
ya Mutakabbir

Mengejar Tapak Allah12]

Ya Khalid
Di hari hari kemarin dan juga semalam
Tepat di bawah rangkulan malam
Gulita tak kunjung usai menawarkan jubah dinginnya
Dan aku hambamu dengan tangan gemetar
Mencoba menghitung tasbih
Sambil dengan gagap kusebut nama cinta

Mengejar Tapak Allah (13[

Aku menggenangi bathinku dengan sembilan puluh sembilan nama menyebut satu per satu asmaMu di atas gebalan sajadah putihMu
Sambil menyerap energi fajar
yang di selimuti embun pagi
Hanya padaMu ya Allah kami bersujud

Mengejar Tapak Allah (14]

Menjelang fajar
Hati berdebar ingin segera memuja
dan memujiMu ya Rabbi
Karena aku sangat mencintaimu
Tak ada yang lain selain engkau ya Kabbir

Mengejar Tapak Allah (15]

Bersujud dalam dingin fajar
menyentuh jubah putihmu ya Kabbir
Berilah hari hari yang lebih baik

Mengejar Tapak Allah (16]

Ya Rabba’Arsy
Berkas berkas doa dan dzikir
yang tersimpan di gulita malamMu
Akan melengkapi berkas berkas doa dan dzikir
di terang hariMu
Semua kan tergenggam dalam tangan ummatmu
yang selalu sujud memuja
dan memuji kebesaranMu

Mengejar Tapak Allah (17]

Di sebalik ketinggian gatra langitMu
Sembilan puluh sembilan namaMu bersemayam di puncak Arsy
Dan serta merta
Sambil menunggu sajadah langit
Asmaul husnaMu menyerbu ke ruang
ruang bathin
Mencampakkan siapapun ke sudut sudut gaibMu ya Mutakabbir
Hanya padaMu kami menyembah

Mengejar Tapak Allah (18]

Onta onta putih
Dengan caravan bertabur manikam
Menyembur dari langitMu
Menebar panah panah cinta
Menabur bunga bunga surga
Aku terkapar
Sukma ragaku gemerlap

Mengejar Tapak Allah (19]

Aku di sini
Di kebun tasbih pinggir sajadahMu
Bersama tujuh bidadari mengajarku
mendaki titian bianglala takdir
Karena langitMu masih asing
bagi bathin jahiliyahku
PadaMu aku mohon ampun
ya al Mujib

Mengejar Tapak Allah (20]

Sukma ragaku terbangun
Meniti bianglala mendaki cakrawala
Merenda siang dalam doa dan takbir
Menuju padaMu ya Gaffar ya Kabir

Mengejar Tapak Allah (21]

Bagi yang merindukan Allah
Mari kita merakit kereta kencana
yang sarat muatan doa doa dan dzikir
Angin kan mebawamu pergi
ke tepian langit yang terjaga berjuta malaikat dan bidadari
Pancar cahaya bintang
bagaikan tangan gaib
yang menyambut perjalanan bathinmu
ketepian Rabb’ArsyNya

Mengejar Tapak Allah (22]

Tiada daya dan kekuatan
mengarungi samudra kehidupan dunia dan akhirat
Kecuali atas lindungan dan campur tangan
penguasa ‘Arsy yang maha agung
Ya Allah hanya bersamaMu kami memasuki waktu pagi hari
Dan berlindung dari kejahatan syetan
dan sekutunya

Mengejar Tapak Allah (23]

Ya Allah
Sedahsyat apapun godaan syetan khanzab
dalam setiap sujudku
Namun aku telah menyerahkan hidup matiku
serta perlindungan ibadahku
cuma kepadaMu ya Kabbir
UntukMu telah kuludahkan segala sial dan petaka
kearah kiri tempat segala syetan
bersembunyi dalam kegelapan

Mengejar Tapak Allah (24]

Kunyalakan api suci
di dalam pusat sukma ragaku
Dingin sekali hari hari yang kulalui
Bathinku memohon sekerlip cahaya
dari tapakMu ya Mutakabbir

Mengejar Tapak Allah (25]

Mampukah aku berseteru
Memisahkan diri
Dari zatMu yang maha suci
Maha cahaya
Setelah Engkau mengsucikan fitrah kelahiranku
Sebersit cahaya sebesar zarra
Menjadi roh kedalam zat fanaku

Mengejar Tapak Allah (26]

Ya Qayyum
KuasaMu tak sedetikpun lepas dari kodrat manusiaku
Se zarra makhluk yang Engkau ciptakan melata di muka bumi
Engkau yang maha tahu segala
Di setiap detak nadiku
Di setiap lafaz nafasku ya Kabir

Mengejar Tapak Allah[27]

Ya Hafiz
Engkau yang maha mengetahui
Tentang musabab jantungku berdegup keras
Di setiap nafsuku bergejolak seriak gelombang
Engkaulah yang maha mengetahui segala
Sekecil zarrapun pahala
Seringan apapun laknat yang kulakukan

Mengejar Tapak Allah (28]

Ya Malik
Engkaulah yang maha melihat dan mendegar
Tentang diriku
Tentang dzat dan roh ku
Tentang seru sekalian alam
Engkaulah yang maha berkehendak dan maha berkuasa
Yang menjadikan langit
Bumi dan gugus matahari selama enam hari

Mengejar Tapak Allah (29]

Kun fayaa kun
Maka terciptalah segala sesuatu secara seketika
Karena Engkau maha pencipta
Maha mengetahui sekecil kecilnya perkara dan kejadian
Hingga sebesar besarnya material
Maha berkuasa dan maha agung engkau ya Rabb’Arsy.

Mengejar Tapak Allah (30]

Ya al Awal
Terpujilah segala dzat dan sifat sifatMu
Terpujilah segala dimensi ruang dan waktu
Yang tak kuasa mengadakan
dan meniadakan ciptaan yang Engkau lindungi
Terpujilah ruang dan waktu
antara ada dan tiadaMu ya Akhir

Mengejar Tapak Allah{31]

Ya Mutakabbir
Terpujilah kehidupanMu yang maha suci
Yang terlepas dari elemen
dan sistem habitat makluk
Terpujilah Engkau yang tidak
dapat dirupakan dan dilogika
Terpujilah gugus matahari dan bintang
yang tak mampu mendimensikan dzatMu
yang maha suci

Mengejar Tapak Allah (32]

Terpujilah Engkau ya Khalid ya Kabir
Terpujilah segala kehendak yang menafsir kehendakMu
Terpujilah segala nama yang mengutip asmaul husnaMu
Segala puji bagimu tidak terbagikan
Karena segala puji pujian hakmu semata
Maha terpuji Engkau ya Allah ya Jabbar

Mengejar Tapak Allah (33]

Ya Ar Ragib
Kumelata melewati lorong lorong
waktu itu dengan hati telanjang
Mata telanjang
Tangan menengadah
Bathin bertembang dzikir
Nurani bersayap doa dan takbir
Berziarah ke pucuk pucuk langitMu
ya Mutakabbir

Mengejar Tapak Allah (34]

Ya Allah ya Muis
Aku tak membawa sesuatu
Apalagi sesajen kemenyan atau tujuh aroma bunga
Kecuali seuntai tasbih
Beserta seberkas proposal rencana rencana kecil
Tentang kehidupan madani di sorgaMu

Mengejar Tapak Allah(35]

Ya Attawwab
Bergelantungan aku dalam doa dan dzikir
Sambil dengan gagap kusebut namaMu
Sementara roh sembilan puluh sembilan asmaMu
Sembunyi di antara kubah dan menara
Dan cahaya mentariMu di sana
Membuatku seperti merapat
di rangkulanMu ya al-Barr

Mengejar Tapak Allah (36]

Aku mengejar tapakMu ya Allah
Kelima benteng benua,
ke enam hamparan samudra
Ketujuh penjuru angin
Kedua kutub bumi
Di terang siang di pekat malam
Di balik cadar langit
Di kepak sayap awan
Di pucuk menara masjidMu
Di lantunMu tembang doaku
Dikhusyu sujud fardhuku
Lalu di sudut mana
Aku dapat menangkap isyaratMu ya Kabir

Mengejar Tapak Allah (37]

Aku berkejaran dengan diriku sendiri
Bergegas mengejar tapakMu ya Allah
Di antara hiruk pikuk duniawi
Dan perangkap nikmat syetan yang laknat
Di tepi jalan sesat yang terlewati
Berpasang pasang mata berbinar
Dan mulut berbusa busa
Menanti kesempatan untuk menyergapku
dari segala arah
Hanya pada tanganMu aku memohon bimbingan ya Mutakabbir

Mengejar Tapak Allah (38]

Ya Mugadim
Di langit
Telah berkali tersirat isyarat
Tapi mata kasadku rabun
Tak mampu membaca tanda zaman
Lewat bahasa yang tak kukenal

Mengejar Tapak Allah (39]

Rabb’Arsy
Pun mata fanaku
Telah menyeret roh manusiaku
ke negeri kegelapan
Raja kegelapan menyergap
setiap nafas di jalan jalan sesat
Hingga hilang segala arah

Mengejar Tapak Allah (40]

Ya Allah
Di dalam kegelapan
Aku melihat iblis
Tengah memasang jebakan bagi langkah langkahku
Perangkap bagi siapapun

Mengejar Tapak Allah (41]

Di sepanjang perjalanan malam aku gelisah
Mencoba membunuh seluruh mimpi
dan angan dengan sia sia
Ya Allah
Aku ingin memelukMu lagi seperti kemarin
Seperti ketika aku merasa
Kau milikku
Dan aku adalah akumu

Mengejar Tapak Allah (42]

Ya Allah
Kutitipkan mimpi mimpiku
Keruang dan waktu bisu
Kutitipkan pada langit yang berpoles warna merah kesumba
Pada sepadang pasir yang terbungkus debu panas pada sebentang sajadah yang tak bertepi
Ya Azzahir

Mengejar Tapak Allah (43]

Pun gelombang badai pasir
Tak mampu menghapus tapak Allah
Entah sampai tidak napaktilasku
Mencari biang cinta
Di bias bianglala takdirMu

Mengejar Tapak Allah[44]

Bersama para pemimpi
Aku bergelantungan di lenganMu
Menyusur benteng langit dan Engkau di sana
ya Allah
Dan aku pun sertamerta berburu melawan kodrat
Untuk mencumbuMu
Sekalipun cuma dalam doa
ya Ghani

Mengejar Tapak Allah (45]

Ya Allah
Andai dalam hidup fanaku
Kau perkenankan bahagia sejati
Rahmatilah permintaanku ini
Karena hanya padaMu kami meminta
Hanya padaMu kami bersyukur
Hanya padaMu kami memuja dan memuji
Hanya padaMu kami bersekutu
Hanya pada tapakMu kami bersujud.

Mengejar Tapak Allah [46]

kecuali Allah
adakah yang mampu
menyandingkan kecerdasan
dengan hati mulia
kecerdasan adalah rasional praktis
realistik dalam pilihan hidup
ilmiah professional dan beretika
menciptakan kesibukan dan kemandirian
sedang hati mulia
adalah kebaikan pikiran dan prilaku
hati yang lembut pasrah
sentimental sedikit tempremental
serba tergantung dan manja
hati mulia laksana Angsa putih
yang berenang dicelah teratai ditengah telaga
sedang kecerdasan
seperti kura kura berenang didasar telaga
mencari ikan ikan dengan cekatan
untuk dimangsa
sedang sang Angsa putih
memakan ikan ikan yang mengapung
sisa sisa dari sang kura kura

Mengejar Tapak Allah [47]

Aku mencariMU,
Di lima benua.
Di enam samudra.
Di dua kutub bumi,
Diterang siang.
Di hitam malam.
Di balik cadar langit.
Di kepak sayap awan.
Di pucuk menara hijau.
Di lantun tembang doaku.
Lalu disudut mana,
Aku dapat memeluk cintaMU

Mengejar Tapak Allah [48]

Ya Allah
Kudengar ada yang mencoba
Memalingkan wajah bulan

Mengejar Tapak Allah [49]

Ya Rabbi.
Mungkinkah
Menarik sepotong bulan
Yang hampir gerhana
Dari bayang-bayang hitam
Yang dengan birahi
Mencoba merangkulnya

Mengejar Tapak Allah [50]

Terpujilah bulan
Yang menyembunyikan auranya
Di balik jilbab hitamNya

Mengejar Tapak Allah [51]

Waktu
Bagaikan sajadah hitam
Yang teronggok di seantero ruang
Hening, selagi kau lakukan perjalananMu
Ya Rabb”Arsy

Mengejar Tapak Allah [52]

Dajjal berbisik
Kesempatan
Kita telanjang
Dan aib kita
Pasti tertutupi

Mengejar Tapak Allah [53]

Justru
Dalam kegelapanMu
RahasiaMu tersingkapkan.

Mengejar Tapak Allah [54]

Dan serta merta
Begitu gemerlap warna batin
Mengapung dalam riak ombak Thawaf
Membias dalam gelombang ihram
Aku tersanjung
Menjadi tamu Allah
Di dalam ombak doa
Semarak warna cinta menghadap ke sudut sudut ka’bah
Seperti memandang luka hati sendiri
Ada bulan hampir purnama
Sinarnya menetas di atas mekkah

Mengejar Tapak Allah [55]

Kalaulah doa dan dzikir telah di apungkan
Syairnya membetot temali sukma
Pastilah kusanggup lebur dalam sejuta cinta
Walaupun batinku belum sejernih air zamzam
Kalaupun adzan dan takbir sudah dikumandangkan
Gempitanya merobek wajah wajah dajjal
Pastilah kusanggup remuk dalam sejuta harap
Walaupun batinku dipagut cemas
Subhanallah
Terlalu naïf biarkan batin
Menyusur tetirah Masjidil Haram
Sementara sukma ragaku renta
Menanti cemas bersama doa bersayap dzikir

Mengejar Tapak Allah [56]

Di situkah dindingMu
Aku kan mengetuknya
Setelah sekian lama kuberdiri
Tak satupun pintu mempersilahkanku masuk
Kuingin menjamahMu
Karena kuhadir di sini karenaMu
Kuingin meneguk seteguk nikmat,
sembilan puluh sembilan roh
Yang Engkau janjikan dari lafaz azmaMu
Apakah bisa kubertahan dalam iman
Sementara teguhku tak mengubah suatu apa
Apalagi untuk menebus ruang-ruang rahasiaMu

Mengejar Tapak Allah [57]

Di langit
Telah berkali tersirat isyarat
Tapi mata kasadku rabun
Tak mampu membaca tanda zaman
Lewat bahasa nirkata yang tak kukenal
Pun mata fanaku
Telah mnyeret roh manusiaku
Ke negeri cinta
Ada bulan rindu gerhana
Saat para malaikat lontarkan pekasih
Mabuk kepayangnya kesegala arah
Jalan jalan melingkar tak berujung
Para pencipta semakin sesat
Hingga hilang segala arah
Akupun di sini terkapar dalam luka cintamu

Mengejar Tapak Allah [58]

Aku mencariMU,
Di lima benua.
Di enam samudra.
Di dua kutub bumi,
Diterang siang.
Di hitam malam.
Di balik cadar langit.
Di kepak sayap awan.
Di pucuk menara hijau.
Di lantun tembang doaku.
Di khusuk sujud subuhku.
Lalu disudut mana,
Aku dapat menangkap isyaratMU.

Mengejar Tapak Allah [59]

Bulan pecah ditangan.
Rapatkan jemarimu ya Allah.
Adakah aku masih pendosa?
Yg selalu saja terjaga,
Pada gelegar petir dimalam buta.
Sedang badik tetap saja aku sarungkan,..
Dibalik sajadahMU…
Badik,
Adalah tetes embun.
Yg mestinya ku tikamkan.
Diubun nurani…
Maka kubiarkan angin termangu dijendela batinku

Mengejar Tapak Allah [60].

Sajadah putih,
yang akan membawaku bertolak,
lepas arung langit,
kini kian berkemas,
entah kepenjuru mana lagi,
angin akan mengembangkan takdirku,
entah ke mana arah nasibku bertuju.
aku takkan perduli,
akukan berpasrah ketapakMU ya Kabir,
karena goda syaitan yang selalu datang dan pergi,
ketika kubersujud di pelukMU,
tak sekalipun mampu,
mengoyakkan cintaku,
atau menyurutkan ombak kasihMU,
kemudi telah terpasang,
Sajadah telah berkembang
lawan iblis iblis itu,
sebelum ia mengoyak iman kita.

Mengejar Tapak Allah [61]

Ya Illahi Rabbi,
Engkaukah cinta,
dalam sekulum senyum,
seperti sebidang magnit.
yang selalu siap menyeretku keluar dari kutub kutub fanaku.
lalu mengapungkan anganku keruang illusi sorgawiMu

Mengejar Tapak Allah [62]

KarenaMu ya Allah ya Rabbi
bersama para pemeluk teguh,
aku bergelantungan,
diantara penumpang kereta gantung.
menyusur bentang pebukitan salju.
dan engkau disana ya Rabbi.,
Kekasih dalam mimpi mimpi bakaku.
ketika untukMu
sang malaikat menyerbu para iblis.
Di gerbang malam yang beku.
dan akupun,
serta merta berburu melawan kodrat.
untuk menyertai jihad,
sekalipun dalam niat.

Mengejar Tapak Allah [63].

Ya Illahi Rabbi,
Engkaukah cinta,
dalam sekulum senyum,
seperti sebidang magnit.
yang selalu siap menyeretku keluar dari kutub kutub fanaku.
lalu mengapungkan anganku keruang illusi sorgawiMu

Mengejar Tapak Allah [64]

dibalik ketinggian menara masjidMU
Beribu bidadari menatap tajam dingin,
dan serta merta,sambil menunggang kereta kencana..
menyerbu ke ruang ruang diri.

panah panah cinta lepas dari busurnya.
mencabik cabik temali sakral.
mencampakkan sukmaragaku
kesudut sudut jannaMu…..

ruang dan waktu kejar mengejar.
busur dan panah panah cinta
tebar menebar.
di ruang ruang tak bertepi.
sementara batinku orgasme
dalam cintakasih yang panjang

Mengejar Tapak Allah [65]

ya Illahi Rabbi,
seperti Engkau yg menunggu dipenghujung malam
dengan dua tangan membuka
sarat muatan rahim dan rahman
juga berjuta cinta langitMu
seperti Engkau yg memanggil dari Tetirah langit
dengan mata berbinar binar menahan hasratku
dingin malam dan rintik gerimis
seperti tak kuasa menahan gairah cintaku padaMu.

Mengejar Tapak Allah [66]

Bersujud,
Bagai merenda waktu,
bagaikan membentang tabir putih
yang terbentang diseantero ruang,
hening,selagi Kau lakukan perjalananMu

Mengejar Tapak Allah [67]

Ya Kabir
ya Muttakabbir.
mungkinkah,
menarik sepotong bulan,
yang hampir gerhana,
dari bayang bayang hitam sang dajjal,
yang dengan berahi,
mencoba merangkulnya.

Mengejar Tapak Allah [68]

Nauzubillah,
di gerah malam,
sebongkah musik meledak,
meraung raung menyumbat pembuluh pembuluh darah.
gejolaknya yang panas mengalir sontak,
bagai lahar kepundan,menuju muara subuh,
disebalik sesaknya jalan jalan kota,
yang badannya serta merta melepuh,
dibakar sepotong cahaya bulan.,
yang meleleh melumuri wajah bumi,
yang terkantuk menunggu sahur tiba.

Mengejar Tapak Allah [69]

Ya Rabb’Arsy’
Justru,
dalam kegelapan,
rahasia ke AkbaranMu tersingkapkan.

Mengejar Tapak Allah [70]

Ya Allahku,
Dengarlah dedaunan hutan kritis mendesah
ketika azan magrib menggeleparkan ranting krontang
disebuah surau tua
segala jiwa sujud berpasrah
mengapungkan doa dan zikir
kepala langit merah saga
krak bumi yang merekah
tempat dimana hamparan pohon
dan belukar beton meranggas
sepertinya siap menyerbu langit
bentang bumi yang sekarat
segalanya seperti belum lagi selesai
menyempurnakan duka .

Mengejar Tapak Allah [71]

dicelah gerai daun lontara
yang bermain dipunggung malam,
pernah kubisikkan niat suci:
aku milikMu.
ya Kabir ,dunia akhirat”
ingin selalu menyembahMu lagi
seperti kemarin.
seperti ketika aku merasa
Engkau Allahku,
dan aku adalah hambaMu.

Mengejar Tapak Allah [72]

ombak kecil,
yang beriak runtun di sajadahMu.
segetar gulungan gelombang di batinku.
segemuruh hati yg gairah
kaki getar gemeletar
dalam jejak tapakMu ya Allah
bergetar cemari jari
menggapai penghujung
jubah putihMu. Malam kian menepi,
Senyap kian menyepi,

Mengejar Tapak Allah [73]

Wajah seribu bulan tumpah dibumi fana,
Gemerlap bintang bintang
yang menabur wajah wajah pilihan.
Kutahu Engkau yang meRahmatinya ya Allah.

Mengejar Tapak Allah [74]

Goda cintaMu
selalu saja muncul.
Disebalik jendela langit.
Setiap aku tengadahkan tangan,
Kulihat Engkau tersenyum lembut.
Sembari memetik bintang bintang

Mengejar Tapak Allah [75]

Bersaksi pada diri.
Pada hari nan mubaraq.
Pada kisi kisi nan fana.
Kurambah semangat minal aidin wal faizien.
Lewat tujuh mata angin.
Sukmaku menyatu bintang.
Maka kutebar cenning rara.
Disetiap penjuru bumi.
Lewat tujuh aroma bunga.
Untukmu yang tersayang.
Maafkan dusta fanaku.

Mengejar Tapak Allah [76]

Sepenggal lagi,
Matahari pasti menyisakan langkah.
Pada pendar warna warni temaram,
Dikaki langit.
Dan kami hambaMu.
Berbuka menutup ramadhan.
Dengan sukacita
dalam pelukMu.
Ya Kabir ya Muttakabbir.

Mengejar Tapak Allah [77]

Segala angin terus menderu,
Segala ombak terus berdebur,
Segala badai terus melintas.
Cintaku ini,
padaMu ya Rabbi.
Andaipun tak sampai.
Maka lepaskan cintaku tenggelam.
Kepalung yang paling dalam.

Mengejar Tapak Allah [78]

Fanaku,
bumi yang gerah.
Tempat dimana hamparan sekam padi.
Memendar bara hati dalam tafakkur.
Sepertinya selalu siap jihad dijalanMu.

Mengejar Tapak Allah [79]

menjelang berbuka
segulung ombak,
Dalam gerah panas,
Bergegas menelan matahari,
Menenggelamkan rohnya.
Dikedalaman pusaran laut.
Langitpun diam.
Lautpun hening.

Mengejar Tapak Allah [80]

Dedaunan pohon lontara mendesah,
Ketika azan subuh menggeleparkan pelepahnya,
Disebuah masjid tua,
Jiwapun sujud berpasrah.
Mengapungkan ayat ayat cintaMu.

Mengejar Tapak Allah [81]

Kepada langit merah saga.
UntukMu
Ya Kabir ya Muttakabbir.
Tigapuluh hari seribu bulan,
Dalam proses pencaharian.
Dalam puncak kejadian,
Kutikamkan cintaku.
Saatnya doaku bersambut.
Tetirah langitMU yang sarat cinta.
Telah menyerap segala rindu.

[Mengejar Tapak Allah 82]

Diruang ruang gaib.
Bisik bisik doa dan zikir.
Begitu khusud mendengung.
Mengangkat sholatku ketetirah langitMu
ya Rabb Arsy’

Mengejar Tapak Allah [83]

Diketika kululuh
dikedalaman dekap pasrah nuraniku.
Diketika ubunku dingin
menyentuh rona padang ilalang putih.
Diketika seribu malam
seribu bintang bertabur cinta.
Diketika itu kutemukan Engkau
ya Allah ya Rabbi.
Ya Kabir ya Muttakabbir.
Diantara Qur’an dan Hadist
Diantara sunnah Rasulullah
dan teladan para nabi.
Diantara fatwa para Wali
dan Zikir ummat pilihan.
Diantara sholat fardhu
dan sujud syukurku.
Kupeluk Engkau ya Rahman
dan peluklah aku,
Selagi Engkau bisa.
Aku milikMu
dalam fana dan bakaku.

Mengejar Tapak Allah [84]

sepasang kaki fanaku yang kerdil.
Berlari melintasi ruang dan waktu.
Dengan tasbih ditangan erat tergenggam.
Berlari menyusur bentang fanaku.
Mengejar tapak para nabi dan rasul.
Mengejar tapakMu ya Rahman.
Kebatas kuasa para malaikat dan waliullah.
Kebatas harapan ummatMu yang pilihan.

SKENARIO FILM I LA GALIGO EPISODE XII

Posted May 28, 2015 by SYAHRIAR TATO
Categories: TULISAN POPULAIR

XII.NASKAH SKENARIO FILM I LA GALIGO EPISODE 12

( Episode. I LA GALIGO NAMAKU )

Naskah/Skenario: Dr.Syahriar Tato.
Supervisi : Prof. Nurhayati Rahman.

(Adabtasi skenario film oleh Dr.SYAHRIAR TATO dari buku LA GALIGO menelusuri jejak warisan sastra dunia Buku I dan II ,dan berbagai sumber tentang I LAGALIGO)

01.BGT.

Opening Cuplikan adegan yang dianggap menarik, menjadi latar belakang nama-nama pekerja film dan artis utama, diiringi lagu Theme Song I La Galigo hingga title selesai.

Fade out.
Fade in.

02. INTERIOR/EXTERIOR –ISTANA LA TANETE–SIANG/ MALAM .

(tokoh cerita : WE TENRIDIO,TO SOMPA RIU, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Sementara itu, Dalam waktu yang bersamaan, selagi Anak anak datu sedang asyik menyabung ayam di gelanggang, Wé Tenridio yang bergelar Batari Bissu anak Sawérigading yang dinasibkan menjadi bissu sejak kecil, khusud menengadah ke langit berkomunikasi dengan orang kayangan suami langitnya yang bernama To Sompa Riwu ,To Sompa Riwu turun dari langit menjemput Wé Tenridio menaikkannya ke Boting Langiq. Dalam masa perjalanannya ke Boting Langiq, dia melihat dunia yang ditinggalkan itu besarnya hanya bagaikan sebuah kempu.

CUT TO.

03. INTERIOR/EXTERIOR –ISTANA BOTING LANGIQ–SIANG/ MALAM .

(tokoh cerita : WE TENRIDIO,TO SOMPA RIU, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan sekejab saja We Tenridio tiba di Boting Langiq. Setiba Wé Tenridio di Boting Langiq, dia mendengar dari bawah bunyi gendang besar, gendang upacara Wé Tenribali saudara La Mappanyompa, yang sedang mengadakan upacara di Senrijawa. Wé Tenridio meminta kepada suaminya agar dapat diturunkan sebentar ke Senrijawa untuk menyaksikan upacara sepupunya itu, tanpa dapat dilihat oleh orang lain.

CUT TO.

04. INTERIOR/EXTERIOR –ISTANA SENRIJAWA–SIANG/ MALAM .

(tokoh cerita : WE TENRIDIO,WE TENRIBALI,TO SOMPA RIWU EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Setibanya di Senrijawa, dia melihat menyaksikan ada tiga ratus orang anakarung yang memegang peralatan bissu dan menyaksikan juga kecantikan Wé Tenribali saudara La Mappanyompa.To Sompa Riwu meminta kepada Wé Tenridiyo agar dapat menampakan dirinya supaya dapat dilihat dan dijemput kedatangannya oleh Wé Tenribali. Wé Tenridiyo pun menampakkan diri dan dijemput oleh Wé Tenribali, tetapi karena tidak mau duduk kalau bukan tikar-guntur yang diduduki sedang di Senrijawa tidak ada tikar yang demikian, maka neneknya yang ada di Boting Langiq segera menurunkan tikar-guntur untuk diduduki oleh We Tenridiyo.Bagaikan bara menyala kelihatan di dalam bilik tikar-guntur yang diturunkan dari langit itu.

CUT TO.

05. INTERIOR/EXTERIOR –ISTANA SENRIJAWA–SIANG/ MALAM .

(tokoh cerita : WE TENRIDIO,TO SOMPA RIWU EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Setelah selesai menyabung ayam di gelanggang, To Sompa Riwu yang bergelar Datunna Soppéng, masuk ke dalam bilik, Wé Tenridio tidak nampak. Rupanya dia sedang turun mandi pada piring manurung, tidak mau berhenti.Datunna Soppéng menanggalkan pakaiannya lalu melompat masuk ke dalam air untuk menjemput isterinya, tetapi tidak bisa di tangkap karena berobah menjadi bayangan.Datu Soppéng membujuknya, khawatir nanti sakit isterinya, tetapi We Tenridio tidak mau. Dia mau berhenti mandi kalau dijaring dengan sarang laba-laba yang tali penariknya dari seutas rambut. Sampai tengah malam mereka berdua terus terapung di atas air.Datu Wéttoing di Boting Langi memaklumi hal ini. Segera memerintahkan agar laba-laba emas dikeluarkan dari sarangnya untuk membuat sarang dan mencabut selembar rambutnya sebagai tali penariknya untuk menjala Wé Tenridio. Dengan perasaan geli dia menerima dan memperhatikan jala sarang laba-laba emas itu, diapun menjala isterinya, menaikkannya kemudian mengganti pakaiannya lalu pergi tidur. Tidur berbulan madu sepanjang malam.

CUT TO.

06. INTERIOR/EXTERIOR –PERAHU WANGKANG–SIANG/ MALAM .

(tokoh cerita : SAWERIGADING,I LA GALIGO,EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Pada Waktu yang lain, Puluhan ribu pendamping Sawérigading, La Galigo dan anak datu tujuh-puluh beriringan di tengah laut, saling bersorakan menuju ke Senrijawa menghadiri upacara saudara La Mappanyompa. La Mappanyompa adalah anak angkat Sawérigading. Dalam pelayarannya ke Senrijawa mereka singgah di suatu pulau dan memerintahkan supaya Ladunrung Séreng, komandan burung beserta kelompoknya pergi mencari mangga manis yang ada di pulau itu. Hanya sebuah mangga saja yang didapat Ladunrung Sereng.

SAWERIGADING :

Tak sampai hatiku memakan buah mangga ini tanpa I We Cudaiq, ibu Wé Tenridio. Antarlah buah ini ke Latanété supaya dia makan saja dengan anaknya.

07. INTERIOR/EXTERIOR –ISTANA LA TANETE –SIANG/ MALAM .

(tokoh cerita : WE CUDAIQ ,EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan bergegas Ladunrung sereng menuju istana di Latanete. Sesampai di Latanété, Ladunrung Séreng memberikan buah itu kepada I Wé Cudaiq sambil menyampaikan pesan. I Wé Cudaiq menerimanya sambil menitipkan juga makanan kesukaan Sawérigading.

CUT TO.

08. INTERIOR/EXTERIOR –PERAHU WANGKANG–SIANG/ MALAM .

(tokoh cerita : SAWERIGADING,I LA GALIGO,LA PALENNARENG,WE TENRIOLLE,TO AMPE MANUQ,LA MASSAGUNI, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Ditengah laut bertemulah rombongan perahu To Palennareng yang juga akan menuju ke Senrijawa, sebagai pengganti diri Batara Lattuq orang tua Sawérigading, yang tidak berkesempatan hadir di Senrijawa.

Sementara itu La Galigo menatapkan mata memperhatikan keberangkatan perahu La Tenroaji .

I LAGALIGO :

Memang cantik sekali kelihatan Wé Tenriolle isteri La Tenroaji tadi Mudah-mudahan dia bercerai, lalu aku memperisterikannya.

Mendengar perkataan I La Galigo , maka Tertawalah orang orang seperahu mendengar perkataan I La Galigo.

TO APPEMANUQ :

Mengapa engkau mencintai orang yang lebih tua dari ibumu. Mudah-mudahan engkau beruntung Galigo engkau dapat mrngawininya kalau dia bercerai dengan suaminya

LA MASSAGUNI :

Kalau demikian, Wé Walek itu dinasibkan tak jauh dari orang Aleq
Luwuq, karena Sawérigading juga pernah kawin sembunyi dengan dia sewaktu kecilnya. Rupanya sudah dinasibkan anaknya lagi
mengganti bapaknya, melilitkan lengan pada pinggang Wé Walek
serta membantalkan pada lengan La Galigo.’’

Suasana Diatas perahu Walenrengnge menjadi ramai, semua Berteriak bergembira di sekeliling perahu Lawélenréng. Bagaikan mau tumpah air laut.

TO PALENNARENG :

Rupanya kau SAwerigading, sudah menyerahkan kekuasaan
besarmu, jabatan kekuasaanmu, kedudukan tinggimu kepada
I La Galigo.

SAWERIGADING :

memang La Galigolah yang sudah dinaungi payung manurung
memerintah kolong langit di permukaan bumi.

TO PALENNARENG :

Sayang sekali engkau tidak mengizinkannya ke Luwu untuk
bertemu dengan kedua Sri Paduka Batara Lattuq orang tuamu yang sudah lama sekali merindukanmu.

SAWERIGADING :

Saya tak dapat berpisah dengan I La Galigo. Mudah- mudahan
keturunannya nanti yang dapat menggantiku ke Luwu.

CUT TO.

08. INTERIOR/EXTERIOR –PERAHU WANGKANG–SIANG/ MALAM .

(tokoh cerita : SAWERIGADING,I LA GALIGO,LA PALENNARENG,WE TENRIOLLE,TO AMPE MANUQ,LA MASSAGUNI,OPUNNA WADENG, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Tak diduga sebelumnya, Rupanya ada utusan Opunna Wadeng menunggu di tengah laut menjemput dan mempersilahkan Sawérigading singgah dahulu di Wadeng untuk menikmati perjamuan Wé Tenrirawé isteri Opunna Wadeng, sepupu sekali Sawerigading. Nanti bersama sama dengan rombongannya menuju ke Senrijawa. Penjemputan dipersiapkan secara besar-besaran.

TO PALENNARENG :

Dinda Sawerigading, saya dengar dibicarakan dulu dinda mau
mengawini Wé Tenrirawé, sepupu sekali yang telah diperisterikan
oleh Opunna Wadeng.

SAWERIGADING :

Keinginan itu tinggal keinginan Kanda To Palennareng. Setelah
Saya memperisterikan I Wé Cudaiq. Memang sebelum itu pikiranku tak pernah melupakan kecantikan Wé Tenrirawé.

CUT TO.

09. INTERIOR/EXTERIOR –PERAHU WANGKANG–SIANG/ MALAM .

(tokoh cerita : SAWERIGADING,I LA GALIGO,LA PALENNARENG,TO SINILELE,TO AMPE MANUQ,LA MASSAGUNI,OPUNNA WADENG, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo

Sementara itu Rombongan Sawérigading sudah mendekat di pantai Wadeng. Sawerigading dijemput secara besar-besaran. Tak henti-hentinya senapan dibunyikan. Bunyi gendang kerajaan dipukul bertalu-talu pertanda bahwa keturunan manurung di Luwu akan tiba di pelabuhan. Bagaikan banjir datangnya penjemput di pantai. Opunna Wadeng datang dengan bergegas tanpa menaiki usungan keemasan lagi.

SAWERIGADING :

Kanda La Sinilele, Mengapa keadaan laut di luar pantai Wadeng
jauh sekali bedanya dengan keadaan waktu kita datang pada beberapa tahun yang lalu?.

LA SINILELE :

Paduka Sawerigading, memang kita masuk dari arah yang lain. Kita ini melalui simpang arus laut yang angker.Kelihatan tinggi melangit arus yang berpapasan. Kabarnya di sinilah biasa berkubur perahu besar pelaut.

SAWERIGADING :

Kalau begitu Kanda La Sinilele, Mari kita tantang keangkeran samudra ini, supaya penghuninya jangan merasa sombong terus.

CUT TO.

10. INTERIOR/EXTERIOR –PERAHU WANGKANG–SIANG/ MALAM .

(tokoh cerita : SAWERIGADING,I LA GALIGO,LA PALENNARENG,TO SINILELE,TO AMPE MANUQ,LA MASSAGUNI,OPUNNA WADENG, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo

Dengan tangkasnya Perahu rombongan Sawérigading menerobos arus pusaran air raksasa yang diiringi kilat guntur dan petir yang menyebabkan perahu rombongan Sawérigading tertahan dihantam arus. Sawérigading mengeluarkan ilmu dari tempat sirihnya yang dapat menghembuskan topan, petir halilintar ke laut. Rombongan perahunya dapat melalui gunungan air laut yang biasa ditakuti orang untuk melaluinya sekalipun mereka adalah anak dewa. Tertawa saja La Tenripeppang yang sedang berada di pantai ketika menyaksikan hal itu.Demikian tinggi gunung air laut itu, sampai Sawérigading dapat melihat Jawa Timur dan Jawa Barat, Sama Barat dan Maloku.

TO PALENNARENG :

Dinda Sawerigading, kalau melihat istana Maloku dan Ternate itu
terbayang lagi di hatiku istana La Maddaremmeng waktu ke sana.

SAWERIGADING :

Ketika itu kakanda To Palennareng, makananpun tak dapat kutelan, tak mau lewat di kerongkonganku karena selalu
mengenang WeTabacina, si cantik molek lagi sangat manis yang
pandai mengeluarkan ucapan dan cendekia berfikir itu.

CUT TO.

FLASHBACK

11. INTERIOR–ISTANA MALOKU–MALAM .

(tokoh cerita : SAWERIGADING, WE TABACINA)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo

Mengingat Kenangan itu menyebabkan air mata Sawérigading berlinang linang, mengenang keberadaannya dulu di sana, waktu bertemu perempuan yang bernama Wé Tabacina. Kecantikannya bagaikan anak dewa yang turun dari langit. Suatu malam sesudah makan malam, Wé Tabacina membereskan tempat peraduan Sawérigading.

SAWERIGADING :

Kur jiwamu, Paduka adinda We Tabacina, semoga Datanglah
semangat Kahyanganmu Adinda ratu We Tabacina sebenarnya
badan ratu yang kuinginkan jadikan bantal?

WE TABACINA :

Kur jiwamu, Paduka kakanda Sawerigading, semoga Datanglah
semangat Kahyanganmu Kanda Sawerigading,siapa lagi yang
harus ditaati keinginannya selain orang besar seperti kanda

We Tabacinapun tertawa sambil senyum menggoda, Sawérigading juga terlena, lalu berangkatlah mereka bersama masuk ke peraduan.

SAWERIGADING :

Paduka adinda We Tabacina. andai pun kanda kembali kenegeriku, aku akan merana dirindu khayal di tengah malam karena mengingat rindu bersamamu di tengah malam. Mungkin salah satu obat untuk mengatasinya adalah membuka jendela dan
menjenguk melepaskan pandangan mata kearah Maloku.

CUT TO.
DISSOLVE.

12. INTERIOR/EXTERIOR –PERAHU WANGKANG–SIANG/ MALAM .

(tokoh cerita : SAWERIGADING,I LA GALIGO,LA PALENNARENG,TO SINILELE,TO AMPE MANUQ,LA MASSAGUNI, LA TENRIPEPPANG EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo

Segera saja Sawérigading naik di pantai digeserkan orang untuk berlalu. Duduk bersama Sawérigading dengan La Tenripeppang, disuguhi sirih sambil mendengar ucapan kuur semangat orang Wadeng kepada Sawérigading atas keikhlasannya singgah dahulu di Wadeng sebelum meneruskan pelayarannya ke Senrijawa..

CUT TO.

13. INTERIOR/EXTERIOR –PERAHU WANGKANG–SIANG/ MALAM .

(tokoh cerita : SAWERIGADING,I LA GALIGO,LA PALENNARENG,TO SINILELE,TO AMPE MANUQ,LA MASSAGUNI, LA TENRIPEPPANG EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo

Gembira sekali I La Galigo setelah selamat melintasi gunungan air laut dan pusaran papasan pusaran air laut yang angker itu. Rembang tengah hari, rombongan perahu sudah sampai berlabuh di pantai Wadeng, dijemput dengan letusan senapan yang bunyinya bagaikan petir bersambungan.

CUT TO.

14. INTERIOR/EXTERIOR –PERAHU WANGKANG–SIANG/ MALAM .

(tokoh cerita : SAWERIGADING,I LA GALIGO,LA PALENNARENG,TO SINILELE,TO AMPE MANUQ,LA MASSAGUNI, OPUNNA WADENG, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo

Sudah merapat juga perahu Lawélenreng tumpangan raja muda La Galigo yang sudah diserahi jabatan menjadi yang dinaungi payung di Luwu Segera juga dijemput untuk turun ke darat. Kuur semangat diucapkan kepada La Galigo sebagai tamu kehormatan, sebagai tanda gembira. Opunna Wadeng memberi hadiah kepada La Galigo sebuah kampung yang bernama Wadeng Barat yang ditempati gunung emas dapat mengeluarkan emas murni, berpianak bagaikan kerbau. La Galigo dipersilahkan naik ke darat untuk bertemu dengan bibinya Wé Tenrirawe sepupu sekali Sawérigading.

CUT TO.

15. INTERIOR/EXTERIOR –PERAHU WANGKANG–SIANG/ MALAM .

(tokoh cerita : SAWERIGADING,I LA GALIGO,LA PALENNARENG,TO SINILELE,TO AMPE MANUQ,LA MASSAGUNI, OPUNNA WADENG,PUANG MATOA, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Rombongan La Galigo naik ke darat memenuhi pantai dengan pakaian indah dijemput dengan bunyi-bunyian aneka macam. Tujuh puluh usungan emas mengiringinya, Dijemput dengan upacara bissu oleh Puang Matowa. Bagaikan petir guntur suara letusan senapan sebagai maklumat bahwa tunas dewa menginjak negeri. Gendang emaspun dibunyikan, sekali pukul tujuh kali bergema, gemanya sampai ke langit.
Kedengaran juga di seluruh permukaan bumi. Berseliweran orang banyak bagaikan mau runtuh tanah di negeri Wadeng, diberlalukan melalui pancangan umbul-umbul serta diperpatahkan bambu emas.

CUT TO.

16. INTERIOR/EXTERIOR –ISTANA SENRIJIWA–SIANG.

(tokoh cerita : SAWERIGADING,I LA GALIGO,WE TENRIRAWE, LA PALENNARENG,TO SINILELE,TO AMPE MANUQ,LA MASSAGUNI, OPUNNA WADENG,PUANG MATOA, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Di Senrijiwa rombongan Sawerigading disambut dengan upacara yang meriah. Orang banyak mengagumi kegagahan kegantengan Sawérigading, sambil mengatakan bahwa beruntung sekali We Cudaiq yang dapat mempersuamikannya, sedang La Galigo adalah orang muda yang tiada bandingannya, mudah-mudahan I La Galigo mau kawin di negeri kita ini.
Sudah sampai Sawérigading dan La Galigo di depan istana. Tujuh puluh macam alat perupacaraan yang dipergunakan Wé Tenrirawé ibu La Mappanyompa. Dia mengangkat talam, menaburkan bertih emas waktu menginjak tangga. Bergumam semua orang banyak menyaksikan ketururunan dewa dua beranak.

WE TENRIRAWE :

Kuur jiwamu Sawerigading Opunna Warek, Semoga tetap semangat kehiyanganmu, naiklah di istanamu kupersilahkan semua wahai anak datu tujuh-puluh.

CUT TO.

17. INTERIOR/EXTERIOR –ISTANA SENRIJIWA–SIANG.

(tokoh cerita : SAWERIGADING,I LA GALIGO,WE TENRIRAWE, LA PALENNARENG,TO SINILELE,TO AMPE MANUQ,LA MASSAGUNI, OPUNNA WADENG,PUANG MATOA, TENRIPEPPANG, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan agungnya mereka Bergandengan tangan Sawerigading dan La Galigo memasuki ruang tengah. Penuh sesak istana, dikipas-kipasi oleh dayang-dayang. We Tenrirawé sendiri yang menyuguhkan sirih kepada Sawérigading dan I La Galigo. Sawérigading menjemput sirih pada sepupunya, sedang La Tenripeppang mengangkatkan tempat sirih kepada To Appémanuk dan anak raja pendamping lainnya.

WE TENRIRAWE :

Nikmatilah kalian hasil tanahmu di Wadeng.Silahkan makan kalian, terimalah juga pemberian kami yang berupa ribuan juak berpontoh, pontoh emas, kado berisi tenunan Melayu. Tak ada perbedaan Wadeng, Luwu dan Aléq Cina Nikmatilah kalian isi hidanganmu, hanya demikianlah perjamuan kami orang yang dihanyutkan, orang buangan.Orang yang terbuang di rantau tak ada sanak saudaranya.

SAWERIGADING :

Kuur jiwamu adinda We Tenrirawe, Semoga saja tetap semangat kehiyanganmu. Kita senasib wahai adikku,terbuang bagaikan daun
kayu yang diterbangkan angin.’’

OPUNNA WADENG :

Kuur semangat dan jiwamu dua bersepupu sekali.Jangan demikian ucapanmu. Tidak ada tempat di permukaan bumi yang bukan milik manurung di Aléq Luwu dan Tompoq Tikkaq.

TO PALENNARENG :

Saya yang sudah datang juga dari Luwu ini Untuk menyampaikan bahwa kedatangan saya di Wadeng adalah mewakili Paduka Raja di Aleq Luwug,karena La Mappanyompa datang ke Luwu memanggilnya untuk menghadiri upacara di Senrijawa. Paduka Raja di Luwu mengatakan bahwa Walaupun hanya salah satu anak Sawérigading yang ditempatkan di Luwu, senanglah rasa rindu sedihku.

CUT TO.

18. INTERIOR/EXTERIOR –ISTANA SENRIJIWA–SIANG.

(tokoh cerita : SAWERIGADING,I LA GALIGO,WE TENRIRAWE, LA PALENNARENG,TO SINILELE,TO AMPE MANUQ,LA MASSAGUNI, OPUNNA WADENG,PUANG MATOA, TENRIPEPPANG,WE PAWAWOI, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Sementara itu juga, Para datu bawahan kerajaan berkunjung ke Wadeng, Untuk melihat dan menjamu Sawérigading dan La Galigo. Sawerigading Opunna Warek turun ke gelanggang menyabung ayam bersama dengan anak datu tujuh-puluh.
Sudah tiba juga rombongan Wé Pawawoi saudara perempuan Opunna Wadeng, orang cantik dari Majang Bombang diiringi dengan alat perupacaraan lengkap. Sawérigading sangat tertarik pada orang itu, karena bentuk mulut merapat, badan menggiurkan, sama dengan kecantikan I Wé Cudaiq Daéng Risompa.

WE PAWAWOI :

Kuur jiwamu Sawerigading Opunna Warek, Semoga saja tetap semangat kehiyanganmu.Saya membawa harta kepada To Botoe I La Galigo untuk dijadikan taruhan sabungan nanti di Senrijawa.

SAWERIGADING

Kuur jiwamu adinda We Pawawoi, Semoga saja tetap semangat kehiyanganmu. sudah ribuan perempuan yang kulihat, belum ada yang menyamai dengan I Wé Cudai kecuali Wé Pawawoi.

CUT TO.

19. INTERIOR/EXTERIOR –ISTANA SENRIJIWA–SIANG.

(tokoh cerita : SAWERIGADING,I LA GALIGO,WE TENRIRAWE, LA PALENNARENG,TO SINILELE,TO AMPE MANUQ,LA MASSAGUNI, OPUNNA WADENG,PUANG MATOA, TENRIPEPPANG,WE TENRISUMPALAQ, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Semakin lama waktu berlalu, Sudah penuh sesak tamu di Senrijawa. Banyak istana yang dipersiapkan untuk Para tamu undangan. Tamu undangan dijemput dengan tari bissu dan barisan pancangan umbul-umbul serta dipatahkan bambu emas di depan rombongan Sawérigading dan Opunna Wadeng. Penghuni istana Senrijawa turun semua menjemput dengan pakaian kebesarannya. Ramai sekali perupacaraan penjemputan. Gendang kerajaan dibunyikan terus menerus. Wé Tenrisumpalak turun ke perahu menjemput orang tuanya.Tertegun orang orang menyaksikan kecantikan Tenrisumpalak yang bagaikan anak dewa turun dari langit

CUT TO.

20. INTERIOR/EXTERIOR –ISTANA SENRIJIWA–SIANG.

(tokoh cerita :I LA GALIGO, LA PALENNARENG,TO SINILELE,TO AMPE MANUQ,LA MASSAGUNI, OPUNNA WADENG, TENRIPEPPANG,TO KELLINGE, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan tidak menunggu waktu lama lagi, Para undangan sudah turun ke gelanggang untuk mengadakan sabungan ayam, kecuali Sawérigading karena masih merasa letih. Para pengiring dan pendamping Sawérigading turun semua ke gelanggang. Ramai sekali sabungan. Sudah tiba pula kelompok I La Galigo dengan ratusan juak andalan pengikut pengiringnya. Rombongan raja-raja lainpun sudah tiba dengan pengiring yang berpakaian kilau kemilau. Sudah datang juga selain I La Galigo adalah To Kellinngé. Raja ini walaupun sementara tidur satu selimut dengan isterinya, akan Tetapi tiba-tiba teringat dan terbayang di kepalanya tentang kemenangan ayam , sertamerta saja terbangun dan menari melenggangkan badan, meliukkan lengan mulusnya di atas kasur.

La Galigo mau melihat bagaimana To Kellinngé itu menari kalau ayamnya menang. Diapun mengajak To Kellinnge mengadu ayam di gelanggang.
Pada mulanya To Kellinngé tidak mau mengadu ayam dengan remaja seperi La Galigo itu. Tetapi atas permintaan La Galigo supaya dua nama yang sama dapat nampak di atas panggung disaksikan oleh orang banyak, diapun mengiakannya.
To Tenriwalek mengabulkan permintaan La Galigo. Diapun sudah siap naik di panggung sabungan, diangkutkan ayam mulianya, sedang La Galigo memilih ayam bodohnya sudah siap menyusul naik di panggung sabungan.
Masing-masing mengasah tajinya, membulang memasang gajungnya kemudian bersama-sama naik di panggung disaksikan juga oleh penghuni istana. Aduan ayampun dimulai. Tujuh kali saja saling menggelepur, ayam Datunna Cina mati terkapar. Menari melengganglah Datunna Kelling mengibaskan berkeliling destarnya, hampir menginjak saja ujung sarung To Padamani. Turut tertawa geli-hati anak datu tujuh-puluh menyaksikan tariannya.

CUT TO.

21. INTERIOR/EXTERIOR –ISTANA SENRIJIWA–SIANG.

(tokoh cerita :I LA GALIGO, LA PALENNARENG,TO SINILELE,TO AMPE MANUQ,LA MASSAGUNI, OPUNNA WADENG, TENRIPEPPANG,TO KELLINGE, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

I La Galigo mengajak lagi bertaruh dengan aduan ayamnya. Sudah berseliweran orang banyak memasang taruhan. Tiga kali saja saling menggelepur, mati terkaparlah ayam Datunna Kelling. Giliran La Galigo lagi mengayun melambaikan destarnya, disaksikan gadis gadis pingitan di jendela istana.Gadis pingitanpun mempercakapkan tentang kegagahan, ketampanan dan kegantengan I La Galigo yang bagaikan bulan purnama, hanya disayangkan dia bersifat angkuh dan sombong memandang enteng saja raja sesamanya.

CUT TO.

22. INTERIOR/EXTERIOR –ISTANA SENRIJIWA–SIANG.

(tokoh cerita :SAWERIGADING,I LA GALIGO, LA PALENNARENG,TO SINILELE,TO AMPE MANUQ,LA MASSAGUNI, OPUNNA WADENG, TENRIPEPPANG,TO KELLINGE, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Setelah ramai sabungan di Senrijawa, turunlah Sawerigading Opunna Warek dengan pakaian kebesaran kehiyangannya, pergi duduk berdampingan dengan anaknya, didampingi oleh pengawal kerajaan .Bagaikan adu laga Dalam perang , para raja itu Saling mengadu ayam handalannya. Tak kedengaran lagi ucapan mulut orang banyak. Gendang berdengung-dengung dan upacara bissu di istana, teriakan pemain judi memekakkan telinga di gelanggang. Nyanyian bissu dilantungkan berganti-ganti oleh para bissu.

CUT TO.

23. INTERIOR/EXTERIOR –ISTANA SENRIJIWA–SIANG.

(tokoh cerita :SAWERIGADING,I LA GALIGO, LA PALENNARENG,TO SINILELE,TO AMPE MANUQ,LA MASSAGUNI, OPUNNA WADENG, TENRIPEPPANG,TO KELLINGE,WE SENGNGENG RISOMPA, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Semakin lama semakin Membanjir datangnya tamu undangan. Salah satunya bernama Senngeng Risompa Daéng Mangkauk, perempuan cantik yang tidak mau bersuami kalau bukan yang disukai. Banyak sekali yang melamarnya belum ada yang diterima.

CUT TO.

24. INTERIOR/EXTERIOR –ISTANA SENRIJIWA–SIANG.

(tokoh cerita :SAWERIGADING,I LA GALIGO, LA PALENNARENG,TO SINILELE,TO AMPE MANUQ,LA MASSAGUNI, OPUNNA WADENG, TENRIPEPPANG,TO KELLINGE,WE SENGNGENG RISOMPA, EXTRACT).

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Sawérigading naik di atas juruk emas, kelompok bissu mengayun menarikan peralatannya, I La Sarasa anak Pallawa Gauk dari Tompo Tikka menebarkan bertih emas mengayunkan belira keemasan sambil mengucap mantera.Bersamaan semua para aparat kerajaan berganti-ganti naik pada juruk emas sedang Sawerigading naik di puncaknya dikelilingi obor api menyala, bagaikan dewa yang baru turun dari kayangan.

CUT TO.

25. INTERIOR/EXTERIOR –ISTANA SENRIJIWA–SIANG.

(tokoh cerita :SAWERIGADING,I LA GALIGO, LA PALENNARENG,TO SINILELE,TO AMPE MANUQ,LA MASSAGUNI, OPUNNA WADENG, TENRIPEPPANG,TO KELLINGE,WE SENGNGENG RISOMPA, EXTRACT).

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Senngeng Risompa si cantik yang tidak mau kawin, khusyuk berdoa memohon kepada dewa di langit supaya Sawérigading mau memperisterikannya . Dia mengambil selembar sirih, lalu menuliskan cinta berahinya, kemudian mengirim kepada Sawérigading, agar dia rela memperisterikannya. Tunduk tertegun dan tertawa Sawerigading membaca daun sirih itu. Hari ini seharian penuh Sawérigading menerima surat yang sama dari perempuan lain.Sawérigading menjawabnya dengan ucapan yang tak dapat didengar orang lain.

SAWERIGADING(OS)

Engkau cinta kepadaku, saya lebih cinta mendalam dihatiku kepadamu. Hanya sayang sekali, dewa sudah lama sekali
menutup perjodohanku. Andai kata engkau dan aku bertemu sejak dahulu, pada waktu itu aku masih selalu dilanda asmara.Memang di dalam hatiku menggelora walaupun hanya melihat bayanganmu. Di samping itu rupanya hatimu tergoda sekali padaku secara mendalam melalui sudut pandangan pengelihatan
urat-urat matamu. Rupanya engkau menyimpan keinginan yang dapat menjadi penyakit tak terobati atas terkabulnya lagi keinginan rasa hatiku. Hanya aku sampaikan bahwa sudah lampau masa nya keinginanku pada perempuan.

Termenung Senngeng Risompa atas bisikan hati Sawérigading. Matanya masih melotot melihat ketampanan Sawérigading yang ingin sekali menjadi jodohnya. Sawérigading sudah turun dari juruk emas. Makananpun sudah dipersiapkan. Para penyabung mulai makan kemudian turun kegelanggang.

CUT TO.

25. INTERIOR/EXTERIOR –ISTANA SENRIJIWA–SIANG.

(tokoh cerita :I LA GALIGO, EXTRACT).

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

La Galigo pun juga tak berhenti didatangi bisikan hati para gadis pingitan.Sudah banyak bilik perempuan silih berganti dimasuki secara sembunyi.

CUT TO.

25. INTERIOR/EXTERIOR –ISTANA SENRIJIWA–SIANG.

(tokoh cerita :SAWERIGADING,I LA GALIGO, LA PALENNARENG,TO SINILELE,TO AMPE MANUQ,LA MASSAGUNI, OPUNNA WADENG, TENRIPEPPANG,TO KELLINGE, WE TENRIBALI, EXTRACT).

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Bagaikan anak dewa turun dari langit kecantikan cucu Wé Tenrirawé itu. Berpakaian indah semua penghuni istana, anak raja sebayanya, para pelayan pembantunya, inang pengasuh dan orang dalamnya. Bunyi-bunyian dan peralatan bissu mulai memekakkan telinga.Ratusan Puwang Matowa mengiringinya dengan nyanyian bissu, ribuan sebayanya penghuni istana mengiringi dan mendampinginya. Bagaikan saja bulan purnama kecantikannya berjalan diangkatkan ujung sarungnya. Ada yang mengangkatkan tempat sirih, ketur peludahannya. Tiba-tiba tak dapat mengangkat kakinya. Menyanyi-dewalah Tunek Mangkauk, kemudian menyapu badan anaknya sambil menjanjikan hadiah sebuah kampung besar, agar turut naik di Saoturu keemasan tanpa dilihat oleh para tamu undangan.
Tiga kali La Mappanyompa mengucapkan janji hadiah, diangkatlah Tunek Mangkauk oleh Puwang Matowa untuk dinaikkan pada juruk emas, disertai aduan alosu soda tanpa dilihat oleh orang banyak.

CUT TO.

26. INTERIOR/EXTERIOR –ISTANA SENRIJIWA–SIANG.

(tokoh cerita :SAWERIGADING,I LA GALIGO, LA PALENNARENG,TO SINILELE,TO AMPE MANUQ,LA MASSAGUNI, OPUNNA WADENG, TENRIPEPPANG,TO KELLINGE, WE TENRIBALI, EXTRACT).

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

I LA GALIGO :

Wahai Paduka Wé Tenribali, sudilah kiranya paduka We Tenrabali yang cantik dapat keluar menampakkan diri untuk disaksikan oleh orang banyak.Saya akan memberikan hadiah padamu.

SAWERIGADING :

Ananda I Lagaligo, mengapa lagi orang yang akan bersanding
dengan La Tenriliweng itu dipanggil.

WE TENRIBALI :

walaupun tanpa hadiah aku akan keluar juga. Hanya tadi tidak
keluar karena masih ada orang Ruwang Letté yang merasuki Tetapi karena sudah selesai ’’tuppu juruk’’ orang langit itu sudah tak mengikat lagi.

CUT TO.

26. INTERIOR/EXTERIOR –ISTANA SENRIJIWA–SIANG.

(tokoh cerita : WE TENRIBALI,SAWERIGADING,I LA GALIGO, EXTRACT).

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Sementara itu ,Para penghuni bilik sudah berpakaian indah kemudian We Tenribali si tunas mangkauk itu diberi pakaian dan perhiasan ala orang langit. Berangkat keluarlah diiringi oleh dayang-dayang, pelayan dan pengasuhnya.Setelah sampai Wé Tenribali di luar dikelilingi mata memandang. Bagaikan bulan purnama kecantikannya. Dipersilahkan duduk oleh Sawerigading Opunna Warek. I La Lagaligo menyuruh pelayan pembantu memberikan sirih pinang. Ia mempersilahkan We Tenribali menyirih, sambil memberikan hadiah berupa pelayan pembantu untuk dijadikan penghuni dan pendamping di istana. Pamadeng Letté Sawérigading memperhatikannya, bagaikan bentuk badan dan warna kulit I Wé Cudaiq waktu mula sampainya di Latanete.

SAWERIGADING :

Sungguh Luar biasa kecantikan Wé Tenribali. Entah siapa nanti
menjadi jodohnya. Banyak orang cantik di Cina Tetapi sepertinya
lain juga keadaan kecantikan Wé Tenribali.

CUT TO.

27. INTERIOR–ISTANA SENRIJIWA–MALAM.

(tokoh cerita : SAWERIGADING,TO PALENNARENG, EXTRACT).

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Pesta Upacarapun semakin meriah, bunyi gendang berbunyi terus bagaikan mau runtuh Senrijawa karena acara keramaian semalam suntuk. Sawérigading kembali ke istana, dibereskan tempat tidurnya, sekelambu berdua dengan To Palennareng.

TO PALENNARENG :

Kuur jiwamu Dinda Sawerigading Opunna Warek, Semoga
tetap semangat kehiyanganmu. Dinda Sawerigading,ada surat emas datang semalam diantar oleh angin. Rupanya ada tambatan hatimu di tempat ini. Kubaca surat itu, berderai air mataku karena aku mengenang waktu kita masih remaja di Luwu, berjaga-jaga di luar kelambumu.

SAWERIGADING :

Kuur jiwamu kanda Palennareng, Semoga tetap semangat Kehiyanganmu. Diamlah kanda Palennareng, memang Senngeng Risompa ingin sekali kuperisterikan. Menggelegar cinta di Dalam
hatiku juga tetapi bagiku perjodohan itu sudah ditutup mati oleh To Palanroé. Bagiku cinta itu hanya bagaikan bunga layu yang jatuh sudah bersatu dengan tanah.

Sawerigading menatap langit langit bilik peraduan berhayal tentang Sengngeng risompa.

SAWERIGADING :

Kuur jiwa datu itu. Mungkin akan terbuka perjodohannya juga. Mungkin ada Sawérigading lain akan berjodohan dengannya. Sudah dua tiga kali datang suratnya kepadaku melalui angin. Kutanggalkan pontoh emasku dan cincin buatan kehiyanganku dari jari manisku, kuberikan angin Untuk diantarkan kepadanya sebagai penutup malu dan rasa kecewanya. Supaya mereka tidak merasa kecewa karena telah kutolak permintaannya,

TO PALENNARENG :

Maaf dinda Sawerigading kalau saya masih penasaran untuk
menanyakan tentang kecantikan We Tenribali.

SAWERIGADING :

ada tiga ratus datu mangkauk hanya dialah yang paling cantik.
Kecantikannya tak manpu dinda melepaskan pandangan mataku untuk beralih pandangan darinya, tak memuluskan makanan langgar di kerongkonganku, sayangnya I Wé Cudaiq sudah merebut perjodohanku

TO PALENNARENG :

Kanda mempertanyakan lagi apakah We Tenribali tidak bisa meminjamkan lengan tempat berbantalnya I Wé Cudaiq Datunna Cina, betis tampat belitan betisnya supaya dia bisa berjodohan dengan Senngeng Risompa itu.

SAWERIGADING :

KandaTo Palennareng agar berbicara Jangan besar suaranya
nanti didengar angin lalu menyampaikannya pada I Wé Cudaiq
di istana Latanété.

CUT TO.

28. INTERIOR–ISTANA SENRIJIWA–MALAM.

(tokoh cerita : I LA GALIGO , EXTRACT).

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)
Menjelang tengah hari La Galigo dan rombongannya naik di istana untuk menyirih.La Galigo menjumpai surat emas pada tempat sirih orang tuanya.

I LAGALIGO :

Ternyata tiada akhir-akhirnya gelora cinta itu bagi ayahanda Sawerigading. Paduka Tuan kita pun yang sudah tua, bukan lagi
remaja sebagai raja muda, masih menggelora asmaranya dan
dapat melanda gelora asmara cinta perempuan yang melihatnya.

CUT TO.

29. INTERIOR–ISTANA KERAJAAN BOTING LANGIQ–MALAM.

(tokoh cerita : WE TENRIABENG, EXTRACT).

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Angin yang diutus oleh Senngeng Risompa sudah sampai di Boting Langiq, menyampaikan kepada Bissu Rilangi We Tenriabéng bahwa dia telah disuruh oleh Senngeng Risompa mengantar surat cinta kepada Sawérigading.Karena Sawérigading tidak mau, maka putuslah harapan gelora cintanya.

WE TENRIABENG

mungkin besok-besok kalau Sengngeng ri Sompa selalu bertemu dengan Sawerigading, maka Sawérigading akan terlena juga.

CUT TO.

30. INTERIOR–ISTANA LA TANETE DI ALEQ CINA–MALAM.

(tokoh cerita : I LA GALIGO , EXTRACT).

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Wé Tenriabéng menyuruh angin itu ke Cina membohongi We Cudaiq Datunna Cina bahwa Sawérigading sudah kawin di Senrijawa. Anginpun melanglang buana menembus angkasa berangkat ke Cina menyampaikan berita kepada I We Cudaiq bahwa mungkin ada mimpinya semalam. Itu berarti berita penyampaian tentang perkawinan Sawérigading di Senrijawa.

WE CUDAIQ :

Kejadian yang demikian itu tidak usah diherankan. Memang
Sawérigading adalah laki-laki yang selalu didambakan oleh
wanita di mana saja dia berada. Bagaikan mau keluar-lepas
biji mata wanita yang melihatnya. Setiap malam semangatnya datang di pembaringannya dan menyatakan rasa dirinya
bagai makan tidak kenyang, minum tak lepas dahaga tanpa
ada perempuan bersamanya di negeri orang.

CUT TO.

31. INTERIOR–ISTANA KERAJAAN SENRIJAWA–SIANG.

(tokoh cerita : SAWERIGADING,SENGNGENG RISOMPA).

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan sembunyi sembunyi ,Tak lepas sudut mata Sawérigading mencuri pandang kepada Senngeng Risompa. Dalam hatinya mengatakan tidak ada bedanya dengan I Wé Cudaiq. Timbul di dalam hatinya untuk kawin sembunyi secara rahasia. Diambilnya selembar sirih lalu meniupnya, maka jadilah daun sirih itu berbicara bak manusia. Disuruh pergi kepada Senngeng Risompa tanpa dapat dilihat dan didengar oleh orang luar.

SAWERIGADING

Adinda Sengngeng ri Sompa ,aku terpana melihat rupamu
yang menawan,rasanya mau jatuh pingsan melihatmu. Saya
ingin dikasihani agar dapat diterima bayanganku untuk masuk ke dalam bilik adinda Senngeng Risompa, berbaur juga semangatnya kelak kalau berada dalam kelambumu itu. Kiranya adinda Senngeng Risompa dapat menumpangkan aku di tempat tidurmu, meminjam tempat berbaring di bawah bulan puranama yang
menaunginya, dijadikan tamu mulia dalam bilik, saling mengangkat di dalam sarung, satu semangat dan jiwa berdua.

SENGNGENG RISOMPA

bukan begitu yang dinda harapkan. Dinda berkeinginan dilamar dengan baik secara terhormat di kerajaanku. Mohon maaf sebesar-besarnya kalau hal itu tidak diiakan.

CUT TO.

32. INTERIOR–ISTANA KERAJAAN SENRIJAWA–SIANG.

(tokoh cerita : SAWERIGADING,SENGNGENG RISOMPA).

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Daun sirih kembali kepada Sawérigading menyampaikan apa jawaban Senngeng Risompa itu kepadanya. Tertawa saja Sawérigading mendengarnya. Berdiri Sawérigading sambil meninggalkan bayangannya, sedang badannya berjalan tanpa dilihat orang lain pergi duduk di hadapan Daéng Risompa. Sawérigading memijit jari Senngeng Risompa waktu disuguhi sirih, sampai kelihatan pucat marah wajahnya. Sawérigading sudah mengetahui ketidak mauan Senngeng Risompa, karena semua wanita yang dipijit jarinya biasanya tertawa, kecuali dia.

SAWERIGADING :

Saya minta dikasihani utamanya semngat kehiyanganku tercederai. Saya cuma menginginkan naungan kelambu. Jiwaku sudah tergiur atas keelokan paras dinda Senngeng Risompa.

SENGNGENG RISOMPA :

kiranya jangan terkejut hati orang besar junjunganku, tak diperbuat yang demikian, tak tertanam di dalam hati berkasih-kasihan secara sembunyi.Yang diinginkan olehku adalah saling berjodohan disaksikan oleh semua orang banyak. Sayapun tidak menyembunyikan keinginan untuk berjodohan karena kegagahan Sawérigading yang diidamkan, ketampanannya melenakan mataku, saya ingin membanggakan diri kalau dapat berjodohan dengan opu penyabung yang bagaikan sinar matahari cerah kulitnya. Oleh karena kakanda Sawérigading tidak mau membagi cintanya dengan I Wé Cudaiq maka sayapun menyabarkan hati.

(closing dan Illustrasi lagu Theme Song I La Galigo )

CUT TO.

SELESAI.

SKENARIO FILM I LAGALIGO EPISODE XI

Posted May 28, 2015 by SYAHRIAR TATO
Categories: TULISAN POPULAIR

XI.NASKAH SKENARIO FILM SERIAL I LA GALIGO EPISODE 11

( Episode. LAHIRNYA I LA GALIGO )

Naskah/Skenario: Dr.Syahriar Tato.
Supervisi : Prof. Nurhayati Rahman.

(Adabtasi skenario film oleh Dr.SYAHRIAR TATO dari buku LA GALIGO menelusuri jejak warisan sastra dunia Buku I dan II ,dan berbagai sumber tentang I LAGALIGO)

01.BGT.

Opening Cuplikan adegan yang dianggap menarik, menjadi latar belakang nama-nama pekerja film dan artis utama, diiringi lagu Theme Song I La Galigo hingga title selesai.

Fade out.
Fade in.

02. INTERIOR/EXTERIOR –ISTANA MALIMONGANG–SIANG/ MALAM .

(tokoh cerita : SAWERIGADING,WE CIMPAUQ, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Hari berkejaran dengan malam, haripun berganti bulan. Sementara itu, We Cimpauq sudah mulai hamil, Sawerigading Opunna Wareq memutuskan untuk tinggal menemani dan menghibur hati We Cimpauq yang sedang ngidam. Namun We Cimpauq menyarankan untuk kembali menemui We Cudaiq karena khawatir akan kemurkaan We Cudaiq .

CUT TO.

02. INTERIOR–ISTANA LA TANETE–SIANG/ MALAM .

(tokoh cerita : WE CUDAIQ, WE TENRIABANG )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Sementara itu, di istana La Tanete I We Cudaiq tak pernah lagi mau menampakkan wajahnya di beranda istana. Sehari-hari dia hanya bermalas-malasan di tempat tidur, tak ingin makan, tak ingin minum.

WE TENRIABANG :

Kur jiwamu, Paduka Ananda We Cudaiq , semoga Datanglah
semangat kahyanganmu Ananda We Cudaiq, Gerangan apa yang
terjadi padamu,hingga berhari hari ananda tidak keluar bilik dan
hanya bermalas malasan ditempat tidur?

WE CUDAIQ :

Kur jiwamu, Paduka Ibunda We Tenriabang , semoga Datanglah
semangat kahyanganmu, Ibunda datu We Tenriabang, anakda
sangat menginginkan beberapa makanan langka seperti jambu
sereng, bunga tanri, daeko madu, pao bajengki dan banyak lagi
makanan lain yang ananda inginkan.

Tersentak kaget dalam hati We Tenriabang mendengar keinginan anaknya We Cudaiq, karena keinginannya itu seperti keinginan perempuan yang lagi mengidam karena hamil muda.

CUT TO.

03. INTERIOR–ISTANA MALIMONGANG–SIANG.

(tokoh cerita : SAWERIGADING , WE TENRIABANG )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

We Tenriabang tergopoh-gopoh pergi menemui Sawerigading di Mallimongang dan menyampaikan bahwa I We Cudaiq menginginkan beberapa makanan yang biasanya hanya dimiliki oleh orang yang ngidam. Padahal selama ini tak pernah ada laki-laki yang masuk ke istana We Cudaiq Daeng Risompa.

WE TENRIABANG :

Kur jiwamu, Paduka ananda Sawerigading, semoga Datanglah
semangat kahyanganmu, Istrimu We Cudaiq sangat menginginkan
beberapa makanan langka seperti jambu sereng, bunga tanri, daeko madu, pao bajengki dan banyak lagi makanan lain yang ia inginkan.

Mendengar perkataan We Tenriabang mertuanya itu,Sawerigading hanya Tersenyum-senyum saja mendengar itu, lalu menceritakan semuanya tentang perihal hubungannya dengan I We Cudaiq selama ini.

CUT TO.

04. INTERIOR–ISTANA MALIMONGANG–SIANG.

(tokoh cerita : SAWERIGADING , WE TENRIABANG )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan tidak menunggu waktu lama lagi Sawerigading opunna Ware lalu memerintahkan La Dunrung Sereng ,seekor burung sakti untuk mencari buah-buahan yang dibutuhkan oleh I We Cudaiq. Dalam sekejap We Tenriabang kembali ke istana dan membawa aneka macam buah-buahan tersebut.

CUT TO.

05. INTERIOR–ISTANA LA TANETE–SIANG/MALAM.

(tokoh cerita : WE CUDAIQ , WE TENRIABANG,PUANG MATOA )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Hari berganti hari, haripun berganti bulan, Tak berapa kemudian kandungan We Cudaiq pun telah sembilan bulan, masanya untuk melahirkan. Pada suatu malam perut I We Cudaiq pun sudah mulai sakit dan mules, sakitnya luar biasa, tidak normal. Segera Puang Matoa memeriksanya dibalik kerumunan saudara dan para sepupunya. I We Cudaiq membalik tubuhnya ke kanan dan ke kiri bagai tak dapat lagi bernafas sembari menangis dan memohon ampun kepada raja Dewata. la menangis dan memohon untuk dicabut saja nyawa nya daripada menderita hidup di dunia.

CUT TO.

06. INTERIOR–ISTANA LA TANETE–SIANG/MALAM.

(tokoh cerita : WE CUDAIQ , WE TENRIABANG,PUANG MATOA )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dalam keadaan genting seperti itulah Puang Matoa mendengar bisikan suara dari Boting langiq.

PATOTOQE (OS)

Untuk mengatasi masalah ini I We Cudaiq harus meminta maaf
kepada Sawerigading dan I We Cimpau dan kedua orang itulah
yang harus memohon kepada dewa agar I We Cudaiq dapat
dimaafkan. Karena kemarahan para dewa disebabkan oleh
keangkuhan I We Cudaiq yang menghina keturunan dewa. Kalau
keduanya tidak datang, maka akibatnya Ale Cina menjadi hancur
dan seluruh tanah Ugiq akan habis.

CUT TO.

07. INTERIOR–ISTANA LA TANETE–SIANG/MALAM.

(tokoh cerita : WE CUDAIQ ,SAWERIGADING, WE TENRIABANG,PUANG MATOA,LA SATTUNG PUGIQ, DUKUN RAJA )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan tidak menunggu waktu lama lagi, Masalah ini segera disampaikan kepada Sawerigading dan dalam waktu sekejap Sawerigading pun datang dan mengganti pakaiannya. dengan pakaian dewa sembari memegang alat Pacoda dan Lakko. la lalu menengadahkan tangannya ke Boting Langiq dan membalikkan telapak tangannya ke bawah, ke peretiwi, memohon ampun kiranya I We Cudaiq dapat diselamatkan.

Dalam sekejap mata penyakit perut I Cudaiq telah menghilang dan tak lama kemudian meluncurlah keluar bayi di atas tikar keemasan dijemput dan dipangku oleh dukun kerajaan. I We Cudaiq menghempaskan diri lalu berbaring meneteskan air matanya lalu membungkus kaki dan kepalanya dengan sarung.

DUKUN RAJA :

Kur jiwamu, Paduka Ananda We Cudaiq, semoga Datanglah
semangat kahyanganmu Ananda putri We Cudaiq , alat apa yang
hendak dipakai untuk memotong tembuni raja.

WE CUDAIQ :

Potong saja tembuni raja itu dengan bulu dengan beralaskan
keramik tanah. Lalu masukkan ke Dalam lubang besar kemudian
Panggil anjing orang Cina, orang Ugiq, orang Luwuq,Mettang
dan Menrokoli yang tidak teratur ucapannya itu berkumpul.
.
LA SATTUNG PUGIQ :

Kur jiwamu, Paduka Ananda We Cudaiq, semoga Datanglah
semangat kahyanganmu Ananda We Cudaiq ,tempat apa yang
harus ditempati tembuni raja itu.

WE CUDAIQ :

Paduka Ayahanda, Simpan saja di dalam belanga pecah yang
Ditutup dengan daun teratai danau. Setelah itu, belanga pecah
tersebut disimpan di atas rakit dan dihanyutkan di sungai yang
nantinya menjadi mangsa ikan-ikan besar.

LA SATTUNG PUGIQ:

Ampun paduka ananda,Tak henti-hentinya We Cudaiq Memperlihatkan kebodohannya dalam bertutur kata.

CUT TO.

08. INTERIOR–ISTANA LA TANETE–SIANG/MALAM.

(tokoh cerita : WE CUDAIQ ,SAWERIGADING, WE TENRIABANG,PUANG MATOA,LA SATTUNG PUGIQ, DUKUN RAJA )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan berangnya La Sattung Pugiq lalu memerintahkan kepada dukun itu untuk tidak peduli pada apa yang diucapkan oleh sang putri. Sampai-sampai ibunya We Tenriabang menyumpahi putrinya yang tidak punya rasa malu kepada Sang Hyang.Tak jera melakukan kedurhakaan, dan tak merasa tobat akibat kutukan langit yang telah menyiksanya. Sambil membungkuk ibunya menjauh.

WE CUDAIQ :

Aku tak peduli apakah aku menjadi terkutuk atau terhina sekalipun
Pokoknya aku tak mau melihat keturunan orang Luwuq itu disini.
Segeralah engkau wahai Tepperena melaksanakan semua perintahku

Kata kata itu menyayat hati kedua orang tuanya,Bak bara menyala raut wajah La Sattung Mpugiq mendengar ucapan putrinya. Sambil meludah ia mengatakan bahwa dari sepuluh anaknya hanya dialah yang menjatuhkan kehinaan pada keagungannya.

LA SATTUNG MPUGIQ :

Kur jiwamu, Paduka Ananda Sawerigading, semoga Datanglah
semangat kahyanganmu Hai Ananda Sawerigading Opunna Wareq ambillah anakmu itu dan bawalah ke timur di Mario supaya dapat diselimuti kain patila gajang oleh I We Cimpau datunna Lempaq. Aku tak peduli kepada We Cudaiq mau mati atau hidup yang penting cucuku selamat.

CUT TO.

09. INTERIOR/EXTERIOR–MARIO–SIANG/MALAM.

(tokoh cerita : SAWERIGADING, EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan tidak menunggu waktu lama lagi, maka kemudian bayi itu diangkut dengan usungan emas. Belum hancur daun sirih terkunyah, maka sampailah bayi itu di Mario. Dijemput dengan ucapan ‘kur semangat’ oleh penghuni istana. Sayangnya bayi itu tak mau menyusu kepada inang pengasuh, yang silih berganti mengeluarkan air susunya.

CUT TO.

10. INTERIOR/EXTERIOR–MARIO–SIANG/MALAM.

(tokoh cerita : SAWERIGADING,RAJA JAMPU,LA SATTUNG PUGIQ,PANRITA UGIQ, EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dari utusan langit yang dikirim oleh We Tenriabeng diketahui bahwa ia tak mengijinkan keturunannya disusui oleh inang pengasuh yang tidak berasal dari keturunan raja. Panrita Ugiq pun menuju ke barat menyampaikan perihal ini kepada raja Cina. Akhirnya La Sattung pugiq memerintahkan Raja Jampu untuk menjadi inang pengasuh. Alangkah marahnya I We Cudaiq setelah mengetahui.

CUT TO.

11. INTERIOR/EXTERIOR–MARIO–SIANG/MALAM.

(tokoh cerita : ILA GALIGO,EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan bergantinya waktu, hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahunpun berganti tahun. Bayi yang lahir itu makin hari semakin besar yang kemudian lebih dikenal dengan nama I La Galigo. la telah mahir melilitkan pembulang, menangkap ayam sabungan, dan menyabung ayam di atas gelanggang ketika berusia lima tahun.

CUT TO.

12. INTERIOR/EXTERIOR–MARIO–SIANG/MALAM.

(tokoh cerita : ILA GALIGO,EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Sekali waktu upacara maraga-raga I La Galigo dilaksanakan dengan meriah.Seluruh keluarga baik yang ada di daratan maupun yang ada di seberang lautan diundang untuk meramaikan upacara itu. Diantaranya dari Wadeng dan Tompoq Tikkaq.Bukan main banyaknya hadiah yang dipersembahkan kepada I La Galigo . Raja dan kaum bangsawan yang ada di Cina terkejut dan kagum melihat kebesaran raja-raja yang semuanya masih keluarga Sawerigading. Hari yang dinanti-nantikan telah tiba, Segera raga-raga I La Galigo dinaikkan, kakinya diperinjakkan pada tanah Menroja dipertumpukkan pada umpa sekati dan dirimbungkan seluruh daun kayunya. Tak ubahnya akan runtuh sabbang lowing, bagai akan terbelah kota Mario oleh teriakan orang banyak.

CUT TO.

13. INTERIOR/EXTERIOR–MARIO–SIANG/MALAM.

(tokoh cerita : ILA GALIGO,EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

La Galigo tak ubahnya anak dewa yang turun menjelma ke bumi. Ketika upacara sabung ayam di mulai I La Galigo dan Pallawa Gauq, sepupu Sawerigading dari Tompoq Tikkaq berhadapan langsung untuk menyabung ayam. Dalam sekejap ayam Pallawa Gauq menggelepar lalu lari terengah-engah keluar dari gelanggang. Seluruh anak-anak muda sebayanya berteriak di gelanggang, bagaikan bunyi guntur yang membahana. Alangkah bahagianya Sawerigading menyaksikan putranya yang ganteng dan cerdas itu. Keesokan harinya gemparlah negeri Cina mendengar berita tentang kehebatan, kepintaran dan ketampanan I La Galigo.

CUT TO.

14. INTERIOR/EXTERIOR–ISTANA LA TANETE–SIANG/MALAM.

(tokoh cerita : WE CUDAIQ,SAWERIGADING, I LA GALIGO,EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Berita kejantanan dan ketampanan I La Galigo sampai juga ke istana Latanete, Maka ketika itulah I We Cudaiq menyadari tentang kesalahan yang telah dilakukannya selama ini I We Cudaiq segera mendesak orang tuanya untuk mengadakan pesta penyabungan ayam di Aleq Cina dan mengundang I La Galigo untuk datang menyabung ayam. Dan ketika undangan itu sampai Sawerigading segera tertegun dan menjadi ragu. Tentu saja dengan berbagai alasan namun karena desakan I La Galigo, akhirnya keduanya pergi juga menghadiri upacara sabungan ayamnya.

CUT TO.

15. INTERIOR/EXTERIOR–MARIO–SIANG/MALAM.

(tokoh cerita : ILA GALIGO,EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan tak terasa waktu berlalu demikian cepatnya. I La Galigo pun Tumbuh sebagai anak yang dilimpahi kasih sayang berlebihan, I La Galigo sudah jadi terbiasa menyalahgunakan posisinya sebagai pangeran putera mahkota, sebagai keturunan langsung Batara Guru Sang Manusia Pertama dan Datu Patotoqe Yang Maha Kuasa. Jika ia kalah di gelanggang adu ayam, I La Galigo mengingkari kekalahannya lalu meraih senjata dan membunuhi ayam yang menang aduan. I La Galigo adalah si congkak pongah dan angkuh yang menamakan dirinya Raja yang tiada taranya, baik di Kahyangan maupun di Dunia Bawah.Tanpa pandang bulu ia merayu perempuan manapun yang ia sukai, baik yang masih lajang maupun yang sudah bersuami.

CUT TO.

16. INTERIOR/EXTERIOR–MARIO–SIANG/MALAM.

(tokoh cerita : ILA GALIGO,WE TENRIGANGKA,SUAMI WE TENRIGANGKA, EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Cinta terkadang membuat Manusia tidak berpikiran sehat dan wajar lagi. Ketika suatu waktu I La Galigo jatuh cinta pada We Tenrigangka yang sudah bersuami. Untuk mencapai hasratnya itu, I La Galigo merekayasa berita bohong bahwa mertua We Tenrigangka sakit. Suami WeTenrigangka pun berangkat menjenguk orang tuanya,dan I La Galigo pun menggunakan kesempatan itu menyelinap bagai pencuri masuk ke bilik We Tenrigangka ,merampas hati perempuan itu dengan memakai kesaktian pemberian Ayahandanya Sawerigading .
Ketika tidak lama berselang suami We Tenrigangka pulang, I La Galigo pun terpaksa pergi setelah dipaksa oleh We Tenrigangka, agar tidak terjadi keributan, dengan menyamar dalam pakaian perempuan.

CUT TO.

17. INTERIOR/EXTERIOR–MARIO–SIANG/MALAM.

(tokoh cerita : ILA GALIGO,EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Sifat lain yang tidak terpuji selain mencuri dan berdusta I La Galigo banyak melakukan tindakan yang merupakan campuran antara keburukan dan kekanak-kanakan. Bahkan anak dan isterinya La Mappanganro dan Karaeng Tompoq misalnya, mencari perkara kepadanya karena sepak terjangnya yang kurang terpuji.

CUT TO.

18. INTERIOR/EXTERIOR–PERAHU WANGKANG –SIANG/MALAM.

(tokoh cerita :SAWERIGADING, I LA GALIGO,EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Mendengar sifat buruk anaknya I La Galigo yang tidak terpuji itu, Maka Sawerigading pun mengutus I La Galigo kembali berlayar ke Ale Luwuq untuk mengambil peralatan bissu disana. I La Galigo dikawal oleh tujuh puluh pengawal khususnya berlayar menuju Ale Luwuq. Pelayaran I La Galigo dari Negeri Cina menuju Aleq Luwuq sangat cepat dibanding dengan pelayaran Sawerigading dari Aleq Luwuq menuju Negeri Cina. Kalau pelayaran Sawerigading selama berbulan-bulan, maka pelayaran I La Galigo hanya dalam sehari saja. Padahal perahu yang mereka tumpangi sama yaitu Perahu Welenrengnge. I La Galigo meninggalkan Negeri Cina pagi hari dan tiba di Aleq Luwuq pada malam hari.

CUT TO.

19. INTERIOR/EXTERIOR–ISTANA LAKKO MANURUNGNGE RI ALEQ LUWUQ –SIANG/MALAM.

(tokoh cerita : LA PANGORISENG, I LA GALIGO,EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Mendengar kabar kedatangan I La Galigo , maka dengan bergegas La Pangoriseng bersaudara menuju istana Lakko Manurungnge ri Aleq Luwu. Diperintahkannya kepada segenap rakyat untuk berkumpul di depan istana. Setelah seluruhnya berkumpul, mereka kemudian bersama-sama berangkat menuju pelabuhan menjemput I Lagaligo untuk mendarat, menjejakkan kaki dipusat Kerajaan Luwu.Maka dalam sekejap mata saja, Berdatanganlah segenap rakyat di negeri Luwu, memenuhi halaman istana raja Luwu. Rakyat banyak itu riuh rendah, karena bersuka cita atas kedatangan I Lagaligo yang sebentar lagi akan dijemput di muara.

CUT TO.

20. INTERIOR/EXTERIOR–ISTANA LAKKO MANURUNGNGE RI ALEQ LUWUQ –SIANG/MALAM.

(tokoh cerita : LA PANGORISENG, I LA GALIGO, DAYANG, INANG,EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Kerajaan Aleq Luwuq menjadi semarak dan suasana kerajaan menjadi hidup kembali karena kedatangan I La Galigo. Timbullah kembali bersemangat hidup rakyat luwu, karena datangnya putra mahkota I La Galigo Opunna Ware. Lalu tudak berselang lama, tibalah I La Galigo ke istana Lakko Manurungnge. Setelah tiba dilihatnya jamuan lengkap, ditunggui oleh puluhan dayang-dayang Istana.

I LA GALIGO :

Apa gerangan yang telah terjadi wahai para dayang dayang,
sehingga di sini tersedia jamuan lengkap yang kalian tunggui,
padahal tidak ada raja yang saya lihat duduk dihadapan kalian ?”

DAYANG DAYANG :

Kur jiwamu, Paduka tuan, semoga Datanglah semangat
Kahyanganmu. Santapan sehari-hari wahai Paduka yang mulia Untuk Baginda Sawerigading yang pergi berlayar mengasingkan dirinya dinegeri yang jauh. Seorang pula yang telah gaib melayang naik ke Botting-Langiq WeTenriabeng, adik kembar Sawerigading, Kepada mereka berdualah yang disiapkan santapannya.

I LA GALIGO :

Wahai ibunda Inang pengasuh, Kumpulkan segenap dayang-dayang ini wahai Inang. Janganlah kalian menunggui jamuan, padahal di hadapan kalian tidak ada seorangpun raja yang bersantap.”

CUT TO.

21. INTERIOR/EXTERIOR–ISTANA LAKKO MANURUNGNGE RI ALEQ LUWUQ –SIANG/MALAM.

(tokoh cerita : LA PANGORISENG, I LA GALIGO,LA SULOLIPU ,EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan tidak menunggu waktu lama lagi, maka dengan segera I La Galigo meneruskan langkahnya hingga ke ruangan tempat penyimpanan Genrang mpulaweng Manurungnge Mai ri Luwu. Lalu diraihnya Genrang itu, kemudian ditabuhnya bersama-sama dengan La Sulolipu, suara genrangnya bertalu-talu. Tak ubahnya bunyi genrang apabila Sawerigading yang menabuh bersama La Pananrang.

CUT TO.

22. INTERIOR/EXTERIOR–ISTANA LA TANETE DI ALEQ CINA–SIANG/MALAM.

(tokoh cerita : SAWERIGADING,WE CUDAIQ)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Sementara itu di negeri Aleq Cina Sawerigading tidak pernah keluar dari bilik peraduan. Ketika ia melihat istrinya Dalam keadaan sedih, Maka bangkitlah Sawerigading dari tempat tidurnya sambil mendekati We Cudaiq

SAWERIGADING :

Kur jiwamu, Paduka Istriku We Cudaiq ,semoga Datanglah semangat Kahyanganmu, Telah tiba wahai adinda We Cudaiq, putramu I La Galigo di Aleq Luwuq. Kanda dapat mendengarkan bunyi gendangnya sampai kemari.

CUT TO.

23. INTERIOR–ISTANA LAKKO MANURUNGNGE RI ALEQ LUWUQ –SIANG.

(tokoh cerita : BATARA LATTUQ,WE DATU SENGNGENG,I LA GALIGO ,EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Sementara itu di Aleq Luwuq, Batara Lattuq Terbangun Mendengar bunyi tabuhan genrang ,Batara Lattu’ pun menggeliat diatas pembaringannya .

BATARA LATTUQ :

Telah tiba nian putranda Sawerigading di Aleq Luwuq, bermukim di Tanah leluhurnya Wattang mpare sambil menabuh genrang emas mpluaweng manurungnge, datang bersama-sama La Pananrang.

PENGAWAL KERAJAAN :

Ampun Paduka tuanku Batara Lattuq, Konon kabarnya wahai
Paduka yang mulia! Dia adalah putranda dari ananda SawerigadingYang berbalasan dengan putranya La Pananrang menabuh genderang di luar.”

BATARA LATTUQ :

Kalau begitu, Suruhlah ia masuk ke dalam kamarku, agar aku
bertutur sapa dengan bocah itu.”

24. INTERIOR–ISTANA LAKKO MANURUNGNGE RI ALEQ LUWUQ –SIANG.

(tokoh cerita : BATARA LATTUQ,WE DATU SENGNGENG,I LA GALIGO ,EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan tidak menunggu waktu lama lagi, Maka berjalanlah I Lagaligo memasuki kamar kakeknya, Batara Lattu. Iapun menghaturkan sembah sujud sebanyak tiga kali, kemudian mengambil tempat duduk dihadapan Batara Lattuq .

BATARA LATTUQ :

Kur jiwamu, Paduka cucunda, semoga Datanglah semangat
Kahyanganmu.Tinggallah dikau di Luwuq wahai ananda Galigo
menemaniku, selaku pengganti ayahandamu menjadi
Pangeran Mahkota di ibu kota kerajaan Aleq Luwuq.”

Dengan bergegas , tanpa menunggu waktu lama lagi, I La Galigo menghaturkan sembah sujud pada Batara Lattuq.

I LA GALIGO :

Kur jiwamu, Paduka nenenda Batara Lattuq , semoga Datanglah
semangat Kahyanganmu.Tapak tangan hamba hanya sekedar
gumpalan darah, tenggorokan hamba pun tak ubahnya kulit
bawang.Semoga nian hamba tidak kualat Dalam menjawab titah
paduka.Mohon restu paduka yang mulia. Hamba tidak dapat tinggal menetap di Aleq Luwuq ini, sebab adinda We Tenridio sedang terserang penyakit parah. Ia mengidap penyakit yang
menuntut diadakannya upacara tradisi di negeri Aleq Luwuq,
sebagaimana halnya yang pernah dilakukan bagi Baginda Ratu
yang mulia, Mallajangnge ri Kalempi’na Demikianlah wahai Paduka yang mulia, sehingga ayahanda tercinta Sawerigading Opunna Ware menitahkan hamba untuk menjemput Genrang mpulaweng manurungnge di Aleq Luwuq ini.

BATARA LATTUQ :

Kalaupun demikian berangkatlah ke tanah Ugi wahai cucunda
Galigo untuk mengantarkan Genrang pluaweng Manurungnge.
Kelak, setelah selesai penyelenggaraan upacara selamatan bagi
We Tenri Dio, kembalilah kemari untuk menggantikan ayahandamu Sawerigading sebagai penguasa di Wattang mpare.

CUT TO.

25. INTERIOR–ISTANA LAKKO MANURUNGNGE RI ALEQ LUWUQ –SIANG.

(tokoh cerita : BATARA LATTUQ,WE DATU SENGNGENG, I LA GALIGO ,EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Hari berganti hari, hari berganti bulan, Berkisar satu tahun lamanya I Lagaligo tinggal di Luwu menunggui kakek dan ibu-ibu tirinya, barulah I Lagaligo bersama segenap sepupunya dan seluruh pengiringnya berlayar kembali menuju Cina. Diboyonglah Genrang mpulaweng Manurungnge ri Luwu bersamanya.

CUT TO.

26. INTERIOR–ISTANA LA TANETE –SIANG.

(tokoh cerita : WE TENRIDIO, I LA GALIGO ,EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Upacara selamatan We Tenri Dio pun diselenggarakan. Sudah empat puluh hari empat puluh malam lamanya penduduk bergembira ria di Latanete sambil memanggang kerbau. Berdatanganlah segenap sepupu I Lagaligo yang perempuan untuk menyaksikan keramaian di Latanete.

CUT TO.

27. INTERIOR–ISTANA LA TANETE –SIANG.

(tokoh cerita : WE TENRIDIO, I LA GALIGO,I LA SULOLIPU,LA PAWENNARI,SIDA’MANASA,LA PATENRONGI,LA PALLAJARENG, TO BULOE,LA TENRIPALE ,EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Pendopo penuh sesak dengan penduduk yang berdatangan dari seganap penjuru. Tiada terkatakan ramainya suasana di Cina. Para anak-anak Datu yang tujuh puluh orang itu saling bergantian menabuh genderang, sehingga bunyinya pun bertalu-talu tiada hentinya. Tiada sekejappun genderang itu berhenti ditabuh silih berganti. I Lagaligo berpasangan dengan I La Sulolipu, La Pawennari dengan Sida’Manasa To Bulo’E, La Patenrongi dengan I La Pallajareng, dan berpasanganlah La Tenripale To Lamuru’E dengan La Pammusureng. Upacara selamatan pun semakin ramai, Para anak datu yang tujuh puluh orang itu tidak kunjung terlelap.

CUT TO.

28. INTERIOR–ISTANA CINA RILAU –SIANG.

(tokoh cerita : DA’BATANGENG,LA MAKKASAU,IBUNDA RATU,EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Ingin pulalah I Da’Batangeng, Punna Lipu’E Cina Rilau, puteri La Makkasau menyaksikan keramaian di Latanete.

IBUNDA RATU :

Kur jiwamu, Paduka ananda I Da Batangeng , semoga Datanglah
semangat Kahyanganmu. Wahai anada I Da’Batangeng! Janganlah hendaknya anand berkunjung ke Aleq Cina, hanya untuk menyaksikan keramaian di Latanete ,Sinukkerenna I La Galigo dari Luwu, Cobo’-cobonna maccariwakka I La Semmaga, tidak menyegani sesamanya raja, dianggapnya bahwa hanya dirinyalah raja yang berkuasa di kolong langit. Jangan sampai ditahannya usungan tumpanganmu dan tidak dibiarkannya dikau pulang kembali ke negerimu Cina Rilau.

LA MAKKASAU :

Kur jiwamu, Paduka ibundanya I Da Batangeng , semoga Datanglah semangat Kahyanganmu, Mengapakah gerangan wahai ibundanya I Da’Batangeng, maka dikau tidak memperkenankan keinginan putrimu pergi ke Cina untuk menyaksikan keramaian di Latanete. Kalaupun ternyata usungannya ditahan I La Galigo Apakah salahnya jikalau ia
dijodohkan dengan sepupunya itu. Biarlah putri kita pergi ke Cina menyaksikan keramaian di Latanete.”

CUT TO.

29. INTERIOR/EXTERIOR–ISTANA LA TANETE –SIANG.

(tokoh cerita : DA’BATANGENG, I LA GALIGO,I LA SULOLIPU,LA PAWENNARI,SIDA’MANASA,LA PATENRONGI,LA PALLAJARENG, TO BULOE,LA TENRIPALE ,EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan tidak membuang waktu lagi, Maka berdandanlah I Da’Batangeng, bersalin pakaian yang indah lalu berangkatlah menuju Cina Untuk menyaksikan keramaian di Latanete. Hanya dalam sekejap saja maka tibalah usungan yang membawa I Da’Batangeng. Ia lalu turun di depan istana. Ketika itu I La Galigo sedang mengadu ayam di atas arena adu ayam.
Ketika La Galigo menoleh, dilihatnya sepupunya yang sedang turun dari usungan, lalu melangkahkan kaki naik ke istana.

I LA GALIGO :

Siapakah gerangan putri mahkota nan cantik jelita yang barusan tadi tiba dengan usungan ?”

LA PALLAJARENG :

Rupanya dinda Galigo tidak mengenal sepupu kita Punna Lipu’E Cina Rilau. Ia bernama I Da’Batangeng, puteri Baginda La Makkasau.”

CUT TO.

30. EXTERIOR–ISTANA LA TANETE –SIANG.

(tokoh cerita : DA’BATANGENG, I LA GALIGO,I LA SULOLIPU,LA PAWENNARI,SIDA’MANASA,LA PATENRONGI,LA PALLAJARENG, TO BULOE,LA TENRIPALE ,EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Serta merta I La Galigo mencampakkan ayam jagonya lalu bergegas melangkah ke istana untuk menyusul I Da’Batangeng. La Galigo langsung menuju ke atas pelaminan menabuh genderang, berpasangan dengan La Sulolipu. Tabuhan genderangnya berbunyi seperti suara manusia

SUARA GENDRANG

Dahului-dahuluilah si orang Walana itu. Cegat, cegatlah si
orang Solo’. Dahuluilah bersanding di atas pelaminan emas. Sungguh takkan kubiarkan Punna Lipu’E Cina Rilau kembali
kenegerinya. Saya berkeinginan menyandera usungan putri
juwita dari Cina Rilau.”

CUT TO.

31. EXTERIOR–ISTANA LA TANETE –SIANG.

(tokoh cerita : SAWERIGADING,DA’BATANGENG, I LA GALIGO,I LA SULOLIPU,LA PAWENNARI,SIDA’MANASA,LA PATENRONGI,LA PALLAJARENG, TO BULOE,LA TENRIPALE ,EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Bergantian pamandanya menasehati La Galigo, demikian pula ayahandanya turut menasehati.

SAWERIGADING :

janganlah wahai ananda Semmagga engkau menyandera
usungan dari Cina Rilau. Jangan sampai hal itu menurunkan martabat pamandamu La Makkasau. Jikalau susungan putrinya tersandera. Biarkalah sepupumu itu kembali ke kampung halamannya.”

I La Galigo tidak sudi mendengarkan nasehat ayahnya Sawerigading.

I LA GALIGO :

Perkenankanlah wahai ayahanda adindaku I Da’batangeng tetap tinggal di istana Latanete, sementara itu ayahanda mengirimkan utusan untuk meminangnya pada baginda La Makkasau di Cina Rilau.”
SAWERIGADING :

Mengapakah gerangan wahai ananda Galigo engkau berkeinginan menyandera usungan dari Cina Rilau, padahal kita tidak menguasai wilayah kekuasaan pamandamu. Kita tidak dapat memaksakan kehendak sendiri terhadapnya.”

Namun I La Galigo sudah lupa diri, tidak sudi lagi mendengarkan nasehat.

CUT TO.

BERSAMBUNG KE EPISODE XII.

SKENARIO FILM I LA GALIGO EPISODE X

Posted May 28, 2015 by SYAHRIAR TATO
Categories: TULISAN POPULAIR

X.NASKAH SKENARIO FILM SERIAL I LA GALIGO EPISODE 10

( Episode.SAWERIGADING BERBURU CINTA KE NEGERI CINA)

Naskah/Skenario: Dr.Syahriar Tato.
Supervisi : Prof. Nurhayati Rahman.

(Adabtasi skenario film oleh Dr.SYAHRIAR TATO dari buku LA GALIGO menelusuri jejak warisan sastra dunia Buku I dan II ,dan berbagai sumber tentang I LAGALIGO)

01.BGT.

Opening Cuplikan adegan yang dianggap menarik, menjadi latar belakang nama-nama pekerja film dan artis utama, diiringi lagu Theme Song I La Galigo hingga title selesai.

Fade out.
Fade in.

02. INTERIOR/EXTERIOR – PERAHU LA WALENRENG –SIANG/ MALAM .

(tokoh cerita : SAWERIGADING,BATARA LATTUQ,WE NYILIQ TIMOQ,EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Maka segera dimulailah Pelayaran Sawerigading ke daerah Cina, setelah putus hari yang dipilihnya itu hari rabu, hari ke tujuh belas dalam bulan itu setelah selesasi peralatan yang akan dibawahnya itu, turunlah Sawerigading bersama sepupu-sepupunya ditandai oleh orang banyak bangkitlah Sawerigading mengarahkan jiwa dan raganya ,seperti bermunajat ke Boting Langi untuk menyatakan sumpahnya, kehadapan maha Dewa Topalanroe lalu memalingkan pandangan Ketoddang Toja serta mengulurkan kedua tapak tangan mengarah ke peretiwi tempat kedewaan neneknya Sinau Toja.

SAWERIGADING :

Dengarkanlah saya aturkan wahai tuhanku Paduka Dewata.
beginilah sukmaku pilu meratap, hancurlah aku sampai anak cucuku, padam bagai pelita hamburlah bagai tungku. Selanjutnya tak perlulah mendapat fajar harapan hidup untuk anak cucuku, kalau aku pulang kembali ke Wanua Luwu ini,wahai engkau La Welenreng! Berakhirlah engkau berdiri ditempatmu dan akan berakhir juga duduk Ri Mangkauku di Luwu

Seketika itu menangislah orang-orang yang mendengarkan sumpah itu terutama kedua orang tuanya lalu bangkit pulalah Batara Lattu menyampaikan harapan kepada neneknya To Palanroi Ri Boting Langiq

BATARA LATTUQ :

Ampun Tuanku To Palanroi Ri Boting Langiq. Janganlah mendengarkan sumpah orang yang dimabuk angan angan
dan buta mata hatinya. Kalau Anakku dapat Kembali dengan
selamat dan dapat bertahta diatas Singgasana, dibawah naungan Payung Kebesaran Kerajaan Luwuq. Dan Apabila mendapat Kemenangan tanpa sehelaipun rambutnya yang tercabut, Saya akan Mempersembahkan seekor kerbau Cemara yang bertanduk Emas Murni, Sebagai tumbal kepada Maha Dewa.

CUT TO.

03. INTERIOR/EXTERIOR–PERAHU LA WALENRENG–SIANG/ MALAM .

(tokoh cerita : SAWERIGADING,BATARA LATTUQ,WE DATU SENGNGENG, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Turunlah Sawerigading ke perahu La Welenreng dengan lengkap pakaian kerajaan Luwu, di bawah Pajung Pulaweng di arak oleh keluarga istana dan diluarnya yang sama-sama mencucurkan air mata.naiklah Sawerigading, yang langsung merebahkan diri di tengah-tengah ruangan perahu La Welenreng seraya menyelimuti sekujur tubuhnya dengan air mata yang terus menerus mengalir membasahi pipinya. Kemudi-kemudi sudah terpasang, jangkar pun telah dibongkar, layar sudah mulai dikembangkan, bertolaklah La Wakkang Weroe di iringi La Welenreng.

CUT TO.

04. INTERIOR/EXTERIOR–PERAHU LA WALENRENG–SIANG/ MALAM .

(tokoh cerita : SAWERIGADING,BATARA LATTUQ,WE DATU SENGNGENG,LA PANGORISENG, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Batara Lattuq dan Datu Sengngeng kehilangan semangat ,dan sangat sedih seketika . Airmata kedua datu itu mengalir mengiringi kepergian anaknya.

WE DATU SENGNGENG

amasEangnga’ ana’arung maddanrengngE,mutompongengnga’ gajangpulaweng sE’sumange’mu, aja’ kuonro tujumatai lao sompe’na sebbukatikku.
Mati bukanlah apa-apa, dibanding terpisah dengan “sebbukatinna”,buah hatiku tersayang.

Tiada seorangpun yang berani menjawab. Hingga I La Panguriseng membujuknya dengan penuh kesedihan.

BATARA LATTUQ

kurru jiwamu anri pongratu, rini’ sumange’ torilangimu.

CUT TO.

05. INTERIOR/EXTERIOR–PERAHU LA WALENRENG DI MUARA SUNGAI ALEQ CINA–SIANG/ MALAM .

(tokoh cerita : WE DUPPA SUGI,ANCE KULIBA, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Kerajaan Aleq cina Ketika fajar sedang menyingsing. Ketika itu We Duppa Sugi, orang kepercayaan bersama dayang-dayang We Cudaiq yang Iain sedang mandi di tepi sungai. Alangkah terkejutnya ketika dari jauh dia melihat perahu Welenrengnge sedang berlabuh dan Anceq Kuliba hamba dari Sawerigading sedang duduk dikelilingi oleh hamba yang memakai gelang dan keris emas. Ia duduk di bawah pohon Majjempangi dengan bulu kumis dan bulu dada yang sangat panjang dan para dayang-dayang itu menyebutnya sebagai orang Bajo.

CUT TO.

06. INTERIOR/EXTERIOR–ISTANA KERAJAAN DI ALEQ CINA–SIANG

(tokoh cerita : WE CUDAIQ,WE DUPPA SUGI, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo

Para Dayang dayang terkejut melihat orang asing itu. Mereka tak jadi mandi dan tergopoh-gopoh kembali ke Aleq Cinaq dengan hati yang tidak tenteram. We Duppa Sugi segera menyampaikan berita itu kepada dayang-dayang lain yang ada di istana.

WE DUPPA SUGI :

Alangkah terkejutnya kami ketika sedang mandi disungai, Ketika itu dari jauh kami melihat perahu Welenrengnge sedang berlabuh dan orang bajo sedang duduk dikelilingi oleh hamba yang memakai gelang dan keris emas. Ia duduk di bawah pohon Majjempangi dengan bulu kumis dan bulu dada yang sangat panjang .

Tanpa sengaja bisikan We Duppa Sugi tersebut terdengar oleh We Cudaiq, maka ia segera berlari dan menghempaskan diri ke biliknya peraduannya.

CUT TO.

07. INTERIOR–TEMPAT PERADUAN WE CUDAIQ DI ISTANA KERAJAAN DI ALEQ CINA–SIANG/MALAM

(tokoh cerita : WE CUDAIQ,WE TENRIABANG,LA SATTUNG PUGIQ)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo

Hari berganti malam, malampun berganti hari. Tiga hari tiga malam We Cudaiq tak bangun-bangun, kerjanya hanya menangis tanpa makan dan tanpa minum. Bukan main terkejutnya We Tenriabang menyaksikan keadaan anaknya sudah kurus dan pucat pasi layaknya bunga yang sedang layu. Segera ia menyapa sang putri menanyakan apa gerangan menimpanya,

WE TENRIABANG :

Kur jiwamu, Paduka Ananda We Cudaiq , semoga Datanglah
semangat kahyanganmu. Apa gerangan yang terjadi sehingga
badanmu kurus dan mukamu pucat seperti itu?

WE CUDAIQ :

Kur jiwamu, Paduka orang tuaku berdua suami istri, semoga
Datanglah semangat kahyanganmu Tuanku, aku takkan menyembunyikan perasaanku, aku tak ingin menjadi milik orang Luwuq, seketiduran dengan orang Bajo dan satu sarung dengan
orang yang bukan senegeriku: I Mettang, I Menrokoli dari negeri
Selayar itu.

Alangkah terkejutnya We Tenriabang dan La Sattung Pugiq mendengar ucapan putrinya .

WE CUDAIQ :

Orang Bajo itu, yang dipenuhi badannya bulu dan kumisnya
panjang yang dapat membakar seluruh badanriya, apabila berkata- kata ucapannya terputus-putus, tak jelas apa yang diucapkannya, tak terdengar apa yang dibicarakannya.

We Tenriabang dan La Sattung Pugiq hanya bisa berpandang pandangan. Lalu We Tenriabang Berbisik pada suaminya La Sattung Pugiq.

WE TENRIABANG

Paduka Kakanda La Sattung Pugiq, inilah akibatnya mempercayai
ucapan orang lain yang sebenarnya hanyalah cemburu saja pada
sesamanya perempuan .

WE CUDAIQ :

Orang liar itu tak teratur makannya, tak ditenun sarung dan
pakaiannya, tak terlihat asap apinya, tak disaksikan pula tanah tempat kelahirannya, makanan di kampungnya hanyalah ular. Ananda We Cudaiq tak mau dijodohkan dan memilih lebih
baik dibuang di tempat yang jauh.

CUT TO.

08. INTERIOR–TEMPAT PERADUAN WE CUDAIQ DI ISTANA KERAJAAN DI ALEQ CINA–SIANG/MALAM

(tokoh cerita : WE CUDAIQ,WE TENRIABANG,LA SATTUNG PUGIQ)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo

Mendengar perkataan anaknya yang disertai isak tangis itu, Raja Cina, ayah dari sang putri We Cudaiq tak ingin lagi memaksakan kehendaknya. Setelah mendengar ucapan dan pertimbangan dari penasehatnya, maka iapun berkata pada istrinya.

LA SATTUNG PUGIQ :

Kur jiwamu, Paduka Istriku We Tenriabang , semoga Datanglah
semangat kahyanganmu .Dinda We Tenriabang janganlah engkau
memaksakan kemauan kita kepada anak kita. Janganlah kita mau
menyamakan dengan pembantu yang lain yang dapat dipaksa
untuk mengikuti keinginan kita. Sebab apabila dia terus-terusan didalam bilik, tak mau lagi makan, maka ia bisa saja sakit dan akan menderita. Apalagi bila ia tidak lagi menerima ratusan nasar dan ribuan persembahan, itu dapat menyebabkan ia meninggal dunia.

WE TENRIABANG :

Kur jiwamu, Paduka kakanda La Sattung Pugiq, Semoga
Datanglah semangat kahyanganmu. Paduka kakanda, segera
perintahkan To Anaq Kaji memanggil orang banyak untuk segera
mengembalikan harta lamaran pemberian Sawerigading.

Dengan tidak menunggu waktu lama lagi, Maka segera To Anaq Kaji memanggil orang banyak untuk segera mengembalikan harta lamaran pemberian Sawerigading.

CUT TO.

09. INTERIOR–RUMAH PENASEHAT KERAJAAN DI ALEQ CINA–MALAM

(tokoh cerita : LA TENRIRANRENG,LA MAKKASAU,PENASEHAT RAJA )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo

La Tenriranreng dan La Makkasau dua penasehat Raja Cina mcnyampaikan kepada ayahnya (Penasehat),

LA TENRIRANRENG/LA MAKKASAU :

Kur jiwamu, Paduka Ayahanda Penasehat Raja, Semoga Datanglah semangat kahyanganmu, Paduka ayahanda mengembalikan harta orang wangkang itu adalah pantang dilakukan, karena akan mengakibatkanperang besar dan kehancuran negeri. Sudah dipastikan mereka akan mengangkat senjata, kendati hanya angin dari gagang tombak mereka
yang menyentuh kita, akibatnya membawa kematian.

PENASEHAT :

Kur jiwamu, Paduka ananda berdua, Semoga Datanglah semangat kahyanganmu kalau kalian tidak mau membantu berperang, maka kalian aku perintahkan untuk membantu orang wareq itu. Saya berjanji akan membelah-belah perahu dan mengikat orang orang Wangkang.

CUT TO.

10. INTERIOR/EXTERIOR-ISTANAKERAJAAN DI ALEQ CINA–SIANG/MALAM

(tokoh cerita : LA PANANRANG,SAWERIGADING,EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo

Malam melingkupi kerajaan Aleq linioq, bintang bintang sepertinya malas memancarkan kerlipnya, malampun gelap tanpa rembulan. Sementara itu Sawerigading mendengar harta lamaran Dikembalikan, luluh lantaklah perasaan dan seluruh harapan dalam hatinya. Bahkan berita terakhir yang di dengar dari La Pananrang, sang penasehatnya, bahwa harta yang diangkut selama tiga bulan menuju calon mempelai, pengembaliannya hanya sehari saja. Itu menandakan bahwa tidak seluruh harta yang dibawa semuanya dikembalikan.

Bukan main geramnya hati Sawerigading, dan memerintahkan Untuk memukul gendrang manurung sebagai maklumat perang. Layaknya dalam tradisi perang sebelum para pasukan berkelebat ke tengah-tengah musuh, maka mereka mengucapkan ikrar sumpah perang yang isinya akan mengerahkan seluruh tenaga dan rela mati demi kemenangan. Perlahan-lahan para laskar perang yang berani mati itu berkelebat sambil memegang panji-panji perang mereka masing-masing layaknya hutan lebat yang rapat .

CUT TO.

11. INTERIOR/EXTERIOR-ISTANAKERAJAAN DI ALEQ CINA–SIANG/MALAM

(tokoh cerita : LA PANANRANG,SAWERIGADING,WE CUDAIQ, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo

Di kerajaan Aleq cina perang mulai berkecamuk. Perang tak bisa lagi terhindari , langsung saja pecah membahana, bergantian mereka maju mundur dan ternyata para pasukan We Cudaiq tak sanggup menahan gempuran lawannya. Akhirnya mereka menyerah. Panglima perang Aleq Cina, serta kedua orang tua asuh We Cudaiq dan ratusan pasukannya meninggal. Orang-orang perahu mengamuk dan membakar rumah-rumah penduduk di mana asapnya mengepul ke angkasa dan perlahan-lahan mendekati istana dan terlihat jelas dari istana La Tanete.

CUT TO.

12. INTERIOR/EXTERIOR-ISTANA KERAJAAN DI ALEQ CINA–SIANG/MALAM

(tokoh cerita : WE TENRIESANG,WE CUDAIQ ,EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo

Dengan bergegas We Tenriesang saudara We Cudaiq berseru sembari menasehati adiknya supaya segera membuka iendela dan menyaksikan kobaran api akibat ulah orang Wareq.

WE TENRIESANG :

Kur jiwamu, Paduka adinda We Cudaiq , Semoga Datanglah semangat Kahyanganmu, Duhai adikku Daeng Risompa, tidurkah engkau, maka aku membangunkanmu, terbangunkah engkau, maka saksikanlah kepulan asap api itu. Asapnya sudah mengepul di istana orang tua kita. Akibat kobaran api yang menyala itu seluruh pasukan andalan orang tua kita sudah menyerah kepada orang wareq dan menyatakan diri kalah.
Lihatlah Paduka Adinda. Bagaikan air bah yang membanjir, linangan air mata orang yang kalah itu mengalir terus masuk ke pekarangan. Saudara kita La Tenriranreng dan La Makkasau telah menyerah dan menggabungkan panji perangnya dengan penghuni wangkang itu. Dia pulalah yang telah membongkar benteng perisai di Aleq Cina. Kita tak punya lagi sandaran hidup, semua saudara kita telah menyerah kepada mereka. Duhai adikku We Cudaiq bangunlah, agar engkau dapat menyaksikannya sendiri tak ada lagi tempat yang tak diduduki oleh lawan yang ribuan jumlahnya, termasuk di dalam rumah-rumah kecil penduduk kampung di Aleq Cina, panglima perang kita ikut tewas. Karena itu bangunlah engkau We Cudaiq Adikku. Tenangkanlah hatimu dan pasrahlah untuk dikawini oleh orang yang berperahu emas itu Semoga Sawerigading mau mengampuni kita, mau menghentikan
kobaran apinya, dan menenangkan para prajuritnya.

WE CUDAIQ :

Kur jiwamu, Paduka kakanda We Tenriesang, Semoga Datanglah
semangat kahyanganmu, Duhai Paduka kakanda We Tenriesang
biarkanlah semua orang Ugiq dan orang Cina habis, tak kupeduli tanah Ugiq dan negeri Aleq Cina berakhir riwayatnya. Sedikitpun tak akan Menggoyahkan keputusanku, tak akan beralih pendirianku dan tetap menolak untuk ditiduri dan diselimuti oleh orang Luwuq yang bukan sesamaku.

WE TENRIESANG :

Paduka adinda We Cudaiq, Celaka benar engkau, Cudaiq! Engkau muntahkan seluruh kenikmatan hidupmu, engkau relakan Sebagai
rampasan dan tawanan perang, lalu dijadikan pelayan yang Mengatur makanan dan tempat tidur. Engkau akan dibawa berlayar dengan orang yang berperahu emas itu, menuju ke negerinya Aleq luwuq.

WE CUDAIQ :

Dengarlah kataku, Paduka kakanda We Tenriesang! Jika engkau yang menginginkan orang Luwuq itu, maka engkau sajalah yang kawin dengan Mettang dan Menrokoli itu.Apabila rumah tanggamu telah baik maka tinggalkanlah suamimu itu.Kelak apabila perkawinannmu telah baik maka pilihlah malam tertentu untuk pindah ke tempat orang Wangkang itu Apabila harta bendanva yang kau inginkan maka Janganlah aku ini adindamu yang engkau susahkan.

CUT TO.

13.EXTERIOR-ISTANA KERAJAAN DI ALEQ CINA–SIANG.

(tokoh cerita : SAWERIGADING,LA PANANRANG ,EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Sementara itu pasukan Sawerigading meringsek masuk mendekati istana Maka terdengarlah gemuruh Pasukan Sawerigading yang telah meringsek masuk ke Cina Timur untuk meruntuhkan benteng. Di sana-sini masih terlihat pertarungan para pemberani yang saling memperagakan kerisnya, saling bergumul, beradu dada, lalu saling menggulingkan dengan lengkungan keris para remaja tanggung yang pemberani itu. Perisai emas perlindungan para juak beradu bagai kerbau yang saling bertandukkan. Di sana-sini mayat bergelimpangan orang-orang yang tertetak, dan yang luka parah, darahnya membanjir menyilaukan mata. Maka para pasukan orang Ugiq dan orang Cina lari tunggang-langgang yang diburu masuk sampai ke kampungnya.

Perang semakin berkecamuk. La Pananrang telah menjinjing kepala musuh dan Cina Timur sudah terbakar. Hal ini dilakukan agar nyalanya merembes masuk ke istana La Tanete. Dengan begitu ia dapat merampas istri dan anak-anak La Sattung Pugiq, Raja Cina, yang tentu saja yang paling diharapkan adalah menyaksikan wajah cantik sang Putri, I We Cudaiq.

CUT TO.

14.EXTERIOR-ISTANA KERAJAAN DI ALEQ CINA–SIANG.

(tokoh cerita : SAWERIGADING,LA PANANRANG,TO SULOLIPU, ,EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Meskipun demikian. Untuk menunjukkan kebesaran dan keagungannya, Sawerigading mengingatkan pengawalnya To Sulo Lipu, jangan sampai api itu merembes masuk ke istana La Tanete yang dapat mengejutkan We Cudaiq yang berakibat dia sakit. Karena kalau hal itu sampai terjadi maka sia-sialah pelayaran mereka, meninggalkan jauh tanah leluhurnya, membuat yatim kedua orang tuanya. Dan meninggalkan seluruh kenikmatan istana dan ketinggian derajatnya. Sawerigading berharap kapan saja We Cudaiq luluh hatinya ia tetap setia menunggunya.

Namun nasihat itu terlambat datangnya, Nasehat itu bagai angin lalu saja. Peperangan sudah terlanjur bagaikan meruntuhkan seluruh langit akibat terkena lontaran layangan tombak. Di tengah-tengah kecamuk peperangan itu, La Pananrang berseru agar We Cudaiq segera membuka jendela untuk menyaksikan orang Luwuq dan orang Wareq, orang yang selalu dihinanya, kumisnya dapat diikat, bulu dadanya dapat dijadikan bahan bakar, makannya pada malam hari seperti kalong dan hanya makan ular di kampungnya.

LA PANANRANG :

Wahai Putri We Cudaiq, keluarlah dari bilik peraduanmu, atau segera saja kau membuka jendela untuk menyaksikan orang Luwuq dan orang Wareq ini, orang yang selalu kau hinakan,kau selalu menghina dan mengatakan kumisnya dapat diikat, bulu dadanya dapat dijadikan bahan bakar, makannya pada malam hari seperti kalong dan hanya makan ular di kampungnya.

CUT TO.

15.EXTERIOR-ISTANA KERAJAAN DI ALEQ CINA–SIANG.

(tokoh cerita : SAWERIGADING,LA PANANRANG,WE TENRIABANG,WE CUDAIQ ,EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Mendengar seruan itu, maka dengan bergegas We Tenriabang mengingatkan anaknya We Cudaiq untuk segera membukakan jendela dan menyaksikan darah yang sedang membanjir. Ia menyarankan untuk menyerah dan mau menerima saja lamaran orang yang berperahu emas itu.

WE TENRIABANG :

Kur jiwamu, Paduka ananda We Cudaiq , Semoga Datanglah
semangat kahyanganmu, Paduka ananda, segeralah engkau membuka jendela dan menyaksikan darah yang sedang membanjir. Paduka ananda We Cudaiq, ibunda menyarankan paduka ananda untuk menyerah dan mau menerima lamaran orang besar yang berperahu emas itu.

Namun ucapan orang tuanya itu sedikitpun tak membuat hati We Cudaiq bergeming, ia tak bergerak dan mengeluarkan sepatah kata pun. Seluruh penghuni istana bertangisan sembari berdiri dan berseru kepada We Cudaiq agar segera turun saja ke gelanggang untuk berperang melawan mereka. Karena konsekwensinya bila tidak mau dinikahi, maka ia harus melawan mereka habis-habisan. Namun We Cudaiq tiada menjawab sepatah kata pun seruan saudara-sauadaranya.

Dengan bergegas, Para penghuni istana itu kembali mengalihkan seruannya kepada We Tenriabang, Ibu We Cudaiq, agar supaya sudilah mengulurkan tangannya untuk memberikan sesembahan kepada orang Luwuq sebagai pembeli tanah di Aleq Cina, sebab dialah yang selalu memanjakan putrinya yang mengakibatkan hancurnya tanah Ugiq.

CUT TO.

16.EXTERIOR-ISTANA KERAJAAN DI ALEQ CINA–SIANG.

(tokoh cerita : SAWERIGADING,WE TENRIABANG,TO SULOLIPU,EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan tidak membuang waktu lama lagi, We Tenriabang pun tergopoh-gopoh menghadap Sawerigading dan memohon kiranya sudi mengambil harta sebagai tumbal untuk menghentikan kobaran apinya dan memundurkan pasukannya. la menyatakan tanah Ugiq telah tunduk dan menyerah tanpa syarat.

WE TENRIABANG :

Kur jiwamu, Paduka ananda Sawerigading , Semoga Datanglah
semangat kahyanganmu, Paduka ananda, sudilah kiranya ananda
mengambil harta sebagai tumbal untuk menghentikan kobaran api dan memundurkan pasukan ananda.Kerajaan Aleq cina menyatakan tanahUgiq telah tunduk dan menyerah tanpa syarat.

Sawerigading tertegun, diam tanpa kata. Lama baru dia berseru kepada To Sulo Lipu dan menyatakan pendapatnya tentang hal ini. Sebab ia tak ingin memaksakan kehendaknya. la tak ingin kelak keturunannya mewarisi kehinaan di La Tanete, karena kelak keturunannya akan mengetahui bahwa ia adalah hasil perkawinan yang diakibatkan oleh rampasan perang.

CUT TO.

17.INTERIOR-ISTANA KERAJAAN DI ALEQ CINA–SIANG.

(tokoh cerita :WE CUDAIQ,TO APPAANYOMPA,LA TENRIRANRENG,LA MAKKASAU. )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Sementara itu saudara saudara We Cudaiq Melakukan perundingan. Maka sepakatlah To Ampanyompa, La Tenriranreng dan La Makkasau, ketiga-tiganya adalah saudara laki-laki We Cudaiq, untuk segera naik ke istana agar dapat menasehati adiknya We Cudaiq. Mereka berharap pikiran dan perasaan We Cudaiq dapat berubah. Namun apa jawaban sang putri, ditengah-tengah isapan tangisnya

WE CUDAIQ :

Kur jiwamu, Paduka kakanda tiga bersaudara, Semoga Datanglah
semangat kahyanganmu, Aku akan menerima usulmu duhai kakakku dengan syarat La Tuppu Cina dan La Tuppu Gellang, orang tua pengasuhku dapat dihidupkan kembali. Aku juga minta supaya dapat dihidupkan semua para pasukan andalan orang tuaku.

Mendengar perkataan adiknya We Cudaiq, Bukan main marahnya saudara laki-laki We Cudaiq mendengar permintaan yang tidak masuk di akal itu. Ketiganya meludah sembari bergumam .

LA TENRIRANRENG

Kur jiwamu, Paduka adinda We Cudaiq , Semoga Datanglah
semangat kahyanganmu, We Cudaiq adikku, Engkau akan hancur
kalau sombong dan tinggi hati seperti itu.

CUT TO.

18.INTERIOR-ISTANA KERAJAAN DI ALEQ CINA–SIANG.

(tokoh cerita :SAWERIGADING,TO APPAANYOMPA,LA TENRIRANRENG,LA MAKKASAU. )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan berat hati mereka menyampaikan kembali seluruh ucapan We Cudaiq itu ke Sawerigading, Sawerigading memerintahkan saudara-saudara I We Cudaiq untuk menyampaikan ke We Cudaiq apakah kalau dikabulkan masih ada tambahan syarat yang lain.

CUT TO.

19.INTERIOR-ISTANA KERAJAAN DI ALEQ CINA–SIANG.

(tokoh cerita :WE CUDAIQ ,TO APPAANYOMPA,LA TENRIRANRENG,LA MAKKASAU. )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Kembali saudara-saudara We Cudaiq menemui adiknya dan menyampaikan pesan-pesan Opunna Wareq. Maka ketika itulah I We Cudaiq telah luluh hatinya dan bersedia menerima sebagai pendampingnya.

WE CUDAIQ :

Paduka kakanda bertiga, Saya akan menerima Sawerigading Sebagai Suamiku,Tapi dengan berbagai persyaratan tambahan antara lain Setelah Sawerigading kelak menjadi suamiku, Sawerigading hanya boleh datang pada malam hari dan tidak boleh tinggal sampai siang. Perkawinan tidak boleh diupacarakan. Apabila tengah malam dia sudah harus kembali, obor dan pelita dimatikan dan tanpa diiringi alat upacara kerajaan.Tak dituntun alat Lawolo serta tak disambut oleh Puang Matoa.Tak diperkenankan tangannya menjemput pada tempat tempayan emas dan kawin resmi, Tujuh susun dinding bilik yang ditempati ditutup, palangnya di dalam dan dijaga ketat oleh pelayan.Tujuh susun kelambu tempatnya tidur yang telah dijahit pada bagian
bawahnya. Ujung sarungnya harus dijahit, penutup kepalanya harus diikat serta bajunya terdiri dari tujuh lapis pula.

CUT TO.

20.EXTERIOR-ISTANA KERAJAAN DI ALEQ CINA–SIANG.

(tokoh cerita :SAWERIGADING ,TO APPAANYOMPA,LA TENRIRANRENG,LA MAKKASAU.PANRITA UGIQ,JEMMUQ RI CINA,TO AMPE MANUQ )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Mendengar perkataan We Cudaiq, Bukan main pusingnya La Tenriranreng dan La Makkasau mendengar permintaan adiknya yang tak pernah ada selesai-selesainya. Hal ini ia serahkan sepenuhnya kepada Sawerigading untuk memutuskan apa yang terbaik bagi dirinya.

Dengan tidak membuang waktu lagi, segera Sawerigading memerintahkan Panrita Ugiq dan Jemmuq ri Cina untuk mengumpulkan dan menghidupkan kembali mayat-mayat pasukan dan or-ang tua asuh We Cudaiq.

SAWERIGADING :

Kur jiwamu, Paduka Panrita Ugiq dan Jemmuq ri Cina, Semoga Datanglah semangat kahyanganmu, Panrita Ugiq dan Jemmuq ri
Cina , segeralah untuk mengumpulkan dan menghidupkan kembali
mayat-mayat pasukan dan orang tua asuh We Cudaiq.

To Ampe Manuq dan Panrita Ugiq tidak senang dengan kejadian ini. Dia menganggap bahwa secara fisik ia sudah menang dalam perang, tetapi secara politik sebenarnya sudah kalah.

CUT TO.

21.EXTERIOR-ISTANA KERAJAAN DI ALEQ CINA–SIANG.

(tokoh cerita :SAWERIGADING ,LA PANANRANG )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Melihat pembangkangan saudara mereka To Ampe Manuq dan Panrita Ugiq, Akhirnya La Pananrang mengusulkan supaya Sawerigading segera naik ke Boting Langiq untuk mengadukan peristiwa ini kepada saudara kembarnya We Tenriabeng.

LA PANANRANG :

Kur jiwamu, Paduka adinda Sawerigading, Semoga Datanglah
semangat kahyanganmu, Sebaiknya Paduka Sawerigading naik ke
Boting Langiq Untuk meminta pertimbangan cara penyelesaiannya
pada saudara kembar emas paduka I We Tenriabeng?

CUT TO.

22.EXTERIOR-ISTANA KERAJAAN BOTING LANGIQ–SIANG.

(tokoh cerita :SAWERIGADING,WE TENRIABENG )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan tidak menunggu waktu lagi Sawerigading segera naik ke Boting langiq Untuk meminta nasehat pada Saudaranya We Tenriabeng.

WE TENRIABENG ;

Kur jiwamu, Paduka kakanda Sawerigading, Semoga Datanglah
semangat kahyanganmu, Sawerigading saudaraku, kembalilah ke
bumi Aleq Linoq,Kelak akan menyusul petunjuk cara Penyelesaian
masalahmu di Aleq Linoq.

CUT TO.

23.INTERIOR-EXTERIOR-ISTANA KERAJAAN DI ALEQ CINA–SIANG.

(tokoh cerita : WE CUDAIQ,EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Bersamaan dengan naiknya Sawerigading ke Boting Langiq, maka I We Cudaiq pun memerintahkan kepada pengawal istana untuk membuat dinding bilik tujuh lapis yang dilengkapi dengan palang yang kuat di istana La Tanete.

CUT TO.

24.INTERIOR-EXTERIOR-ISTANA KERAJAAN DI ALEQ CINA–MALAM HARI.

(tokoh cerita : WE CUDAIQ,SAWERIGADING,MIKO MIKO, MEONG MPALOE )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Malam meranggas di aleq cina, angin malam yang dingin membuat pepohonan seperti menggigil kedinginan. Sementara itu ditempat lain, Sawerigading sedang tidur nyenyak. Dalam tidurnya itulah tiba-tiba angin menarik-narik ujung sarungnya sebagai isyarat untuk membangunkannya. Angin tersebut menyampaikan kepada Sawerigading untuk tidak ragu dan akan menuntunnya masuk ke istana LaTanete.

Dengan bergegas, Maka Sawerigading pun bangun diantar oleh angin menuju ke layangan puncak istana dan didapatinya seekor kucing Miko-miko yang ekornya menyala bagaikan obor.

MIKO MIKO :

Kur jiwamu Paduka tuan, semoga Datanglah semangat Kahyanganmu, Engkaukah gerangan yang bernama
Sawerigading Opunna Wareq itu?

SAWERIGADING :

Benar, akulah Sawerigading. Si celaka namaku, si nasib buruk
gelarku. Kutinggalkan semua kekuasaanku dan ketinggian
derajatku demi Untuk melayari pujaaan hatiku di La Tanete.

MEONG MPALOE / MIKO MIKO :

kur semangat jiwamu, semoga abadi semangat khayanganmu tunas dewa yang menjelma di Aleq Linoq, Kami siap mengantarmu masuk ke bilik We Cudaiq Daeng Risompa.

Dengan tidak menunggu waktu lama lagi, Kucing Meong Mpalo dan Miko-miko yang telah bersepakat untuk mengantar dan menuntun Sawerigading masuk ke bilik We Cudaiq. Dia perintahkan kepada Sawerigading untuk mengikuti kemana arah Meong Mpaloe berjalan di situlah ia ikut. Kucing Miko-moko berjalan di depan untuk menerangi arah kamar dan Meong Mpaloe di belakangnya.

CUT TO.

25.INTERIOR-ISTANA KERAJAAN DI ALEQ CINA–MALAM HARI.

(tokoh cerita : WE CUDAIQ,SAWERIGADING,MIKO MIKO, MEONG MPALOE )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dalam sekejab saja, Akhirnya sampailah juga kucing Miko-miko, Meong Mpaloe dan Sawerigading di samping We Cudaiq .Sawerigading naik ke peraduan, sembari tangannya memeluk I We Cudaiq, didapatinya ujung sarungnya telah dijahit.

WE CUDAIQ :

Keberanian apa yang merasuk jiwamu hingga engkau seberani
ini? Siapa gerangan pembantu yang tak takut mati, berani berbaring bersamaku disini?

SAWERIGADING :

Kur jiwamu, Paduka Adinda We Cudaiq , semoga Datanglah semangat kahyanganmu, Duhai adikku We Cudaiq, aku bukanlah
pembantu,tapi aku adalah Sawerigading To Appanyompa.

Alangkah terekejutnya We Cudaiq. Dengan sombong We Cudaiq berpaling memunggungi suaminya Sawerigading To Appanyompa.

WE CUDAIQ :

Aku tak mau dan tidak berkeinginan sesarung dengan orang
jelek sepertimu.

SAWERIGADING :

Paduka adinda Istriku, Tak henti-hentinya Engkau menolak aku,
padahal aku telah menjadi Suamimu yang sedarah titisan Dewa dari Boting Langiq.

CUT TO.

26.INTERIOR-ISTANA KERAJAAN DI ALEQ CINA–PAGI HARI.

(tokoh cerita : LA SULOLIPU, RAJA CINA,EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Fajar telah menyingsing disertai kokok ayam bersahut-sahutan, Keesokan harinya ketika pagi-pagi buta La Sulo Lipu diiringi dengan upacara kebesaran tiba di istana La Tanete. la menyampaikan kepada raja bahwa Sawerigading telah diantar oleh angin malam dan menuju bilik We Cudaiq. Kedatangannva kemari adalah untuk menjemput Sawerigading

CUT TO.

27.INTERIOR-ISTANA KERAJAAN DI ALEQ CINA–MALAM.

(tokoh cerita : SAWERIGADING,WE CUDAIQ )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Sampai tujuh malam lamanya Sawerigading Opunna Wareq diantar oleh angin untuk melaksanakan perkawinan Botting Rarenring di atas angin ,seluruh harta telah diserahkan sebagai hadiah kepada sang putri We Cudaiq, namun jangankan untuk menyentuhnya melihat wajahnya pun tak pernah.

CUT TO.

28.INTERIOR-ISTANA KERAJAAN BOTING LANGIQ–MALAM.

(tokoh cerita : WE TENRIABENG )
(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Di Kerajaan boting Langiq, We Tenriabeng atau biasa juga disebut Bissu ri Langiq mengetahui keadaan saudara kembarnya Sawerigading di bumi Aleq Linoq yang tidak diperdulikan oleh istrinya We Cudaiq, maka ia segera mengirimkan istana yang bernama Malimongang. Namun pikiran dan perasaan I We Cudaiq tak pernah bergeming sekalipun istana Mallimongan telah ditempati bertahta oleh Sawerigading.

CUT TO.

29.INTERIOR-ISTANA KERAJAAN DI ALEQ CINA–MALAM.

(tokoh cerita : SAWERIGADING,RAJA CINA,WE TENRIABANG,I WE CIMPAUQ, EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Akhirnya atas saran orang tua I We Cudaiq, maka Sawerigading pun lalu mengawani I We Cimpau sebagai jeda untuk menunggu perubahan kerasnya hati I We Cudaiq.

CUT TO.

30.INTERIOR-ISTANA KERAJAAN DI ALEQ CINA–SIANG.

(tokoh cerita : WE CUDAIQ,EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Sementara itu di istana La Tanete gosip mulai menjalar di sekitar dayang-dayang. Sekali waktu seorang dayang meyebar gossip.

DAYANG DAYANG :

Sejak Sawerigading kawin dengan I We Cimpauq, maka sudah
sekian pula lamanya dia tak pernah hadir dan tidur di bilik We Cudaiq Daeng Risompa.

Mendengar gossip dayang dayang itu, terbakar hati putri cina itu. marahlah I We Cudaiq dan membentak pelayannya agar tidak mengulang-ulang lagi ucapannya itu

WE CUDAIQ :

Hai dayang dayang, Jangan kau mengulang ulang perkataanmu
itu. Karena kalau sampai kedengaran oleh angin dan dibawahnya
masuk ke dalam wangkang itu, maka tentulah orang Luwuq itu bangga karena ia menjadi perbincangan di istana La Tanete.

CUT TO.

31.INTERIOR-ISTANA MALIMONGAN DI ALEQ CINA–SIANG.

(tokoh cerita : WE CIMPAUQ,SAWERIGADING, )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Sementara itu di istana Mallimogang, Sawerigading telah menemukan semangat hidupnya yang dulu telah padam dan kini bergolak lagi bersama I We Cimpau. Namun tanpa sengaja di suatu malam yang kelam, angin datang membangunkan Sawergading Opunna Wareq, ia menyampaikan pesan saudara kembarnya dari Boting Langiq untuk segera dapat mewujudkan harapannya hidup bersama We Cudaiq Daeng Risompa. Karena itulah yang menjadi tujuan pelayarannya, bukan I We Cimpau.

CUT TO.

32.INTERIOR-ISTANA LA TANETE DI ALEQ CINA–SIANG.

(tokoh cerita : WE CUDAIQ,SAWERIGADING, )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan tak menunggu waktu lama lagi , Malam itu juga Sawerigading lalu bergegas menuju istana La Tanete dituntun oleh angin. la langsung masuk ke bilik I We Cudaiq. Namun ketika itu, I WeCudaiq benar-benar dalam keadaan lengah dan tidak dalam siaga. Sarungnya sudah tidak terjahit, pintu kamarnya tidak terkunci. Maka dengan leluasa Sawerigading merayu I We Cudaiq. Dengan seribu satu macam kata-kata manis serta janji untuk memberikan beberapa hadiah.

Salah satu diantaranya adalah hadiah Oro Sada yang berkepala dua dan bertolak belakang ujung dahinya. Alangkah gelinya perasaan I We Cudaiq mendengar janji itu, maka tanpa sengaja ia berpaling dan bertemu pandang dengan Sawerigading. Bukan main terkejutnya I We Cudaiq melihat ketampanan suaminya, ia terpana dan terpaku tak menyangka kalau suaminya ternyata tampan.

WE CUDAIQ :

Benar juga apa kata ibuku, bahwa gunjingan tentang pria jelek yang ada di atas perahu wangkang tidaklah benar, itu hanya ucapan dari orang yang cemburu.

CUT TO.

33.INTERIOR-ISTANA LA TANETE DI ALEQ CINA–SIANG.

(tokoh cerita : WE CUDAIQ,SAWERIGADING, )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Sejak malam itu hubungan kedua suami istri itu kian hari kian menjadi akrab. Tiap malam Sawerigading datang ke biliknya dan pagi-pagi ia pulang. Itu berlangsung selama berhari-hari, karena itulah permintaan dari sang putri We Cudaiq. Lama-lama Sawerigading Opunna Wareq sudah mulai bosan dengan keadaan seperti ini, ia ingin agar keberadaarmya di La Tanete dapat juga disaksikan oleh orang banyak dan diakui sebagai suami putri I We Cudaiq. Lalu dia menyampaikan niatnya ini kepada We Cudaiq Opu Daeng Risompa, namun I We Cudaiq betul-betul merasa belum siap, ia merasa malu atas ucapan dan tindakannya kepada Sawerigading Opunna Wareq duiu, yang dengan keangkuhannya tidak memungkinkannya tinggal dan sesarung dengan dirinya. Dia memohon pada suaminya diberi waktu untuk itu.

CUT TO. BERSAMBUNG KE EPISODE XI.

SKENARIO FILM I LAGALIGO EPISODE IX

Posted May 28, 2015 by SYAHRIAR TATO
Categories: TULISAN POPULAIR

IX.NASKAH SKENARIO FILM SERIAL I LA GALIGO EPISODE 9

( Episode. LAHIRNYA ANAK KEMBAR EMAS)

Naskah/Skenario: Dr.Syahriar Tato.
Supervisi : Prof. Nurhayati Rahman.

(Adabtasi skenario film oleh Dr.SYAHRIAR TATO dari buku LA GALIGO menelusuri jejak warisan sastra dunia Buku I dan II ,dan berbagai sumber tentang I LAGALIGO)

01.BGT.

Opening Cuplikan adegan yang dianggap menarik, menjadi latar belakang nama-nama pekerja film dan artis utama, diiringi lagu Theme Song I La Galigo hingga title selesai.

Fade out.
Fade in.

02. INTERIOR/EXTERIOR – PERAHU WANGKANG – MALAM .

(tokoh cerita : WE DATU SENGNGENG)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

We Datu Sengngeng bermimpi menyaksikan dirinya naik perahu di laut lalu diturunkan kepadanya bakul emas diulur melalui gelang emas,gantungannya adalah pelangi,dan isinya adalah sebiji telur.Telur itu lalu pecah dan menetas isinya seekor jantan dan seekor betina.Ayam jantan terbang ke Tana Ugiq, ayam betina naik ke Boting Langiq.

CUT TO.

03. INTERIOR– ISTANA KERAJAAN ALEQ LUWUQ–PAGI.

(tokoh cerita : BATARA LATTUQ, WE DATU SENGNGENG,EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Ketika langit terang keesokan paginya We Datu Sengngeng bangun berpisah sarung suami-istri, perasaannya sedih di dalam hati mengenang mimpinya, mimpi yang nyata.la lalu mencuci muka pada mangkuk putih,berkaca di muka cermin,membuka cerana emas lalu menyirih menenangkan hatinya.

We Datu Sengngeng berdiri lalu keluar bergandengan tangan suami-istri diiringi oleh dayang-dayang diramaikan oleh hamba dewa.

CUT TO.

04. INTERIOR– ISTANA KERAJAAN ALEQ LUWUQ–PAGI.

(tokoh cerita : BATARA GURU,WE NYILIQ TIMOQ,BATARA LATTUQ, WE DATU SENGNGENG)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Kebetulan sekali Manurungnge Batara Guru terbangun dari tidurnya duduk dikerumuni oleh hamba dewa.Yang menjadi tunas di dunia menengadah sambil menegur We Datu Sengngeng.

BATARA GURU :

Kur jiwamu, Paduka Ananda We Datu Sengngeng, datanglah
semangat kahyanganmu, Kemarilah, Ananda We Datu Sengngeng
suami-istri, masuklah duduk di atas permadani emas.”

Dengan bergegas Maka We Datu Sengngeng suami-istri masuk duduk lalu menyembah di hadapan Manurungnge,diangkatkan sirih lalu menyirih.

WE DATU SENGNGENG :

Kur jiwamu, Paduka Ayahanda Batara Guru , datanglah semangat
Kahyanganmu, Apa gerangan makna mimpiku tadi malam, tuanku,
aku menyaksikan diriku naik perahu di laut, aku lalu diturunkan bakul emas gelang emas tali pengulurnya, pelangi gantungannya. Aku mengambilnya dan kulihat isinya, ternyata sebutir telur isinya, wahai Paduka. Lalu menetas telur itu seekor jantan dan seekor betina. Adapun ayam jantan, Sri Paduka, terbang ke Tana Ugiq, tiba di Aleq Cina. Adapun ayam betina itu naik ke Bo ting Langiq.”

BATARA GURU :

Engkaulah We Datu Sengngeng, sudah dipersiapkan memperoleh
tunas pengganti Batara Lattuq dan nanti kembar emas bayimu,
kelak yang laki-laki akan merantau ke Tana Ugiq, mencari jodoh
di Aleq Cina. Sedang yang perempuan akan naik ke Boting Langiq
berjodohan di Ruallette. Rupanya dia ingin diikuti jejaknya di Boting Langiq dan menginjakkan kaki di Peretiwi.

Batara Guru Manurungnge suami-istri seia sekata. Alangkah terkejut We Datu Sengngeng, bagai tak hendak merapat jiwanya Batara Lattuq mendengar ucapan raja dewa yang melahirkannya.

WE NYILIQ TIMOQ ;

Kur jiwamu, Paduka Ananda We Datu Sengngeng, datanglah
semangat kahyanganmu, Ananda We Sengngeng Janganlah
La Rumpang Langiq dan We Datu Sengngeng,tersentak hatimu karena ucapanku sebab mimpi tidurmu sangat jelas dan benar. Putera mahkota kerajaanmu kelak kembali lagi ke Luwuq.
Biarlah aku turun ke Peretiwi bertemu orang tuaku.

BATARA GURU :

Biarlah daku naik ke Boting Langiq menyampaikan pada Paduka
Palingeqe sebab mereka berdua haruslah sepakat.Tak tahulah nanti bagaimana kehendak To Palanroe. Perintahlah, Apung ri Toja, We Saung Nriuq dan We Lele Ellung, mempersiapkan upacara Kahyanganku berdua dengan adikmu yang muncul.

CUT TO.

05. INTERIOR/EXTERIOR– ISTANA KERAJAAN ALEQ LUWUQ–PAGI HARI.

(tokoh cerita : BATARA GURU,WE NYILIQ TIMOQ,BATARA LATTUQ, WE DATU SENGNGENG,WE SAUNG NRIUQ,WE LELE ELLUNG)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Tanpa menunggu waktu lagi, Belum selesai ucapan Manurungnge We Saung Nriuq dan We Lele Ellung berangkat memerintahkan mempersiapkan upacara kahyangan yang muncul itu. Anak tangga emas dibungkus dengan kain berbunga dari Sese Ileq, lantai pun dihampari kain cindai dari Abang Lette sampai keluar untuk tempat berpijaknya Manurungnge dan usungan kemilau orang yang muncul. semua dayang pengiring turun pula bersamaan turun pula usungan emas tumpangan Batara Lattuq dan We Datu
Sengngeng.

CUT TO.

06. INTERIOR/EXTERIOR– ISTANA KERAJAAN ALEQ LUWUQ–PAGI HARI.

(tokoh cerita : BATARA GURU,WE NYILIQ TIMOQ,BATARA LATTUQ, WE DATU SENGNGENG,WE SAUNG NRIUQ,WE LELE ELLUNG,PUANG MATOA, EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Serentak orang banyak pun turun berdiri menunggu di pekarangan hamba dewa yang manurung, hamba dewa yang muncul. Perlengkapan upacara sangiang Manurungnge siaplah, payung emas telah berkembang,usungan emas tumpangan We Datu Tompoq dinaungi dengan kain ileq warani. Usungan emas yang dipersiapkan untuk We Datu Sengngeng ditudungi kain aluq warani dari Wawo Unruq, dijalin dengan tali emas dari Saung Langiq, dihiasi dengan ukir emas dari Mata Soloq,dibentangi kain emas berukir dari Toddang Toja, dililiti kain Melayu dari Ruallette, dihampari kain Majang-mpatara orang Saung Langiq dijalin dengan emas dari Singkiq Wero dihiasi dengan gelang emas dari Limpo Bonga , dibentangi kain berukir emas orang Singkiq Wero.

Berangkatlah Puang Matoa yang memerintah negeri indah menghamparkan permadani emas pada lantai tempat berpijaknya Manurungnge sampai di luar di muara di pinggir laut. Maka berangkatlah Manurungnge suami-istri, We Datu Sengngeng dan Batara Lattuq menuju keluar diangkatkan ujung sarungnya, dipegangkan pangkal lengannya,bertelekan pada bangsawan tinggi segaharnya diiringi hamba dewa, diramaikan orang pilihan, diapit oleh para pengipas. Alangkah gemuruhlah ruangan istana dilewati oleh penghuni bilik yang ramai. Maka Manurungnge tiba melangkahi ambang pintu, serentak bersamaan semuanya naik ke usungannya, dinaungi payung kemilau didudukkan di atas pundak usungan kemilau tumpangan We Nyiliq Timoq dan Manurungnge dan Batara Lattuq suami-istri.

Gendang emas manurung telah berbunyi, seruling titing Ncawa pun telah ditiup diikuti bunyi gong dan diramaikan musik Melayu. Kecapi emas dipetik ula gamaru emas yang berkilau diguncang-guncang,tiupan seruling emas yang ratusan serta raungan mungmung melengking pula. thing Ncawa kembali dibunyikan diikuti oleh suara gong dan diramaikan musik Melayu. Bedil pun diletupkan membahana gemuruh bunyi asapnya sampai di langit.
Orang Luwuq menyanyi jangki, orang Butung menyanyi baenrong, orang Toraja menyanyi benanong orang Laioda menyanyi sengo-sengo, membuat tak saling mendengar suara para hamba Jawanya Manurungnge.

CUT TO.

07. INTERIOR/EXTERIOR– ISTANA KERAJAAN ALEQ LUWUQ–PAGI HARI.

(tokoh cerita : BATARA GURU,WE NYILIQ TIMOQ,BATARA LATTUQ, WE DATU SENGNGENG,WE SAUNG NRIUQ,WE LELE ELLUNG,PUANG MATOA,TO TENRIANGKEQ, EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan bergegas To Tenriangkeq berdiri mempersiapkan keberangkatan usungan tumpangan pengiring ratu perempuan, serta isi usungan kapit.Tiga ratus usungan emas di depan sekian pula di belakang usungan kilat manurung.Tujuh ribu usungan emas di sebelah kanannya, sekian pula usungan cermin di sebelah kirinya. Bagaikan bunyi kayu yang bergesekan bunyi gerakan usungan, bagaikan danau yang meluap kelihatannya payung emas naungan anak raja bersentuhan daun payung emas, berolengan usungan-usungan berdempetan para pengiring, tak saling memberi tempat berdiri pemikul usungan emas tumpangan pengikut ratu perempuan, bangsawan tinggi kapit, bangsawan raja pendamping, penghulu yang menjadi hakim, anak orang kaya polempang.

Di antara usungan kemilau Manurungnge dengan usungan kilat orang yang muncul terdapat usungan guntur tumpangan Batara Lattuq suami-istri. Bagaikan matahari yang terbit, surya yang mulai bersinar payung emas Manurungnge. Bagaikan api setan peresola menyala payung matahari dari yang muncul menjelma. Bagaikan matahari yang terbit naik berarak dipandang mata payung kemilau naungan Batara Lattuq suami-istri. Barisan dayang-dayang yang ratusan, hamba dewa yang manurung, serta hamba sangiang yang muncul memanjang di depan.

Dentuman senjata meriam sebagai maklumat menginjak negeri Manurungnge di Luwuq tak dibiarkan berhenti. Bersahut-sahutan bunyi genderang diiringi tarian yang tak berhenti, para bissu pun kini menari.Puang Lolo melenggang menyabung alosu emas, mengadu arumpigi emas sekati. Serentak semuanya membunyikan upacara kerajaan hamba Jawa Manurungnge. La Oroq Kelling memetik kecapi emas,LaTau Buleng membunyikan talloq-talloq, La Tau Panceq membunyikan mungmung, La Keni-Keni meniup ratusan seruling tulali emas. La Kabenniseng menggoyangkan gamaru emas.

Alangkah ramainya upacara kerajaan Manurungnge bersambungan bunyi upacara kahyangan We Datu Tompoq. Para pembawa kipas diusung, diangkat pula ketur peludahan tempat membuang sepah sirihnya. Di bagian depan tempat para penari dodoq, di bagian belakang para penari topeng. Berbaris memanjanglah hamba Jawa Manurungnge bersarung tak berbaju, berbaju tak bersarung mengangkatkan seleguri yang dihiasi bunga malilu yang dijolok, dicelah-celah rumah yang dituruni hasil bajakan.

CUT TO.

08. INTERIOR/EXTERIOR– ISTANA KERAJAAN ALEQ LUWUQ–PAGI HARI.

(tokoh cerita : BATARA GURU,WE NYILIQ TIMOQ,BATARA LATTUQ, WE DATU SENGNGENG,WE SAUNG NRIUQ,WE LELE ELLUNG,PUANG MATOA,TO TENRIANGKEQ, EXTRACT )
(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Tanpa menunggu waktu lama lagi, Mulailah berangkat usungan kemilau tumpangan Manurungnge, diiringi cahaya dan diramaikan oleh topan, didahului oleh api dewa, diantar angin kencang. Sejenak angin tak berhembus dan mentari tak bersinar daun kayu pun enggan bergoyang saat orang yang dijadikan tunas di Kawaq. Manurungnge turun di tanah. pengangkut usungan berangkat diiringi para hamba yang bergelang, diramaikan anak raja dan bangsawan tinggi, para pengusung berangkat bergegas, para pengiring pun mengayunkan tangannya . Belum lagi hancur daun sirih itu maka mereka tiba di pelabuhan perahu menelusuri pasir bertaburan. pelabuhan yang tak pernah sunyi di pinggir laut. Diletakkanlah usungan kemilau Untuk jadi tumpangan Manurungnge suami-istri.

CUT TO.

09. INTERIOR/EXTERIOR– ISTANA KERAJAAN ALEQ LUWUQ–PAGI HARI.

(tokoh cerita : BATARA GURU,WE NYILIQ TIMOQ,BATARA LATTUQ, WE DATU SENGNGENG,WE SAUNG NRIUQ,WE LELE ELLUNG,PUANG MATOA,TO TENRIANGKEQ, EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan anggunnya We Nyiliq Timoq berdiri mengenakan pakaian indah dari Uriq Liuq.sarung bermotif air dan bintang bertaut disulam dengan emas murni dari Abang Lette baju satin kuning berhias bunga ditaburi hiasan emas murni dari Toddang Toja, bermotif bulan dari Boting Langiq, berkaitan bunga matahari dari Leteng Nriuq, gelang emas dari Peretiwi,sambil bergoyangan kipas emasnya, sembilan biji obor diselipkan di atasnya.

Setelah itu We Datu Tompoq berangkat diiringi hamba dewa sesamanya muncul. Semua pengiring berdiri pula. Bagaikan ikatan sanggul yang memabukkan orang-orang yang berpakaian indah itu. Orang banyak saling berdempetan orang yang bergelang bosaraq saling bersentuhan gelang emasnya, sama memakai ikat kepala sambil bergoyangan pinang goyang emasnya. Pada bergoyanganlah pinang goyangnya yang di ujungnya emas sekati dan mengenakan destar emas.

Dengan tidak menunggu waktu lama lagi, We Nyiliq Timoq lalu berdiri dan diangkatkan talam emas yang dipenuhi beras aneka warna, diapit oleh anak sangiang diangkatkan ujung sarungnya, lalu ia menghamburkan bertih emas aneka warna, menjatuhkan telur dan sirih berikat sambil mengucapkan nazar di samudera, melemparkan sirih di sebelah kanannya, gelagah di sebelah kirinya diiringi ucapan mantera-mantera, sambil menengadah ke Boting Langiq menadahkan tangan ke Peretiwi. Lalu guntur bersahutan tujuh kali sabung-menyabung kilat petir dan angin kencang beriringan dengan topan saling beradu dengan angin ribut.

CUT TO.

10. INTERIOR/EXTERIOR– ISTANA KERAJAAN PERETIWI –PAGI HARI.

(tokoh cerita : WE NYILIQ TIMOQ,GURU RISELLEQ,SINAUQ TOJA, EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

We Nyiliq Timoq berdiri meniti pada gelombang yang berhempasan di atas laut. la turun melalui gelombang pada lapisan-lapisan laut. Kilat petir di atasnya belum lagi padam, pelita masih saja menyala ia tiba di Toddang Toja, terus menuju ke Peretiwi, pakaian We Nyiliq Timoq menyinari laut, menerangi seluruh Peretiwi. Kebetulan sekali Opu Samudda berada di Uriq Liu di naungan pohon ara Tanra Tellu, sedang menghadapi orang Toddang Toja yang berkumpul, begitu pula penguasa-penguasa di Peretiwi, penguasa di Uriq Liuq semuanya sedang berkumpul para hamba dewa pengikut Guru ri Selleq di Peretiwi. Serentak semua orang Peretiwi berpaling memandang pada orang yang dijadikan tunas di dunia yang datang dari Ale Lino. We Nyiliq Timoq pelan-pelan mendekat,

CUT TO.

11. INTERIOR/EXTERIOR– ISTANA KERAJAAN PERETIWI –PAGI HARI.

(tokoh cerita : WE NYILIQ TIMOQ,GURU RISELLEQ,SINAUQ TOJA, EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan bergegas We Nyiliq Timoq sujud menyembah lalu duduk di hadapan datu sangiang yang melahirkannya. Bergegas Guru ri Selleq mempersilakan anak keturunannya, menjemputnya dengan obor emas buah hatinya.

GURU RI SELLEQ :

Kur jiwamu, Anak We Timoq, semoga datang semangat kahyanganmu hiasan istana di Toddang Toja.

Opu Talaga berdiri bergandengan tangan buah hatinya masuk melewati pekarangan agung naik menuju istana yang gemerlap, masuk melewati sekat agung dan melewati sekat kemilau. la mendatangi ibundanya sedang bertahta di atas peterana bulan duduk dikelilingi dayang-dayang dari Toddang Toja, diapit oleh anak sangiang segaharnya. Sinauq Toja menengadah sambil memandang lalu bertemu pandanglah Paduka yang dilahirkannya Alangkah senang hati penguasa di Peretiwi menyaksikan buah hatinya.

SINAUQ TOJA :

Kur jiwamu, Anak We Timoq, semoga datang semangat kahyanganmu Kemarilah, wahai puteri mahkota yang kujadikan tunas di Kawaq.Kur jiwamu, We Nyiliq Timoq, silakan duduk di atas peterana bulan.

We Nyiliq Timoq sujud lalu menyembah di hadapan peterana agung yang diduduki ibundanya.Sinauq Toja sendiri langsung menggenggam lengan anaknya.

GURU RI SELLEQ :

Ananda We Nyiliq Timoq, naiklah kemari duduk di atas peterana bintang.

Bergegas We Nyiliq Timoq naik duduk di atas peterana agung berdampingan duduk dengan ratu ibundanya, diapit oleh orang tua kahyangannya, disuguhi sirih lalu menyirih.

SINAUQ TOJA :

Apa gerangan keperluanmu, Ananda We Nyiliq Timoq, sampai engkau turun ke Peretiwi menurunkan derajat negeri Toddang Toja? Sejak engkau menjelma di dunia mengikuti sepupu sekalimu di Aleq Luwuq belum pernah engkau menginjak istana tempat engkau dibesarkan, rumah dewa tanah rumpah darah kedatuanmu. Apakah engkau bertengkar dengan suami sepupu sekalimu? Atau telah rapuhkah taji ayamnya Batara Guru hingga kalah dalam penyabungan ayam sepupu sekalimu? Atau kena musibahkah negerimu menyebabkan padi tahunanmu tidak menjadi? Atau kalahkah Dalam peperangan suami yang membesarkanmu? Adakah gerangan raja di Aleq Lino, yang ingin menandingi kekuasaanmu menyamakan derajat kedudukanmu?

We Nyiliq Timoq menadahkan kedua tangan pada kedua orang tuanya

WE NYILIQ TIMOQ :

Kur jiwamu, Paduka kedua orang tuaku, semoga datang semangat
Kahyanganmu. Aku tak bertengkar mulut Paduka, dengan hambamu Batara Guru, tak rapuh pun taji ayamnya sepupu sekaliku. Tak gagal panenan tahunan negeriku, Paduka, juga tak kalah dalam berperang para pasukanku di Ale Luwuq.Tak satu pun raja di dunia ini, Paduka,yang ingin menyamai kedudukanku Hanya hambamu Batara Lattuq, juga hambamu We Datu Sengngeng sudah tua, Paduka, sudah menahun tinggal di Luwuq belum juga memangku tunas putera mahkota, padahal tiada duanya yang pernah tinggal di perutku. Itulah, Paduka, yang menggusarkan hatiku aku sangat mengharapkan wahai Paduka, sudilah engkau merahmatinya engkau berikan tunas pengganti, Paduka hambamu I La Tiuleng dan We Datu Sengngeng.”

CUT TO.

12. INTERIOR/EXTERIOR– ISTANA KERAJAAN PERETIWI –PAGI HARI.

(tokoh cerita : WE NYILIQ TIMOQ,GURU RISELLEQ,SINAUQ TOJA, EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Yang menetas di Wajang-mpajang dan yang berkuasa di Toddang Toja bersamaan merangkul anaknya.

GURU RI SELLEQ :

Kur jiwamu, Ananda We Nyiliq Timoq, semoga datang semangat Kahyanganmu Naiklah saja dulu, We Nyiliq Timoq, sudah ada tunas pengganti yang diberikan padamu tetapi nanti di Boting Langiq diturunkan oleh saudaraku I La Patotoq di Ruallette, barulah berisi kandungannya We Datu Sengngeng. Perintahkanlah Batara Guru naik ke Boting Langiq bertemu dengan ayah bunda kahyangannya.Setelah sepakat Boting Langiq dan Peretiwi barulah kamu diberikan tunas pengganti, ia itulah cucuku.

CUT TO.

13. INTERIOR/EXTERIOR– ISTANA KERAJAAN ALEQ LUWUQ –SIANG/MALAM.

(tokoh cerita : WE NYILIQ TIMOQ,BATARA GURU,EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Seperti yang telah digariskan oleh para dewata di Boting Langiq maka tibalah waktunya Semua keturunan dari Dewata yang masih tersisa di Dunia Tengah Aleq Linoq akan ditarik naik ke Boting Langiq . Batara Guru manurunge mulai merasa tak betah lagi di Aleq Linoq . Ia membagi-bagikan kepada saudara tiri Batara Lattuq suatu daerah tersendiri, yang semuanya takluk di bawah kekuasaan Kerajaan Aleq Luwuq. Batara Lattuq sendiri yang akan menggantikannya dalam pemerintahannya atas Kerajaan Aleq Luwuq. Setelah itu naiklah Batara Guru dan We Nyiliq Timoq ke naik keatas Boting Langiq dengan semua generasinya, terutama para selirnya.

CUT TO.

14. INTERIOR/EXTERIOR– ISTANA KERAJAAN ALEQ LUWUQ –SIANG/MALAM.

(tokoh cerita : WE NYILIQ TIMOQ,BATARA GURU,EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Ketika tiba waktunya, maka pelangi pun diturunkan dan Batara Guru dengan memakai pakaian Boting Langiq, dengan membacakan suatu mantra yang diucapkan puja dipanjatkan ke Boting Langiq dan Dunia Bawah Uriq Liuq, maka seketika itu halilintar berdentum sebanyak tujuh kali, para pengawal-pengawal Sang Pencipta turun ke Bumi membawa badai, pelangi sapta warna masuk ke dalam bilik Batara Guru, Batara Guru pun bergerak dan berangkat dengan pelangi ke Boting Langiq bersama We Nyiliq Timoq dan isteri-isteri lainnya diiringi oleh gejolak alam. Rantai Langit pun diuraikan, maka terbukalah gerbang Langit dan tinggal di Boting langit untuk selama-lamanya. Anak-anak dan keturunannya di tinggalkan di Bumi Aleq Linoq termasuk anaknya Batara Lattuq, yang akan menggantikan tahtanya sebagai Datu di Aleq Luwuq .

CUT TO.

15. INTERIOR/EXTERIOR– ISTANA KERAJAAN ALEQ LUWUQ –SIANG/MALAM.

(tokoh cerita : WE DATU SENGNGENG,BATARA LATTUQ ,EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dari perkawinan Batara Lattuq dengan We Datu Sengeng, maka lahirlah anak kembar emas. Yang laki-laki diberi nama Lawe atau La Ma’dukelleng atau Sawerigading, dan yang perempuan bernama We Tenriabeng. Saat proses kehamilan We Datu Sengeng, Sawerigading ditempatkan dalam satu batang bambu betung. Dan nama yang disematkan mempunyai makna Sawe berarti menetas dan Ri Gading berarti di atas bambu bentung.

CUT TO.

16. INTERIOR/EXTERIOR– ISTANA KERAJAAN ALEQ LUWUQ –SIANG/MALAM.

(tokoh cerita : WE DATU SENGNGENG ,BATARA LATTUQ, EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Kedua anak Kembar emas itu, Sawerigading dan We Tenriabeng , Ketika empat puluh hari disusukan oleh ibu kandungnya, kedua anak kembar emas itu diserahkan kepada ibu susu secara terpisah. Namun sebelum anak kembar emas itu lahir, Batara Lattuq mendapat pesan dari neneknya Datu Patotoqe di Boting Langiq bahwa kalau anakmu lahir, kalau ia laki-laki maka buatkanlah olehnya kamar dengan Tirai Pelindung diistana kerajaan Aleq Luwuq itu, agar tidak ada yang saling melihat antara satu dengan sama lain, karena kalau ia melihat nanti saudaranya yang perempun, tentu jatuh cintalah ia dan akhirnya ia akan memperistrikannya. Jika terjadi perkawinan antara Sawerigading dengan We Tenriabeng terjadi, maka sudah dianggap telah melanggar ketentuan alam bumi dan langit. Maka akan terjadi bencana di seluruh negeri akan mengalami bencana yang luar biasa.

CUT TO.

17. INTERIOR/EXTERIOR– ISTANA KERAJAAN ALEQ LUWUQ –SIANG/MALAM.

(tokoh cerita : WE DATU SENGNGENG ,BATARA LATTUQ, EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Agar tidak melanggar adat Ketentuan Patotoqe tersebut, Datu Luwuq pun membesarkan kedua anak kembarnya tersebut secara terpisah. Ia lalu menyembunyikan anak perempuannya We Tenriabeng di atas loteng istana sejak masih bayi.

CUT TO.

18. INTERIOR/EXTERIOR– ISTANA KERAJAAN ALEQ LUWUQ –SIANG/MALAM.

(tokoh cerita : WE DATU SENGNGENG ,BATARA LATTUQ,SAWERIGADING, WE TENRIABENG, EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Berbilang waktu telah berlalu dan kedua anak kembar emas itu telah dewasa. Suatu waktu Sawerigading bersama sejumlah pengawal istana diutus oleh ayahnya berlayar ke Negeri Taranati Ternate untuk mewakili Kerajaan Aleq Luwuq dalam sebuah pertemuan para pangeran. Namun sebenarnya tujuan utama Sawerigading diutus pergi jauh ke Ternate karena saudara kembarnya We Tenriabeng akan dilantik menjadi bissu dalam sebuah upacara umum kerajaan, yang tentu saja tidak boleh dihadirinya karena dikhawatirkan akan bertemu dengan We Tenriabeng.

CUT TO.

19. INTERIOR/EXTERIOR–PERAHU WANGKANG –SIANG/MALAM.

(tokoh cerita :SAWERIGADING, EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Selama pelayaran Sawerigading kenegeri taraniti ternate , semua isi perahu yang bertugas tak seorang pun yang kelihatan lengah, tidur berganti-gantian terutama pengamanan haluan. Setelah kurang lebih sepuluh hari dalam pelayaran , di suatu pagi yang cerah, rupanya agak cepat sang surya bercahaya memancarkan sinar yang sangat menyengat bagi jiwa sanubari Sawerigading, terombang-ambing yang sangat jauh dari daratan. Maka terkenanglah Sawerigading akan kedua paduka Ayah Bundanya Batara Lattuq dan We Datu Sengngeng.

CUT TO.

20. INTERIOR/EXTERIOR–PERAHU WANGKANG –SIANG/MALAM.

(tokoh cerita : WE DATU SENGNGENG ,BATARA LATTUQ,SAWERIGADING, WE TENRIABENG,LA PANANRANG, EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Sebagai seorang putra Dewata titisan Dewa di Boting Langiq dan Dewa di Uriq Liuq, Sawerigading mempunyai kesaktian dapat melihat barang yang berlindung atau yang di lindungi. Dapat pula berbicara dengan rumpun keluarganya di Boting Langiq . Dengan menoleh kebelakang meluruskan arah pandangannya kearah istana ayah bundanya di Aleq Luwuq. Dari jarak yang begitu jauh terlihat olehnya seorang “Putri” keluar di serambi depan istana di arak oleh orang banyak ke singgasana penobatannya, dibawah payung kebesarannya dikalungi dengan Ulla Menreli .Melihat kejadian itu tentu saja Sawerigading sangat terkejut, Ia menyampaikan hal itu kepada kakak sepupunya La Pananrang .

SAWERIGADING :

Kur jiwamu, Paduka kakanda La Pananrang , semoga Datanglah
semangat kahyanganmu, Aku sangat Heran Kakanda La Pananrang, Kepadaku disampaikan bahwa aku adalah anak tunggal dari kerajaan Aleq Luwuq.Takkan ada raja yang akan dinaungi payung Kerajaan selain aku Sawerigading? Yang akan menerima Pengabdian dan Penerima Upeti di Watampareq ini ?

LA PANANRANG:

Kur jiwamu, Paduka adinda Sawerigading , semoga Datanglah
semangat kahyanganmu .Apa gerangan Maksud Perkataan Dinda
Sawerigading? Apa yang dinda cemaskan ?

SAWERIGADING :

Aku Melihat dari kejauhan, ditengah tengah ruang singgasana
Kerajaan Aleq Luwuq , ada Payung Rangkile , Payung Kebesaran kerajaan diulurkan diatas Mahkota serta digelungi selendang
warna warni. Sepertinya ada raja muda yang akan dinobatkan?

Mendengar perkataan Sawerigading, La Pananrang sangat penasaran mendengar Maksud perkataan Sawerigading, Tapi Ia lebih Memilih diam.

SAWERIGADING :

Kakanda Paduka La Pananrang. Dari Kejauhan ini aku dapat melihat dari puncak Istana ada memancar cahaya ke Boting Langiq. Putarlah perahu Wakkang Weroe, Kita segera Kembali ke Aleq Luwuq, Untuk mengetahui secara jelas apa sebenarnya yang telah terjadi disana?

CUT TO.

21. INTERIOR/EXTERIOR–PERAHU WANGKANG –SIANG/MALAM.

(tokoh cerita : WE DATU SENGNGENG ,BATARA LATTUQ,SAWERIGADING, WE TENRIABENG,LA PANANRANG, EXTRACT )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan tidak menunggu waktu lama lagi, seketika diputarlah haluan menuju arah Aleq Luwuq, tidak berapa lama berlabuhlah perahu Wekkang Weroe ri Toddang Pelle . maka tersiarlah kabar bahwa telah terdampar Sawerigading bersama sepupu-sepupunya yang beritanya sampai di istana aleq Luwuq, maka cepat-cepatlah We Tenri Abeng masuk ke dalam kamarnya dan disaat itu pula Sawerigading sudah sampai bersama sepupunya di istana .

CUT TO.

22. INTERIOR-ISTANA KERAJAAN ALEQ LUWUQ –SIANG.

(tokoh cerita : WE DATU SENGNGENG ,BATARA LATTUQ,SAWERIGADING,LA PANANRANG )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Setelah sampai ke istana Aleq Linoq, Sawerigading segera saja bersimpuh di hadapan kedua ayah bundanya Batara Lattuq dan We Datu Sengngeng.

SAWERIGADING :

Kur jiwamu, Paduka Ayahanda Batara Lattuq suami istri, Semoga
Datanglah semangat kahyanganmu, Apa gerangan musabab hingga kedua datu junjunganku mengatakan, bahwa akulah anak tunggal dari perut ibundaku We Datu Sengngeng? Dari Pelayaranku ke Ternate aku dapat Melihat dengan Jelas Payung Rangkile Dibentangkan diatas Singgasana ini?

BATARA LATTUQ

Kur jiwamu, Paduka ananda Sawerigading , semoga Datanglah semangat kahyanganmu, Perempuan siapa Gerangan yang ananda Sawerigading lihat diatas singgasana itu?

SAWERIGADING :

Ampun Paduka Ayahanda Batara Lattuq, Sungguh aku melihatnya sangat dekat dari sini.Saya dekat terlihat di pelupuk mata ananda.

BATARA LATTUQ

Apa Ananda Sawerigading tidak salah melihat oleh karena tebalnya kabut fajar dan embun pagi, Mungkin yang Ananda Sawerigading lihat itu adalah Perempuanmu sendiri We Panangare?

SAWERIGADING :

Ayahanda Paduka Batara Lattuq. Apakah mungkin tidak dapat
Kubedakan We Panangare dengan perempuan yang aku lihat secara jelas didepan pelupuk mataku , Sedang We Panangare tidak Pernah Lepas dari Pelukanku pada malam hari ?

BATARA LATTUQ

Atau mungkin yang kau lihat itu We Bulu Tana, Anakku Sawerigading?

SAWERIGADING :

Juga tidak mungkin ayahanda Paduka Datu ? Tidak pantas pula rasanya jika tidak dapat kubedakan, karena iapun selalu Dalam rangkulanku pada malam hari.

CUT TO.

23. INTERIOR-ISTANA KERAJAAN ALEQ LUWUQ –SIANG.

(tokoh cerita : WE DATU SENGNGENG ,BATARA LATTUQ,SAWERIGADING,LA PANANRANG )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Mendengar semua sanggahan anaknya Sawerigading, Maka Termenunglah Batara Lattu Seperti Tidak Dapat Lagi Menjawab Perkataan Anaknya itu yang seluruhnya benar. Batara Lattuq kemudian berpaling kearah istrinya We Datu Sengngeng sepertinya minta persetujuan.

WE DATU SENGNGENG :

Kur jiwamu, Paduka kakanda Batara Lattuq, semoga Datanglah
semangat kahyanganmu. Kakanda Batara Lattuq,Kenapa junjunganku tidak mau berterus terang kepada anakda Sawerigading bahwa yang dilihatnya itu adalah saudara kembar emasnya sendiri yang bernama We Tenriabeng. Berilah penjelasan yang sebenarnya, karena ananda Sawerigading itu bukanlah anak yang baru keluar dari kandungan yang masih berada diatas tapak tangan dukun beranak.

SAWERIGADING :

Kur jiwamu, Paduka kedua orang tuaku, semoga Datanglah semangat kahyanganmu .Wahai kedua orang tuaku.apa sebab musabab waktu kecilku kalian sembunyikan , dan mengatakan bahwa aku adalah anak tunggal yang keluar dari perut ibundaku We Datu Sengngeng?

WE DATU SENGNGENG

Wahai anakku Sawerigading. Ketahuilah bahwa, Karena riwayat
keturunan kita dari nenekmu di Boting langiq yang turun kedunia tengah ini maupun yang turun didunia bawah, selalu saja terjadi dan turun temurun Setiap laki laki semuanya pasti tertarik dan jatuh cinta pada saudara perempuannya sendiri. Itulah sebabnya pesan leluhur kita di boting langiq Untuk membuatkan kamu dinding pelindung ditengah ruang istana ini ,supaya kalian jangan saling melihat antara satu dengan yang lainnya.

SAWERIGADING :

Wahai kedua Paduka kedua orang tuaku, datu junjunganku Walaupun kalian mengatakan We Tenriabeng itu adalah saudara sekandung sedarah , tapi aku menganggapnya sekedar kabar yang belum tentu benar. Kalau memang benar ia saudaraku apa salahnya ia datang menemuiku Untuk menenteramkan jiwaku?

Mendengar kata kata Sawerigading yang tidak lagi menuruti akal pikiran yang sehat, Kedua orang tuanya menjadi gusar mendengar tutur kata dan sikap pembangkangan anaknya Sawerigading, yang tidak mau mendengar nasehat itu.Ternyata tanda-tanda yang dikhawatirkan Batara Guru atas Sawerigading terhadap adik kembar emasnya sudah terjadi.

CUT TO.

FLASHBACK

24. EXTERIOR-MAKAM RAJA RAJA DI TOMPQ TIKKAQ–SIANG.

(tokoh cerita : SAWERIGADING,LA PANANRANG )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Sebenarnya jauh sebelumnya Sawerigading telah mendengar kabar burung itu. Ketika itu Sawerigading, putera mahkota kerajaan Aleq Luwuq, tengah menjambangi makam neneknya di negeri Tompoq Tikkaq, negeri Matahari Terbit. Di sana ia diberitahu rahasia terbesar kerajaan. Bahwa Di bagian terlarang istana, hiduplah seorang gadis kelewat cantik yang berjalan dengan pakaian serampangan dan menghabiskan waktu dengan mabuk mandi dan bercakap dengan segala jenis burung, seorang makhluk langit yang dititipkan ke dunia.

CUT TO.

FLASHBACK

25. EXTERIOR-INTERIOR-ISTANA ALEQ LUWUQ–SIANG.

(tokoh cerita : SAWERIGADING,WE TENRIABENG )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan berbagai cara, Sawerigading mencari jalan menerobos Larangan istana. Dalam sebuah pesta besar di istina luwuq,Tanpa sengaja Ketika itu sawerigading melihat adik kembarnya We Tenriabeng, Begitu melihat gadis tersebut, sukmanya terbang. Ia jatuh cinta pada gadis yang ternyata adik kembarnya We Tenriabeng, makhluk paling cendekia dalam seluruh kisah kosmologi Bugis. Sawerigading langsung terpincut dan jatuh hati. Perasaan dan pikiran Sawerigading tidak pernah tentram lagi siang dan malam yang terbayang hanyalah adik kembarnya we tenriabeng dan Sawerigading bahkan berniat menikahinya.

CUT TO.
DISSOLVE.

26. INTERIOR-ISTANA KERAJAAN ALEQ LUWUQ –SIANG.

(tokoh cerita : WE DATU SENGNGENG ,BATARA LATTUQ,SAWERIGADING,LA PANANRANG )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

SAWERIGADING
Kur jiwamu, Paduka kedua orang tuaku, semoga Datanglah semangat Kahyanganmu. Wahai kedua Paduka kedua orang tuaku, kedua datu junjunganku Walaupun kalian mengatakan We Tenriabeng itu adalah saudara sekandung sedarah, tapi ananda mau mengawini adinda We Tenriabeng.

Bagaikan mendengar bunyi Guntur di siang hari , Kedua datu itu sangat kaget Mendengar keinginan Sawerigading tersebut, Dengan sangat berang ayahnya Batara Lattuq berupaya mencegahnya.

BATARA LATTUQ :

Paduka ananda Sawerigading, itu sangat pamali dan melanggar
Ketentuan dewata. mengawini saudara sendiri adalah penyebab petaka yang maha dahsyat. ruttung langi sebbo tana. Ananda Sawerigading perbuatan semacam itu Merupakan pantangan keras bagi adat kerajaan dewata.

CUT TO.

27. INTERIOR-ISTANA KERAJAAN ALEQ LUWUQ –SIANG.

(tokoh cerita : SAWERIGADING)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Mendengar kata ayahnya Batara Lattuq, Sawerigading bersedih dan merasa kecewa. Akibatnya, selama 9 hari dan 9 malam ia membungkus diri, mulai dari kepala sampai kaki tertutup rapat, sanbil mencucurkan air mata karena memikirkan nasibnya

CUT TO.

28. EXTERIOR/INTERIOR-ISTANA KERAJAAN ALEQ LUWUQ –SIANG/MALAM.

(tokoh cerita : WE DATU SENGNGENG ,BATARA LATTUQ,SAWERIGADING, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Karena cintanya di tolak oleh saudara kembar emasnya We Tenriabeng Saweigading menjadi uring uringan. Sejumlah kesintingan, seperti memanggang berhari-hari semua anak Luwu di bawah matahari dengan harapan agar mereka juga menderita sebagaimana dirinya, masih dilakukan Sawerigading sebelum akhirnya adik kembarnya datang menemui Sawerigading . Bissu belia yang bahkan lebih cerdas dari dewa-dewa ini berupaya keras menghadapi kakaknya yang lebih mencemaskan bahkan ketimbang setan.

BATARA LATTUQ :

Kur jiwamu, Paduka Istriku We Datu Sengngeng, semoga Datanglah Semangat kahyanganmu, sebaiknya engkau adinda Suruh saja anakmu We Tenri Abeng Untuk menenangkan dan menyadarkan saudaranya Sawerigading, Kemudian berikan sepenuhnya Kepada kemauan Dewa Patotoqe Di Boting Longi, Semoga Yang Maha Mulia Boting Langiq Mau menunjukkan kepadanya Seorang wanita yang sama raut mukanya Dengan saudaranya We Tenriabeng.

CUT TO.

29. INTERIOR-ISTANA KERAJAAN ALEQ LUWUQ –SIANG/MALAM.

(tokoh cerita : WE DATU SENGNGENG ,BATARA LATTUQ,SAWERIGADING,WE TENRIABENG, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan tidak menunggu waktu lama lagi, maka diantarlah keluar We Tenriabeng menemui Saweigading. Didapatinya Sawerigading bergelimang air mata dalam selimut yang menutupi sekujur tubuhnya. Dengan langkah yang pelan We Tenriabeng lalu duduk disampingnya, seraya diulurkan tangannya dengan jari jemari yang halus di berikannya selimut di atas kepalanya lalu diusap dahinya kemudian dirabah dadanya untuk merasakan turun naik nafasnya, keluarlah suara halus dari mulutnya :

WE TENRIABENG :

Kur jiwamu, Paduka kakanda Sawerigading, semoga Datanglah
Semangat kahyanganmu, tidurkah engkau kakanda Sawerigading,
orang yang keliru setinggi langit, selayang tertutup mata hatinya tidurkah engkau?

WE TENRIABENG:

Kakanda Sawerigading, Pantas kalau tubuhmu besar, seperti juga
kebodohanmu. Aku tak pernah menduga kalau ini akan terjadi. Sampai hatimu menempatkan aku selalu Dalam kenanganmu
untuk menjadikan aku permata hatimu. Bukankah didalam Sebuah
pembuluh Emas janin kita pernah ditempatkan bersama. Lalu kita terlahir bersama pula sebagai Manusia kembar emas ditapak tangan seorang dukun yang bergelimang darah kita.

Sawerigading tersentak mendengarnya. lalu ditanggalkannya selimutnya seraya mengusap air mata yang meleleh dipipi adindanya We Tenriabeng.

SAWERIGADING:

Kur jiwamu, Paduka adinda We Tenriabeng, semoga Datanglah
Semangat kahyanganmu Adikku we Tenriabeng, gerak gerikmu yang tenang dan anggun, membuatku mabuk kepayang. Aku tidak mampu menelan sesuap nasi sekalipun, tubuhmu yang tinggi semampai itu membuatku tak bisa lena sejenakpun.

WE TENRIABENG:

Ampunkan dinda Kakanda Sawerigading, Kata katamu itu yang terucapTanpa sadar, sudah cukup pamali bagi kita. Apalagi kalau kata kata itu terbuktikan dengan adanya perkawinan antara kita, dua orang bersaudara seketurunan ? Kita akan dikutuk oleh Patotoqe dan para dewa dengan malapetaka yang dahsyat.

Tetapi Sawerigading tetap kokoh pada pendiriannya dan tak Bergeming dengan perkataan Adiknya We Tenriabeng.

WE TENRIABENG:

Kakanda Sawerigading. Andaipun aku menuruti rayuanmu, itu artinya kita melanggar pantangan serta menentang kehendak Maha Dewa Palanroe.Tentu kita akan mengalami kesulitan karena kita tidak mungkin diterima oleh orang orang di Aleq luwuq ini.

SAWERIGADING

Adindaku We Tenriabeng, Kalaupun kita tidak diterima oleh orang banyak di luwuq , Adindaku akan kubawa ke Tompoq Tikka , daerah kekuasaan sepupu kita Datu Pallawa Gauq. “

WE TENRIABENG:

Apakah kakanda Sawerigading tidak mengetahui tentang malapetaka yang menimpah Tompoq Tikka? Orang orang kampong kelaparan , lesung yang tadinya dipakai menumbuk padi, sekarang semuanya diletakkan terbalik karena tidak digunakan lagi. butir butir padi harus dikuliti satu persatu baru dimasak. Ini semua terjadi gara gara perkawinan “ dinru lawing mallaweng”, kakak sepupu kita Pallawa Gauq kawin dengan saudaranya We Tenrirawe.Apakah kebodohan ini akan muncul lagi diantara kita?Azab bencana akan terulang lagi bila kita melanggar pamali ini? Dan kaka sepupu kita We Tenrirawe juga dibuang ke Tompoq Tikka selagi bumi dikabut gelapnya malam.

Sawerigading dan We Tenriabeng terdiam, hanyut Dalam pikiran masing masing.

SAWERIGADING

Kalau bagiku, Lebih baik adinda We Tenriabeng kubawa naik ke Boting Langiq, kedaerah permukiman dewa Rembang Ri Langiq, yang juga sepupu kita.

WE TENRIABENG:

Cukuplah rasanya orang orang di Bumi ini mengetahui kebodohan mu? Jangan lagi kita menjadi buah bibir di Boting langiq nantinya?

SAWERIGADING

Kalau begitu lebih baik saya bawa Dinda We Tenriabeng ke kerajaan Peretiwi di Uriq Liuq ?

CUT TO.

30. INTERIOR-KERAJAAN ALEQ LUWUQ –SIANG/MALAM.

(tokoh cerita : SAWERIGADING,WE TENRIABENG)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Segala macam penjelasan kosmis pemali insest dan kabar adanya putri Cina lebih cantik dari si adik, tak dapat masuk ke benak Sawerigading si kepala batu yang terus mendesaknya menikah. Setengah putus asa, We Tenriabeng sendiri hampir luluh melihat cinta tak berbatas itu.

WE TENRIABENG:

kakanda Sawerigading, rebahkanlah badanmu ke atas pangkuanku. Ku tenangkan pikiranmu.Tutuplah yang terbuka Peliharalah dan bersihkanlah apa yang kotor, Perbaikilah ketenangan jiwamu.

Seketika itu juga Sawerigading pun merebahkan diri di atas pangkuan We Tenri Abeng. Dengan tidak disadari ia bermimpi melihat seorang wanita yang sama raut wajanya dengan We Tenri Abeng. Setelah ia sadar kembali dari mimpi, ia masih dipangkuan We Tenriabeng.

WE TENRIABENG:

apa yang kau lihat di dalam tidurmu Wahai kakandaku Sawerigading ?

SAWERIGADING :

Saya melihat seorang perempuan yang rona mukanya sama dengan raut mukamu, sedang bentuk tubuhnya sama pula bentuk tubuhmu yang tinggi semampai itu

WE TENRIABENG:

Mimpi itu buah dari tidur, boleh benar boleh juga bersifat kenangan.Kakanda Sawerigading! Bercerminlah kamu ke atas kuku jari jemariku ini, maka rapatkanlah matamu untuk menatap bayangan yang ada dalam kuku adinda ?

CUT TO.

31. INTERIOR-KERAJAAN ALEQ LUWUQ –SIANG/MALAM.

(tokoh cerita : SAWERIGADING,WE TENRIABENG)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Keajaiban dewapun terjadi. Melalui kuku We Tenriabeng, Sawerigading dapat melihat di bawah kolom langit, dapat dilihatnya istana Kerajaan Cina, terlihat We Cudai di dalam istana. Sawerigading melihat dengan seksama wajah perempuan itu. We Cuddai Daeng Risompa, putri dari Lasettung Pugi Datunna Cina bersama ibundanya datu We Tenri Abang.

WE TENRIABENG

Kakanda Sawerigading.We Cudaiq, Itulah perempuan masa depanmu Kanda Sawerigading, bila berdiri akan sama tinggi, raut muka seperti pinang dibelah dua, postur tubuh yang tinggi semampai sangat sulit dibedakan seakan-akan di dalam suatu rumah emas aku berdua, adapun warna kulit perempuan yang kau amati itu laksana daun kempiri yang jatuh melayang di pinggir jalan.

maka termenunglah Sawerigading memikirkan kekuasaan dan kesaktian yang dimiliki oleh We Tenriabeng, pikirnya benar adindaku ini bukan manusia biasa sungguh benar bahwa We Tenriabeng adalah penjelmaan dewa dibumi.

CUT TO.

32. INTERIOR-KERAJAAN ALEQ LUWUQ –SIANG/MALAM.

(tokoh cerita : SAWERIGADING,WE TENRIABENG)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Begitupun kemudian We Tenriabeng memperlihatkan lagi kesaktiannya yang lain. Lalu dimintanya si kakak berbaring dan ditiupkannya sebentuk mimpi. Mimpi erotis tersebut di dalamnya Sawerigading sempat dengan Sang Dewi Cina dalam satu sarung.

WE TENRIABENG:

Jika nantinya I We Cudaiq tak lebih elok dari diriku, Kanda Sawerigading boleh balik ke Luwuq Untuk mempersuntingku

Untuk membuktikan kebenaran kata-katanya, We Tenriabeng memberikan sehelai rambut, sebuah gelang dan cincinnya kepada Sawerigading.

WE TENRIABENG:

Jika rambut ini tidak sama panjang dengan rambut We Cudaiq, gelang dan cincin ini tidak cocok dengan pergelangan dan jarinya, Saya akan menerima suntingan kakanda Sawerigading, dan kita runtuhkan langit, kita ubah hukum dewata, kita kubur rembulan, melangkahi pemali,duduk bersanding bersaudara”.

Mendengar bujukan We Tenriabeng, Sawerigading Nampak sangat gelisah.

SAWERIGADING:

kalau begitu adinda, bagaimana usaha kita untuk sampai di daerah perempuan itu, sedang menurut penglihatan saya berada di tempat yang sangat jauh lagi diantarai oleh lautan yang luas
Adindaku We Tenriabeng, puteri yang dimaksud sangat jauh, sedangkan perahuku sudah rapuh. Untuk berlayar ke Negeri Cina, Sawerigading harus menggunakan kapal besar yang terbuat dari kayu welérénngé yang mampu menahan dari hantaman badai dan ombak besar di tengah laut.

WE TENRIABENG :

Paduka kakanda Sawerigading. Soal itu tak perlu kakanda susahkan itu batang welenreng di kau-kau sebagai pohon yang menjelma bersama istana luwu ini, suruh tebanglah ia, untuk kau buat perahu yang akankanda tumpangi menuju ri lifu’na we cuddaiq daeng ri sompa,

CUT TO.

33. INTERIOR-KERAJAAN ALEQ LUWUQ –SIANG/MALAM.

(tokoh cerita : SAWERIGADING,BATARA LATTUQ )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

BATARA LATTUQ :

Kur jiwamu, Paduka ananda Sawerigading, semoga Datanglah
Semangat kahyanganmu Wahai, Putraku Sawerigading! Untuk
Memenuhi keinginanmu memperistri We Cudai, besok pergilah ke hulu Sungai Saqdan menebang pohon welérénngé raksasa untuk
dibuat perahu.

CUT TO.

34. EXTERIOR-HUTAN BELANTARA DI HULU SUNGAI SADDANQ –SIANG/MALAM.

(tokoh cerita : SAWERIGADING )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan tidak membuang waktu lagi, berangkatlah Sawerigading ke tempat yang dimaksud ayahnya itu. Ketika sampai di tempat itu, ia pun segera menebang pohon raksasa tersebut. Anehnya, walaupun batang dan pangkalnya telah terpisah, pohon raksasa itu tetap tidak mau roboh. Namun, hal itu tidak membuatnya putus asa.

Keesokan harinya, Sawerigading kembali menebang pohon ajaib itu, tapi hasilnya tetap sama. Kejadian aneh ini terulang hingga tiga hari berturut-turut. Sawerigading pun mulai putus asa dan sangat galau memikirkan apa yang penyebabnya.

CUT TO.

35. EXTERIOR-HUTAN BELANTARA DI HULU SUNGAI SADDANQ – MALAM.

(tokoh cerita : WE TENRIABENG )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Mengetahui kegalauan hati kakandanya Sawerigading, pada malam harinya We Tenriabeng secara diam-diam pergi ke hulu Sungai Saqdan. Hanya sekali tebasan, pohon raksasa itu pun roboh ke tanah. Konon sewaktu Walenreng itu ditebang karena beratnya langsung mematahkan sebuah gunung.

CUT TO.

36. EXTERIOR-HUTAN BELANTARA DI URIQ LIUQ– MALAM.

(tokoh cerita : WE TENRIABENG )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Pembuatan perahu dilakukan di dunia bawah Uriq Liuq dan baru dimunculkan kedunia tengah Aleq Linoq. Dengan ilmu yang dimilikinya, We Tenriabeng segera mengubah pohon raksasa itu menjadi sebuah perahu layar yang siap untuk mengarungi samudera luas.

CUT TO.

37. EXTERIOR-HUTAN BELANTARA DI HULU SUNGAI SADDANQ –SIANG/MALAM.

(tokoh cerita : SAWERIGADING )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Keesokan harinya, Sawerigading kembali ke hulu Sungai Saqdan. Betapa terkejutnya ia ketika melihat pohon welérénngé raksasa yang tak kunjung bisa dirobohkannya kini telah berubah menjadi sebuah perahu layar.
SAWERIGADING

Wahai Paduka Dewata, siapa gerangan yang melakukan semua ini? Ah, tidak ada gunanya aku memikirkan siapa yang telah membantuku membuat perahu layar ini. Yang pasti aku harus segera pulang Untuk menyiapkan perbekalan yang akan aku bawa berlayar ke Negeri Cina.

CUT TO

38. EXTERIOR-HUTAN BELANTARA DI HULU SUNGAI SAQDAN–SIANG/MALAM.

(tokoh cerita : SAWERIGADING )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

tiba-tiba di tanah Luwu di aleq Linoq terjadi gelap gulita. Kilat terjadi sambung menyambung, petir dan guntur membahana di angkasa, memekakkan telinga. Seakan-akan dunia mau kiamat. Tiga hari tiga malam terjadi gelap gulita. Akhirnya juga dihari keempat tenang kembali, awan berarak, alampun cerah, orang-orang dikejutkan dengan adanya tujuh buah perahu yang berjejer dipelabuhan, kesemuanya lengkap dengan peralatan dan tak ada yang terkecuali, semuanya telah di hiasi oleh perhiasan emas karena bungkalan emas itu sekeliling pelabuhan menjadi terang. Diantara ketujuh perahu itu satu diantara sangat besar. Itulah perahu dari batang Walenreng yang besar itu,diberi nama La Welenreng.

Dengan segera berkemaslah Sawerigading akan memulai pelayarannya bersama semua pemberani lainnya yaitu La Pananrang, La Massaguni, Lapanrita Ugi, Jemmu Ri Cina, Setti Menyala, Setti Ri Gau dan semua sepupunya yang jumlahnya tujuh puluh orang.setelah lengkap dan selesai semua barang keperluan seperti persediaan makanan dan peralatanperalatan, dibukalah sure-sure’ untuk menghadapi hari apa yang baik untuk mereka memulai pelayarannya.

CUT TO. BERSAMBUNG EPISODE X.

SKENARIO FILM I LA GALIGO EPISODE VIII

Posted May 28, 2015 by SYAHRIAR TATO
Categories: TULISAN POPULAIR

VIII.NASKAH SKENARIO FILM SERIAL I LA GALIGO EPISODE 8

( Episode. BATARA LATTUQ DAN WE DATU SENGNGENG)

Naskah/Skenario: Dr.Syahriar Tato.
Supervisi : Prof. Nurhayati Rahman.

(Adabtasi skenario film oleh Dr.SYAHRIAR TATO dari buku LA GALIGO menelusuri jejak warisan sastra dunia Buku I dan II ,dan berbagai sumber tentang I LAGALIGO)

01.BGT.

Opening Cuplikan adegan yang dianggap menarik, menjadi latar belakang nama-nama pekerja film dan artis utama, diiringi lagu Theme Song I La Galigo hingga title selesai.

Fade out.
Fade in.

02. INTERIOR/EXTERIOR – PERAHU WANGKANG – SIANG .

(tokoh cerita : BATARA GURU,WE NYILIQ TIMOQ,WE DATU SENGNGENG,BATARA LATTUQ,LA PANANRANG, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Alangkah senangnya Batara Guru Manurungnge suami-istri melihat anak menantu kemanakannya bagaikan orang Senrijawa yang menjelma di dunia. Tak ubahnya orang yang menikmati rasa madu di dalam hatinya We Nyiliq Timoq,Yang Muncul di Busa Empong menatap anak menantu yang disayanginya, tak satu pun bandingannya yang pernah ia lihat,di Boting Langiq dan di Toddarig Toja.Opu Talaga segera bergeser duduk di samping We Datu Sengngeng lalu membuka pakaian anak menantu kemanakannya. We Nyiliq Timoq sendiri memasangkan gelang emas yang meliliti lengannya, cincin emas pada jari manisnya, mengganti sarung sutra kebesarannya, baju penutup dadanya. Ditukarnya sarung satin merah bersulam penutup dada dari Wawo Unruq berpinggirkan emas, dipasangkan selendang warna kuning yang disulam dengan emas murni buatan orang Mata Soloq .

WE NYILIQ TIMOQ :

Kur jiwamu, Paduka Ananda We Datu Sengngeng ,datanglah
semangat kahyanganmu. Ringankanlah badanmu permata pelaminan emas yang cantik, masuklah ke negerimu, engkaulah pemilik istana emas manurung, istana guntur yang diturunkan. Janganlah tinggal di muara diembus angin, diterpa bayu. Duhai, Ananda We Datu Sengngeng, kuhitungkan engkau hadiah yang banyak, adakah duanya Batara Lattuq yang pernah tidur dalam perutku, jangan engkau tinggal merayu-rayu.”

BATARA GURU :

Kur jiwamu, Paduka Ananda We Datu Sengngeng, datanglah
semangat kahyanganmu Engkau adalah anakku We Datu Sengngeng, sedang Batara Lattuq hanyalah menantuku.

Alangkah terenyuhnya hati mendengar perkataan kedua Mertuanya, We Datu Sengngeng tak menyahut,Tiada menjawab sepatah kata pun. Menunduk saja ia mencucurkan air matanya. Orang banyak sudah mulai sibuk mendarat di pelabuhan perahu. Saat itu We Nyiliq Timoq berdiri menggenggam pangkal lengan anak menantu kemenakannya

WE NYILIQ TIMOQ

Berdirilah, Paduka anada We Datu Sengngeng, kita masuk ke
negerimu, matahari sudah tinggi, orang banyakmu sudah siap
pula menunggu.”

Dengan bergegas tak menunggu waktu lagi, Maka Batara Lattuq berpaling menggenggam lengan istrinya mempermain-mainkan gelang emas yang melingkari lengannya sambil berkata,

BATARA LATTUQ :

Kur jiwamu, Paduka istriku We Datu Sengngeng , datanglah
semangat kahyanganmu. Kasihanilah aku, hiasan bilik emas yang ramai, ringankan badanmu naik, Adinda kita masuk ke negeri kita,
engkaulah pewaris tunggal Paduka Batara Guru suami-istri.”

BATARA GURU :
Ananda We Datu Sengngeng, ringankanlah badanmu kita masuk
ke negerimu sendiri Aleq Linoq.

Segera saja We Datu Sengngeng berdiri bersamaan dengan Batara Guru Manurungnge diiringi dengan hamba dewa. Bergegas Batara Lattuq berdiri segera menggenggam lengan istrinya bergandengan tangan suami-istri, diapit oleh ibunda kahyangannya, oleh mertua bibinya diiringi oleh hamba dewa, didahului oleh orang-orang dekat segaharanya, berpegang pada bangsawan tinggi sambil disingkapkan ujung sarungnya dan kedua pangkal lengannya diangkat,suami-istri didudukkan dalam usungan emas, dinaungi payung emas. Bak matahari yang mulai terbit dipandang mata. Berangkat pulalah semua usungan emas, Tumpangan anak raja pendamping dinaungi dengan payung emas, para bangsawan pengiring, isi usungan yang turun, isi bilik yang muncul. Bagaikan bunyi kayu yang bergesekan suara goyangan usungan yang ditumpangi anak raja Luwuq, keturunan sangiang dari Wareq, tak saling memberikan jalan dilewati usungan cermin para pengiring.

CUT TO.

03. INTERIOR/EXTERIOR – PERAHU WANGKANG – SIANG .

(tokoh cerita : BATARA GURU,WE NYILIQ TIMOQ,WE DATU SENGNGENG,BATARA LATTUQ,LA PANANRANG,LA MASAGUNI,TO SINILELE, PANRITA UGIQ, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Segera saja tanpa menunggu waktu lagi , diberangkatkan usungan emas tumpangan Batara Lattuq suami-istri dan Manurungnge suami-istri, diberangkatkan dengan upacara dan doa dewa, diramaikan dengan kur semangat dari Boting Langiq, ditaburi dengan bertih emas dari Senrijawa, diiringi Puang Matoa, diramaikan dengan upacara raja. Bedil pun segera dibunyikan bunyi mesiu berdentuman pula .Bagaikan guntur di langit suara bunyi meriam sebagai maklumat menginjak negeri orang yang ditetapkan menjadi tunas di dunia. Kini telah pergi pemikul usungan emas tumpangan Manurungnge, bersamaan berangkat usungan emas yang ditumpangi oleh pengantin yang diapit oleh penguasa kerajaan, diramaikan oleh bangsawan tinggi, diiringi anak raja penghulu negeri. Tujuh ribu usungan emas di depan payung emas, sekian pula usungan gading di belakangnya. Ribuan usungan cermin di sebelah kanannya, sekian pula di sebelah kirinya. Alangkah ramainya kur semangat kahyangan pengantin itu. Lalu lalanglah orang yang bergelang emas dan yang bergelang besar, kepalanya dihiasi emas dengan pinang goyang emas.

CUT TO.

04. INTERIOR/EXTERIOR – PERAHU WANGKANG – SIANG .

(tokoh cerita : BATARA GURU,WE NYILIQ TIMOQ,WE DATU SENGNGENG,BATARA LATTUQ,LA PANANRANG,LA MASAGUNI,TO SINILELE, PANRITA UGIQ,PUANG LOLO, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Berbarengan dengan itu Puang Lolo pun kini telah menari ,tak henti-hentinya mengadu alosu emas menyabung arumpigi emas sekati. Alangkah ramainya upacara para puang itu diiringi doa dewa untuk pengantin, disertai upacara kerajaan dari Senrijawa.Para bissu bertopeng turut menari, Puang Lolo pun telah mengadu alosu emas, menyabung arumpigi emas melewati pancangan bambu menrawe dan mematahkan bambu emas. Ribuan banyaknya anak orang kaya pengikut Manurungnge menghamburkan emas dan menebarkan gelang emas berukir, sedikit pun tak menyayangkan hartanya. Opunna Luwuq suami-istri melewati menrawe pula. Alangkah ramainya upacara kerajaan negeri yang indah,bergemuruh tak henti-hentinya Puang Lolo mengiringi masuk ke menrawe para anak raja dari Sawammegga, para penguasa negeri taklukan We Datu Sengngeng. Serentak berpaling menghamburkan gelang, menaburkan perhiasan emas, melemparkan kain sutra tanpa menyayangi sedikit pun hartanya. Pengantin berjalan diiringi upacara dan diramaikan kur semangat, ditaburi bertih emas dari Abang Lette,diiringi tari aduan alosu emas serta sabungan arumpigi emas.Tiga ribu bambu emas tempat yang dilewati pengantin itu yang berakar pagar terjalin, berdaun kain cindai dari Toddang Toja, bertangkai kalung yang berkait bermayang kain indah keling, berpucuk guntur,berbunga satin merah dan berbuah poci. We Datu Sengngeng menginjak pada belubu emas diiringi tarian alosu emas, diberangkatkan dengan ucapan doa dewa. Pengantin itu melewati bambu emas lagi, upacara Puang Matoa pun kembali ramai, para bissu bertopeng juga menari lagi, tak henti-hentinya menaburkan bertih emas mengadu alosu emas dan menyabung arumpigi sampai memasuki Aleq Luwuq.

CUT TO.

05. INTERIOR/EXTERIOR –KERAJAAN ALEQ LUWUQ – SIANG .
(tokoh cerita : BATARA GURU,WE NYILIQ TIMOQ,WE DATU SENGNGENG,BATARA LATTUQ,LA PANANRANG,LA MASAGUNI,TO SINILELE, PANRITA UGIQ,PUANG LOLO, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Bergantian anak raja, bangsawan tinggi kapit, penghulu negeri yang menjadi hakim, kerabat bangsawan raja,serta anak orang kaya menyodorkan hadiah, menyampaikan pemberian pada pengantin. Tidak kurang dari seratus orang pengipas, ribuan kain patola, puluhan peti kayu yang berisi gelang emas hadiah anak raja pendamping. Aleq Luwuq pun tumpah-ruah oleh orang banyak , Bagaikan akan tumpah negeri sangiang yang manurung dipadati oleh suara orang banyak. Para penguasa yang memerintah negeri indah tak saling memberi jalan di pekarangan. Bagaikan danau yang meluap payung emas naungan raja, usungan pun saling bermiringan di hadapan istana emas manurung ,bersentuhan daun payung emas. Para hamba yang banyak tak saling memberi tempat berdiri turut meramaikan dan diramaikan naungan pohon telah disinari cahaya gelang, di bawah pohon asam pun disinari emas,kemilau pakaian lengkap menyinari pekarangan istana manurung itu.

CUT TO.

06. INTERIOR/EXTERIOR –KERAJAAN ALEQ LUWUQ – SIANG .
(tokoh cerita : BATARA GURU,WE NYILIQ TIMOQ,WE DATU SENGNGENG,BATARA LATTUQ,LA PANANRANG,LA MASAGUNI,TO SINILELE, PANRITA UGIQ,PUANG LOLO,WE APPANG LANGIQ,PUANG LAE LAE,I WE SALARANG, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Batara Lattuq Opunna Luwuq telah tiba melewati arena tata upacara di hadapan istana emas manurung yang diberi dinding kain indah Kelling, dinaungi kain bermotif keris, dibentangi hiasan emas berpilin pada pohon beringin emas yang terbalik, sampai menutupi kaki tangga.Para penguasa yang memerintah negeri indah bersamaan naik pula, tiga kali saja berkeliling pada penutup bubungan kaki tangga menaburkan gelang emas tak menyayangi harta yang banyak, menghamburkan gelang emas melambaikan ikat pinggang emas sambil menuntun kerbau cemara dan saling berpaling menebarkan gelang. Para penguasa taklukan Opunna Luwuq, telah masuk duduk di istana agung emas diapit oleh api menyala yang dikelilingi oleh pagar anyaman emas dan diramaikan seliweran kipas emas orang Abang Lette, dikelilingi oleh kipas emas orang Senrijawa.Saat itu Opunna Wareq turun di bawah tangga emas diiringi oleh kur semangat sambil dihamburi bertih emas, bertih emas aneka warna dari Ruallette’, berjalan melewati ruang istana diperintahkan menendang talam emas dan menginjak tanah menroja dari Ruallette We Datu Sengngeng suami-istri. Usungan emas manurung kini telah dihentikan lalu diusung naik ke atas kain upacara pareteng yang dibuhul kedua ujungnya dengan gelang naga. Puang di Lae-Lae naik ke istana memegang lawolo bersebelahan dengan tempat tempat menurun Istana emas di Coppoq Meru. We Appang Langiq tinggal di bawah pada peterana emas menerima lawolo bersebelahan dengan I We Salareng dan Puang di Wareq bersenandung kur semangat tunas dewa. Hanya tujuh kali disenandungkan doa bisu maka sepakatlah para pembawa lawolo itu. Barulah We Datu Sengngeng ditaburi bertih emas, bertih emas dari Ruallette.

BATARA GURU :

Kur jiwamu, Paduka Ananda Batara Guru suami istri , datanglah
semangat kahyanganmu, ringankanlah badanmu suami-istri, naiklah keatas istana tempati istana dewa yang diturunkan sambil kusebutkan engkau harta yang banyak. Bukankah tiada duamu di sini, yang dijadikan penghuni istana Batara Lattuq?Tiada bertentangan sedikitpun saat kukatakan, Engkau, We Datu Sengngeng, adalah anakku sedangkan I La Tiuleng Batara Lattuq hanyalah menantuku.

CUT TO.

07. INTERIOR/EXTERIOR –KERAJAAN ALEQ LUWUQ – SIANG .
(tokoh cerita : BATARA GURU,WE NYILIQ TIMOQ,WE DATU SENGNGENG,BATARA LATTUQ,LA PANANRANG,LA MASAGUNI,TO SINILELE, PANRITA UGIQ,PUANG LOLO,WE APPANG LANGIQ,PUANG LAE LAE,I WE SALARANG,WE SAUNG NRIUQ, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan tak membuang waktu lagi, Maka Batara Lattuq berdiri menggenggam lengan istrinya.

BATARA LATTUQ :

Kur jiwamu, Paduka Adinda We Datu Sengngeng , datanglah
semangat kahyanganmu Adik We Sengngeng, kasihanilah aku ,
ringankanlah badanmu naik ke atas istana, tak kuduakan ambang
bilikmu, tak kutinggalkan bilik tempat tidurmu, tak ada tempat lain orang banyak membawa persembahan, tak ada duanya tempat
menengadah hamba dewa manurung, tidak ada duamu permata
pelaminan menerima persembahan harta yang banyak sekolong langit dan sepetala bumi.”

Dengan anggunnya We Datu Sengngeng lalu berangkat bergandengan tangan suami-istri, We Nyiliq Timoq suami-istri juga menginjak tangga emas berukir, dipegangkan susur kemilau dan emas berpilin, mayang kelapa dari Limpo Bonga, melangkahi ambang pintu emas, menginjak lantai papan pinang emas. Bagaikan hujan deras taburan bertih emas dari atas istana.

WE SAUNG NRIUQ :

Kur jiwamu, Paduka Ananda,semoga datang semangat kahyanganmu suami-istri. Naiklah ke mari ke stanamu, masuklah ke tengah tengah ruangan istanamu.”

Dengan agungnya, Batara Lattuq suami-istri dan Batara Guru Manurungnge suami-istri masuk. Bagaikan angin yang bergemuruh bunyi tangga emas saat dilewati oleh para penguasa yang mengiringi pengantin itu, langsung duduk menempati petak luar, dikerumuni pandangan orang asing itu. Tiba pulalah semua di rumah hati ruangan pengiring, isi bilik yang ramai.

CUT TO.

08. INTERIOR/EXTERIOR –KERAJAAN ALEQ LUWUQ – SIANG

(tokoh cerita : BATARA GURU,WE NYILIQ TIMOQ,WE DATU SENGNGENG,BATARA LATTUQ,LA PANANRANG,LA MASAGUNI,TO SINILELE, PANRITA UGIQ,PUANG LOLO,WE APPANG LANGIQ,PUANG LAE LAE,I WE SALARANG,WE SAUNG NRIUQ,WELLONG TALAGA, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

We Nyiliq Timoq Datu Tompoq lalu masuk bergandengan tangan menantu kemenakannya, Batara Lattuq bergandengan tangan Manurungnge, We Lele Ellung di sebelah kirinya, We Saung Nriuq di sebelah kanannya,To Jabiara yang memegangkan ujung sarungnya, Apung ri Toja mengangkatkan pangkal lengannya masuk. Ruangan kemilau gemuruh dilewati oleh anak raja, bangsawan tinggi, isi bilik yang ramai. Maka Manurungnge tiba di Dalam duduk di atas peterana kemilau. We Datu Sengngeng suami-istri juga duduk di hadapan Manurungnge. We Nyiliq Timoq Datu Tompoq sendiri membersihkan butiran peluh anak menantu kesayangannya diramaikan oleh kipas emas dari Abang Lette, dikelilingi oleh kipas emas dari Senrijawa, lalu diperciki air mawar dan diembusi angin kipas. Maka duduklah semua, penguasa pengantar We Datu Sengngeng.

BATARA GURU :

Kakanda Welong Talaga, perintahkanlah agar segera melengkapi
upacara dewa langit pada pengantin itu untuk dipersandingkan
pada pelaminan kemilau.”

CUT TO.

09. INTERIOR/EXTERIOR –KERAJAAN ALEQ LUWUQ – SIANG .
(tokoh cerita : BATARA GURU,WE NYILIQ TIMOQ,WE DATU SENGNGENG,BATARA LATTUQ,LA PANANRANG,LA MASAGUNI,TO SINILELE, PANRITA UGIQ,PUANG LOLO,WE APPANG LANGIQ,PUANG LAE LAE,I WE SALARANG,WE SAUNG NRIUQ,WELLONG TALAGA, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan segera saja, tanpa membuang waktu lagi, Belum selesai ucapan Manurungnge bagaikan ombak yang berhamburan perintah kedua orang itu untuk melengkapi upacara kerajaan pengantin itu. Alangkah sibuknya Puang Matoa pengawas negeri indah. Tarian bissu siap menyambut Batara Lattuq suami-istri, dibawa berkeliling pada pelaminan orang Ruallette, diikat wettang taoq orang Limpo Bonga,diamat-amati Puang Matoa,kur semangat orang Ruallette bergemuruh, dan ia pun dihamburi bertih emas diapit obor emas, dengan pagar anyaman dan api menyala, diangkatkan mayang kemilau, dipertemukan pada tempayan emas. Lalu pohon beringin emas yang besar ditegakkan, disuruh memegang pada janur orang Uluwongeng lalu duduk bersanding pada pelaminan kemilau, dihamparkan permadani sutra. Ia diperintahkan menghadap ke arah timur, diarahkan bersama pengikat jodohnya, dijejerkan nasibnya, dipertautkan perkawinannya ,disamatinggikan jiwanya, lalu makan pada piring pesta upacara. Setelah itu ia diberi minum madu harum perekat orang yang tinggal seistana, lalu dilelehkan minyak sangiang agar tak terpisahkan perjodohannya. Disatukan bayang-bayangnya, dijahit simpul perjodohannya, disatukan jahitan baju sutra We Datu Sengngeng, dengan destar ikat kepala Batara Lattuq disambung ukuran tingginya, lalu dikaitkan di bahagian atas pelaminan. Setelah itu ia disuruh mengambil sesuatu dalam tempayan emas, We Datu Sengngeng mendapatkan bulu parenreng sedangkan Batara Lattuq mendapatkan citta marola. Meraba lagi bulan purnama Tompoq Tikkaq dapat selleq sioja sedangkan penguasa di Watang Mpareq dapat batu bertangkai. Meraba lagi mutiara pelaminan dari Singkiq Wero dapat penno-penno, dan La Rumpang Langiq dapat riu-riu. We Datu Sengngeng mengambil lagi daun sirih bertemu serat, sedangkan Opunna Luwuq mendapat pinang bertangkai. Tujuh kali mereka bergantian mengambil di dalam tempayan emas masing-masing menaikkan tenunan Selayar. Lalu dijahit dengan jarum emas perjodohannya
dijejerkan dengan nasibnya, dipertautkan dengan perkawinannya. Doa para bissu lagi ramai, tak henti-hentinya bergemuruh para puang, para bissu pun meniup serulingnya ,menembangkan kur semangat keturunan sangiang .Doa para bissu sangatlah ramainya dan taburan bertih emas tak henti-hentinya. Saat itu Unrai Sugiq berdiri bersamaan Unrai Tompoqmenegakkan obor emas pengantin suami-istri itu sebanyak tiga kali.

CUT TO.

10. INTERIOR/EXTERIOR –KERAJAAN ALEQ LUWUQ – SIANG .
(tokoh cerita :PUANG MATOA LATIMOJONG,PUANG MATOA LUWUQ, BATARA GURU,WE NYILIQ TIMOQ,WE DATU SENGNGENG,BATARA LATTUQ,LA PANANRANG,LA MASAGUNI,TO SINILELE, PANRITA UGIQ,PUANG LOLO,WE APPANG LANGIQ,PUANG LAE LAE,I WE SALARANG,WE SAUNG NRIUQ,WELLONG TALAGA, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Sementara itu, Maka Puang Matoa dari Latimojong berdiri bersamaan Puang dari Luwuq di hadapan pelaminan sembari berkata,

PUANG MATOA :

Wahai sekalian, belilah penenun yang belum pernah memangku
gulungan tenun emas, tak pernah mengayunkan belera emas, belum pernah memutar jentera pemintal emas, belum pernah mengangkat benang sutra,namun tak jua berkurang isi lumbung
besarnya tak pernah tergulung sarung baju dayang-dayang
segaharanya tak pernah luntur pakaian mulia hamba segaharanya.

Dengan anggunnya We Nyiliq Timoq berdiri di depan pelaminan diapit oleh hamba dewa, ujung sarungnya diangkatkan, bertelekan pada anak bangsawan sambil berkata,

WE NYILIQ TIMOQ :

Hai Puang Matoa, aku yang membeli penenunmu, dengan ratusan
dayang-dayang yang berpakaian sarung sutra berbunga naga dengan baju satin merah bersulam.”

INANG PENGASUH :

Penenunmu laku, Puang Matoa, berapakah harga penenunmu
yang tak menerima pembeli emas?”

We Nyiliq Timoq Ibunda Batara Lattuq kembali duduk di atas pelaminan kemilau. Berdiri di depan pelaminan We Appang Langiq, Puang di Wareq,We Sessung Nriuq dari Coppoq Meru,

WE NYILIQ TIMOQ :

Wahai sekalian, belilah tukang bajak, tak memegang luku dan tak menyelempang pengendali emas, belum pernah menyayunkan
cambuk emas, tak juga pernah menginjak pematang,tapi tak berkurang isi lumbungnya yang banyak tak pernah lapar hamba andalannya, tak lusuh pakaian hamba pribadinya.

Manurungnge Batara Guru sertamerta berdiri di hadapan pelaminan dan berkata,

BATARA GURU :

Sayalah yang membeli tukang bajakmu, Puang Matoa, dengan bissu manurung dan dayang-dayang ratusan orang, sekian pula gembala berpakaian lengkap sebagai saksi yang benar terhadap jualanmu. Berapakah harga tukang bajakmu yang belum pernah memegang tangkai luku itu?”

Batara Guru Manurungnge kembali duduk berdampingan suami-istri. Alangkah gembira ibunda La Pangoriseng bersama ibunda La Temmallureng,La Pangoriseng berkata,serempak bersamaan semuanya berkata dengan La Pananrang, To Sinilele, To Buluq Tana,To Panangngareng, To Sawe Ase, To Pattaungeng,To Pinanrasi, To Pinammile’, To Pinanrakka,To Pinassumpu, To Seppennenna, To Mareopu, To Maragellung, To Maretengnga, To Marasepe,To Buluq Tana, To Sawe Ase, To Manedara, orang tua We Rompe Sodda ayah bunda We Rompe Gading yang melahirkan We Rompe Lama ratu ibunya Mattangkiluwuq, semua yang dilahirkan Manurungnge, semuanya berkata :

PARA BANGSAWAN :

Kamilah yang membeli tukang bajakmu, Puang di Luwuq, dan tukang tenunmu, Puang di Wareq. Dengan ribuan orang pilihan, sekian pula gembala berpakaian lengkap, ratusan peti Cina yang berisi tenunan Melayu, sekian pula peti kayu yang berisi emas, harga pada raja adindaku yang kudampingi.”

CUT TO.

11. INTERIOR/EXTERIOR –KERAJAAN ALEQ LUWUQ – SIANG .
(tokoh cerita :PUANG MATOA LATIMOJONG,PUANG MATOA LUWUQ, BATARA GURU,WE NYILIQ TIMOQ,WE DATU SENGNGENG,BATARA LATTUQ,WE TENRIULLE,WE UNGA WARU,WE TENRISUIQ,PUANG LOLO,WE APPANG LANGIQ,PUANG LAE LAE,I WE SALARANG,WE SAUNG NRIUQ, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Seusai semua anak raja itu mengucapkan semua pemberiannya, surutlah mereka duduk, lalu diputus jahitan perjodohan. Para bissu raja mengambil pembeli kur semangat sekati setiap remaja. We Tenriulle segera berdiri bersamaan dengan We Unga Waru dan We Tenrisuiq, semua berpakaian sarung bermotif pagar berduri, bunga berbentuk mayang kemilau dengan baju satin dari Sese Ileq, berselendang sutera merah yang disulami emas murni. Pangkal lengan mereka dililiti gelang emas,enam puluh lima sebelah-menyebalah, diapit gelang lolaq bepermata, dan memakai cincin berukir hiasan jari tangannya, kuku hiasan emas dan anting-anting, emas di muka, emas di belakang.

WE TENRIULLE :

Kur jiwamu, Paduka Adinda We Datu Sengngeng , datanglah
semangat kahyanganmu, Paduka Adinda We Datu Sengngeng
ambillah dayang-dayang masing-masing seribu yang lengannya
semua dikaiti gelang emas, berpakaian sarung bersulam dengan baju satin merah yang juga bersulam, berselendang kain dusiq warani, ratusan bakul yang berisi tenunan Melayu, sekian pula tempaya Seram yang ditempati emas murni sebagai ganti pinang sekerat hidangan sirih selembar.”

BATARA LATTUQ :

Kur jiwamu, Paduka kakanda We Tenriulle, datanglah semangat kahyanganmu Silakan duduk, Paduka Kakanda di hadapan pelaminan agung.

Lalu ketiganya duduk di hadapan pelaminan emas yang diduduki raja adiknya.I La Tiuleng berpaling sambil berkata pada We Datu Sengngeng perempuan kesayangannya,

BATARA LATTUQ :

Adinda We Datu Sengngeng, yang sebelah selatan itu adalah
penguasa istana kakanda La Pangoriseng, orang tua La Pananrang.Yang di tengah itulah penyambung lidah segaharanya kakanda LaTemmallureng orang tua La Sinilele.Yang di sebelah utara itulah isi usungan segaharanya, kakanda La Tenriwesang yang melahirkan La Massaguni.”

Dengan tidak menunggu waktu lagi , We Datu Sengngeng tergesa-gesa menyuguhinya cerana sambil berkata,

WE DATU SENGNGENG :

Kur jiwamu, Paduka pembesar istana Aleq Luwuq sekalian , datanglah semangat kahyanganmu, Paduka silakan menyirih.”

Tergesa-gesa We Tenriulle, We Tenrisuiq dan We Unga Waru mengambil sirih, lalu menyirih pada cerana pengantin itu. Setelah itu mereka bergantian berdiri menyebutkan hadiahnya, di hadapan pelaminan emasnya orang yang dipersiapkan memelihara istana keturunan Manurungnge. Para pelayan itu tak saling memberi tempat duduk di hadapan pelaminan emas. Tidak kurang ratusan dayang-dayang hadiahnya ,ribuan gembala pemberiannya.

CUT TO.

12. INTERIOR/EXTERIOR –KERAJAAN ALEQ LUWUQ – SIANG .
(tokoh cerita :PUANG MATOA LATIMOJONG,PUANG MATOA LUWUQ, BATARA GURU,WE NYILIQ TIMOQ,WE DATU SENGNGENG,BATARA LATTUQ,WE TENRIULLE,WE UNGA WARU,WE TENRISUIQ,PUANG LOLO,WE APPANG LANGIQ,PUANG LAE LAE,I WE SALARANG,WE SAUNG NRIUQ, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan tidak membuang waktu lama lagi, Batara Lattuq lalu berdiri bergandengan tangan suami-istri turun dari pelaminan kemilau diiringi oleh hamba dewa, didahului oleh penghulu negeri lalu duduk pada permadani selebar langit di hadapan Batara Guru Manurungnge, berdampingan duduk suami-istri, diseliweri oleh kipas emas orang Senrijawa, dikelilingi oleh kipas emas orang Ruallette, diembusi dengan angin buatan dan diperciki air harum. Alangkah gembira Manurungnge suami-istri menyaksikan keturunannya duduk berdampingan suami-istri. Bagaikan kembar emas bersanding di atas permadani selebar langit. Perempuannya sangat cantik, sedangkan laki-lakinya sangat tampan, pasangan yang cocok keindahannya.

BATARA GURU :

Kur jiwamu, Paduka Ananda We Datu Sengngeng , datanglah
semangat kahyanganmu Menyirihlah, Ananda We Sengngeng,
menyirih pula ananda Batara Lattuq, hanya kalian suami-istri yang
kuharap mewarisi kekuasaanku di masa datang.”

CUT TO.

13. INTERIOR/EXTERIOR –KERAJAAN ALEQ LUWUQ – SIANG .
(tokoh cerita :PUANG MATOA LATIMOJONG,PUANG MATOA LUWUQ, BATARA GURU,WE NYILIQ TIMOQ,WE DATU SENGNGENG,BATARA LATTUQ,WE TENRIULLE,WE UNGA WARU,WE TENRISUIQ,PUANG LOLO,WE APPANG LANGIQ,PUANG LAE LAE,I WE SALARANG,WE SAUNG NRIUQ, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Tanpa membuang waktu lagi, Segera We Datu Sengngeng mengambil sirih lalu menyirih suami-istri alangkah bahagianya hati orang besar itu duduk dikelilingi para penguasa negeri. To Tenriangkeq dan To Appareppaq memerintahkan agar dihidangkan tempat minuman dan segera diangkat kawah besar. Mondar-mandirlah bissu pelayan dayang-dayang pilihan istana. Ribuan dayang-dayang berpakaian lengkap orang Ruallette dipadati semua gelang emas pangkal lengannya mengayunkan gelangnya dari emas berpilin mengangkat tempat minuman dan mangkuk. Maka berdiri pula pelayan lelaki dari Luwuq dan gadis-gadis pembawa kipas dari Senrijawa yang membawa hiasan emas serta pinang goyang pada ikat kepalanya, masing-masing mengangkat bamboo kemilau mengayunkan kipas emas dari Senrijawa tanpa membiarkan dihinggapi lalat bahan makanan Manurungnge, Diangkat talam kemilau peradatan Manurungnge suami-istri bersamaan baki kemilau yang berisi santapan Batara Lattuq suami-istri. Lalu ditutupi kain yang ditindis gelang emas, dilengkapi dengan gading berukir bersama tempayan kemilau,
sebagai adat raja manurung di Luwuq.Setelah itu diangkatkan makanannya La Pangoriseng bersaudara,bersama dengan tempayan emas tempat hidangan makanan para penguasa dari timur Dihidangkan pula semua makanan para penguasa negeri taklukan Manurungnge, bangsawan tinggi yang bersamaan turun dengan yang menetas di bambu betung, Bersamaan pula bahan makanan keturunan sangiang yang muncul bersama We Nyiliq Timoq. Tempat minuman dibuka maka saling berseliweranlah baki-baki yang diangkat. Bagaikan arus yang berpapasan perangkat makanan itu. Semua talam emas berjejeran, tempat-tempat minuman pun telah tertata dan persiapan makanan orang banyak sudah cukup. Maka pelayan pilihan berseliweran mengangkat tempat minuman dan mangkuk-mangkuk .Orang yang bergelang emas duduk berdempet-dempetan sambil mengibaskan kipas emas yang tak membiarkan dihinggapi lalat bahan makanan para pembesar .

CUT TO.

14. INTERIOR/EXTERIOR –KERAJAAN ALEQ LUWUQ – SIANG .
(tokoh cerita :PUANG MATOA LATIMOJONG,PUANG MATOA LUWUQ, BATARA GURU,WE NYILIQ TIMOQ,WE DATU SENGNGENG,BATARA LATTUQ,WE TENRIULLE,WE UNGA WARU,WE TENRISUIQ,PUANG LOLO,WE APPANG LANGIQ,PUANG LAE LAE,I WE SALARANG,WE SAUNG NRIUQ, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Segera saja tangan Manurungnge suami-istri dan Batara Lattuq suami-istri dicucikan. Batara Lattuq sendiri yang membersihkan jari tangan istrinya sembari berkata

BATARA LATTUQ :

Kur jiwamu, Paduka Adinda We Datu Sengngeng , datanglah
semangat kahyanganmu ,Berpalinglah makan, mutiara pelaminan
orang Ale Luwuq,hiasan istana orang Watang Mpareq, masukkanlah ke dalam perutmu bahan makanan hasil tanahmu di Luwuq. Bukankah telah kujanjikan pemberian yang banyak dan tak bertentangan ucapanku, saat kukatakan, Nanti di Luwuq, Paduka Adinda, engkau persatukan kerajaan Sri Paduka Manurungnge suami-istri.”

Namun We Datu Sengngeng tak juga menyahut tiada menjawab sepatah kata pun mutiara pelaminan yang tiada duanya di Lauq Saddeng. Batara Lattuq sendiri membersihkan jari tangan istrinya. Lalu serentak berdua Batara Guru Manurungnge berkata,

BATARA GURU :

Kur jiwamu, Paduka Ananda We Datu Sengngeng , datanglah
semangat kahyanganmu Makanlah, mutiara pelaminan orang Tompoq Tikkaq, bulan purnama orang Sawammegga, ambil saja istana emas di Watang Mpareq yang bersamaan aku muncul di Kawaq. Bila kelak To Palanroe merahmati engkau melahirkan anak di Luwuq, dialah yang akan menyatukan semua kerajaanku.”

Segera saja We Datu Sengngeng pun cepat berpaling menggenggam Sangiang Serri tanpa memasukkannya ke dalam perut. Manurungnge suami-istri ikut makan,bersamaan menyuap raja itu suami-istri. Semua anak raja serentak bersamaan makan, saling mempersilakan makan minum anak yang berpayung emas,anak raja pendamping, para pembesar negeri yang menjadi hakim .Bagaikan bintang bertaburan mangkuk-mangkuk minuman para penguasa yang memerintah negeri indah. Bagaikan bara yang bertebaran pangkal lengan orang yang bergelang emas yang mengibaskan kipas emas, yang memegang kipas emas, tak membiarkan dihinggapi lalat bahan makanan penguasa bintang-bintang di Watang Mpareq, Bagaikan burung putih yang beterbangan kisaran mangkuk-mangkuk Jawa tempat makan minumnya orang banyak,belum habis setengah tempat minuman ditambah lagi, belum berkurang isi baki dipenuhi lagi, tak henti-hentinya minuman, begitu pula makanan lengkap dan tempat minuman para hamba yang bergelang emas.

CUT TO.

15. INTERIOR/EXTERIOR –KERAJAAN ALEQ LUWUQ – SIANG .
(tokoh cerita :PUANG MATOA LATIMOJONG,PUANG MATOA LUWUQ, BATARA GURU,WE NYILIQ TIMOQ,WE DATU SENGNGENG,BATARA LATTUQ,WE TENRIULLE,WE UNGA WARU,WE TENRISUIQ,PUANG LOLO,WE APPANG LANGIQ,PUANG LAE LAE,I WE SALARANG,WE SAUNG NRIUQ, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Berbarengan Dibunyikanlah La Wero Ileq gong emas manurung, bunyi genderang sebagai maklumat upacara makan minumnya raja manurung di Luwuq. Alangkah asyiknya makan raja itu dan bahagia sekali Manurungnge suami-istri menyaksikan bulan purnama kesayangannya. Semua para penguasa Luwuq dan Wareq dan daerah-daerah tetangga tanah dewa manurung telah datang. Telah berkumpul pula para istri penguasa taklukan Luwuq permaisuri-permaisuri yang termasyhur kecantikannya,
isi bilik yang penuh pujian, tetapi tak satu pun yang menandingi kecantikan We Datu Sengngeng.Tak satu pun yang menandingi keelokan wajahnya anak menantu kesayangannya. Dipandang dari depan tak tercela,dari belakang pun tak tercela, sebab cocok semua tataran bentuk tubuhnya dan serasih tinggi badannya serasi dengan rambutnya yang indah dengan lilitan putaran sanggul yang halus. Bagai poci yang rapat dengan penutupnya, katupan kedua bibirnya yang indah.Bagai wijen berjejer giginya yang teratur, berlesung sebelah pipinya, beralur tiga garis lehernya yang jenjang, bak piring yang bertebaran turun di antara penutup dada bajunya.Tak ubahnya menatap dewa hanya karena berbicara maka ia Manusia dan karena bergerak maka ia penghuni bumi.

CUT TO.

16. INTERIOR/EXTERIOR –KERAJAAN ALEQ LUWUQ – SIANG .
(tokoh cerita :BATARA GURU,WE NYILIQ TIMOQ,WE DATU SENGNGENG,BATARA LATTUQ, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Sementara itu Sudah seharian penuh anak raja itu makan-minum. Anak yang berpayung emas itu sudah dimabuk tuak, berbicara sendirian karena mabuk, saling mengenang bangkai ayamnya sembari menyebutkan pula di belakang, memperbarui yang sudah lusuh dan mencuci yang sudah luntur. Hanya tujuh kali Manurungnge suami-istri menyuap maka ia pun kenyang, demikian pula We Datu Sengngeng dan Batara Lattuq. Manurungnge suami-istri dan Batara Lattuq suami-istri lalu membersihkan mulut dan berkumur, disuguhi sirih lalu menyirih. Maka orang banyak pun berhenti pula. Semua tempat minuman dibereskan, dikembalikan pula talam-talam emas, perlengkapan peradatan pembesar itu. Alangkah gembira anak raja itu. Bagai suara burung nuri yang berkicau para hamba yang bergelang emas, teriakan anak yang berpayung emas. Bagaikan negeri akan melimpah karena suara orang banyak itu. Orang Luwuq bernyanyi baenrong, orang Wareq bersenandung jangki, orang Mengkokaq menembang sengo-sengo, orang Toraja berdendang bunaneng,
bersenandung pulalah seruling yang ratusan dari orang Wekkeng, bergantian mereka berdiri menarikan kain selendang orang Selayar diramaikan oleh orang Sadeng.

CUT TO.

17. INTERIOR/EXTERIOR –KERAJAAN ALEQ LUWUQ – SIANG
(tokoh cerita :BATARA GURU,WE NYILIQ TIMOQ,WE DATU SENGNGENG,BATARA LATTUQ,ANAK RAJA LUWUQ, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Ketika matahari di rembang senja maka datanglah anak raja Luwuq, bangsawan tinggi orang Wareq, penghulu negeri dan hakim-hakim di Luwuq yang dipercaya menyelesaikan masalah di Watang Mpareq berdesak-desakan tak saling memberi tempat duduk di hadapan pengantin itu. Sama mengiringi dayang-dayang pembawa sirih, kain sutra dan emas untuk pengantar penyuguh sirih, tak kurang ratusan orang dayang-dayang, ribuan kain sutra lalu disuguhi sirih lalu menyirih pada talam emas. Orang Luwuq dan orang Wareq itu menyembah semua sambil berkata,

ANAK RAJA LUWUQ :

Masing-masing seribu dayang-dayang, Paduka Batara Guru sekian banyaknya pula gembala, ribuan potongan kain dan emas Sebagai pengantar sirih kepada Paduka.

Batara Guru Manurungnge menerimanya dengan anggukan ucapan orang banyak itu. Semua orang banyak terkesima menyaksikan kecantikan We Datu Sengngeng. Semua orang Luwuq dan orang Wareq Kagum.

ORANG ORANG LUWUQ :

Tak satu pun padanannya We Datu Sengngeng di Luwuq ini,
jarang pula tandingannya di kolong langit dan di petala bumi.
Bila dipandang raut wajahnya bagai bulan purnama yang muncul,
bagaikan matahari terbit yang muncul di atas gunung warna kulit dan bentuk kecantikannya. Bagaikan orang Senrijawa yang menjelma di bumi, orang Peretiwi yang muncul ke dunia. Serasih benar raja itu suami-istri, lelakinya sangat gagah, perempuannya sangat cantik, tak tercela bagian depannya, tak tercela bagian belakangnya. Keduanya adalah raja besar orang Boting Langiq dan raja pengganti dari Peretiwi.
Mudah-mudahan To Palanroe merahmati orang besar itu dan melahirkan anak, perempuan atau laki-laki. Kelak akan menjadi putera mahkota pada kerajaan yang turun bersamanya Sri Paduka Batara Lattuq suami-istri.”

CUT TO.

18. INTERIOR/EXTERIOR –KERAJAAN ALEQ LUWUQ – SIANG
(tokoh cerita :BATARA GURU,WE NYILIQ TIMOQ,WE DATU SENGNGENG,BATARA LATTUQ,ANAK RAJA LUWUQ, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Melihat sambutan orang banyak, Alangkah gembira Batara Lattuq mengusap-usap pinggang istrinya, penghias bilik dan bulan purnama kesayangannya, membelai-belai rambutnya yang panjang, membalik-balik gelang emasnya yang meliliti pangkal lengannya, membuka-buka cincin emasnya yang menghiasi jari tangannya ,memaut-maut kuku hiasan emas di jari-jarinya lalu melilitkan lengannya pada lehernya yang jenjang permata bilik kekasihnya.

BATARA LATTUQ :

Kur jiwamu, Paduka Adinda We Datu Sengngeng, datanglah
semangat kahyanganmu , Paduka Istriku We Datu Sengngeng,
ambillah ribuan di Ale Luwuq, hitung pulalah ratusan di Watang
Mpareq, ringankan badanmu Adinda kita masuk ke dalam bilik aku mengantuk sekali, dimabuk tuak dan pusing oleh isi tempat minuman.

Namun We Datu Sengngeng tidak menyahut, tiada menjawab sepatah kata pun pemilik kerajaan di Sawammegga. Opunna Luwuq tak dapat lagi menahan keinginan yang luar biasa menghilangkan ingatan hatinya.
la berdiri sambil menggendong permata bilik cinta pertamanya langsung membawanya masuk ke dalam bilik, menyerudukkannya ke dalam kelambu, dan meletakkannya di atas permadani sambil membaringkan pada dadanya yang bak piring, mendekapnya bagai mengayuh, melingkarinya bak pembulang menghinggapinya bagai burung ,mengusap-usapnya bagai ayam sabungan, menaikinya ke Boting Langiq, menurunkannya di Peretiwi. Lalu menidurkannya di alam arwah, menunjukkannya kampung sempurna tempat berkeliling di Maloku barulah raja merapatkan dirinya.Nyenyak sekali tidurnya.

CUT TO.

19. INTERIOR/EXTERIOR –KERAJAAN ALEQ LUWUQ – SIANG
(tokoh cerita :BATARA GURU,WE NYILIQ TIMOQ,WE DATU SENGNGENG,BATARA LATTUQ,ANAK RAJA LUWUQ, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Malampun segera datang. Setelah matahari terbenam pelita dinyalakan dan lampu menyala di dekat pintu bilik. Maka Manurungnge berjalan bergandengan tangan suami-istri, berjalan dipegangkan ujung sarungnya, diangkatkan pangkal lengannya, bertelekan pada bangsawan tinggi, lalu masuk dan langsung duduk di atas permadani emas. Kembali pula semua pada tempatnya para anak raja Luwuq, penghulu negeri Wareq dan bangsawan tinggi kapit. Semua orang banyak sudah turun memerintah para pengasuh untuk melengkapi upacara dewa kahyangan Manurungnge. Genderang emas manurung dibunyikan, gong emas yang dipikul berbunyi, maka suara genderang bergemuruh seiring suara alu yang bertalu-talu.
Para penari bertopeng menari berbarengan suara kur semangat kahyangannya.Nyanyian upacara orang Ruallette dimulai,anak lelaki orang Luwuq gadis-gading pengiring pembawa kipas saling memainkan alat upacara. Tengah malam barulah berhenti semua kegiatan penghuni istana sao denra itu.

CUT TO.

20. INTERIOR–KERAJAAN ALEQ LUWUQ – SIANG
(tokoh cerita :WE DATU SENGNGENG,BATARA LATTUQ,WE UNGA WARU,WE TWNRISUIQ,WE TENRIULLE)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Ketika langit cerah keesokan harinya, mentari baru saja mulai bersinar. Batara Lattuq suami-istri bangun mencuci muka pada mangkuk putih, berkaca pada cermin, diangkatkan sirih lalu menyirih pada talam emas. Raja suami-istri itu saling menukar ampas sirih. Batara Lattuq berdiri bergandengan tangan suami-istri keluar dari bilik diiringi oleh orang-orang pilihan. Ruangan kemilau bergemuruh dilewati orang dekat segaharanya We Datu Sengngeng menuju keluar lalu duduk di atas pelaminan emas dikelilingi oleh pemegang kipas. Dengan gembira Batara Lattuq Mendekati We Datu SEngngeng.

BATARA LATTUQ :

Kur jiwamu, Paduka Adinda We Datu Sengngeng ,datanglah
semangat kahyanganmu Kasihanilah aku, wahai permata pelaminan emas, engkau mengunyah sirih lalu berikanlah ampas sirihmu kepadaku sebagai penguat jiwaku, Adinda,duduk di atas pelaminan emas.”

Mendengar rayuan Batara Lattuq, We Datu Sengngeng tersenyum saja membuka cerana emas lalu menyirih dan memberikan pada suami segaharanya. Gembira sekali penguasa negeri menerima ampas sirih dari mulut istri kesayangannya, sembari tertawa ia berkata,

BATARA LATTUQ ;

Adinda We Datu Sengngeng, bagai madu kurasakan campuran
kapurnya, bagai gula pencuri sirihnya, bak tebu kuning asalnya
suguhan ini, begitu manis yang kurasakan.

We Datu Sengngeng hanya tersipu malu, Tak menyahut We Datu Sengngeng, tak menjawab sepatah kata pun pada lelaki segaharanya. We Tenriulle dan We Tenrisuiq sudah datang pula duduk di hadapan raja adiknya. We Datu Sengngeng segera berpaling menyodorkan cerana .

WE DATU SENGNGENG :

Kur jiwamu, Paduka kakanda bertiga ,datanglah semangat kahyanganmu .Silakan menyirih Ibunda La Pananrang, menyirih pulalah, Ibunda La Sinilele, dan Ibunda La Massaguni.”

Dengan Bergegas ketiganya mengambil sirih pada adiknya dan menyirih, lalu serentak ketiganya, We Tenriulle, We Tenrisuiq dan We Unga Waru menyirih.
WE TENRIULLE :

Kur jiwamu, Paduka Adinda We Datu Sengngeng ,datanglah
semangat kahyanganmu ,Paduka Adinda, marilah kita turun mandi
berlangir pada lintang tengah emas yang ditempati pancuran emas, dari air sumur harum, air pembersih dan batu kemenyan, tempat berpijaknya orang di dalam istana emas, papan emas yang akan kita duduki mandi berlangir,pasir manik-manik tempatnya menumpuk sarung dan baju para pelayan, kayu bertangkai tempatnya menyangkutkan keris emas para penyabung. Dilengkapi pula wewangian yang mengalir bersama air, berdinding mayang kemilau yang engkau simpan di hati permata datu penyabung.Tersendat tak berbatas perasaan hati orang yang tinggal dalam mahligai emas itu.Dik, kita tak lagi merasa sebagai Manusia kalau selesai mandi pada lintang tengah emas. Kain permadani tempat kita menginjak, batu kemenyan tempat mengeringkan badan sesudah mandi, berteduh pada pohon Maloku emas, ditutupi tangkai pohon cendana dan garu lewa, tumbuh berjejeran dengan bunga tangkiling,ditutupi bunga kelapa yang tumbuh berjejer.Beruluran dengan langir busa dan jeruk yang harum, saling beruluran pula sirih yang rimbun pohon kelapa dan pohon beringin, dikelilingi permainan yang tak membosankan dan aneka ragam burung-burung, dikelilingi pagar yang rimbun, Tak ada satu pun yang dicari tak ditemui tumbuh-tumbuhan yang aneka ragam,

CUT TO.

21. INTERIOR–KERAJAAN ALEQ LUWUQ – SIANG
(tokoh cerita :WE DATU SENGNGENG,BATARA LATTUQ,WE UNGA WARU,WE TWNRISUIQ,WE TENRIULLE,EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Alangkah senangnya hati We Datu Sengngeng mendengar ucapan saudara sesusuan segaharanya Opunna Luwuq. We Datu Sengngeng segera berdiri mengenakan pakaiannya, Sarung bersulam bunga berhias bunga mellawe bermotif ular menreli, baju satin merah yang disulam berbentuk gambar mayang kemilau, dikelilingi pangkal lengannya gelang emas,enam puluh lima sebelah-menyebelah diapit dengan gelang bepermata, cincin tuangan berukir kuku palsu emas, anting-anting puluhan tahil buatan Mata Soloq lalu muncul di dunia. Maka We Datu Sengngeng segera berdiri berjalan diiringi oleh kakaknya We Tenriulle berpegang pada We Unga Waru dan dipegangkan ujung sarungnya. We Tenrisuiq yang memegang pangkal lengannya diiringi oleh dayang-dayang. Batara Lattuq berdiri mengikutinya menggenggam lengan istrinya bergandengan tangan masuk.

Maka bergemuruhlah istana dilewati oleh dayang-dayang, orang dalam yang tak pernah melewati sekat tengah.Mereka tiba di ruang tengah emas. menuangkan langir busanya dan memeraskan jeruk harumnya. diramu dengan air harum pembersih badan kahyangannya

Maka Batara Lattuq suami-istri berdiri sama-sama memakai pakaian mandi sembari membuka sarung pakaiannya lalu duduk pada papan emas, rambutnya dikeramas dengan air kelapa badannya disiram dengan air kelapa untuk menghilangkan dakinya. Barulah mereka mendekati pancuran emas mandi berlangir pada air mengalir menghilangkan bau dan menanggalkan daki sembari menggosok keringat yang bergumpal.

Maka pendamping yang tak melewati sekat tengah, dayang-dayang segaharanya We Datu Sengngeng berdiri pula membuka pakaiannya,
berdesakan mendekati pancuran emas mandi berkecimpung pada tengah tiang emas. Saling melempar sepah langir, saling memeras sepah limau. Para dayang-dayang bergembira bergantian mendekat di bawah pancuran mas. Setelah We Datu Sengngeng suami-istri selesai mandi ia pun duduk pada kursi emas, air yang masih melekat pada bagian tubuhnya dibersihkan, rambut panjang halusnya diuraikan pada baki lonjong diramaikan kipas emas orang Senrijawa, dipercikkan air harum, dipasangkan pakaiannya suami-istri.

Maka Batara Lattuq bangkit bergandengan tangan istrinya masuk diiringi oleh dayang-dayang,diramaikan oleh hamba dewa, didahului oleh inang pengasuh yang masih masih membekas timangannya. Menggemuruhlah lantai yang dilewati orang yang bergelang emas masuk duduk di ruangannya duduk berdampingan suami-istri dikelilingi pedupaan yang puluhan banyaknya, diasapi kemenyan harum. Bagaikan kabut yang naik asapnya. Alangkah gembira penguasa di Ale Luwuq mengusap-usap pinggang bulan purnama kesayangannya, membelai-belai rambut panjangriya nan halus, Membalik -balik gelang emas yang melingkari lengannya, membuka-buka cincin emas yang menghiasi jari tangan istri kesayangannya.Bagaikan orang yang menang ayam andalannya

CUT TO.

22. INTERIOR–KERAJAAN ALEQ LUWUQ – SIANG
(tokoh cerita :BATARA GURU,WE NYILIQ TIMOQ,WE DATU SENGNGENG,BATARA LATTUQ,WE UNGA WARU,WE TWNRISUIQ,WE TENRIULLE,EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Manurungnge Batara Guru suami-istri menyaksikan keturunannya duduk berdampingan pada pelaminan emas. Para pengasuh memerintahkan agar tempat minuman segera dihidangkan dan kuali besar diangkat. Dayang-dayang pelayan berseliweran. Tujuh puluh pelayan lelaki Luwuq pelayan Manurungnge, mengibaskan kipas emas orang Senrijawa.Terangkatlah talam kemilau tempat makanan Manurungnge suami-istri,telah terangkat pula tempat makanan

Sementara itu Batara Lattuq suami-istri. Berbarengan tempayan Kelling peradatannya, bersamaan semua makanannya raja-raja yang memerintah negeri indah, bersamaan dengan talam-talam tempat makanan anak raja pendamping. Tempat minuman telah terbuka berseliweran baki-baki yang diangkat. Bagaikan arus angkutan hidangan itu berputar, tersedia pulalah makanan orang banyak.

Para pegawai istana duduk berdempet-dempetan. Dibersihkanlah jari tangan Manurungnge suami-istri, Opunna Luwuq suami-istri.

BATARA LATTUQ :

Kur jiwamu, Paduka Adinda We Datu Sengngeng , datanglah
semangat kahyanganmu Adinda We Sengngeng, berbaliklah makan, ambillah ribuan di Luwuq, ratusan di Wareq.”

We Datu Sengngeng tak menyahut, penguasa dari Sawammegga tiada menjawab sepatah kata pun. I La Tiuleng sendiri membersihkan jari tangan istrinya, maka We Datu Sengngeng makan, menyuap bersamaan sang raja.

CUT TO.

23. INTERIOR–KERAJAAN ALEQ LUWUQ – SIANG
(tokoh cerita :BATARA GURU,WE NYILIQ TIMOQ,WE DATU SENGNGENG,BATARA LATTUQ,WE UNGA WARU,WE TWNRISUIQ,WE TENRIULLE,EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Orang banyak pun ikut makan. Bagaikan bintang beriringan mangkuk emas tempat minumnya anak raja yang berpayung emas. Bagaikan burung bangau yang berterbangan kisaran mangkuk Jawa tempat minumnya orang banyak. Bagaikan kilat yang melintas pangkal lengan orang yang bergelang emas, orang yang bergelang bosara yang mengibaskan kipas emas dan memegang kipas emas, tak membiarkan dihinggapi lalat talam emas tempat makanan Manurungnge.Anak raja pendamping, para pelayan yang bergelang gading emas saling mempersilakan minum. Belum berkurang isi baki ditambah lagi, belum habis setengah tempat minuman dituangi lagi.
Tujuh kali Manurungnge suami-istri menyuap lalu berhenti, demikian pula We Datu Sengngeng dan Batara Lattuq. jari tangannya dibersihkan lagi, mencuci mulut dan berkumur-kumur, disuguhi sirih lalu menyirih. Semua hidangan dikembalikan,tempayan aneka ragam diangkat pula.

BATARA LATTUQ :

Kur jiwamu, Paduka Adinda We Datu Sengngeng , datanglah semangat kahyanganmu Adinda We Sengngeng, kasihanilah aku marilah kita masuk ke bilik, aku sudah mengantuk, Adinda yang mulia, aku ingin sekali berbaring dan memejamkan mata, ambillah dayang- dayang dan ribuan hamba dewa.”

We Datu Sengngeng tiada menyahut, penguasa di Sawammegga tiada menjawab sepatah kata pun. Batara Lattuq langsung berdiri menggendong istrinya membawanya masuk ke dalam bilik, menyerudukkannya ke dalam kelambu menenggelamkan ke dalam pelukannya lalu berbaring satu bantal berdua suami-istri. Alangkah gembiranya hati Batara Lattuq berpesta di dalam kelambu melabuhkan kerinduannya dalam pelukan lalu nyenyaklah tidurnya.

CUT TO.

24.INTERIOR/EXTERIOR –KERAJAAN ALEQ LUWUQ – SIANG/MALAM
(tokoh cerita, WE DATU SENGNGENG,BATARA LATTUQ,EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, siang berganti malam , Sudah tujuh bulan We Datu Sengngeng tinggal di Aleq Luwuq dalam istana bujuk rayunya diiakan, ucapannya tak ditolak. Sekian pula lamanya Batara Lattuq tak keluar mengunjungi gelanggang, tak muncul di gelanggang bawah pohon asam. Kerjanya hanya di bilik saja bersenda gurau dengan istrinya tak memberi waktu mengenang negerinya.Betul-betul tak menginjakkan kaki di gelanggang tak menyaksikan ayam bersabung yang selalu memabukkan tamu yang datang. Padahal ramai sekali sabungan ayam tak henti-hentinya kedengaran teriakan pemain judi di gelanggang, tak habis-habisnya berdatangan raja penyabung yang ketagihan di gelanggang.

CUT TO.

25.INTERIOR/EXTERIOR –KERAJAAN ALEQ LUWUQ – SIANG/MALAM
(tokoh cerita, WE DATU SENGNGENG,BATARA LATTUQ,EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Tak terasa Sudah setahun We Datu Sengngeng di Luwuq sudah mahir pula memerintah pada istana agung yang manurung mengawasi daerah taklukan Opunna Luwuq, dikelilingi oleh para pengabdi sekolong langit dan sepetala bumi.

CUT TO.

25 .INTERIOR–KERAJAAN TOMPOQ TIKKAQ – SIANG/MALAM
(tokoh cerita, WE ADILUWUQ,LA TENRIOJI )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Ketika mentari di rembang senja bayang-bayang sudah ke timur, cahaya matahari sudah di barat, kenangan bagi yang merindu, kenangan bagi orang yang saling mencintai, dicekamlah hati We Adiluwuq perasaan rindu pada adiknya.Tak terasa mengalir air matanya yang berlinang. Pemilik istana manurung itu menghempaskan diri lalu berbaring di atas permadani emas mencucurkan air mata kerinduannya. Tak henti-hentinya berdetak-detak jantungnya, berdebar-debar dadanya memikirkan saudaranya.

La Tenroaji berpindah duduk di samping istrinya mengusap-usap pinggang permata pelaminan yang disayanginya.

LA TENRIOJI :

Kur jiwamu, Paduka Adinda We Adiluwuq , datanglah semangat
kahyanganmu, Paduka Adinda, apakah gerangan yang tak
mengenakkan perasaanmu pada lelaki yang memanjakanmu, yang tak menolak kehendakmu? Adakah rayuanmu yang tak kupenuhi hingga engkau berbaring membungkus kepalamu dan menginjak ujung sarungmu?

Mendengar rayuan suaminya La Tenrioji , We Adiluwuq hanya menangis sambil Memeluk suaminya.

WE ADILUWUQ :

Kur jiwamu, Paduka Kakanda La Tenrioji , datanglah semangat
kahyanganmu, Paduka Kakanda Suamiku, Aku dicekam kerinduan pada adikku, jangan-jangan saudaraku ditimpa penyakit keras, sampai demikian perasaan hatiku pada orang yang terbuang bagai daun di Luwuq. Atau dudukkah gerangan adikku pada negeri rantaunya memandang sekelilingnya, tanpa seorang pun keluarganya, orang yang satu tembuni dengannya. Jangan-jangan dia dalam keadaan tak enak perasaannya mengenang negeri indah tempat lahirnya.

Mendengar keluhan kerinduan istrinya We Adiluwuq, Saat itu tunduklah To Lette Ileq memeluk dengan mesra pinggang istrinya.

LA TENRIOJI :

Kur jiwamu, Paduka Adinda We Adiluwuq , datanglah semangat
Kahyanganmu Paduka Adinda, hentikanlah air matamu yang
berlinang, bangunlah menenangkan hatimu kita masuk saja ke bilik. Hari sudah malam, lampu kerajaan telah dihidupkan pelita-pelita telah dinyalakan. Kalau kamu sama-sama masih hidup kapan-kapan saja kamu pasti bertemu lagi, saudaramu yang satu tembuni denganmu.

We Adiluwuq tiada menyahut tiada menjawab sepatah kata suami segaharanya dari Boting Langiq. I La Jiriu berdiri menggendong istrinya membawanya masuk ke dalam bilik, menyerudukkannya ke dalam kelambu, membaringkannya di atas permadani hanya satu bantal mereka berdua.
Alangkah bahagianya To Lette Ileq mendekap bulan purnama kesayangannya, bak ikat pinggang pangkal lengannya melilit pada pinggang isi bilik yang disayanginya . We Adiluwuq masih tak henti-hentinya mencucurkan air mata kerinduan pada adiknya sambil mengenangkan pula Sri Paduka orang tuanya di alam arwah yang bersamaan meninggal suami-istri. La Tenroaji hanya duduk saja merayu-rayu isi usungan segaharanya
menghibur hati mutiara pelaminan yang ia turuti kemauannya.Tak terasa We Adiluwuq nyenyak sekali tidurnya.

CUT TO.

26 .INTERIOR–KERAJAAN ALEQ LUWUQ – SIANG/MALAM
(tokoh cerita, WE DATU SENGNGENG,BATARA LATTUQ )

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Sementara itu pada tengah malam yang hening We Datu Sengngeng dicekam pula kerinduan pada kerajaan kekuasaannya. Dikenangnya pula semua saudara yang dianggap orang tuanya.We Datu Sengngeng tak tenang lagi duduk di atas permadani emas, mengenangkan saudaranya, kerinduan yang tak terhingga pada kakaknya. Dikenangnya pula kedua orang tuanya di alam arwah yang keduanya meninggal hanya satu hari menuju ke alam arwah.Tak henti-hentinya berdebar hati We Datu Sengngeng,berdebar-debar deburan jantungnya mengenang saudara pengganti ibunya.Tak henti-hentinya bercucuran air matanya yang mengalir. Lalu Batara Lattuq terjaga dari tidurnya didengarnya suara isak tangis isi usungan segaharanya .I La Tiuleng segera memeluk hiasan pelaminan kesayangannya, meliliti lengan pinggang isi bilik segaharanya.

BATARA LATTUQ :

Kur jiwamu, Paduka Adinda We Datu Sengngeng , datanglah
semangat kahyanganmu Adinda We Sengngeng. Paduka Adinda,apakah gerangan yang tak mengenakkan perasaanmu pada suami kesayanganmu? Adakah gerangan, wahai penghuni istana, yang menyanggah sabdamu, tak menuruti rayuanmu? Sejak engkau berkuasa di Luwuq, menerima persembahan yang banyak, tak satu pun jua, Adinda yang mulia, isi usungan lain yang datang membayang di dalam hati sanubariku.”

WE DATU SENGNGENG :

Kur jiwamu, Paduka suamiku Batara Lattu , datanglah semangat
kahyanganmu . Bukan demikian perasaanku, Opunna Luwuq,
aku hanya dicekam kerinduan, Paduka, pada saudara yang satu
tembuni denganku.Tinggallah gerangan ratu kakakku memandang pada istananya, atau barangkali ditimpa penyakit keras saudara
pengganti ibundaku, yang tak lagi bersua denganku.”

Segera saja Batara Lattuq Opunna Luwuq memeluk, membelai-belai pinggang isi bilik segaharanya.permata yang dinaungi payung emas.

BATARA LATTUQ :

Kur jiwamu, Paduka Adinda, semoga datanglah semangat
kahyanganmu,duhai penghias bilik dari Aleq Luwuq. Paduka Adinda kasihanilah aku, lupakanlah dahulu negeri Tompoq Tikkaq,mudah-mudahan engkau panjang umur,kelak engkau bertemu dengan kakak kita.”

We Datu Sengngeng tiada menyahut ,tak henti-henti air matanya mengalir. Opunna Luwuq terus saja membelai-belai pinggang isi bilik segaharanya, membujuk rayu istrinya.Tak terasa We Datu Sengngeng nyenyak sekali tidurnya suami-istri.

CUT TO.

BERSAMBUNG KE EPISODE IX.

PAPARAN ADEGAN 7 .

(Narasi dan Illustrasi lagu Theme Song I La Galigo}

We Datu Sengngeng bermimpi menyaksikan dirinya naik perahu di laut lalu diturunkan kepadanya bakul emas diulur melalui gelang emas,gantungannya adalah pelangi,dan isinya adalah sebiji telur.Telur itu lalu pecah dan menetas isinya seekor jantan dan seekor betina.Ayam jantan terbang ke Tana Ugiq, ayam betina naik ke Boting Langiq.
Ketika langit terang keesokan paginya We Datu Sengngeng bangun berpisah sarung suami-istri, perasaannya sedih di dalam hati mengenang mimpinya, mimpi yang nyata.la lalu mencuci muka pada mangkuk putih,berkaca di muka cermin,membuka cerana emas lalu menyirih menenangkan hatinya.

We Datu Sengngeng berdiri lalu keluar bergandengan tangan suami-istri diiringi oleh dayang-dayang diramaikan oleh hamba dewa.

PAPARAN ADEGAN 8.

(Narasi dan Illustrasi lagu Theme Song I La Galigo}

Kebetulan sekali Manurungnge Batara Guru terbangun dari tidurnya duduk dikerumuni oleh hamba dewa.Yang menjadi tunas di dunia menengadah sambil menegur We Datu Sengngeng.

BATARA GURU :

Kur jiwamu, Paduka Ananda We Datu Sengngeng , datanglah
semangat kahyanganmu, Kemarilah, Ananda We Datu Sengngeng
suami-istri, masuklah duduk di atas permadani emas.”

Dengan bergegas Maka We Datu Sengngeng suami-istri masuk duduk lalu menyembah di hadapan Manurungnge,diangkatkan sirih lalu menyirih.

WE DATU SENGNGENG :

Kur jiwamu, Paduka Ayahanda Batara Guru , datanglah semangat
Kahyanganmu, Apa gerangan makna mimpiku tadi malam, tuanku,
aku menyaksikan diriku naik perahu di laut, aku lalu diturunkan bakul
emas gelang emas tali pengulurnya, pelangi gantungannya. Aku
mengambilnya dan kulihat isinya, ternyata sebutir telur isinya, wahai
Paduka. Lalu menetas telur itu seekor jantan dan seekor betina.
Adapun ayam jantan, Sri Paduka, terbang ke Tana Ugiq, tiba di Aleq
Cina. Adapun ayam betina itu naik ke Bo ting Langiq.”

BATARA GURU :

Engkaulah We Datu Sengngeng, sudah dipersiapkan memperoleh
tunas pengganti Batara Lattuq dan nanti kembar emas bayimu,
kelak yang laki-laki akan merantau ke Tana Ugiq, mencari jodoh
di Aleq Cina. Sedang yang perempuan akan naik ke Boting Langiq
berjodohan di Ruallette. Rupanya dia ingin diikuti jejaknya di Boting
Langiq dan menginjakkan kaki di Peretiwi.

Batara Guru Manurungnge suami-istri seia sekata. Alangkah terkejut We Datu Sengngeng, bagai tak hendak merapat jiwanya Batara Lattuq mendengar ucapan raja dewa yang melahirkannya.

WE NYILIQ TIMOQ ;

Kur jiwamu, Paduka Ananda We Datu Sengngeng , datanglah
semangat kahyanganmu, Ananda We Sengngeng Janganlah
La Rumpang Langiq dan We Datu Sengngeng,tersentak hatimu
karena ucapanku sebab mimpi tidurmu sangat jelas dan benar.
Putera mahkota kerajaanmu kelak kembali lagi ke Luwuq.
Biarlah aku turun ke Peretiwi bertemu orang tuaku.

BATARA GURU :

Biarlah daku naik ke Boting Langiq menyampaikan pada Paduka
Palingeqe sebab mereka berdua haruslah sepakat.Tak tahulah nanti
bagaimana kehendak To Palanroe. Perintahlah, Apung ri Toja,
We Saung Nriuq dan We Lele Ellung, mempersiapkan upacara
Kahyanganku berdua dengan adikmu yang muncul.

Tanpa menunggu waktu lagi, Belum selesai ucapan Manurungnge We Saung Nriuq dan We Lele Ellung berangkat memerintahkan mempersiapkan upacara kahyangan yang muncul itu. Anak tangga emas dibungkus dengan kain berbunga dari Sese Ileq, lantai pun dihampari kain cindai dari Abang Lette sampai keluar untuk tempat berpijaknya Manurungnge dan usungan kemilau orang yang muncul. semua dayang pengiring turun pula bersamaan turun pula usungan emas tumpangan Batara Lattuq dan We Datu Sengngeng.

PAPARAN ADEGAN 9 .

(Narasi dan Illustrasi lagu Theme Song I La Galigo}

Serentak orang banyak pun turun berdiri menunggu di pekarangan hamba dewa yang manurung, hamba dewa yang muncul. Perlengkapan upacara sangiang Manurungnge siaplah, payung emas telah berkembang,usungan emas tumpangan We Datu Tompoq dinaungi dengan kain ileq warani. Usungan emas yang dipersiapkan untuk We Datu Sengngeng ditudungi kain aluq warani dari Wawo Unruq, dijalin dengan tali emas dari Saung Langiq, dihiasi dengan ukir emas dari Mata Soloq,dibentangi kain emas berukir dari Toddang Toja, dililiti kain Melayu dari Ruallette, dihampari kain Majang-mpatara orang Saung Langiq dijalin dengan emas dari Singkiq Wero
dihiasi dengan gelang emas dari Limpo Bonga , dibentangi kain berukir emas orang Singkiq Wero.

Berangkatlah Puang Matoa yang memerintah negeri indah menghamparkan permadani emas pada lantai tempat berpijaknya Manurungnge sampai di luar di muara di pinggir laut. Maka berangkatlah Manurungnge suami-istri, We Datu Sengngeng dan Batara Lattuq menuju keluar diangkatkan ujung sarungnya, dipegangkan pangkal lengannya,bertelekan pada bangsawan tinggi segaharnya diiringi hamba dewa, diramaikan orang pilihan, diapit oleh para pengipas. Alangkah gemuruhlah ruangan istana dilewati oleh penghuni bilik yang ramai. Maka Manurungnge tiba melangkahi ambang pintu, serentak bersamaan semuanya naik ke usungannya, dinaungi payung kemilau didudukkan di atas pundak usungan kemilau tumpangan We Nyiliq Timoq dan Manurungnge dan Batara Lattuq suami-istri.

Gendang emas manurung telah berbunyi, seruling titing Ncawa pun telah ditiup diikuti bunyi gong dan diramaikan musik Melayu. Kecapi emas dipetik ula gamaru emas yang berkilau diguncang-guncang,tiupan seruling emas yang ratusan serta raungan mungmung melengking pula. thing Ncawa kembali dibunyikan diikuti oleh suara gong dan diramaikan musik Melayu. Bedil pun diletupkan membahana gemuruh bunyi asapnya sampai di langit.
Orang Luwuq menyanyi jangki, orang Butung menyanyi baenrong, orang Toraja menyanyi benanong orang Laioda menyanyi sengo-sengo, membuat tak saling mendengar suara para hamba Jawanya Manurungnge.

PAPARAN ADEGAN 10 .

(Narasi dan Illustrasi lagu Theme Song I La Galigo}

Dengan bergegas To Tenriangkeq berdiri mempersiapkan keberangkatan usungan tumpangan pengiring ratu perempuan, serta isi usungan kapit.
Tiga ratus usungan emas di depan sekian pula di belakang usungan kilat manurung.Tujuh ribu usungan emas di sebelah kanannya, sekian pula usungan cermin di sebelah kirinya. Bagaikan bunyi kayu yang bergesekan bunyi gerakan usungan, bagaikan danau yang meluap kelihatannya payung emas naungan anak raja bersentuhan daun payung emas, berolengan usungan-usungan berdempetan para pengiring, tak saling memberi tempat berdiri pemikul usungan emas tumpangan pengikut ratu perempuan, bangsawan tinggi kapit, bangsawan raja pendamping, penghulu yang menjadi hakim, anak orang kaya polempang.

Di antara usungan kemilau Manurungnge dengan usungan kilat orang yang muncul terdapat usungan guntur tumpangan Batara Lattuq suami-istri. Bagaikan matahari yang terbit, surya yang mulai bersinar payung emas Manurungnge. Bagaikan api setan peresola menyala payung matahari dari yang muncul menjelma. Bagaikan matahari yang terbit naik berarak dipandang mata payung kemilau naungan Batara Lattuq suami-istri. Barisan dayang-dayang yang ratusan, hamba dewa yang manurung, serta hamba sangiang yang muncul memanjang di depan.

Dentuman senjata meriam sebagai maklumat menginjak negeri Manurungnge di Luwuq tak dibiarkan berhenti. Bersahut-sahutan bunyi genderang diiringi tarian yang tak berhenti, para bissu pun kini menari.Puang Lolo melenggang menyabung alosu emas, mengadu arumpigi emas sekati. Serentak semuanya membunyikan upacara kerajaan hamba Jawa Manurungnge. La Oroq Kelling memetik kecapi emas, La Tau Buleng membunyikan talloq-talloq, La Tau Panceq membunyikan mungmung, La Keni-Keni meniup ratusan seruling tulali emas. La Kabenniseng menggoyangkan gamaru emas.

Alangkah ramainya upacara kerajaan Manurungnge bersambungan bunyi upacara kahyangan We Datu Tompoq. Para pembawa kipas diusung, diangkat pula ketur peludahan tempat membuang sepah sirihnya. Di bagian depan tempat para penari dodoq, di bagian belakang para penari topeng. Berbaris memanjanglah hamba Jawa Manurungnge bersarung tak berbaju, berbaju tak bersarung mengangkatkan seleguri yang dihiasi bunga malilu yang dijolok, dicelah-celah rumah yang dituruni hasil bajakan.

PAPARAN ADEGAN 11.

(Narasi dan Illustrasi lagu Theme Song I La Galigo}

Tanpa menunggu waktu lama lagi, Mulailah berangkat usungan kemilau tumpangan Manurungnge, diiringi cahaya dan diramaikan oleh topan, didahului oleh api dewa, diantar angin kencang.Sejenak angin tak berhembus dan mentari tak bersinar daun kayu pun enggan bergoyang saat orang yang dijadikan tunas di Kawaq. Manurungnge turun di tanah. pengangkut usungan berangkat diiringi para hamba yang bergelang, diramaikan anak raja dan bangsawan tinggi, para pengusung berangkat bergegas, para pengiring pun mengayunkan tangannya . Belum lagi hancur daun sirih itu maka mereka tiba di pelabuhan perahu menelusuri pasir bertaburan. pelabuhan yang tak pernah sunyi di pinggir laut. Diletakkanlah usungan kemilau Untuk jadi tumpangan Manurungnge suami-istri.

PAPARAN ADEGAN 12.

(Narasi dan Illustrasi lagu Theme Song I La Galigo}

Dengan anggunnya We Nyiliq Timoq berdiri mengenakan pakaian indah dari Uriq Liuq.sarung bermotif air dan bintang bertaut disulam dengan emas murni dari Abang Lette baju satin kuning berhias bunga ditaburi hiasan emas murni dari Toddang Toja, bermotif bulan dari Boting Langiq, berkaitan bunga matahari dari Leteng Nriuq, gelang emas dari Peretiwi,sambil bergoyangan kipas emasnya, sembilan biji obor diselipkan di atasnya.

Setelah itu We Datu Tompoq berangkat diiringi hamba dewa sesamanya muncul. Semua pengiring berdiri pula. Bagaikan ikatan sanggul yang memabukkan orang-orang yang berpakaian indah itu. Orang banyak saling berdempetan orang yang bergelang bosaraq saling bersentuhan gelang emasnya, sama memakai ikat kepala sambil bergoyangan pinang goyang emasnya. Pada bergoyanganlah pinang goyangnya yang di ujungnya emas sekati dan mengenakan destar emas.

Dengan tidak menunggu waktu lama lagi, We Nyiliq Timoq lalu berdiri dan diangkatkan talam emas yang dipenuhi beras aneka warna, diapit oleh anak sangiang diangkatkan ujung sarungnya, lalu ia menghamburkan bertih emas aneka warna, menjatuhkan telur dan sirih berikat sambil mengucapkan nazar di samudera, melemparkan sirih di sebelah kanannya, gelagah di sebelah kirinya diiringi ucapan mantera-mantera, sambil menengadah ke Boting Langiq menadahkan tangan ke Peretiwi. Lalu guntur bersahutan tujuh kali sabung-menyabung kilat petir dan angin kencang beriringan dengan topan saling beradu dengan angin ribut.

PAPARAN ADEGAN 13 .

(Narasi dan Illustrasi lagu Theme Song I La Galigo}

We Nyiliq Timoq berdiri meniti pada gelombang yang berhempasan di atas laut. la turun melalui gelombangpada lapisan-lapisan laut. Kilat petir di atasnya belum lagi padam, pelita masih saja menyala ia tiba di Toddang Toja, terus menuju ke Peretiwi, pakaian We Nyiliq Timoq menyinari laut, menerangi seluruh Peretiwi. Kebetulan sekali Opu Samudda berada di Uriq Liu di naungan pohon ara Tanra Tellu, sedang menghadapi orang Toddang Toja yang berkumpul, begitu pula penguasa-penguasa di Peretiwi, penguasa di Uriq Liuq semuanya sedang berkumpul para hamba dewa pengikut Guru ri Selleq di Peretiwi. Serentak semua orang Peretiwi berpaling memandang pada orang yang dijadikan tunas di dunia yang datang dari Ale Lino. We Nyiliq Timoq pelan-pelan mendekat,

PAPARAN ADEGAN 14.

(Narasi dan Illustrasi lagu Theme Song I La Galigo}

Dengan bergegas We Nyiliq Timoq sujud menyembah lalu duduk di hadapan datu sangiang yang melahirkannya. Bergegas Guru ri Selleq mempersilakan anak keturunannya, menjemputnya dengan obor emas buah hatinya.

GURU RI SELLEQ :

Kur jiwamu, Anak We Timoq, semoga datang semangat kahyanganmu
hiasan istana di Toddang Toja.

Opu Talaga berdiri bergandengan tangan buah hatinya masuk melewati pekarangan agung naik menuju istana yang gemerlap, masuk melewati sekat agung dan melewati sekat kemilau. la mendatangi ibundanya sedang bertahta di atas peterana bulan duduk dikelilingi dayang-dayang dari Toddang Toja, diapit oleh anak sangiang segaharnya. Sinauq Toja menengadah sambil memandang lalu bertemu pandanglah Paduka yang dilahirkannya .Alangkah senang hati penguasa di Peretiwi menyaksikan buah hatinya.

SINAUQ TOJA :

Kur jiwamu, Anak We Timoq, semoga datang semangat kahyanganmu
Kemarilah, wahai puteri mahkota yang kujadikan tunas di Kawaq.
Kur jiwamu, We Nyiliq Timoq, silakan duduk di atas peterana bulan.

We Nyiliq Timoq sujud lalu menyembah di hadapan peterana agung yang diduduki ibundanya.Sinauq Toja sendiri langsung menggenggam lengan anaknya.

GURU RI SELLEQ :

Ananda We Nyiliq Timoq, naiklah kemari duduk di atas
peterana bintang.

Bergegas We Nyiliq Timoq naik duduk di atas peterana agung berdampingan duduk dengan ratu ibundanya, diapit oleh orang tua kahyangannya, disuguhi sirih lalu menyirih.

SINAUQ TOJA :

Apa gerangan keperluanmu, Ananda We Nyiliq Timoq, sampai engkau
turun ke Peretiwi menurunkan derajat negeri Toddang Toja?
Sejak engkau menjelma di dunia mengikuti sepupu sekalimu di Aleq
Luwuq belum pernah engkau menginjak istana tempat engkau
dibesarkan, rumah dewa tanah rumpah darah kedatuanmu. Apakah
engkau bertengkar dengan suami sepupu sekalimu? Atau telah
rapuhkah taji ayamnya Batara Guru hingga kalah dalam penyabungan
ayam sepupu sekalimu? Atau kena musibahkah negerimu
menyebabkan padi tahunanmu tidak menjadi? Atau kalahkah Dalam
peperangan suami yang membesarkanmu? Adakah gerangan raja di
Aleq Lino, yang ingin menandingi kekuasaanmu menyamakan derajat
kedudukanmu?”

We Nyiliq Timoq menadahkan kedua tangan pada kedua orang tuanya

WE NYILIQ TIMOQ :

Kur jiwamu, Paduka kedua orang tuaku, semoga datang semangat
Kahyanganmu. Aku tak bertengkar mulut, Paduka, dengan hambamu
Batara Guru, tak rapuh pun taji ayamnya sepupu sekaliku. Tak gagal
panenan tahunan negeriku, Paduka, juga tak kalah dalam berperang
para pasukanku di Ale Luwuq.Tak satu pun raja di dunia ini, Paduka,
yang ingin menyamai kedudukanku ,Hanya hambamu Batara Lattuq,
juga hambamu We Datu Sengngeng sudah tua, Paduka, sudah
menahun tinggal di Luwuq belum juga memangku tunas putera
mahkota, padahal tiada duanya yang pernah tinggal di perutku.
Itulah, Paduka, yang menggusarkan hatiku aku sangat mengharapkan
wahai Paduka, sudilah engkau merahmatinya engkau berikan tunas
pengganti, Paduka, hambamu I La Tiuleng dan We Datu Sengngeng.”

PAPARAN ADEGAN 15 .

(Narasi dan Illustrasi lagu Theme Song I La Galigo}

Yang menetas di Wajang-mpajang dan yang berkuasa di Toddang Toja bersamaan merangkul anaknya.

GURU RI SELLEQ :

Kur jiwamu, Ananda We Nyiliq Timoq, semoga datang semangat
Kahyanganmu Naiklah saja dulu, We Nyiliq Timoq, sudah ada tunas
pengganti yang diberikan padamu tetapi nanti di Boting Langiq
diturunkan oleh saudaraku I La Patotoq di Ruallette, barulah berisi
kandungannya We Datu Sengngeng. Perintahkanlah Batara Guru
naik ke Boting Langiq bertemu dengan ayah bunda kahyangannya.
Setelah sepakat Boting Langiq dan Peretiwi barulah kamu diberikan
tunas pengganti, ia itulah cucuku.

(Closing dengan Illustrasi lagu Theme Song I La Galigo}

SELESAI.

skenario film i la galigo episode VII

Posted May 28, 2015 by SYAHRIAR TATO
Categories: TULISAN POPULAIR

VII. NASKAH SKENARIO FILM SERIAL I LA GALIGO EPISODE 7

( Episode. MANURUNGNGE KEDATANGAN MENANTU)

Naskah/Skenario: Dr.Syahriar Tato.
Supervisi : Prof. Nurhayati Rahman.

(Adabtasi skenario film oleh Dr.SYAHRIAR TATO dari buku LA GALIGO menelusuri jejak warisan sastra dunia Buku I dan II ,dan berbagai sumber tentang I LAGALIGO)

01.BGT.

Opening Cuplikan adegan yang dianggap menarik, menjadi latar belakang nama-nama pekerja film dan artis utama, diiringi lagu Theme Song I La Galigo hingga title selesai.

Fade out.
Fade in.

02. INTERIOR – KERAJAAN ALEQ LUWUQ – PAGI HARI.

(tokoh cerita : WE NYILIQ TIMOQ,BATARA GURU,WELLONG TALAGA,APUNG RI TOJA,EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Pagi menjelang Di Aleq Luwuq, Ketika fajar menyingsing ,Batara guru suami-istri bangun membasuh muka pada mangkuk putih, berkaca di depan cermin, membuka cerana emas lalu menyirih menenangkan hatinya. Setelah itu Batara guru berdiri bergandengan tangan suami-istri kembali menuju ke bilik peraduan. Ketka itu bergegas Masuk Welong Talaga bersamaan Apung ri Toja kedalam menyibak tirai manik emas sehingga buli-buli emas kemilau bersentuhan, jumbai janur emas bergetaran.

WE NYILIQ TIMOQ :

Siapa gerangan pelayan yang tak mengindahkan larangan menginjak bilik emas tempat tidurku sampai buli-buli emas bersentuhan anyaman berjumbai yang mengelilingiku bergetaran? Tampaknya ia ingin menjatuhkan martabatku.

WELONG TALAGA :

Kur jiwamu, Paduka We Nyiliq Timoq suami-istri , Semoga Datanglah semangat kahyanganmu Kutadahkan telapak tanganku, Paduka, bak kulit bawang.tenggorokanku,semoga tak terkutuk hamba menjawabmu.Saya hambamu Welong Talaga dan Apung ri Toja yang menemanimu muncul di dunia, bersamamu menjelma di Watang Mpareq.Anak kita Batara Lattuq suami istri telah datang kemari Paduka, melabuhkan perahu di muara. Kampung manakah yang seharusnya didatangi hambamu We Datu Sengngeng? Negeri indah yang mana pula yang diberikan kepada pengantin perempuan itu?”

WE NYILIQ TIMOQ :

Kur jiwamu Paduka Wellong Talaga ,Semoga Datanglah semangat
Kahyanganmu .Seharusnya bukan saya yang menyebutkan pemberian pada menantu kemanakan yang datang ?merapatkan diri di Aleq Luwuq,mengisi balairung di Watang Mpareq.Apakah ada negeri yang indah kubawa muncul kecuali Watang Mpareq, kampong sangiang yang kudatangi, lalu kuisi orang yang banyak? Setelah Batara Lattuq lahir, barulah daku berhak memerintah di Aleq Luwuq, mengepalai duduk beradat di istana sao denra manurung.Sri Paduka Manurungnge yang kauberitahukan, supaya beliaulah yang memberikan hadiah pada menantu kemanakannya, negeri indah mana nanti yang akan diberikan kepada We Datu Sengngeng.

CUT TO.

03. INTERIOR – KERAJAAN ALEQ LUWUQ – PAGI HARI.

(tokoh cerita : WE NYILIQ TIMOQ,BATARA GURU, APUNG TALAGA,WELLONG RI TOJA ,EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Belum selesai ucapan We Nyiliq Timoq keduanya bergegas berangkat pindah tempat ke bilik kemilau yang ditempati berbaring Batara Guru Manurungnge,menyibak janur emas dari Sappe Ileq yang mengelilingi Manurungnge.Lalu Apung Talaga dan Welong ri Toja duduk.

BATARA GURU :

Siapa gerangan orang yang menginjak bilik kemilau?

APUNG TALAGA :

Kur jiwamu, Paduka Batara Guru ,Semoga Datanglah semangat
Kahyanganmu. Kutadahkan telapak tanganku, tuanku ,bak kulit
Bawang tenggorokanku,semoga tak terkutuk hamba menjawabmu, raja sangiang orang Boting Langiq. Ada di luar, Sri Paduka suruhan terpercaya anak kita penguasa kerajaan di Aleq Luwuq.Di muara telah berlabuh wangkang emas tumpangan hambamu I La
Tiuleng.Negeri indah yang mana gerangan yang akan ditunjukkan
untuk didatangi hamba We Datu Sengngeng?Siapa pula yang Paduka tunjuk Untuk Mewakilimu menuju ke muara? Tuanku, negeri indah mana yang akan kauberikan hambamu We Datu Sengngeng?”

BATARA GURU :

La Pangoriseng bersaudara yang mewakiliku keluar ke muara, menyebutkan hadiah yang banyak pada pengantin wanita itu. Ikut pula bersamanya para anak raja yang berpayung emas memberi hadiah yang banyak kepada We Datu Sengngeng.Kauberikan tujuh negeri yang ditempati ratusan gudang tempat menyimpan harta kekayaanku tempat menimbun segala persembahan.Hamba Jawaku yang akan memberikan pengganti pinang sekerat,penukar daun sirih selembar,ribuan hamba dewa yang diturunkan To Palanroe .Sekian pula peti emas yang ditempati pakaian indah dari Saung Langiq, sekian pula peti kilat berisi alat upacara dari Saung Langiq,agar We Datu Sengngeng mau meringankan badan datang ke negerinya.”

CUT TO.

04. INTERIOR – KERAJAAN ALEQ LUWUQ – PAGI HARI.

(tokoh cerita : WE NYILIQ TIMOQ,BATARA GURU, APUNG TALAGA,WELLONG RI TOJA ,LA TENRI EMPENG,TO TENRILEKKEQ, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Belum selesai ucapan Manurungnge Welong Talaga dan Apung ri Toja berangkat menuju ke depan lalu duduk di samping Daeng Samana, bersamaan berdua berkata,

WELLONG TALAGA:

Batara Guru berkata, La Pangoriseng bersaudara mewakiliku Menyerahkan hadiah yang banyak pada pengantin wanita itu,
memberikan tujuh negeri, supaya ia mau meringankan badan mendatangi negerinya.

LA TENRIEMPENG :

Berapa banyak pembesar kerajaan dari Lauq Sadeng yang mengantar kemari ananda yang berpayung emas itu?

TO TENRILEKKEQ :

Semoga tidak terdengar hendaknya anak menantu kesayangan kita,meluncur bak jarum tak bersampul kemari pengantin itu, hamba lelaki sekali pun tak ada yang mengiringinya.Hanya sepuluh orang pembesar kerajaan yang datang mengantarnya ke sini.Kesemuanya itu adalah sepupu sekalinya Sri PadukaTurung Belae.Ada pun pengasuh yang menyertainya ada pembawa cinaga gading tumpuq kadidi yang beribu. tettillaguni dan anaq beccing.Kakaknya yang Menjaga nama baiknya yang diwariskan kepada adiknya hingga banyak orang yang meramaikannya. Sekiranya kecantikan yang engkau cari pada menantu Kita tak ada yang dapat dicela dari bentuk tubuhnya. sepadan raut muka dan perawakannya.Tidak selobang jarum pun yang dapat kucela pada perawakannya yang gemulai anak yatim itu,pada wajahnya yang ayu We Datu Sengngeng.Kalau kemuliaan yang engkau tanyakan lepas segala dari genggamannya harta benda warisan lengkapnya Hanya dua batang gelegar dan tiga bilahan bambu untuknya bertiga dengan inang pengasuh segaharanya.Cecak berlari sekalipun, tak akan kita temui di istananya,dan telah dibongkar anyaman rotan dinding istana yang ditempatinya,dibuka semua istana tempat tinggalnya.Kamilah yang mengerjakan lantainya.
memasanginya dinding yang kukuh,mengalasinya dengan
permadani untuk kami duduki, kami naikkan harta benda,kekayaan yang tak terhitung.

CUT TO.

05. INTERIOR – KERAJAAN ALEQ LUWUQ – PAGI HARI.

(tokoh cerita : WE NYILIQ TIMOQ,BATARA GURU, APUNG TALAGA,WELLONG RI TOJA ,LA TENRI EMPENG,TO TENRILEKKEQ, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Tanpa sengaja ucapan To Tenrilekkeq terdengar Manurungnge suami-istri. Bagaikan awan berarak air mukanya. Dengan marah ia berkata,

BATARA GURU :

Berani benar engkau semua berkata-kata,wahai anak raja pendamping, bangsawan tinggi pengapit.Bagaikan tak ada langit di atasmu.Tidakkah engkau dengar ia yang dimurkai oleh dewa? Apakah memang engkau tidak diberitahu kemauan To Palanroe?
Maka hartanya dirampas, kerajaannya dipindahkan,dibuka gelang emas yang melingkari lengannya.Cincin emas yang ada di jari manisnya dilucuti,dihabiskan orang pilihan bawahannya inang pengasuhnya nan beratus. Dibuka dinding rotannya istana lengkap tempat tinggalnya. Memang bukan kekayaannya yang tak terhitung anak yatim itu yang kuingini, bukan pula kerajaannya Turung Belae kuharapkan dilayari oleh sibiran tulangku.Sebab sejak di Boting Langiq sudah dipertemukan Jodohnya ,ditetapkan oleh I La Patotoq di Boting Langiq tak ada raja yang berdarah putih di Luwuq,sedang aku tak mau diganti oleh darah campuran, saya tak ingin raja yang dinaikkan untuk dinaungi payung emas di Aleq Luwuq,tiada raja yang sama derajatnya di Wareq.Karena itulah ia merantau jauh, melayari sesamanya di Boting Langiq
dan sesama tempatnya di Peretiwi.”

CUT TO.

06. INTERIOR – KERAJAAN ALEQ LUWUQ – PAGI HARI.

(tokoh cerita : WE NYILIQ TIMOQ,BATARA GURU, APUNG TALAGA,WELLONG RI TOJA ,LA TENRI EMPENG,TO TENRILEKKEQ,TO TENRIAKKEQ,WE SAUNG RIUQ,EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Bagaikan orang yang disihir anak raja pendamping,semua penghuni istana itu tidak berani berkata-kata mendengar ucapan Manurungnge.

WE NYILIQ TIMOQ :

Kembali riwayatku berulang pada anak menanti kemanakanku, tak
membawa kerajaannya mengikut kemari ke Aleq Luwuq,We Datu
Sengngeng telah mewarisi takdir di Peretiwi, raja miskin yang tak ada kerajaannya.”

BATARA GURU :

We Nyiliq Timoq Paduka istriku tercinta, janganlah hal itu menjadikan perasaanmu tersinggung akan ucapan kurang baiknya anak raja pendamping. Adakah gerangan, Paduka Adinda, adakah duanya Batara Lattuq raja pengganti di Aleq Luwuq dinaungi payung emas di Watang Mpareq?”

We Datu Sengngeng tak berhenti bergerak dari duduknya. Berkedip mata ibu La Pangoriseng, yang melahirkan La Temmallollong, menunjuk ke peta dalam. Bagaikan burung saja bicaranya Sang Paduka,hanya mulutnya yang kelihatan bergerak , tak kedengaran suara ucapannya.

TO TENRIANGKEQ :

La Palippui bersaudara sudah datang, dan besok La Rumpang Mpoba juga akan datang, demikian pula La Mappapellung dari Coppoq Meru, semuanya datang beriringan suami-istri.Ada juga La Jawa Paseq dari Sawammegga, laki-laki yang memperistri We Jampu Cina ,pembesar kerajaan di Uluwongeng. Kesemua itu
adalah paman anak yatim itu, kesemua itu adalah sepupu sekali Paduka Turung Belae suami-istri.”

WE SAUNG RIUQ :
Banyak juga yang kudengar pembesar kerajaan orang Tompoq Tikkaq yang mengantarnya kemari. Agaknya engkau ingin saja mendengar ucapan Manurungnge yang kurang baik.”

Tiada menyahut Daeng Samana, tiada jawaban sepatah kata pun To Tenrilekkeq.

WE NYILIQ TIMOQ :

Paduka Apung ri Toja dan Welong Talaga, perintahkan membawakan kain sutra jemputan Puang Matoa. Suruh pula memanggil anak raja pendamping, bangsawan tinggi di Watang Mpareq agar semua berkumpul di muara menjemput sibiran tulangku.”

APUNG RI TOJA :

Baiklah paduka tuanku We Nyiliq Timoq, Setelah hamba naik
barulah semua anak raja pendamping berkumpul di sini.”

CUT TO.

07. EXTERIOR – KERAJAAN ALEQ LUWUQ – PAGI HARI.

(tokoh cerita : WE NYILIQ TIMOQ,BATARA GURU, APUNG TALAGA,WELLONG RI TOJA ,LA TENRI EMPENG,TO TENRILEKKEQ,TO TENRIAKKEQ,WE SAUNG RIUQ,EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Di halaman Kerajaan Aleq Luwuq ,kini penuh orang banyak yang sudah berdiri berjejeran menunggu To Tenriangkeq memerintahkan menghampari permadani di bawah pohon asam lalu dilapisi dengan kain sutera tenunan Melayu tempat berpijaknya pengantin wanita itu sampai di luar di muara. Diturunkanlah usungan gading tumpangan penghuni balairung manurung, pendamping raja yang muncul,lalu dililiti dengan permadani sutra orang Toddang Toja, dinaungi dengan kain wajang mpatara, dianyami ikatan emas, digantungi gelang emas, diuluri kain jemputan emas berpilin. Kini sudah turun dayang-dayang pengiring, hamba dewa manurung,juga anak raja bangsawan kapit serta bangsawan raja pendamping.
BATARA GURU :

We Saung Nriuq, We Lele Ellung, Welong Talaga, Apung ri Toja, To Jabiara, pergilah ke muara beriringan dengan anak raja pendamping sebagai pengganti diriku menyambut kur semangat pengantin wanita itu, berilah negeri sebagai hadiah bagi We Datu Sengngeng.Tujuh negeri kauberikan kepada pengantin wanita itu, kau berikan tujuh negeri We Datu Sengngeng, pengganti pinang sekerat, penukar daun sirih selembar, agar sudilah ia meringankan badannya untuk memasuki negerinya, ia tempati istana emas manurung,dan dialah yang empunya balairung pada istana sao denra manurung.

CUT TO.

08. EXTERIOR – KERAJAAN ALEQ LUWUQ – PAGI HARI.

(tokoh cerita : WE NYILIQ TIMOQ,BATARA GURU, APUNG TALAGA,WELLONG RI TOJA ,LA TENRI EMPENG,TO TENRILEKKEQ,TO TENRIAKKEQ,WE SAUNG RIUQ,EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan bergegas ,Maka We Saung Nriuq, We Lele Ellung,Apung Talaga, To Jabiara bangkit diiringi dayang-dayang, diramaikan oleh hamba dewa langsung turun lalu duduk di atas usungan gading, dinaungi payung emas. Ribuan banyaknya usungan gading dipersiapkan tumpangan anak raja pendamping untuk barisan depan.Sekian pula di barisan belakang usungan emas tumpangannya ibunda La Pangoriseng bersaudara. Bagaikan air mengalir barisan orang banyak di Ale Luwuq pergi menjemput di muara. Bagaikan danau yang meluap payung emas yang menaungi pembesar kerajaan yang wanita, bangsawan tinggi perempuan, didahului oleh tarian alosu emas, dan sabungan arumpigi emas.Puang Matoa di depan yang kesurupan lalu menari bissu, gemuruh kedengaran suara upacara kahyangan sebagai tanda kedewaan orang besar itu, hingga tiba di luar muara,berkumpul di pelabuhan perahu Orang banyak tak saling memberi jalan untuk dilewati, tak saling memberi tempat untuk berdiri. Bunyi genderang berdengung di pelabuhan perahu,

CUT TO.

09. EXTERIOR – KERAJAAN ALEQ LUWUQ – PAGI HARI.

(tokoh cerita : WE NYILIQ TIMOQ,BATARA GURU, APUNG TALAGA,WELLONG RI TOJA ,LA TENRI EMPENG,TO TENRILEKKEQ,TO TENRIAKKEQ,WE SAUNG RIUQ,EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan gemulai beralunlah Puang Lolo, menari pula para bissu, menarikan alosu emas dan mengadu arumpigi, saling memperlagakan tellotali,menyambut doa dewa pengantin wanita itu. Maka Batara Lattuq sampai melabuhkan perahunya di muara sungai.

Perahu-perahu yang ditumpangi para penguasa dari negeri yang
indah tak saling memberi jalan untuk dilewati Dengan Saling berebutan masuk melabuhkan perahu-perahu pengiring nan anggun wangkang tumpangan orang banyak pelapangkaru dan binanong. Serentak semua orang banyak bergerak merebahkan tiang, melipat layar, menurunkan jangkar dan mengumpulkan para pengikutnya. Sebab memang telah dipersiapkan jajaran menrawe tempat yang dilewati pengantin.Bagaikan tebing yang miring
jejeran para penguasa yang menjemput.Maka usungan diletakkan. We Saung Riuq, We Lele Ellung Apung Talaga, To Jabiara berangkat menapaki tangga perahu meniti di atas cadik, melangkahi barateng gading. Didapatinya We Datu Sengngeng berbaring sembari menutup kepalanya dengan sarung
mengalirkan air mata kerinduannya pada saudara pengganti ibunya.

BATARA LATTUQ :

Kur jiwamu, Paduka Inangda dan paduka orang besar ,Semoga Datanglah semangat kahyanganmu Kemarilah, tuanku, duduk
di atas permadani emas.”

Dengan tak menunggu waktu lama lagi, Maka duduklah ibu La Pangoriseng serta orang yang melahirkan La Temmallureng, juga ratu ibunya I La Lumpongeng dan yang melahirkan La Temmallollong. Opunna Luwuq sendiri menyuguhinya cerana emas.
BATARA LATTUQ :

Ambillah daun sirih dan pinang. Ini sajalah dahulu yang engkau
Menyirih Inangda, sirih yang ada pada ceranaku. Setelah bangun
ratu anakmu yang memiliki istana emas barulah engkau menyirih
dari sesamamu wanita.”

Tergesa-gesa ketiganya menerima sirih dari anaknya. We Datu Sengngeng bangun duduk. Batara Lattuq berpaling sambil berkata pada perempuan sepupu sekalinya,

BATARA LATTUQ :

Inilah Paduka Adinda We Datu Sengngeng, ibu-ibu yang bukan
melahirkanku, ibu kakak kita La Pangoriseng, melahirkan La
Temmallureng, ibunya La Tenriesaq dan La Temmallollong. Mereka, Adikku, adalah penghuni istana Paduka Manurungnge, mereka mewakili Paduka Manurungnge suami-istri.”

Segera saja We Datu Sengngeng sendiri menyuguhi sirih lalu menyirih ibu yang bukan melahirkannya. Bergegaslah ketiganya mengambil sirih pada anaknya bersamaan mereka berkata,

WE SAUNG NRIUQ :

Kur jiwamu, Paduka Anakku,semoga datanglah semangat
kahyanganmu mutiara bilik orang Tompoq Tikkaq,hiasan istana di
Aleq Luwuq. Masuklah ke Negerimu. kemarilah ke bagian tengah
istanamu. Kamilah yang mewakili Paduka Manurungnge suami-istri mengantarkan engkau hadiah.Tujuh negeri diberikan kepadamu pemberian Paduka suami-istri ,agar engkau datang ke negerimu mewarisi istana emas manurung. Engkau diberi pula tujuh negeri indah oleh para penguasa yang mengiringi pengantin sebagai pengganti pinang sekerat, pengganti daun sirih selembar,sudilah engkau meringankan badanmu ,engkau menuju ke Aleq Luwuq.
Ibu La Pangoriseng kembali berkata, serentak semuanya berkata ibu yang bukan melahirkan Batara Lattuq,

IBU LA PANGORISENG:

Paduka Ananda We Datu Sengngeng, ringankanlah dirimu kita
berangkat ke negerimu.Jangan engkau tinggal saja di sungai
diembus angina dan diterpa bayu. kurang pantas dipandang mata.Engkaulah permata bilik akan menerima hadiah yang banyak, engkau anak yang tiada duanya dari Batara Lattuq yang pernah menetap dalam rahimnya.Yang Muncul di Busa empong. Engkau adalah hiasan tunggal, di istana sao denra .

CUT TO.

10. INTERIOR – PERAHU WANGKANG – SIANG .

(tokoh cerita : WE DATU SENGNGENG,BATARA LATTUQ)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

We Datu Sengngeng tiada menjawab, tidak mengucapkan sepatah kata pun, hanya tunduk saja mengalirkan air matanya yang bercucuran mengenangkan kemalangan nasibnya. Saat itu Batara Lattuq berpaling menghapus air mata istrinya yang bercucuran.

BATARA LATTUQ :

Kur jiwamu, Paduka Istriku We Datu Sengngeng , semoga
Datanglah semangat kahyanganmu, Kasihanilah aku duhai permata bilik orang Aleq Luwuq, hiasan istana di Watang Mpareq,
tenangkanlah hatimu, engkau ringankan badanmu kita masuk ke negeri kita, engkaulah pewaris tunggal Sri Paduka suami-istri.”

Sekali lagi We Datu Sengngeng cuma membisu. We Datu Sengngeng tiada menjawab tidak mengucapkan sepatah kata pun pada suami yang menuruti rayuannya yang tak menolak segala keinginannya.Tak sedikit pun berubah, terus saja mengalir air matanya yang bercucuran. Batara Lattuq kembali berpaling sembari membelai-belai istrinya dan menghapus air matanya yang bercucuran serta merayunya dengan hadiah yang banyak. Tiga kali Opunna Luwuq mengajaknya, tak juga bergeming hati We Datu Sengngeng akan rayuan itu bukanlah harta benda yang ada dalam hatinya.

WE DATU SENGNGENG :

Paduka Kakanda Batara Lattuq, Bukan hadiah yang kuidamkan
Opunna Luwuq, aku tak rakus pada harta. Mengapa aku mesti
mengharapkan harta padahal aku ke sini tak membawa apa-apa,
tiada pula kerajaanku ikut engkau tahu dewa telah menyiksaku tiada duanya.Tak kupeduli akan putus perkawinan kita, Opunna Luwuq,atau semakin erat takdir kita, aku tak akan Berangkat karena yang kutunggu adalah Paduka Manurungnge suami-istri. Kalau bukan beliau sendiri yang datang, Sri Paduka Batara Guru suami-istri menjemput orang yang ke Luwuq, aku seperti daun dibawa angin saja jikalau tak mau Sri Paduka Manurungnge suami-istri mengurangi kemuliaanNya turun ke muara sungai, mempersilakan aku naik ke rumah, biarlah aku pulang dengan sampan kau kembalikan aku ke negeriku. Walaupun aku ratu yang sengsara, miskin dan yatim piatu, tiada tempatku mengadu aku tidak mau dianggap rendah pun tidak mau turut mengharapkan. Karena begitulah pesan kakakku ketika aku bersiap mengikutimu menuju Luwuq, aku tidak mau direndahkan kemuliaanku oleh datu manurung di Luwuq. Sebab sederajat juga kedudukan ibundaku di Boting Langiq ,sama pula derajatnya di Peretiwi, lalu dijelmakan di bumi dan dijodohkan oleh To Palanroe.Sri Paduka ayah bundaku adalah orang kaya lalu hartaku dirampas dan kerajaanku dipindahkan.”

BATARA LATTUQ :

Kur jiwamu, hiasan istana orang Sawammegga ,Semoga datanglah semangat kahyanganmu, permata bilik di Singkiq Wero. Paduka Istriku janganlah mengulang ucapanmu itu tak seorang pun ratu yang kekurangan yang dijelmakan oleh To Palanroe.”

CUT TO.

11. INTERIOR – PERAHU WANGKANG – SIANG .

(tokoh cerita : WE DATU SENGNGENG,BATARA LATTUQ,LA PANGORISENG,LA TEMMALLOLLONG,WELLONG TALAGA)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

We Datu Sengngeng sangat gundah gulana atas penyambutan ini.We Datu Sengngeng menghempaskan diri lalu berbaring membungkus kepala dan kakinya menginjak ujung sarungnya, berlinang-linang air matanya mengenang negeri indah tempat tinggalnya di Tompoq Tikkaq.

BATARA LATTUQ :

Pergilahlah kembali ke Istana Paduka Kakanda La Pangoriseng dan La Temmallollong, sampaikan pada Paduka Batara Guru Manurungnge suami-istri, Kalau bukan tuanku manurung sendiri keluar ke muara menjemput hambamu, Paduka We Datu Sengngeng, biarlah dia kembali ke Tompoq Tikkaq dan menyerahkan payung emasmu tak dibawanya sebagai warisan, biarlah tak ubahnya tapak tangan tersapu pada kerajaanmu mendatang, karena ditinggalkan oleh putera mahkotamu.

To Pananrang dan To Sinilele mengiakan ucapan raja adiknya. Dan tanpa menunggu waktu lama lagi, mereka bergegas kembali ke Istana Aleq Luwuq.

WELLONG TALAGA :

Biarlah aku naik Paduka Ananda Batara Lattuq, mengiringi para
bangsawan pendamping menjemput Sri Paduka Batara Guru suami-istri.”

CUT TO.

12. INTERIOR – PERAHU WANGKANG – SIANG .

(tokoh cerita : WE DATU SENGNGENG,BATARA LATTUQ,LA PANGORISENG,LA TEMMALLOLLONG,WELLONG TALAGA)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan tidak menunggu waktu lama lagi, Welong Talaga berangkat naik ke darat diantar usungan emas, dinaungi payung emas,diiringi dayang-dayang dan para penguasa. Maka La Pangngoriseng bersaudara berangkat pindah duduk pada lantai perahu .langsung duduk di dekat pintu bilik emas yang ditempati We Datu Sengngeng.

LA PANGORISENG :

Kur jiwamu, Paduka Adikku We Datu Sengngeng, semoga datanglah Semangat kahyanganmu, putri hiasan istana orang Sawammegga, permata bilik orang Singkiq Wero. Ambillah tujuh negeri yang ada lengkiang banyak dari Manurungnge, yang di dalamnya penuh sesak harta Sri Paduka pengganti pinang sekerat, penukar selembar daun sirih.Tenangkan hatimu masuklah ke negerimu. Jangan ringgal di muara sungai diembus angin, diterpa bayu nanti engkau dihinggapi perasaan yang tak enak, Paduka. Ribuan hitungan peti kemilau, tempat menyimpan emas murni orang Wawo Unruq sebagai ucapan selamat atas kedatanganmu, ringankanlah badanmu,kita menuju ke istanamu.”

WE DATU SENGNGENG :

Kur jiwamu, Paduka Kakanda La Pangoriseng ,semoga datanglah
Semangat kahyanganmu.Kakanda bukan hadiah yang kuidamkan,
bukan pula harta benda yang kudambakan. Engkau tahu kemiskinanku, Kakanda, semua keinginanku hilang di Tompoq Tikkaq. Engkau pun telah menyaksikan semua, hai anak bangsawan Luwuq. Engkau juga telah mengetahui pesan ratu kakakku We Adiluwuq ketika engkau semua datang di istana saat aku menuju merantau ke Aleq Luwuq. Demikian ucapannya, Duhai, We Datu Sengngeng,engkau akan pergi merantau ke Aleq Luwuq kalau engkau telah sampai di Watang Mpareq tanpa menyaksikan sendiri datu manurung suami-istri di Luwuq menuju
ke muara menjemputmu masuk ke negerinya. jangan sekali-sekali
engkau mendarat, kembalilah engkau ke negeri kemiskinanmu, ke
wilayah kekuasaanmu. Karena sama derajatnya negeri di Aleq Luwuq dan di Tompoq Tikkaq, sama pangkatnya Wareq dengan Sawammegga tak ada bedanya antara Singkiq We’re dan Sabbang Mparu. Sama derajatnya pula ukuran kemuliaannya Sri Paduka di Boting Langiq lalu diturunkan ke dunia. Setinggi juga payung Emasnya yang melahirkan kita di ToddangToja, lalu dimunculkan ke mari ke Kawaq.Itulah yang selalu mengganggu hatiku, karena aku sangat berhati-hati dan takut pada saudaraku yang tak ubahnya ibundaku.”

Mendengar ucapan We Datu Sengngeng, La Pangoriseng bersaudara tunduk tersenyum membenarkan dalam hati ucapan ratu adiknya.

LA PANGORISENG :

Kur jiwamu, Paduka Adinda We Datu Sengngeng, semoga datanglah Semangat kahyanganmu. Jangan demikian ucapanmu sekolong langit sepetala bumi telah memaklumi sama pangkatnya negeri di Aleq Luwuq dan di Tompoq Tikkaq, sama derajatnya Sawammegga dan Watang Mpareq, masih sepupu sekali manurung di Ale Luwuq dengan manurung di TompoqTikkaq.Yang menjelma di Watang Mpareq dan yang menjelma di Sawammegga bersepupu sekali. Paduka Datu Palingeq diToddang Toja dan Patotoqe di Boting Langiq juga masih bersaudara. Keduanya menempatkan tunasnya di bumi memerintah negeri atas namanya.

BATARA LATTUQ :

Kur jiwamu, Paduka Istriku We Datu Sengngeng, semoga datanglah Semangat kahyanganmu, sebabnya aku berlayar ke Tompoq Tikkaq karena tak ada yang sederajat denganku di daerah lain yang dapat diterima oleh Sri Paduka Batara Guru suami-istri Untuk mengganti kemuliaannya, itulah sebabnya aku berlayar ke Tompoq Tikkaq. Kakanda La Pangoriseng, kalau saja Sri Paduka Batara Guru suami-istri tak mau meringankan badannya keluar ke muara sungai, menjemput menantu kemanakannya, aku pun tak akan mau naik ke rumah.
Biarlah aku juga kembali ke Tompoq Tikkaq. Aku biarkan kemuliaannya, biar saja kehilangan semua pakaian, aku kembali ke Tompoq Tikkaq.”

WE DATU SENGNGENG :

Tinggal saja Suamiku Batara Lattuq Opunna Luwuq, di kerajaan
Kebesaranmu biarlah aku sendiri kembali ke daerah kemiskinanku
ke kerajaan kekuasaanku.

BATARA LATTUQ:

Pergilah Kakanda To Pananrang dan Kakanda To Sinilele, beriringan La Tenripeppang dan La Makkarodda, sampaikan saja kepada Paduka Manurungnge suami-istri, anakmu suami- istri akan kembali ke TompoqTikkaq apabila engkau tak mau mengurangi kemuliaanmu untuk keluar menjemput keturunanmu, dia tak akan membawa warisanmu, dia juga akan meletakkan kerajaanmu, tak melayarkan wangkang emas tumpanganmu dia akan kembali ke Sawammegga.

CUT TO.

13. EXTERIOR/INTERIOR – KERAJAAN ALEQ LUWUQ – SIANG

(tokoh cerita : WE NYILIQ TIMOQ,BATARA GURU,LA PANGORISENG,TO PANANRANG,EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Tidak menunggu Waktu lagi ,Belum selesai ucapan I La Tiuleng Batara Lattuq maka La Pangoriseng bersaudara berangkat meniti di atas cadik emas, melangkahi barateng gading, naik mendarat di pelabuhan beriringan rombongan ribuan banyaknya,terus-menerus melalui negeri, berjalan melewati negeri indah,melalui pekarangan istana, naik ke tangga emas berukir, memegang susur kemilau emas, berpintal mayang kelapa dari Limpo Bonga,melangkahi ambang pintu emas,menginjak lantai papan pinang kemilau, terus masuk melalui dinding tengah,melangkahi sekat istana. Didapatinya Manurungnge Batara Guru suami-istri duduk berdampingan di atas peterana istana.To Pananrang bersaudara langsung duduk pada ujung permadani emas di hadapan Manurungnge.

TO PANANRANG :

Kur jiwamu, Paduka Batara Guru suami-istri , Semoga Datanglah
semangat kahyanganmu. Adapun yang diperintahkan adikku yang
menguasai negeri taklukan di Watang Mpareq,Bukan harta benda,
yang ditunggu pengantin wanita, bukan kerajaan yang dinanti hambamu si yatim itu, la tinggal di muara sungai karena Sri Paduka Batara Guru suami-istri sendirilah yang diharapkan adikku suami-istri datang keluar untuk menjemput Paduka adikku Batara Lattuq suami-istri. Andaikata engkau, Paduka,tak berkeinginan turun ke sungai, adikku suami-istri akan kembali lagi ke Tompoq Tikkaq tanpa membawa warisanmu, juga akan ditinggalkan nya tahta kerajaanmu, tak akan berlayar dengan perahu emas tumpanganmu.

CUT TO.

14. EXTERIOR/INTERIOR – KERAJAAN ALEQ LUWUQ – SIANG

(tokoh cerita : WE NYILIQ TIMOQ,BATARA GURU,LA PANGORISENG,TO PANANRANG,EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Maka yang dijadikan tunas di dunia tersenyum mendengar ucapan keturunannya.Batara Guru Manurungnge berpaling sambil berkata pada Istrinya We Nyiliq Timoq yang bersamaan dengannya datang ke dunia,

BATARA GURU :

Kur jiwamu, Paduka We Nyiliq Timoq istriku ,Semoga Datanglah semangat kahyanganmu, Ringankanlah dirimu, We Datu Tompoq kita menjemput keturunan kita. Siapa lagi yang akan dituruti rayuannya kalau bukan Batara Lattuq suami-istri. Sebab dialah yang diharapkan oleh rakyat dinaungi payung di Aleq Luwuq, akan berkuasa di Watang Mpareq menerima upeti yang berpeti banyak sekolong langit dan sepetala bumi.Selama muncul ke dunia, belum pernah engkau berkunjung ke muara, menampakkan diri untuk dilihat orang dan disaksikan oleh orang luar pada pelabuhan perahu.”

WE NYILIQ TIMOQ :

Kur jiwamu, Paduka Suamiku Batara Guru, Semoga Datanglah semangat kahyanganmu. Kenapa Sial benar aku karena I La Tiuleng raja atau bukan raja, barulah dia yang menurunkan derajatku menghina kedudukanku, aku tak sudi tinggal menunggu dipandang dan diamati oleh orang luar, kenapa saya yang diharapkan keluar ke muara? Merajuk benar nian We Datu Sengngeng pada suami sederajatnya, sombong benar pada mertua bibinya, berkata yang tak boleh dibantah. Jangan dia
mengira dirinya keturunan Iangit yang menjelma lantas aku
menuruti kemauannya dan rayuannya Batara Lattuq. Selama aku
menjelma di dunia meninggalkan negeri indah tempatku dibesarkan tak pernah aku keluar ke muara, kecuali pada saat berangkatnya Batara Lattuq berlayar ke timur menuju Tompoq Tikkaq, aku keluar ke muara sungai.

Mendengar rajukan istrinya, Batara Guru Tersenyum saja Dewa yang menetas di bambu betung, Batara Guru menjawab ucapan dewi cantik yang dicintainya.

BATARA GURU :

Benar sekali ucapanmu,Paduka Adinda tak satu pun perkataanmu yang kusalahkan.Tetapi biarlah kali ini kita turuti kehendak keturunan kita. Adakah gerangan duanya I La Tiuleng, yang pernah mendekam di dalam perutmu?Tigakah gerangan putera mahkota kita?Sama tunggalnya dengan La Togeq Langiq tiada duanya I La Tiuleng putera mahkota masa depan kita.”

WE NYILIQ TIMOQ :

Paduka Kakanda Batara Guru, Biarlah dulu kutenangkan perasaanku, setelah itu barulah aku siap berangkat ke muara.

CUT TO.

15. EXTERIOR/INTERIOR – KERAJAAN ALEQ LUWUQ – SIANG

(tokoh cerita : WE NYILIQ TIMOQ,BATARA GURU,LA PANGORISENG,TO PANANRANG,EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan tidak membuang waktu lama lagi, Batara Guru Manurungnge mengadakan upacara tolak bala. diangkatkan mangkuk lalu mencuci muka pada mangkuk putih dan berkaca pada cermin kemilau, berkumur-kumur dan membersihkan mulut, disuguhi sirih lalu Menyirih.Sesudah itu perasaan We Datu Tompoq sudah baik .We Mata Timoq berdiri diapit oleh saudara sesusuan yang muncul bersamanya, berpegang pada bangsawan tinggi, diangkatkan lengannya dengan pakaian kebesaran yang indah, sarung bersulam kemilau bermotif naga, bergambar taburan mayang kemilau, berurai gambar ular sawah Toddang Toja, baju bersulam bunga matahari berpinggir emas sekati, bertaburan bunga berbintang, disulam emas murni dari Limpo Bonga, dililiti lengannya dengan gelang emas dari Abang Lette, bepermata intan mengkilat, disekat gelang lolaq bepermata bintang bersinar cincin mengkilat di tangan kanannya cincin berukir di tangan kirinya, kuku palsu emas dari Mata Soloq, berselendang kain cindai dari Wawo Unruq ,memakai ikat kepala emas dilengkapi dengan emas dari orang Abang Lette, dilengkapi pinang goyang kayu cendana emas dari Uluwongeng. Demikian pula para penghuni istana, semua berpakaian indah, tidak satu pun yang sama pakaiannya.

CUT TO.

16. EXTERIOR/INTERIOR – KERAJAAN ALEQ LUWUQ – SIANG

(tokoh cerita : WE NYILIQ TIMOQ,BATARA GURU,LA PANGORISENG,TO PANANRANG,WE SAUNG NRIUQ,WE LELE ELLUNG,APUNG TALAGA,TO JABIARA,WE APPANG LANGIQ,EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Begitu pula halnya dengan Batara Guru, dengan anggunnya menyusul berpakaian sarung bertatakan bulan di langit, dijahit dengan motif bintang bertabur dengan ikat kepala bermotif bintang, dijahit berpinggir emas sekati, disulam dengan emas murni dari Wawo Unruq, dililitkan ikat pinggang berkilat kahyangannya, berdempetan dengan pengikat keris mayang kelapa, mengenakan gelang berjalur bermotif bulan. Lalu Manurungnge duduk bersebelahan permaisurinya disuguhi sirih lalu menyirih. We Saung Nriuq, We Lele Ellung, Apung Talaga dan To Jabiara berpakaian lengkap pula dengan sarung kebesaran bak bintang kejora ,baju satin yang berkilauan, dililiti tangannya dengan gelang emas,enam puluh lima sebelah-menyebelah disekat gelang lolaq, cincin berukir indah menghiasi jari tangannya. We Appang Langiq berdiri ,mengenakan pakaian indah sarung bermotif naga dengan baju satin merah bersulam, dihiasi emas murni dari orang Abang. berselendang warna kuning dari orang Singkiq Wero.

Lengkaplah sudah semuanya pakaian yang indah para gadis penghuni istana to manurung dan para bangsawan tinggi kapit. Tak satu pun yang sama pakaiannya anak bangsawan penghuni istana itu. Ribuan dayang-dayang dari Toddang Toja memakai sarung bermotif bunga warn dan naga, serta baju satin merah yang disulam, gelang emas enam puluh lima sebelah-menyebelah, disekat gelang lolaq dan kuku palsu emas masing-masing memakai ikat kepala dengan pinang goyang emas cendana, berpakaian kain bermotif bulan, Tujuh ribu hamba dewa memakai sarung bercorak kemilau bernaga, dijahit dengan emas bertaburan puluhan kati, berseiendang warna kuning, kuku hiasan emas, dan anting-anting puluhan tahil emas di muka, emas di belakang, beruntaian warna pelangi,masing-masing mengenakan ikat kepala,dengan pinang goyang kayu cendana emas.Tiga ribu anak raja orang Wiring Langiq berpakaian sarung berwarna pisang kemilau. berseiendang berwarna bunga jambu tnellaweq, masing-masing dipenuhi tangannya gelang emas cincin emas berukir, hiasan jari tangannya,kuku palsu emas dan anting-anting, masing-masing mengenakan ikat kepala emas dan dilengkapi pinang goyang emas cendana, sambil memegang bakul emas, dipenuhi bertih emas dan sirih berlipat cara orang Senrijawa sebagai pengantar orang Boting Langiq. Tujuh ratus anak bangsawan murni,memakai sarung bermotif bulan bernaga, destar bersulam dari timur dipadu keris emas bersarung serta gading berukir yang berkilauan semua ditimpa oleh cahaya keris emas.Sekian pula penguasa kerajaan dari negeri taklukan Manurungnge berpakaian sarung bermotif bulan naga, dengan ikat kepala bergambar bintang,keris emas dan gelang naga. Tujuh ribu anak bangsawan murni berpakaian sarung sunrapi bunga berhias dengan destar yang disulam,keris emas dan gelang besar.

CUT TO.

17. EXTERIOR/INTERIOR – KERAJAAN ALEQ LUWUQ – SIANG

(tokoh cerita : WE NYILIQ TIMOQ,BATARA GURU,LA PANGORISENG,TO PANANRANG,WE SAUNG NRIUQ,WE LELE ELLUNG,APUNG TALAGA,TO JABIARA,WE APPANG LANGIQ,TO TENRILEKKEQ, TO APPAREPPAQ,WE SESE ELLUNG,EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan bergegas To Tenrilekkeq dan To Appareppaq memerintahkan melengkapi persiapan acara dewa Manurungnge. Maka serentak turunlah semua anak raja pendamping anak bangsawan kapit, orang kaya penghulu negeri. Anak dewa manurung turun pulalah bersamaan turun semua para hamba yang ratusan jumlahnya. We Sese Ellung memerintahkan menghamparkan permadani sutera berwarna kuning keluar sampai ke muara sungai tempat berpijaknya Manurungnge suami-istri. Ditabuhlah genderang besar dibarengi dengan tiupan seruling serta petikan kecapi emas, pukulan gong yang diramaikan musik Melayu. Berdengung-dengung senandung bunyi-bunyian itu melengking mendayu suara seruling yang ratusan La Oroq Kelling dan La Tau Panceq membunyikan talloq-talloqnya . menarilah orang bertopeng dan pemakai topeng kayu. Bagaikan buah buni langkas pakaian orang banyak, tak ubahnya matahari yang terbit payung emas naungannya anak yang berpayung emas sembari duduk menunggu di gelanggang di bawah pohon asam.

CUT TO.

18. EXTERIOR/INTERIOR – KERAJAAN ALEQ LUWUQ – SIANG

(tokoh cerita : WE NYILIQ TIMOQ,BATARA GURU,LA PANGORISENG,TO PANANRANG,WE SAUNG NRIUQ,WE LELE ELLUNG,APUNG TALAGA,TO JABIARA,WE APPANG LANGIQ,TO TENRILEKKEQ, TO APPAREPPAQ,WE SESE ELLUNG,EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Usungan emas tumpangannya Batara Guru Manurungnge diturunkan bersama usungan kilat tumpangan We Nyiliq Timoq Yang Menjelma di Busa Empong. Payung kebesaran yang muncul dan payung matahari yang manurung dikembangkan. Lalu usungan emas tumpangan Manurungnge suami-istri dibungkus dengan kain appiq warani dinaungi dengan kain halus dari Sese Ileq, dipertautkan dengan ikatan emas, dihiasi dengan gelang dari Mata Soloq digantungi dengan gelang gading berukir dari Limpo Bonga. Serentak semua pelayan Luwuq dan gadis-gadis pembawa kipas turun pula.Tujuh puluh hamba dikorbankan, sekian pula orang pendek serta orang bule, tempat berpijaknya Manurungnge. Upacara sangiang Manurungnge lengkap.

TO TENRILEKKEQ :

Kur jiwamu, Paduka Batara Guru suami-istri ,Semoga Datanglah
semangat kahyanganmu Paduka Manurunnge, kini telah siap usungan emas tumpanganmu, telah berkembang pula payung emas naunganmu.

Dengan agungnya, Maka Batara Guru suami-istri bangkit turun dari peterana menuju keluar, berjalan diiringi oleh pengasuh segaharanya sembari dipegangkan lengannya dan diangkatkan ujung sarungnya, berpegang pada bangsawan tinggi, diapit oleh saudara sesusuan mulianya. Maka bergerak pulalah berangkat seisi bilik yang manurung serta penghuni istana yang muncul. Tarian bissu mengiringi keberangkatan datu manurung suami-istri, diiringi dengan doa-doa pada dewa, diantar oleh Puang Matoa, diramaikan dengan upacara orang Senrijawa, didahului petir, kilat, dan guntur yang bersahut-sahutan sebagai pertanda Manurungnge suami-istri menuju keluar, disambut dengan usungan emas manurung, disertai upacara dipartauti kipas emas dari Ruallette, serta diseliweri kipas emas orang Senrijawa. Diusunglah pembawa kipas, diturunkan pula ketur peludahan tempat meludah, yang akan ditempati pembuangan sepah sirih orang besar itu. Meriam dibunyikan, tak henti-hentinya bunyi letusan meriam sebagai maklumat.

CUT TO.

19. EXTERIOR/INTERIOR – KERAJAAN ALEQ LUWUQ – SIANG

(tokoh cerita : WE NYILIQ TIMOQ,BATARA GURU,LA PANGORISENG,TO PANANRANG,WE SAUNG NRIUQ,WE LELE ELLUNG,APUNG TALAGA,TO JABIARA,WE APPANG LANGIQ,TO TENRILEKKEQ, TO APPAREPPAQ,WE SESE ELLUNG,EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Manurungnge suami-istri telah turun ke kampung ,Di depannya terdapat usungan emas tumpangn We Saung Nriuq, We Lele Ellung.Apung Talaga dan To Jabiara saling berdempetan dengan usungan emas Tenritalunruq, Apung Mangngenreq,Tenrisaungeng dan We Sese Ileq.Tujuh ribu usungan emas di belakang Manurungnge, sekian pula di depannya. Ribuan usungan gading di sebelah kanannya, sekian pula di sebelah kirinya berangkat diiringi hamba ratusan, diantar hamba dewa semuanya mengenakan ikat kepala yang dihiasi pinang goyang emas cendana, masing-masing mengayunkan destar emasnya, sarung berwarna kuning dan baju bersulam serta selendang mayang kemilau. Bagaikan bara api yang bertaburan lengan orang yang bergelang emas Puang Matoa pun telah berjalan ke depan, pengawas negeri yang indah.Tak saling memberikan jalan untuk dilewati para pengikutnya yang ribuan diiringi bunyi caleppa.Maka Puang Lolo saling berpegangan,para bissu juga sudah menari, mengadu alosu emas menyabung arumpigi emas sekati,para bissu menari tak henti-hentinya dengan tarian topeng, terus-menerus menaburkan bertih.Bagaikan kayu yang bergesekan buyinya usungan gading tumpangan para ratu pengiring. Bagaikan danau yang meluap payung emas naungan para penghuni istana yang ramai.

CUT TO.

20. EXTERIOR/INTERIOR – KERAJAAN ALEQ LUWUQ – SIANG

(tokoh cerita : WE NYILIQ TIMOQ,BATARA GURU,LA PANGORISENG,TO PANANRANG,WE SAUNG NRIUQ,WE LELE ELLUNG,APUNG TALAGA,TO JABIARA,WE APPANG LANGIQ,TO TENRILEKKEQ, TO APPAREPPAQ,WE SESE ELLUNG,EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Pengangkut usungan kemilau yang ditumpangi Manurungnge suami-istri berangkat diiringi cahaya, diantar kilat, petir dan topan, didahului angin kencang, diapit kilat yang sabung-menyabung. Kini matahari tak bersinar dan angin pun tak berhembus ,bahkan daun kayu pun enggan bergerak. Burung-burung man’ semua yang berani melewati Manurungnge. Bagaikan air deras mengalir keluarnya orang banyak, meski barisan depan sudah tiba di pelabuhan perahu namun belum juga berhenti mengalir dan membanjir keluarnya orang banyak. Maka Manurungnge sampai di pelabuhan perahu. Bagaikan matahari yang naik yang bersinar terang hiasan usungan kemilau manurung tiba memenuhi pinggir pantai yang tak pernah sunyi tak saling memberi tempat berdiri pada pelabuhan perahu. Bagaikan bara menyala tampaknya payung emas perlindungan Manurungnge bagaikan api setan peresola yang menyala cahaya payung naungannya We Nyiliq Timoq, Yang Muncul di Busa empong diiringi usungan emas, dipandu oleh busa air, dinaungi bintang dari Saung Langiq. Sangiang Mpajung telah turun menyabung kilat, mengadu peti dan menyalakan api dewa diikuti oleh kilat petir, Rukkelleng Mpoba mengadu api dan mempertemukan angin ribut. Bagaikan Peretiwi itu akan longsor dan langit pun akan runtuh. Pelangi yang berwarna tujuh datang di tengah wangkang kemilau berhadapan dengan kegelapan malam. dibalikkan tangan sekali pun orang tak saling mengenal wajah lagi. Guntur bergemuruh lagi, kilat dan petir saling menyabung. Boting Langiq bagaikan akan runtuh, Peretiwi pun bagai akan longsor. Maka pemberian We Datu Sengngeng meluncur dari langit, dari Paduka kakeknya Manurungnge di langit. Ribuan perahu emas dipenuhi harta benda. Puluhan ribu pula dayang-dayang orang Toddang Toja, masing-masing lengannya dipenuhi gelang emas,dan semuanya memakai sarung bersulam, berselendang kain berwarna kuning yang melingkar pada Sese Ileq, serta bergoyangan pinang goyang emas di kepalanya, yang dikenakan pada ikat kepalanya masing-masing mengangkat talam emas, yang ditempati bertih emas. Bagaikan hujan keras taburan bertih emas.Kini dayang-dayang orang Abang telah berdatangan.

CUT TO.

21. INTERIOR – PERAHU WANGKANG – SIANG .

(tokoh cerita : WE DATU SENGNGENG,BATARA LATTUQ)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

BATARA LATTUQ :

Kur jiwamu, Paduka istriku We Datu Sengngeng, semoga
Datanglah semangat kahyanganmu Adinda We Datu Sengngeng,
bangunlah tenangkan hatimu.Telah ada harta benda pemberian Sri Paduka dari Boting Langiq saling bertemulah harta dan dayang-Dayang pemberian Paduka kita Linrung ri Toja di Peretiwi. Adinda We Datu Sengngeng, telah ada pula usungan emas tumpangan Sri Paduka Batara Guru Manurungnge suami-istri menjemputmu dengan kur semangat.”

CUT TO.

22. INTERIOR/EXTERIOR – PERAHU WANGKANG – SIANG .

(tokoh cerita : WE DATU SENGNGENG,BATARA LATTUQ)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan Anggunnya We Datu Sengngeng bangun duduk membasuh muka pada mangkuk putih, berkaca di muka cermin, membuka cerana emas lalu menyirih menenangkan hatinya.We Datu Sengngeng lalu berdiri mengenakan pakaian indah, sarung bersulam bermotif naga, bertaburan mayang kemilau, berurai gambar ular sawah dari Boting Langiq, disulam bermotif bunga bintang, berlilitkan ular menreli, tujuh kati di bagian bawahnya,lima kati di atasnya, baju satin merah bersulam orang Wawo Unruq,dengan sulaman emas orang Uluwongeng. Lengannya dililiti gelang emas orang Toddang Toja, enam puluh lima sebelah-menyebelah, diapit gelang lolacj bepermata, bintang bersinar dari Abang Lette,cincin tempaan berukir, yang melingkari jarinya ,kuku palsu emas, anting-anting emas di muka, di belakang.We Datu Sengngeng lalu berdiri berjalan diiringi inang pengasuh, diapit oleh bangsawan tinggi, diramaikan oleh pengasuhnya. Mutiara bilik sendiri menaburinya bertih emas. Batara Lattuq segera berdiri menggenggam lengan istrinya, bergandengan tangan suami-istri menunggu berdiri di geladak perahu.

CUT TO.

23. INTERIOR/EXTERIOR – PERAHU WANGKANG – SIANG .

(tokoh cerita : WE DATU SENGNGENG,BATARA LATTUQ,LA PANANRANG,LA MASAGUNI,TO SINILELE, PANRITA UGIQ, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Maka tibalah semua anak raja pendamping, para bangsawan kapit, anak orang kaya penghulu negeri, anak raja taklukan Manurungnge.Tak saling memberi jalan untuk dilewati pada pelabuhan perahu para pengasuh segaharanya, La Pananrang, La Massaguni,La Sinilele dan Panrita Ugiq,
tak saling mendengar bunyi aduan ribuan kadidi,tettillaguni dan anak beccingnya. semua keluarga Manurungnge. Bagai kayu yang bergesekan, goyangan usungan emas tumpangan ratu perempuan pengiring. Bagaikan danau yang meluap payung emas naungan bangsawan tinggi kapit, sampai tiba di pelabuhan perahu memadati pinggir pantai yang tak pernah sunyi, orang banyak itu tak saling memberi tempat berdiri.

CUT TO.

24. INTERIOR/EXTERIOR – PERAHU WANGKANG – SIANG .

(tokoh cerita : WE DATU SENGNGENG,BATARA LATTUQ,LA PANANRANG,LA MASAGUNI,TO SINILELE, PANRITA UGIQ, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan Bangga We Datu Sengngeng berpaling pada lelaki yang segaharanya, saat melihat berjejal usungan cermin pengiring itu bagaikan matahari yang bersinar payung emas yang menaunginya, menyinari laut dan menerangi samudera, menerangi semua pinggir laut, Pakaian kebesaran anak raja pendamping bangsawan mulia kapit itu, bagai api setan peresola menyala payung kemilau Manurungnge, bagaikan kilat yang sabung-menyabung payung matahari yang muncul,

WE DATU SENGNGENG :

Kur jiwamu, Paduka Suamiku Batara Lattuq ,Semoga Datanglah
semangat kahyanganmu Aku bertanya, Opunna Luwuq, adakah yang melebihi kemuliaanmu di tempat lain yang dikerumuni oleh pengasuh dinaungi payung emas, diramaikan oleh bunyi aduan kadidi emas ribuan tettillaguni dan anaq beccing, diseliweri nyanyian bissu Sebagai penopang jiwanya, yang mengasapi jalan dapur emasnya pantangan setan Sunra dan menjauhkannya dari maksud jahat setan peresola?”

BATARA LATTUQ :

Kur jiwamu, Paduka Istriku We Datu Sengngeng ,Semoga Datanglah semangat kahyanganmu Dinda, janganlah engkau mengira, karena ingin lamaranku diterima, maka ketika di Tompoq Tikkaq kukatakan kepada kakanda We Adiluwuq,Tak ada payung kembar di Luwuq juga tak ada duanya suguhan emas yang dimunculkan di Watang Mpareq. Aku adalah raja tunggal, tidak ada duaku pada ibu Kahyanganku juga tak ada duaku yang disembah oleh orang Banyak di Ale Luwuq, di Watang Mpareq.Tak ada duaku menerima persembahan yang banyak sekolong langit dan sepetala bumi. Adapun Adinda We Datu Sengngeng, anak raja yang kaulihat mengasapi jalan dengan asap pedupaannya, tak henti-hentinya membunyikan upacara kerajaan, itulah keturunannya, kakak kita La Pangoriseng bersaudara, sedang membentangkan jalan, ia saudaraku tak seibu. Kesemuanya itu adalah cucu Sri Paduka Manurungnge.Tak satu pun yang menentang, Adik, kelak kita bawa dalam kehidupan suka dan duka.Adapun yang dinaungi payung kejora,dinaungi tudung payung kemilau, menumpangi usungan emas, itulah, Sri Paduka ayahandaku Batara Guru tak ada antara usungan kemilau tumpangannya suami-istri.”

CUT TO.

25. INTERIOR/EXTERIOR – PERAHU WANGKANG – SIANG .

(tokoh cerita : BATARA GURU,WE NYILIQ TIMOQ,WE DATU SENGNGENG,BATARA LATTUQ,LA PANANRANG,LA MASAGUNI,TO SINILELE, PANRITA UGIQ, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan sekejab waktu saja, Manurungnge suami-istri tiba di pelabuhan perahu. Orang banyak sudah tak saling memberi jalan bagaikan pelabuhan perahu akan tumpah-ruah oleh suara gemuruh orang banyak. Upacara dewa kahyangan. Manurungnge suami-istri berseliweran. Kini usungan emas manurung diletakkan, juga usungan kilat yang muncul lalu disingkapkan kain patola gunri yang meliputi usungan emas tumpangan Manurungnge suami-istri. We Nyiliq Timoq segera bangkit, bergandengan tangan suami-istri, diapit bangsawan tmggi sebelah-menyebelah, ujung sarungnya disingkap dan kedua belah lengannya dibimbing, diramaikan seliweran kipas dari Ruallette, dikelilingi kipas emas dari Senrijawa,sambil meniti di atas cadik emas, melangkahi pinggir perahu. We Datu Sengngeng sendiri menaburi bertih emas Sri Paduka mertuanya.

WE DATU SENGNGENG :

Kur jiwamu, Paduka manurung suami-istri, datanglah semangat
kahyanganmu. Semoga aku tak kualat pada kemuliaan warisanmu dan tak durhaka pada kerajaan di hadapanmu ,raja dewa dari Ruallette, datu sangiang dari Toddang Toja. Naiklah kemari, Sri Paduka, pada wangkang emas manurung masuklah ke dalam perahu.”

CUT TO.

26. INTERIOR/EXTERIOR – PERAHU WANGKANG – SIANG .

(tokoh cerita : BATARA GURU,WE NYILIQ TIMOQ,WE DATU SENGNGENG,BATARA LATTUQ,LA PANANRANG,LA MASAGUNI,TO SINILELE, PANRITA UGIQ, EXTRACT)

(Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Paduka We Nyiliq Timoq, Yang Muncul di Busa Empong segera berpaling menggenggam pangkal lengan anak menantu yang disayanginya bersebelahan dengan Manurungnge. Ketiga raja itu berpegangan tangan masuk duduk di ruangan perahu Walinono, Manurungnge suami-istri bertindihan paha. Seketika itu Batara Lattuq datang pula duduk berdampingan suami-istri di hadapan raja dewa yang melahirkannya, sembari diseliweri kipas emas, dikelilingi kipas emas dari Senrijawa. Batara Lattuq sendiri yang mengangkat sirih untuk Manurungnge.We Datu Sengngeng pun mengangkat sirih, mempersilakan menyirih Yang Muncul di Busa Empong. diringi usungan emas dan didorong oleh busa air. Alangkah gembira Manurungnge suami-istri segera mengangkat We Datu Sengngeng lalu memangku anak menantu yang dikasihinya, mengusap-usap pinggangnya, membelai-belai rambutnya yang halus nan panjang, mempermain-mainkan gelang emas yang meliliti lengannya sembari meremas-remas jari tangannya.

BATARA GURU ;

Kur jiwamu, Ananda We Datu Sengngeng, semoga datanglah
semangat kahyanganmu, hiasan istana di Sawammegga,
permata bilik di Singkiq Wero, bulan purnama orang TompoqTikka. ambil tujuh negeri yang semuanya berpenghasilan Ratusan sebagai penyambung hidup siang dan malam.Ambillah peralatan agung yang bersamaan denganku turun ke dunia. Ambil pulalah kain danriora, tujuh puluh depa lebarnya dan tiga ratus depa panjangnya yang tujuh kali sehari berubah warna.”

WE NYILIQ TIMOQ :

Kur jiwamu, Ananda We Datu Sengngeng, semoga datanglah
semangat kahyanganmu. Anak We Sengngeng, ambillah gelang emas yang bersamaan denganku muncul di dunia, kain indah yang bersamaku muncul di Kawaq. Bila digunakan pada tengah hari maka siang pun menjadi gelap gulita,dibalik jari tangan pun tak akan Nampak dan tak kelihatan wajah orang lain. Apabila dikenakan pada waktu tengah malam bagaikan matahari terbit dari balik gunung.

WE NYILIQ TIMOQ (OS):

Bilamana negeri kena musibah lalu dikenakan di tengah-tengah kampong maka serta merta kemarahan sangiang akan berhenti. Bila panen tahunan tak jadi dikenakan di tengah padang maka penduduk pun panen padi. Ambillah pula, Ananda We Datu Sengngeng, piring tempatku mandi pemberianku dari Boting Langiq, ribuan anak raja pergi mandi, tak juga terinjak pinggirnya. Ambil pula hiasan istana dari Sawammegga, alat Peringgi yang ditempati burung emas permainan Yang tak pernah menjemukan aku, saat pertama kali muncul ke dunia. Engkau ambil pula, mutiara pelaminan, ikat kepala sudallangiq yang bersamaanku muncul ke dunia, tujuh puluh depa lebarnya lebih seratus depa panjangnya, yang tujuh kali sehari berubah warna, warisanku dari tuanku yang berkuasa di Toddang Toja, yang diberikan padaku saat dipersiapkan muncul ke dunia. Bila dikenakan pada tengah hari bagai tirai yang dipandang. Bila dikenakan tengah malam bagaikan mentari yang bersinar menyilaukan mata, tak ubahnya bulan purnama. Bila dipandang sekali lagi, bagaikan mata hari bersinar di atas gunung, bak memandang surya. Bila diulang sekali lagi, tak ubahnya awan yang beriringan. Bila diulang lagi memandangnya maka bagaikan memandang bintang yang muncul. Bila diulang memandangnya lagi bagaikan kilat dengan guntur yang bersahut-sahutan di tengah-tengah istana. Bila diulang lagi memandangnya bagaikan bara menyala Kelihatannya di tengah istana dewa yang diturunkan.Itulah Anak We Datu Sengngeng, pemberianku yang tak terhitung dari Sri Paduka yang berkuasa di Peretiwi saat aku dipersiapkan muncul ke dunia. Ananda We Datu Sengngeng, ambil pulalah dayang-dayang hamba dewa yang ribuan banyaknya, pembawa kipas yang bersamaku turun ke dunia berpakaian sutra yang bermotif bulan naga, berbaju satin merah yang disulam lengan mereka dililiti gelang emas.”

BATARA GURU :

Anak We Datu Sengngeng, semoga engkau mujur, engkau melahirkan anak di Luwuq,kemauanmu adalah kemauan
terhormat engkau suami-istri. Duhai, permata bilik, kusebutkan engkau hadiah dari negeriku, kuhitungkan engkau harta benda karena tiada duamu penghuni bilik yang menghiasi istana I La Tiuleng. Engkau We Datu Sengngeng, ratu tunggal di negerimu menerima persembahan yang ribuan banyaknya sekolong Iangit dan sepetala bumi.”

(closing Illustrasi lagu Theme Song I La Galigo}

CUT TO.

BERSAMBUNG KE EPISODE VIII.

SKENARIO FILM I LA GALIGO EPISODE 6

Posted May 24, 2015 by SYAHRIAR TATO
Categories: TULISAN POPULAIR

VI. NASKAH SKENARIO FILM SERIAL I LA GALIGO. EPISODE 6

( Episode BERLAYAR KE TANAH LELUHUR DI ALEQ LUWUQ )

Naskah/Skenario: Dr.Syahriar Tato.
Supervisi : Prof. Nurhayati Rahman.

(Adabtasi skenario film oleh Dr.SYAHRIAR TATO dari buku LA GALIGO menelusuri jejak warisan sastra dunia Buku I dan II ,dan berbagai sumber tentang I LAGALIGO)

01.BGT.

Opening Cuplikan adegan yang dianggap menarik, menjadi latar belakang nama-nama pekerja film dan artis utama, diiringi lagu Theme Song I La Galigo hingga title selesai.

Fade out.
Fade in.

02. INTERIOR – KERAJAAN SAWAMMEGGA – PAGI HARI.

(tokoh cerita : WE TENRIJELLOQ, LA TENRIGILING,EXTRACT)

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Hari hari berlalu tanpa terasa, tiga malam setelah ditimpa penyakit keras berbaring tanpa berbalik suami-istri tak bergerak kaki, tak bergerak tangan tanpa menghiraukan malam atau pun siang.Maka pada tengah malam yang tenang WeTenrijelloq suami-istri sudah dalam keadaan sekarat.Pada waktu dinihari WeTenrijelloq suami-istri meninggal. Bagaikan dahan kayu beserpihan bunyi ratapan, bersahutan bunyi pukulan dada.

CUT TO.

03. INTERIOR- KERAJAAN TOMPOQ TIKKAQ – PAGI HARI.

(tokoh cerita : WE ADILUWUQ, WE DATU SENGNGENG, BATARA LATTUQ,DATU SENGNGENG, TO SINILELE, LA TEMMALLURENG.TO PANANRANG,LA PANGORISENG, EXTRACT )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

Suasana berkabung di Istana Sawammegga sampai juga ke Istana Tompoq Tikkaq. Bagaikan dahan kayu beserpihan bunyi ratapan, bersahutan bunyi pukulan dada.

WE DATU SENGNGENG :

Saya mendengar ratapan, Paduka We Adiluwuq . Ara ke timur di sekitar Sawammegga daku dengar ratapan mengatakan ,Sungguh kehilangan daku tuanku, raja mandul tak mempunyai turunan pengganti lalu pergi ke akhirat.”

WE ADILUWUQ :

Kalau raja mandul perampas itu meninggal, Adikku, biarlah kita ke Sawammegga.”

Keesokan harinya We Adiluwuq dan We Datu Sengngeng bangun,
suami-istri berpisah sarung, membasuh muka pada mangkuk putih, berkaca di muka cermin,membuka cerana emas lalu menyirih menenangkan hatinya . la bangkit lalu ke depan.suami-istri duduk berdampingan di atas peterana emas.

CUT TO.

04. INTERIOR – KERAJAAN SAWAMMEGGA – PAGI HARI.

(tokoh cerita : WE TENRIJELLOQ, LA TENRIGILING,EXTRACT)

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Sudah datang semua bangsawan pendamping,pembesar negeri yang menjadi hakim, di istana sao loci tempat tinggal raja mandul perampas itu mengatur kelengkapan mayatnya,menyiapkan jejeran tempat air mandinya La Tenrigiling suami-istri

LA BIRAJA :

Lebih baik kita beritahukan Sri Paduka bersaudara di Tompoq Tikkaq,walaupun mereka tak mau menjamah mayat ibunda yang tidak melahirkannya. Bagiku lebih baik kita beritahukan anak yatim dua bersaudara itu.”

CUT TO.

05. INTERIOR- KERAJAAN TOMPOQ TIKKAQ – PAGI HARI.

(tokoh cerita : WE ADILUWUQ, I LA JIRIU, WE DATU SENGNGENG, BATARA LATTUQ,DATU SENGNGENG, TO SINILELE, LA TEMMALLURENG.TO PANANRANG,LA PANGORISENG, EXTRACT )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

Semua bangsawan pendamping sepakat.Maka para hakim di Sawammegga berangkat pergi bergegas ke Tompoq Tikkaq.Menginjak tangga emas berukir,memegang susuran kemilau,naik melangkahi ambang pintu emas,menginjak lantai papan pinang kemilau,langsung masuk melewati dinding tengah, melangkahi sekat ruangan istana,didapatinya We Adiluwuq dan We Datu Sengngeng duduk berdampingan di atas peterana emas.

TO PANANRANG :

Kur jiwamu, paduka para hakim dan bangsawan pendamping semoga datanglah semangat kahyanganmu. Masuklah duduk,
bangsawan pendamping.”

Lalu pembesar negeri yang menjadi hakim duduk sujud menyembah sambil duduk di hadapan peterana emas tempat bersanding We Datu Sengngeng suami-istri, menyampaikan kabar meninggalnya raja mandul suami-istri.

BATARA LATTUQ :

Dik, pergilah mengantar keberangkatan mayatnya ibunda yang tidak melahirkanmu.”

WE DATU SENGNGENG :

Mari kita pergi ke Sawammegga, Kakanda.”

We Adiluwuq dan We Datu Sengngeng sepakatlah.

WE ADILUWUQ :

Paduka Inangda, perintahkan untuk menurunkan usungan emas
kendaraanku bersaudara.

Memerintahlah We Temmamalaq untuk menurunkan usungan emas kendaraan anak raja yang diasuhnya dua bersaudara.
Lalu dililiti kain sutera indah,dilekati kain cindai,dihiasi gelang kalaru emas,diuluri kain penyambut dengan emas berpilin,
digantungi bokor emas dari Singkiq Wero.

BATARA LATTUQ :

Paduka KakandaTo Pananrang, perintahkar untuk menurunkan
usungan kencana kerajaan .

I LA JIRAU :

La Barang Cina dan Riuq Siduppa, saya perintahkan untuk menurunkan usungan kencana .

Oddang Sibali dan La Pangoriseng memerintah untuk menurunkan usungan kencana kendaraan I La Tiuleng bersepupu sekali. Usungan sudah siap, payung emas dikembangkan pula. Para juak yang bergelang emas berdiri,pengiring pilihan sudah turun pula.

I La Tiuleng berdiri bergandengan tangan bersepupu sekali. We Datu Sengngeng bersaudara berdiri pula pergi ke depan berjalan diiringi inang pengasuh,dielu-elukan orang pilihan pergi,diangkut dengan usungan kencana,dinaungi dengan payung emas.Hanya satu usungan kencana mereka berdua bersaudara mengendarai.
Para pembawa kipas diusung pula,diangkatlah ketur peludahan
tempat menampung sepah sirih Opunna Luwuq. Di barisan depan boneka ditempatkan,di belakang pamakai topeng kayu ditempatkan.

CUT TO.

06. INTERIOR- KERAJAAN TOMPOQ TIKKAQ – PAGI HARI.

(tokoh cerita : WE ADILUWUQ, I LA JIRIU, WE DATU SENGNGENG, BATARA LATTUQ,DATU SENGNGENG, TO SINILELE, LA TEMMALLURENG.TO PANANRANG,LA PANGORISENG, EXTRACT )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

Berangkatlah pergi usungan kencana yang ditumpangi We Datu Sengngeng bersaudara,Batara Lattuq bersepupu sekali.
WE ADILUWUQ :

Bagaimana pendapatmu, Paduka Adinda We Datu Sengngeng
kalau kita tak meratap nanti maka orang akan berkata,Memang
demikianlah kehendak anak yatim itu. Kalau kita meratap
orang akan mengatakan,Pura-pura saja anak yatim itu meratap.

WE DATU SENGNGENG :

Daku tak menyembunyikan perasaan, Kakanda We Adiluwuq,
aku akan meratapi bibi kita perampas itu, kukeluarkan ratapan
sindiranku yang sesungguhnya.

WE ADILUWUQ :

Bagaimanakah bunyi ratapmu, Adinda We Datu Sengngeng?”

WE DATU SENGNGENG :

Begini ratapanku nanti, Paduka Kakanda, Mati sungguh matilah daku, karena bibiku perampas itu,pada waktu belum daku tahu sesuatu yang melahirkanku meninggal dia mengambil hartaku, memindahkan kerajaanku.Tinggal lantai dua bilah bambu tiga batang gelegar yang disimpan untukku bertiga dengan inang pengasuh.Jendela kemilau pun mereka jolok pula.’Demikian itulah ratapanku,Paduka Kakanda. Bagaimana pula ratapanmu,Paduka Kakanda?

WE ADILUWUQ :

Beginilah nanti ratapanku, Adikku,pada bibi perampas itu. Mati daku, mati karena bibi perampasku, meninggal yang Melahirkanku lalu mereka mengambil hartaku,mereka merampas kemuliaanku.”

I LA JIRIU :

Memang beginikah kebiasaan istri-istri di Aleq Linoq, Adinda Batara Lattuq Opunna Luwuq?Walaupun orang sudah berada di tanah. Masihkah saja ia berkata-kata seperti dayang-dayang.”

BATARA LATTUQ :

Paduka, janganlah engkau mengulang perkataan itu tidak
diterima baik ucapan seperti itu oleh mereka yang mengepalai duduk beradat.”

WE ADILUWUQ :

Mari kita kembali, We Datu Sengngeng.Nanti di istana kita usulkan perceraian. Rupanya kita merendahkan derajat
mereka itu karena kita berbicara di tengah jalan.

WE DATU SENGNGENG :

Kembalilah, pengangkut usungan.Tak enak perasaanku
Mendengarkan ucapan orang besar yang turun ke Aleq Linoq mencari jodoh itu karena percakapanku di tengah jalan
rupanya tak berkenan bagi dia.”

Para pengusung tak mau lagi berjalan.

BATARA LATTUQ :

Rupanya raja itu marah,hanya mulutnya kelihatan bergerak tidak terdengar suaranya berkata-kata, tak enak perasaan permata bilik yang tiada bandingan kecantikannya terhadap ucapanmu , Paduka Kakanda.”

Bersamaan raja itu turun dari usungan,tidak mau dinaungi payung bersepupu sekali.I La Tiuleng bersepupu sekali menengadahkan kedua tangan

BATARA LATTUQ :

Kur jiwamu, permata bilik yang tiada bandingannya bersaudara. Semoga datanglah semangat kahyanganmu.Kasihanilah daku, Paduka Adinda,tenangkan hatimu,ambil pelayan seratus orang, agar kita sampai dengan selamat .

I LA JIRIU :

Kasihanilah daku, hiasan istana yang ramai,tenangkanlah
hatimu, ambil dayang-dayang ribuan orang.”

Maka hatinya We Adiluwuq bersaudara tenang kembali.Lalu Batara Lattuq dan I La Jiriu kembali naik ke usungan emas dinaungi payung emas.

I LA JIRIU :

Opunna Luwuq, apakah memang demikian orang di Aleq Lino, walaupun tiada salah ucapan kita wanita itu cepat sekali tersinggung?”

BATARA LATTUQ :

Memang demikian orang di Aleq Linoq,begitulah kaum wanita, Paduka Adinda.Walaupun hanya sepatah kata ucapan kita yang didengar oleh yang mengepalai adat dan tak berkenan di hatinya maka mereka cepat sekali marah.Memang laki-laki itu mempertuankan diri pada istrinya.Seia sekata hanya dapat dicapai dengan istri yang mengendalikan rumah tangga,apabila kita menurut kemauan istri kita.Dan tentu kita menginginkan, Kakanda,
wanita tidak menampakkan kemarahannya.”

Berangkatlah usungan emas yang ditumpangi We Adiluwuq dan We Datu Sengngeng I La Jiriu dan Batara Lattuq menuju ke Sawammegga.

CUT TO.

07. INTERIOR – KERAJAAN SAWAMMEGGA – PAGI HARI.

(tokoh cerita : WE TENRIJELLOQ, LA TENRIGILING,BATARA LATTUQ, I LA JIRIU,WE ADILUWUQ,WE DATU SENGNGENG, EXTRACT)

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Belum hancur daun sirih itu maka mereka sampai di Sawammegga.Titian pagar yang indah dibukakan supaya dapat dilewati para pengangkat usungan. Diturunkanlah usungan emas yang ditumpangi We Adiluvvuq bersaudara, Batara Lattuq bersepupu sekali. Lalu We Datu Sengngeng berdiri bersamaan dengan We Adiluwuq menginjak tangga emas berukir disingkapkan tudung emas, diangkatkan ujung sarungnya,
melangkahi ambang pintu,menginjak lantai papan pinang emas.

We Adiluwuq bersaudara sampai di rumah. Kemudian I La Tiuleng berdiri pula bergandengan tangan bersepupu sekali menginjak tangga emas berukir, memegang susuran kemilau,melangkahi ambang pintu emas, menginjak lantai papan pinang.I La Tiuleng dan I La Jiriu sampai di rumah lalu masuk We Adiluwuq bersaudara I La Jiriu bersepupu sekali duduk di atas permadani emas. Diangkatlah peti jenazah emas raja mandul perampas itu suami-istri.We Adiluwuq dan We Datu Sengngeng disuguhi sirih lalu menyirih,demikian pula I La Jiriu dan Batara Lattuq. We Datu Sengngeng segera berpaling mengusap-usap peti jenazah emas We Tenrijelloq.

WE DATU SENGNGENG :

Inangda, dengarkan ucapanku,dengarkan ratapanku.Matilah daku, mati oleh bibi perampasku,daku yatim selagi tak mengetahui sesuatu meninggal kedua orang tuaku, lalu diambilnya semua harta bendaku, dipindahkan kerajaanku, lantai bilahan bambu pun digulungnya,bahkan dinding anyaman rotan juga dikaitnya, dihabiskannya semua segala isi istana.”

We Datu Sengngeng berpaling membuka cerana emas lalu menyirih menenangkan hatinya. Rasa hati Batara Lattuq geli mendengarkan ucapan istrinya.

BATARA LATTUQ :

Sedih sekali kudengar ratapan itu, Paduka Adinda. Indah sekali kudengar.Kasihani daku, Adik We Sengngeng, kauulangi ratapanmu kauulangi ratapan tangismu ambil dayang-dayang ratusan orang.”

We Datu Sengngeng tidak menyahut,tidak dijawabnya sepatah kata pun suami senasibnya.

WE ADILUWUQ :

Mengapa gerangan, Paduka Adinda,engkau menampik ucapan Opunna Luwuq,ulanglah kembali ratapanmu.”

WE DATU SENGNGENG :

Mati daku, mati karena bibi perampasku daku yatim selagi belum mengetahui sesuatu, diambil semua harta bendaku,dipindahkan kerajaanku,ditanggalkan semua hiasan jariku,lantai bilahan bambu sekalipun digulung, bahkan dinding anyaman rotan dikait pula.”

Batara Lattuq tertawa lebar,istri I La Jiriu terbahak-bahak pula,
We Adiluwuq sangat geli mendengarkan ucapan saudaranva.
Batara Lattuq tertawa mendengarkan ratapan tangis permata bilik yang tiada bandingan kecantikannya.We Datu Sengngeng berpaling sambil tersenyum.Kini giliran We Adiluwuq berpaling
mengusap-usap peti jenazah yang ditempati mayat We Tenrijelloq.

WE ADILUWUQ :

Mati daku, mati karena bibi perampasku.Orang tuaku Meninggal maka dirampas harta bendaku, direbut kemuliaanku, tinggal dua batang lantai bilahan bambu, tiga batang gelegar disimpan untukku, bertiga dengan inang pengasuh,yang memelihara dan mengasuhku.”

08. INTERIOR – KERAJAAN SAWAMMEGGA – PAGI HARI.

(tokoh cerita : WE TENRIJELLOQ, LA TENRIGILING,BATARA LATTUQ, I LA JIRIU,WE ADILUWUQ,WE DATU SENGNGENG, EXTRACT)

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Maka tibalah anak raja pendamping para bangsawan kapit, pembesar negeri yang menjadi hakim duduk merapat pada istana sao loci yang ditempati raja mandul perampas itu,mengurus peti jenazahnya memperhatikan kelengkapan kain kafannya.Maka setelah dimandikan mayat kedatuan We Tenrijelloq suami-istri peti jenazah yang ditempati La Tenrigiling suami-istri diangkat
dibawa turun dibungkus kain putih peti jenazah dibawa keluar ke padang. Ribuan orang dayang-dayang yang mengibaskan kipas emas tak membiarkan dihinggapi lalat sampai di tempat penguburannya.Maka dikuburkan mayat We Tenrijelloq suami-istri. Barulah semua rakyat banyak kembali.

WE DATU SENGNGENG :

Kalian semua yang berhimpun di siri anak raja pendamping, bangsawan kapit,pembesar negeri yang menjadi hakim, dengarkanlah ucapanku.Kalau sudah sampai malam yang dipantangkan oleh nenek moyang setelah meninggal We Tenrijelloq suami-istri,engkaulah sekalian anak raja pendamping mengatur pengembalian seperti sediakala di istanaku,harta benda rampasan We Tenrijelloq suami-istri.”.

CUT TO

09. INTERIOR – KERAJAAN SAWAMMEGGA – PAGI HARI.

(tokoh cerita : BATARA LATTUQ, I LA JIRIU,WE ADILUWUQ,WE DATU SENGNGENG, EXTRACT)

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Siang berganti malam, hari berganti hari , bulan berganti bulan, Tak Terasa Tiga Bulan sudah masa perkabungan di Sawammegga . setelah meninggal We Tenrijelloq suami-istri, maka seluruh hartanya yang telah dirampas dikembalikan, dinaikkan ke istana We Adiluwuq bersaudara.Selama tujuh hari orang banyak mengangkut baru selesai dikembalikan aneka ragam harta benda We Adiluwuq dan We Datu Sengngeng.

WE DATU SENGNGENG :

Kur jiwamu, Paduka kakanda We Adiluwuq , Semoga Datanglah semangat kahyanganmu. Paduka Kakanda, bagaimana rendapatmu tentang kegelisahan Kakanda Batara Lattuq Opunna Luwuq rupanya tamu-tamu kita itu sudah tiada tenang hatinya ,
pembesar sudah rindu kepada orang tua kahyangannya.Tapi hatiku selalu gusar karena aku ingin memperbaharui kuburan Paduka ayahanda kita suami-istri, baru daku meninggalkan negeri kita Kakanda.”

WE ADILUWUQ :

Kur jiwamu, Paduka Adinda We Datu Sengngeng,semoga
Datanglah semangat kahyanganmu, Perintahkanlah.To Tenrigiling dan To Tenriulle, perintahkanlah Untuk memanggil rakyat banyak di Sawammegga,di Singkiq Wero dan di Tompoq Tikkaq, supaya keluar esok hari memperbaharui kuburan tempat makamnya Sri Paduka ayahanda Turung Belae suami-istri. Perintahkan pula, Tenrisaungeng, memanggang kerbau ribuan ekor. Kita jamu raja penyabung yang negerinya di seberang laut, kita adakan perhelatan besar bagi jasad dewa mayatnya Sri Paduka Turung Belae suami-istri.”

CUT TO

10. INTERIOR – KERAJAAN SAWAMMEGGA – PAGI HARI.

(tokoh cerita : BATARA LATTUQ, I LA JIRIU,WE ADILUWUQ,WE DATU SENGNGENG, EXTRACT)

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Segera saja perintah We Datu Sengngeng dilaksanakan. Bagaikan ombak berhempasan perintah To Tenrigiling dan To Tenriulle, memanggang kerbau ribuan ekor lalu dipanggil rakyat banyak supaya keluar membaharui kuburan emas tempat peristirahatan akhir yang kemilau.Mereka baharui pula semua yang di sampingnya diberi tiang kayu lakkaq bersisipkan kayu garu lewa di walasuji bambu emas dibuatkan atap emas yang akan menaunginya. Rakyat kembali semua ,gelanggang telah siap ditutup dengan papan emas. Maka undangan penyabung yang negerinya di seberang laut berhimpun. Berkumpullah para penjudi di arena, penyabungan yang ramai tak tertakar emas murni yang diperjudikan, tak diukur lagi para gembala yang dipertaruhkan di arena emas terus menerus,hanya malam yang mengantarainya, barulah berhenti menyabung orang banyak itu.

CUT TO

11. INTERIOR/EXTERIOR – KERAJAAN SAWAMMEGGA – PAGI

(tokoh cerita : BATARA LATTUQ, I LA JIRIU,WE ADILUWUQ,WE DATU SENGNGENG, EXTRACT)

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Upacara keramaian berlangsung meriah.Selama tujuh hari berlangsung pesta penyabungan para pembesar kerajaan yang diundang untuk menghadiri dan meramaikan upacara .Kemudian upacara keramaian ditutup dan para undangan itu dijamu dengan ribuan dayang-dayang. Sekian pula peti rotan
yang berisi emas murni. Para undangan pembesar kerajaan berpamitan,To Pananrang dan To Sinilele memperkenankannya.
Maka Setelah kalah To Tenrigiling,To Tenriangkeq dan To Tenriulle.
Para penjudi itu kembali ke negerinya masing-masing.Tujuh hari setelah diperbaharui kuburan raja yang emas, tempat peristirahatan akhir yang permai,Batara Lattuq menjadi gelisah, rindu pada orang tua kahyangannya. Tak mau lagi duduk tenang di atas permadani emasnya. Pelayaran ke negerinya sudah terpikir dalam hatinya.

BATARA LATTUQ :

Kur jiwamu, Paduka kakanda We Adiluwuq, Semoga Datanglah semangat kahyanganmu Kasihanilah daku We Adiluwuq, persiapkan adikmu We Datu Sengngeng pergi mengikutiku ke Aleq Luwuq,sebab sudah lama sekali aku tinggalkan negeri indah tempat daku dibesarkan, kujadikan yatim orang yang melahirkanku.”

Bagaikan buah buni yang berguguran bercucuran air mata We Adiluwuq mendengarkan kata kata Batara Lattuq .

WE ADILUWUQ :
Kur jiwamu, Paduka Batara Lattuq,Semoga Datanglah semangat kahyanganmu Sri Paduka ayahanda pemah mengatakan, Ada pun yang jauh tambatan jodohnya ialah yang mengambil dua bahagian harta benda yang kutinggalkan. Mudah-mudahan kita panjang umur, engkau melahirkan anak sebagai pengganti, kembali ke sini dan kita kembarkan payung,kita membagi dua cukai negeri. Ada baiknya, We Datu Sengngeng, kita duakan kehormatan yang ditinggalkan Sri Paduka ayahanda kita.Kita membagi dua harta milik kita bersama baru engkau berlayar ke Aleq Luwuq.

BATARA LATTUQ :

To Tenrigiling, perintahkanlah memanggil rakyat banyak, bangsawan pendamping, bangsawan tinggi kapit, pembesar negeri yang menjadi hakim supaya datang kemari berkumpul di istana.

CUT TO

12. INTERIOR/EXTERIOR – KERAJAAN SAWAMMEGGA – PAGI

(tokoh cerita : BATARA LATTUQ, I LA JIRIU,WE ADILUWUQ,WE DATU SENGNGENG,TO TENRIGILING, WE TEMMAMALAQ, EXTRACT)

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan bergegas, tanpa menunggu waktu lagi,To Tenrigiling pun memerintahkan memanggil rakyat banyak di Tompoq Tikkaq, di Sawammegga dan di Singkiq Wero. Belum lagi hancur daun sirih itu sudah berkumpul anak raja pendamping, bangsawan tinggi kapit, pembesar negeri yang menjadi hakim. Maka kerajaan dibagi dua.We Adiluwuq mendapatkan Sawammegga dan sekitamya,We Datu Sengngeng mendapatkan Singkiq Wero dan sekitamya. Tompoq Tikkaq berada di tengah-tengah. Kedua bersaudara bersepakatlah.

WE DATU SENGNGENG :

Paduka Kakanda We Adiluwuq. Akan kubawa inangda We Temmamalaq menyertaiku

WE ADILUWUQ :

Paduka Adinda We Datu Sengngeng .Dua tiga orang inang pengasuh yang ada di istana yang menyabung nyawa ketika harta kita dirampas pilihlah pengasuh segahara kita untuk kaubawa.”

WE DATU SENGNGENG :

Terimakasih Kakanda We Adiluwuq. Akan kubawa pula kakanda We Tenrilekkeq,We Tenriulle dan Tenrisaungeng.Kubawa juga We Unga Waru, WeTemmalate,We Tenriukkeq, We Maddilangiq dan We Maddewata.We Mappameneq saja yang tinggal Sebagai ganti diriku memelihara kebesaranku. Kubawa semua inang pengasuh, anak raja pendamping ,bangsawan kapit, pembesar negeri yang mengatur hukum.”

Sepakatlah keduanya turunan raja itu bersaudara atas pembagian kerajaan peninggalan kedua orange tua mereka raja di Tompoq Tikkaq.

WE ADILUWUQ :

Paduka Inangda We Temmamalaq, perintahkanlah menurunkan
harta benda yang akan dibawa We Datu Sengngeng.Yang engkau
ambil ialah harta milikku berdua.Jangan hendaknya harta orang
Wareq. Seandainya belum lagi penuh wangkang emas manurung
barulah kauambil harta kekavaan yang banyak dari Coppoq Meru.

CUT TO

13. INTERIOR/EXTERIOR – KERAJAAN SAWAMMEGGA – PAGI

(tokoh cerita : BATARA LATTUQ, I LA JIRIU,WE ADILUWUQ,WE DATU SENGNGENG,TO TENRIGILING, WE TEMMAMALAQ, EXTRACT)

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Tak menunggu waktu lama lagi, Bagaikan ombak berhempasan perintah We Temmamalaq untuk menurunkan harta kekavaan vang banyak segera dilakukan .Bersamaan berdiri semua orang yang berambut panjang sambil menjunjung semua.Orang banyak itu tak saling memberi jalan masing-masing membawa barang pergi ke muara. Memanjang iringan arta yang aneka ragam. Barang kekayaan yang banyak mengalir keluar ke tempat dimana berhimpunnya perahu .Rakyat banyak pun berteriak ketika melihat harta yang aneka ragam itu barang kekayaan yang bermacam-macam yang akan dibawa We Datu Sengngeng.

WE ADILUWUQ :

Perintahkan, La Jawa Paseq dan To Anjalika, supaya dipisahkan harta pusaka anak raja pendamping yang ribuan jumlahnya.Sekian pula anak orang kaya yang dibawa mengikuti We DatuSengngeng, sebab hatiku berkata,Apakah aku nanti yang meninggal tak disaksikan oleh saudaraku, atau ia yang meninggal aku tak meliha lagi Paduka adikku?

CUT TO

14. INTERIOR/EXTERIOR – KERAJAAN SAWAMMEGGA – PAGI

(tokoh cerita : BATARA LATTUQ, I LA JIRIU,WE ADILUWUQ,WE DATU SENGNGENG,TO TENRIGILING, WE TEMMAMALAQ,LA JAWA PASEQ, EXTRACT)

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan bergegas La Jawa Paseq sudah keluar ke muara mengumpulkan orang banyak yang akan dibawa berlayar oleh We Datu Sengngeng.

WE ADILUWUQ :

Berikan juga ribuan anak raja, sekian pula bangsawan mulia, tiga ratus bangsawan, ambillah pula harta benda yang bagi dua bea cukainya.Semoga kita beruntung mendapatkan. Keturunan kita membagi dua bea cukai negeri.kita kembarkan payung addatuang

CUT TO

15. INTERIOR/EXTERIOR – KERAJAAN SAWAMMEGGA – PAGI

(tokoh cerita : BATARA LATTUQ, I LA JIRIU,WE ADILUWUQ,WE DATU SENGNGENG,TO TENRIGILING, WE TEMMAMALAQ,LA JAWA PASEQ,TO PANANRANG,TO SINILELE, EXTRACT)

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Selama lima belas malam orang banyak mempersiapkan, malam saja yang mengantarainya barulah orang berhenti ke muara.To Pananrang dan To Sinilele berangkat keluar ke tempat berhimpunnya perahu, berdiri di pinggir tanjung, pelabuhan indah yang tak pernah sunyi ,memerintah sambil menunjukkan jarinya bersaudara supaya diangkut harta benda yang aneka ragam,kekayaan yang bermacam-macam.Sedialah semua perahu yang akan mengarungi pelayaran laut yang jauh.Sudah terhias wangkang emas,perahu besar pendamping,pengiring perahu mulia yang ribuan jumlahnya. Mengapunglah Pelapangkuru dan Binanongnge,orang banyak pun sudah naik ke atas.Tujuh ribu perahu yang terapung tujuh ratus perahu besar dua ribu pelapangkuru.

BATARA LATTUQ :

Kur jiwamu, Paduka Istriku We Datu Sengngeng, Semoga Datanglah semangat kahyanganmu.Kasihanilah daku, Adinda We Sengngeng, ambil saja tujuh Negeri ratusan sumber bea cukai yang akan menemanimu dalam suka dan duka pemberianku dari ayahandaku ketika aku dilahirkan di Aleq Luwuq, daku diberi oleh Sri Paduka Batara Guru.Sudilah, Adinda, keluar besok ke muara.
We Datu Sengngeng langsung turun dari peterana dan merebahkan dirinya Kepangkuan suaminya, We Datu Sengngeng menangis.

WE DATU SENGNGENG :

Kakandaku Paduka We Adiluwuq benar-benar akan terbelah
bambu kita bersaudara,benar-benar kita akan saling berjauhan.

We Adiluwuq berpaling mengusap-usap pinggang adiknva. Kawan hidup kesayangan La Tenrio ji menangis.

WE ADILUWUQ :

Paduka Adinda We Datu Sengngeng, engkau akan berlayar ke Aleq Luwuq meminjam tempat kediaman.Jika engkau nanti tiba di muara jangan menunggu pemberian baru engkau mau naik. Jangan engkau tinggal merajuk di tangga. Jangan menerima pemberian, baru engkau mau naik. Engkau tak membawa kedudukan padahal kemuliaan kaudatangi di negeri suamimu pembesar itu.

Batara Lattuq segera bangkit dari peterana lalu duduk di dekat istrinya, memeluk pinggang kawan hidup kesayangannya merayu-rayu bulan purnama yang dilayarinya, melingkarkan lengannya pada leher istrinya We Datu Sengngeng.

BATARA LATTUQ :

Kakanda Paduka We Adiluwuq , perasaanku tersentak-sentak
karena engkau tak mengizinkan adikmu menerima pemberian
di Aleq Luwu dan hadiah di Wareq.Kalau aku selamat dan
keinginanku terkabul,We Datu Sengngeng dengan selamat tiba di
Aleq Luwuq, keluarga dekatku akan berkumpul dari banyak penjuru menyebutkan pemberiannya dan menyatakan hadiahnya.

WE ADILUWUQ :

Baiknya Adinda Batara Lattuq. Paduka Inangda We Temmamalaq,
perlntahkanlah memanggil para hamba tukang masak agar menyediakan nasi untuk bekal yang akan dibawa We Datu Sengngeng. Perintahkan juga supaya memanggil rakyat banyak di
Singkiq Wero untuk bersiap berlayar ke Aleq Luwuq.

CUT TO.

16. INTERIOR- KERAJAAN TOMPOQ TIKKAQ – PAGI HARI.

(tokoh cerita : WE ADILUWUQ, I LA JIRIU, WE DATU SENGNGENG, BATARA LATTUQ, TO SINILELE, LA TEMMALLURENG.TO PANANRANG,LA PANGORISENG, EXTRACT )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

Pagi menjelang Di Tompoq Tikkaq. Ketika fajar menyingsing , Batara Lattuq suami-istri bangun membasuh muka pada mangkuk putih, berkaca di depan cermin, membuka cerana emas lalu menyirih menenangkan hatinya. Batara Lattuq berdiri bergandengan tangan suami-istri menuju ke depan, langsung duduk di samping saudaranya We Adiluwuq .

WE ADILUWUQ :

Kur jiwamu, Paduka Batara Lattuq suami-istri ,Semoga Datanglah semangat kahyanganmu.Sekiranya We Datu Sengngeng akan terkabul keinginannya selamat sampai di Aleq Luwuq, engkau melahirkan anak di negeri tempat kamu terdampar, apabila laki-laki yang kaulahirkan namakan ia La Tenritappuq Mase-Masena Ncajiangnge ngngi. Kalau perempuan kaulahirkan namakan ia We Tenriabeng. Perintahkanlah ia kembali ke Tompoq Tikkaq pengganti dirimu untuk kupandang. Kalau aku melahirkan anak sebagai calon pengganti sepeninggalmu Semoga berkenan To Palanroe memberikanku jalan untuk dilalui daku melahirkan calon pengganti.Kalau laki-laki kuberi ia nama La Tenriwerruq Samo Tinrona Ncajiangngengngi. Kalau perempuan kuberi ia nama We Tenrirawe Samo Tuaqna Ncajiangnge ngngi, orang tuanya di langit. Perintahkanlah anakmu berlayar ke Tompoq Tikkaq, seia sekata bersepupu sekali.Jangan sampai We Datu Sengngeng, kau lupakan janji kita ketika kita membuang diri ke tempat yang jauh di hutan belantara yang lebat.

Serentak menangis semua inang pengasuh segaharanya, pengasuh sebayanya mendengarkan ucapan anak raja peliharaannya yang mengharukan itu.

WE DATU SENGNGENG :

Atas Pammase Dewata, Semoga panjang umur kita, Paduka
Kakanda We Adiluwuq ,Semoga To Palanroe memperkenankan harapan kita, kita sama-sama melahirkan calon pengganti di tempat daku terdampar dan bertemu jodohku.Daku kembali lagi kemari, Paduka kakanda We Adiluwuq. Lalu kita melaksanakan nazar kita, Kita pancangkan ribuan patok emas,kita tambatkan ratusan ekor kerbau cemara, kita laksanakan nazar kita,karena kita diberi kebaikan oleh dewa.”

CUT TO.
17. INTERIOR- KERAJAAN TOMPOQ TIKKAQ – PAGI HARI.

(tokoh cerita : WE ADILUWUQ, I LA JIRIU, WE DATU SENGNGENG, BATARA LATTUQ, TO SINILELE, LA TEMMALLURENG.TO PANANRANG,LA PANGORISENG, EXTRACT )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

Siang meninggalkan pagi. Mataharipun telah naik memancarkan cahayanya, para pengiring sudah menunggu di pekarangan, bangsawan pengikutnya, para bangsawan tinggi kapit sudah turun pula.Sudah datang semua bangsawan pendamping pembesar negeri yang menjadi hakim para turunan raja kapit dan anak orang kaya penghulu negeri. Rakyat pun tak saling memberi tempat berdiri di pekarangan.

BATARA LATTUQ :

Kur jiwamu, Paduka kakanda To Pananrang dan paduka Kakanda To Sinilele , Semoga Datanglah semangat kahyanganmu. Segeralah Kakanda To Pananrang dan To Sinilele, perintahkanlah menurunkan usungan emas tumpanganku,usungan emas tumpangan Paduka adikmu We Datu Sengngeng.

Dengan bergegas To Pananrang memerintah menurunkan peralatan upacara kedatuan Opunna Luwuq suami-istri.Kini telah diturunkan usungan emas tumpangan Batara Lattuq dan We Datu Sengngeng dililiti kain sutra halus membayang dari Sappe Ileq,dinaungi kain sutra halus membayang dari Singkiq Wero,dihiasi bokor emas dari Wideq Langiq,direntangi kain sambutan emas berpilin dari Limpo Bonga.Maka turun pulalah usungan emas tumpangan We Adiluwuq suami-istri dililiti kain cindai,dinaungi kain kembang matahari,dihiasi bokor emas,dihiasi gelang emas,direntangi kain sambutan emas berpilin.

Di pekarangan telah menunggu usungan gading tumpangan anak raja pendamping,bangsawan tinggi kapit, pembesar negeri yang mengatur hukum.Kini payung emas manurung telah terkembang.Upacara dewa kahyangan Batara Lattuq sudah siap dan lengkap semua.To Pananrang berdiri langsung naik ke istana lalu duduk di hadapan peterana emas yang diduduki Batara Lattuq suami-istri.

TO PANANRANG :

Kur jiwamu, Paduka Adinda Batara Lattuq, Semoga Datanglah
semangat kahyanganmu. Adinda Batara Lattuq Opunna Luwuq,
upacara dewa kahyanganmu sudah lengkap semua Usungan
emas tumpanganmu sudah menunggu,payung emas manurung telah dikembangkan.

BATARA LATTUQ :

Baiklah kakanda To Pananrang . Adindaku We Datu Sengngeng,
lihatlah Sinar matahari sudah ke barat, bayang-bayang sudah ketimur. Kasihanilah aku agar engkau meringankan badanmu kita
berangkat pergi keluar ke muara. Engkau ambil tujuh negeri ratusan sumber bea cukainya yang akan menemanimu dalam suka dan duka. Hadiahku dari ibundaku Yang Muncul di Busa Empong dengan usungan emas diiringi oleh busa air.Itu Hadiah yang diberikan kepadaku ketika aku pertama kali telentang di atas permadani emas karena daku tidak mau menyusu.

CUT TO.

18. INTERIOR- KERAJAAN TOMPOQ TIKKAQ – PAGI HARI.

(tokoh cerita : WE ADILUWUQ, I LA JIRIU, WE DATU SENGNGENG, BATARA LATTUQ, TO SINILELE, LA TEMMALLURENG.TO PANANRANG,LA PANGORISENG, EXTRACT )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

Dengan tidak menunggu waktu lama lagi, We Adiluwuq dan We Datu Sengngeng menuju ke depan lalu duduk di atas peterana emas, berdampingan duduk bersaudara.

WE ADILUWUQ :

Adindaku Paduka We Datu sengngeng. sungguh kita akhiri
kesenangan kita bersaudara. Bila engkau mati di negeri rantaumu,
maka daku tak melihatmu.Atau daku yang akan padam pelita
kehidupanku, maka engkau pun tidak melihatku.

WE DATU SENGNGENG :

Kakanda Paduka We Ailuwuq, benar-benar kita terbelah bamboo
bersaudara.Tinggallah engkau di Tompoq Tikkaq, daku tinggal di Aleq Luwuq.Semoga To Palanroe mengasihi hingga kita tetap
Hidup daku selamat sampai di Ale Luwuq, di negeri tempatku
terdampar daku punya anak dan engkau pula punya calon
pengganti, kita kawinkan keturunan kita.”

Bagaikan arus meluncur bercucuran air matanya We Datu Sengngeng, sambil berkata di dalam hatinya.

WE DATU SENGNGENG :

Semoga daku diperlakukan oleh suamiku Batara Lattuq Sebagai istri terhormat.Sebab masih di Tompoq Tikkaq saja daku sudah sebagai istri. Jika daku nanti di Aleq Luwuq maka sepilah siang
dan malamku.Daku tak mau pergi ke Luwuq.Nanti daku sampai di negerimu hanya malam yang sepi saja kutemui.

BATARA LATTUQ :

Kur semangatmu, Paduka Adinda Istriku,datanglah semangat
kahyanganmu.Sungguh tak ada di sini duamu yang mengepalai
duduk beradat di istana agung manurung tak seorang pun istriku
yang lain. Engkau permaisuri tunggal, Andinda We Datu Sengngeng, kakandamu Tidak ada duamu yang menerima
sesembahan di Ale Luwuq .Sebab tak ada duaku, Adik,bagi kedua
ayah bundaku.Aku adalah anak tunggal Sri Paduka yang muncul di busa Empong.Tetapi kalau engkau tiada percaya ,tanyalah kepada kakanda La Pangoriseng bersaudara apakah ada orang lain yang kujadikan kepala duduk beradat.Tidak ada pula duaku dari Sri Paduka ibundaku We Nyiliq Timoq .

WE ADILUWUQ :

Paduka Adinda We Datu Sengngeng,engkau meluncur bagai jarumTak bersampul. Janganlah dikau tamak terhadap harta, jangan dikau menunggu pemberian yang banyak. Nanti orang akan berkata Bagaimana ia tiada tamak pada Harta tak mengingini pemberian yang banyak ,dia raja miskin yang meluncur bagaikan jarum tak bersampul. Nanti orang akan berkata, Adinda We Datu Sengngeng, Raja orang Tompoq Tikkaq mengikut ke Aleq Luwuq tiada membawa tanah sebungkah, beras Segenggam lebih-lebih lagi akan adanya harta kekayaannya.Hanya kemiskinan saja yang ia bawakan kita. Bila terurai simpul ikatan perkawinannya engkaulah To Pananrang dan To Sinilele,kuharap mengasihaninya untuk mengiringi wangkang emas tumpangan We Datu Sengngeng pulang kembali ke Tompoq Tikkaq.”

BATARA LATTUQ :

Kur semangat Paduka adinda We Datu Sengngeng ,Semoga Datanglah semangat kahyangannya. Andai jatuh sehelai bulunya
niscaya kutanam kembali,andai putus rambut kesayangannya akan kusambung kembali.Semoga Patotoqe mengasihi aku ingin
membawa mati Paduka adinda istriku.hanya pada sebilah tongkat
kami meniti ke akhirat satu peti mayat daku berdua.”

I LA JIRIU :

Kur jiwamu, Paduka Adinda We Datu Sengngeng,semoga Datanglah semangat kahyanganmu Berangkatlah, Adinda We
Datu Sengngeng ke depan,ambil dayang-dayang ribuan orang dari Coppoq Meru, sekian pula bakul yang berisi gelang emas.

Tak membuang waktu yang lama, Maka We Adiluwuq berdiri bergandengan tangan bersaudara pergi ke depan dan langsung turun disambut oleh usungan kencana, dinaungi payung manurung. Penyeru semangat kahyangan Batara Lattuq tak saling mendengar lagi.

CUT TO.

19. INTERIOR- KERAJAAN TOMPOQ TIKKAQ – PAGI HARI.

(tokoh cerita : WE ADILUWUQ, I LA JIRIU, WE DATU SENGNGENG, BATARA LATTUQ, TO SINILELE, LA TEMMALLURENG.TO PANANRANG,LA PANGORISENG, EXTRACT )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

Gemuruh nian upacara kahyangan aneka ragam dari Opunna Luwuq.Mereka tiba di tempat berhimpunnya perahu lalu usungan itu diletakkan. I La Tiuleng berdiri mengangkat istrinya meniti pada cadik emas, melangkahi barateng gading masuk duduk di ruang duduk wangkang kemilau.

BATARA LATTUQ :

Kur jiwamu, Paduka Kakanda We Adiluwuq suami istri ,semoga
Datanglah semangat kahyanganmu. Paduka Kakanda berdua ,
tinggallah engkau di negerimu,Selamat tinggal di istanamu suami-istri semoga kita tetap hidup dan tetap saling mengingat dalam suka dan duka.

WE ADILUWUQ :

Kur jiwamu,Paduka Batara Lattuq,Semoga Datanglah semangat Kahyanganmu.Berlayarlah, Paduka Adinda berdua suami istri semoga tidak kandas wangkang emas tumpanganmu hingga
sampai di Aleq Luwuq.

WE DATU SENGNGENG :

Paduka Kakanda We Adiluwuq , tinggallah engkau suami-istri,selamat tinggal pula engkau semua anak raja pendamping.”

WE ADILUWUQ :

Paduka Adinda We Datu Sengngeng , berlayarlah engkau Semoga tidak kandas wangkang emas tumpanganmu hingga sampai di Aleq Luwuq,mengharap kasih di tempat kamu terdampar.

La Pangoriseng bersaudara berdiri di tepi wangkang dinaungi payung emas.

LA PANGORISENG :

Angkatlah jangkar emas, turunkan kemudi kencana.”

Tak Menunggu waktu yang lama, Maka jangkar emas diangkatlah, kemudi kencana diturunkan pula. Serentak orang Selayar bergerak mengayunkan dayung orang Waniaga saling berpaling mengkayuh. Bagaikan orang bersemburan air laut itu ditimpa kayuh emas.Belum lagi hancur daun sirih itu para nelayan di Tompoq Tikkaq sudah tertinggal.

To Pananrang dan To Sinilele memerintah untuk mendirikan tiang Layar dikembangkan layar sutra aneka ragam.Bertepatan naiknya air pasang angin kencang bertiup sudah terpasang pula hiasan perahu yang sepadan.
Bagaikan burung beterbangan wangkang itu diangkat oleh layar dan dibawa gelombang didorong oleh angin kencang. Berlayarlah semua perahu mulia pendamping ribuan perahu besar pelapangkuru dan binanong. Bagaikan kampung yang bergerak perahu itu, bak hutan bergerak wangkang emas yang mengiringinya. Maka We Adiluwuq duduk di tempat berhimpun perahu ,membiarkan air matanya bercucuran memandangi wangkang emas tumpangan saudaranya. Setelah tiada tampak dari pandangan barulah diberangkatkan usungan emas tumpangannya We Adiluwuq suami-istri kembali ke Tompoq Tikkaq.

CUT TO.

20. INTERIOR/EXTERIOR –PERAHU WANGKANG-SIANG/MALAM .

(tokoh cerita : WE DATU SENGNGENG, BATARA LATTUQ, TO SINILELE, LA TEMMALLURENG.TO PANANRANG,LA PANGORISENG,LA TENRIPEPPANG,TO ADDAREMMENG,TO PARANRENGI, EXTRACT )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

Malam berganti malam.Telah lima belas malam terus berlayar Batara Lattuq. Kayuh tiada dilepas,juru batu yang tak lengah dan juru mudi yang hati-hati tidur bergiliran.Tujuh pedoman mulia ditempatkan pada tiang meninjau medan dan memperhatikan batu karang.Keesokan harinya ia sampai di Maloku melabuhkan wangkang emas tumpangannya .La Pangoriseng memerintahkan menurunkan layar, merebahkan tiang dan mengumpulkan orang banyak.Sudah siap rupanya orang Maloku berdiri berbaris rakyat banyak di tempat berhimpun perahu.La Tenripeppang dan To Addaremmeng berangkat meniti cadik emas dan melangkahi barateng gading. To Addaremmeng sujud menyembah sambil duduk di hadapan Opunna Luwuq.disuguhi sirih lalu menyirih.

Lima belas malam lamanya Batara Lattuq berlayar sejak ia meninggalkan Maloku,kayuh tak pernah dilepas,juru batu yang tak pernah lalai,juru mudi yang berhati-hati bergantian pergi tidur.Tujuh pedoman mulia bersandar pada tiang melihat medan, memperhatikan batu karang di laut yang luas.Keesokan harinya mereka sampai melabuhkan wangkang emas tumpangannya
Opunna Luwuq di Taranati. Agaknya To Paranrengi sudah menunggu di muara.Orang banyak berdiri berbaris bergegas menginjak tangga perahu kencana,meniti cadik emas, melangkahi barateng gading.To Sinilele bersaudara memerintahkan untuk berlabuh, menggulung layar, menurunkan jangkar emas dan mengerahkan orang banyak.Orang Taranati itu sujud menyembah lalu duduk di hadapan Batara Lattuq disuguhi sirih untuk menyirih.

CUT TO.

21. INTERIOR/EXTERIOR –PERAHU WANGKANG-SIANG/MALAM .

(tokoh cerita : WE DATU SENGNGENG, BATARA LATTUQ, TO SINILELE, LA TEMMALLURENG.TO PANANRANG,LA PANGORISENG, TO WIDEQ APUNG, EXTRACT )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

Lima belas hari lamanya Batara Lattuq berlayar terus bagaikan burung gerak layarnya tiada dilepas kayuh,nakhoda yang tiada lengah,juru mudi yang berhati-hati bergantian pergi tidur.Tujuh pedoman bersandar pada tiang melihat medan dan juga memperhatikan batu karang di laut lepas.Pada waktu dinihari muara sungai telah di depan,tempat berlabuh di Sunra Timur.
Keesokan harinya berlabuhlah wangkang emas tumpangan Batara Lattuq di Sunra Timur.Agaknya To Wideq Apung sudah menunggu,orang banyak berdiri berjejer.Bergegas To Wideq Apung menginjak tangga perahu emas,meniti cadik kemilau, melangkahi barateng gading.Sujud menyembah sambil duduk dihadapan Batara Lattuq ,disuguhi sirih Untuk menyirih.

CUT TO.

22. INTERIOR/EXTERIOR –PERAHU WANGKANG-SIANG/MALAM .

(tokoh cerita : WE DATU SENGNGENG, BATARA LATTUQ, TO SINILELE, LA TEMMALLURENG.TO PANANRANG,LA PANGORISENG,DATU GIMA, EXTRACT )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

Tak kurang waktunya dari Tiga malam saja Opunna Luwuq berlayar setelah meninggalkan Sunra Timur bak burung beterbangan rombongan wangkang mereka.Tak pernah para pengayuh beristirahat,para juru batu yang tiada lengah juru mudi yang selalu berhati-hati bergantian pergi tidur memperhatikan medan dan mengamati karang di lautan lepas .Keesokan harinya Opunna Wareq tiba melabuhkan wangkang emas tumpangannya menuju ke Gima di negerinya La Tenritattaq, Datu Gima.Agaknya orang Gima telah menunggu berdiri berjejer di tempat berhimpun perahu.Raja Gima keluarlah diiringi hamba bergelang emas pinggangnya gemerlap dilekati keris emas,diramaikan bangsawan tinggi,dinaungi payung emas.
Datu Gima tertawa saja memandang kemanakannya di tengah perahu.Raja suami-istri itu duduk bertindih paha bersandar pada bantal emas dikelilingi oleh bangsawan tinggi yang dimuliakan, diapit oleh para pengipas, dipangkukan cerana emas tempat sirihnya,tak membiarkan berada di lampit ketur peludahan buangan sepah sirihnya.Bergegas Datu Gima menginjak tangga perahu emas, meniti cadik emas, melangkahi tepi perahu.

BATARA LATTUQ :

Kur jiwamu, Paduka pamanda Datu Gima,Semoga Datanglah semangat kahyanganmu Silakan kemari, Paduka masuklah duduk di atas permadani emas. Lalu Datu Gima duduk di samping kemanakannya Batara Lattuq

BATARA LATTUQ :

Kur jiwamu, Paduka Istriku We Datu Sengngeng ,Semoga Datanglah semangat kahyanganmu Adik We Sengngeng, berilah
sirih Paduka sepupu sekali sederajatnya Paduka ibunda Yang
Muncul di Busa empong.

We Datu Sengngeng cepat berpaling menyuguhi cerana emas tempat sirihnya.

WE DATU SENGNGENG :

Kur jiwamu, Paduka Pamanda Datu Gima,Semoga Datanglah semangat kahyanganmu .Menyirihlah, Sri Paduka Datu Gima.

Bergegas Datu Gima menyambut sirih pada menantu kemanakannya.

DATU GIMA

Kur semangatmu, Batara Lattuq suami-istri, datanglah semangat kahyanganmu.Selamat datang di negerimu kujemput dikau dengan tarian bissu kuantar melewati pancangan bambu berhias emas memasuki Ale Gima kupatahkan bambu emas kemilau masuk ke Dalam negerimu, kuundangkan opu penyabung dan pembunuh ayam duduk bersama menakar emas di bawah pohon
asam, kukembalikan dikau pada tempatmu semula.”

BATARA LATTUQ :

Tidak hamba tampik perhatianmu Paduka tuanku,jangan karena
itu lalu engkau berkecil hati, tuanku, karena hamba tak singgah di
negerimu, sebab bergegas kepergian hamba sudah lama sekali
tuanku, kutinggalkan negeri indah tempat hamba dibesarkan.
Sudah tiga kali berulang datang utusan sepupu sekali, tuanku.
Demikian kata sang bayu,Sri Paduka ayah bundamu ditimpa
penyakit keras,karena tak melihat daku.Karena itulah, tuanku, maka bergegas keberangkatan hamba.Siapatah lagi, tuanku,yang
menjadi sandaran hati Hamba kalau bukan tuanku?”

DATU GIMA :

Kur semangatmu, Paduka Ananda Batara Lattuq ,kemarilah Semangat kahyanganmu suami-istri.Selamat sampai di negerimu memuaskan hati ayah bundamu.Semoga tak sampai meninggal
Manurungnge suami-istri. Kalau engkau, Anak Tiuleng, sampai
dengan selamat di Aleq Luwuq. katakanlah kepada Sri Paduka
ayahandamu, Aku ditahan oleh sepupu sekalimu Datu Gima,
tetapi aku tak singgah.’

BATARA LATTUQ :

PadukaTuanku, semoga hamba selamat tiba, pasti hamba
menyampaikannya kepada sepupu sekalimu.Janganlah berkecil
hati karena hamba tak singgah. Semoga panjanglah umur kita,
tetap saling tolong-menolong dalam suka dan duka.”

DATU GIMA :

Paduka anakda We Datu Sengngeng, ambillah tujuh negeri
di sebelah barat Lautan tempat aku menumpuk harta,tempat
menyimpan emas perakku. Jadikan ia persinggahan sekali-sekali.
Ambil juga peti rotan ratusan buah yang berisi tenunan Melayu
Sekian pula peti gading yang dipenuhi emas murni, ribuan dayang-
dayang orang pilihan yang hasil tangannya indah tidak mengenal
sarung yang sobek, baju yang lusuh,lengannya semua berlilitkan
gelang emas.Engkau ambil mereka, Ananda We Datu Sengngeng, sebagai pengganti pinang sekerat penukar daun sirih selembar,
karena kutahan dikau namun tak mau singgah.

Batara Lattuq suami-istri sujud menyembah Datu Gima.

BATARA LATTUQ :

Kur semangatmu, Sri Paduka Datu Gima,datanglah semangat
kahyanganmu.Janganlah, tuanku,merasa berkecil hati karena hamba tak singgah menginjak negeri.Siapatah lagi jadi sandaran hatiku kalau bukan tuanku? Hamba bermohon diri Untuk berlayar, tuanku sebab tergesa-gesa keberangkatan kami.”

DATU GIMA :

Pegang teguhlah semangat kahyanganmu semoga engkau tiba
dengan selamat di Ale Luwuq berjumpa dengan Paduka ayah bundamu suami-istri,semoga kau melahirkan anak perempuan atau laki-laki,aku akan berlayar ke Aleq Luwuq.”

CUT TO.

23. INTERIOR/EXTERIOR –PERAHU WANGKANG-SIANG/MALAM .

(tokoh cerita : WE DATU SENGNGENG, BATARA LATTUQ, TO SINILELE, LA TEMMALLURENG.TO PANANRANG,LA PANGORISENG,LA TENRIULLE, EXTRACT )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

Lima belas malam setelah berlayar yang bermahkota emas di Ale Luwuq,para pengayuh tiada beristirahat,para juru batu yang tak pernah lengah,juru mudi yang berhati-hati bergantian pergi tidur.Tujuh pedoman mulia bersandar pada tiang meninjau medan dan mengamati batu karang di lautan. Ketika dinihari mereka telah menghadapi Jawa Timur.Agaknya La Tenriulle sudah menunggu di pinggir tanjung pelabuhan yang tak pernah sunyi.Orang banyak sebentar singgah mengambil air tawar,kemudian berlayar lagi .Sejenak La Tenriulle terperangah karena orang besar itu tidak singgah.Raja Jawa berdiri cepat memerintahkan menurunkan perahu dan mengapungkan wangkang lalu mereka naik bersama rombongan membawa harta benda dan dayang-dayang sebagai persembahan.Semua negeri yang pernah disinggahi perahu
menyusul semua membawa persembahan banyak ke Aleq Luwuq.

CUT TO.

24. INTERIOR/EXTERIOR –PERAHU WANGKANG-SIANG/MALAM .

(tokoh cerita : WE DATU SENGNGENG, BATARA LATTUQ, TO SINILELE, LA TEMMALLURENG.TO PANANRANG,LA PANGORISENG, EXTRACT )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )
Empat puluh lima malam Opunna Luwuq berlayar terus sejak meninggalkan Jawa Timur.Pada tengah malam yang tenang ia pun telah menghadapi muara yang luas tempat orang banyak mandi di Aleq Luwuq.Terkaget-kaget semua orang banyak menyaksikan negeri indah tempat mereka dibesarkan.Bagaikan suara burung nuri yang berlaga hamba yang bergelang emas, bagai burung nuri yang berkelahi suara orang banyak saat melihat muara besar tempat berlabuh di Aleq Luwuq.Tak ubahnya gemuruh halilintar suara teriakan anak-anak raja ketika melihat negeri indah tempat mereka dibesarkan.Meriam pun disulut sebagai maklumat berlabuhnya wangkang orang besar. Diperintahkanlah oleh To Pananrang dan To Sinilele melengkapi upacara adat Paduka adiknya sebagai penyambut semangat tunas Manurungnge di Luwuq.Bunyi genderang yang ramai bersahut-sahutan sebagai pertanda suara irama gembira para bissu menari berputar-putar, bunyi letusan meriam tak dibiarkan berhenti.

CUT TO.

25. INTERIOR/EXTERIOR –KERAJAAN ALEQ LUWUQ -SIANG/MALAM .

(tokoh cerita : WE DATU SENGNGENG, BATARA GURU )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

Manurungnge Batara Guru sedang terjaga dari tidurnya mendengar bunyi letusan meriam bersamaan dengan pukulan gendang irama gembira, sambung-menyambung suara teriakan orang banyak.

BATARA GURU :

Sudah datang rupanya anak kita We Datu Tompoq,perahu anak kita sudah berlabuh di muara.Bagaikan saja suara burung nuri yang mabuk kudengar teriakan orang banyak.Tak hentinya-hentinya pula kudengar bunyi letusan meriam.Tampaknya keinginan anak kita sudah terkabul.

Bagaikan orang yang mencicipi madu perasaan di dalam hati We Nyiliq Timoq. We Datu Tompoq ri busa Empong.

BATARA GURU :

Hai We Saung Nriuq, perintahkan menyulut obor dan menyalakan Pelita dihalaman istana.

Tak menunggu lama lagi,Belum selesai ucapan Manurungnge, pelita pun telah menyala.Ibunda La Pangoriseng memerintahkan pula menyalakan pelita di mangan orang besar itu.

CUT TO.

26. INTERIOR/EXTERIOR –KERAJAAN ALEQ LUWUQ -SIANG/MALAM .

(tokoh cerita : WE DATU SENGNGENG, BATARA GURU,WELLONG TALAGA,APUNG RI TOJA,EXTRACT )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

Bangun bersamaan semua,segenap isi istana emas manurung. Manurungnge suami-istri bangkit duduk membasuh muka pada mangkuk putih,berkaca di depan cermin,membuka cerana emas lalu menyirih menenangkan hatinya.la berdiri dan pindah duduk di balairung berdampingan suami-istri dikelilingi oleh dayang-dayang orang Senrijawa.

WE NYILIQ TIMOQ :

Hai Welong Talaga dan Apung ri Toja, perintahkan mengantarkan kain sutra alas kakinya Puang Matoa supaya semua berkumpul di gelanggang, mempersiapkan perlengkapan upacara bissunya supaya ia berada di gelanggang memercikkan air suci, mengupacarai kampak, menebang kayu arawaq, menghiasi bambu,mengatur menrawe, tempat yang akan dilewati pengantin. Supaya segera mengadakan kenduri besar pada tempat I La Tiuleng diberi buah bokor dan tangkai rantai kalung berakarkan gelang berkait, berdaunkan kain sutra, berselendang kain yang indah.Kuinginkan ia tiba pada upacara gelanggang emas berbaris,di hadapan istana kencana manurung semuanya ditutup papan kemilau, dan berjejeran dayang-dayang dibalut kain sutra tipis membayang dari Toddang Toja,dinaungi kain wajang mpatara dari Saung Nriuq,ditempa dengan emas berpilin, diuluri kain berujung gading dari Mata Soloq,dibentangkan kalung berukir orang Uluwongeng.Tujuh ratus pancang bambu berhias tempat yang dilewati anak yang kulahirkan. Perintahkan pula, Apung ri Toja,melengkapi hiasan peterana emas tempat duduknya pengantin,dibalut kain cindai dari Toddang Toja,dihiasi bunga matahari dari Ruallette dengan gelang berukir orang Mata Soloq, diulurkan kain penyambut dengan gelang emas dari Wawo Unruq, ditudungi dengan kain ampe warani dari Boting Langiq, digantungi bokor kencana dari Uluwongeng dibentangkan kalung berukir orang Singkiq Wero upacara kahyangan anak yang kulahirkan.

( Closing dengan Illustrasi lagu Theme Song I La Galigo}

CUT TO.

BERSAMBUNG KE EPISODE VII.

SKENARIO FILM I LA GALIGO EPISODE 5

Posted May 24, 2015 by SYAHRIAR TATO
Categories: TULISAN POPULAIR

V. NASKAH SKENARIO FILM SERIAL I LA GALIGO. EPISODE 5

( Episode MENCARI CINTA KE TOMPOQ TIKKAQ )

Naskah/Skenario: Dr.Syahriar Tato.
Supervisi : Prof. Nurhayati Rahman.

(Adabtasi skenario film oleh Dr.SYAHRIAR TATO dari buku LA GALIGO menelusuri jejak warisan sastra dunia Buku I dan II ,dan berbagai sumber tentang I LAGALIGO)

01.BGT.

Opening Cuplikan adegan yang dianggap menarik, menjadi latar belakang nama-nama pekerja film dan artis utama, diiringi lagu Theme Song I La Galigo hingga title selesai.

Fade out.
Fade in.

02.EXTERIOR- KERAJAAN TOMPOQ TIKKAQ – PAGI HARI.

(tokoh cerita : BATARA LATTUQ, LA PANANRANG,TO SINILELE, LA TENRILOLLONG,LA TEMMALLURENG,EXTRACT )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

Kembali pagi datang menjelang .Baru saja matahari mulai merekah maka Batara Lattuq Opunna Wareq menurunkan jangkar dan melipat layar, serta mengerahkan orang yang banyak. mereka semua berlomba mendapatkan air tawar lalu mandi. Diremaskan Opunna Luwuq air langirnya. Lalu Batara Lattuq berdirI membuka sarung sutera pakaiannya, baru diremaskan daun jeruknya dan dioleskan pembersih badan kahyangannya. Segera Batara Lattuq berdiri melepaskan pakaian bahagian bawah, lalu diganti sarung basahan untuk mandi berlangir, Setelah mandi Batara Lattuq memerintahkan Untuk turun ke darat.

BATARA LATTUQ :

Kur jiwamu, Paduka kakanda La Pananrang dan To Sinilele
Semoga Datang lah semangat kahyanganmu. Berangkatlah, La Pananrang dan To Sinilele, ke istana meminjam ruangan, agar kita diterima menumpang di istana I We Marupeq, di istana We Mattinio yang tinggal dalam ruangan.”

Dengan bergegas tanpa membuang waktu lagi, La Tenrilollong dan La Temmallureng segera duduk di ruangan perahu mengenakan pakaian lengkapnya, sarung sutera kuning bersulam dihiasi buluh emas. Tiga kati di bagian atas, dengan destar sutera merah berhiaskan sulaman emas murni, gelang gading dan keris emas.

CUT TO.

03.EXTERIOR- KERAJAAN TOMPOQ TIKKAQ – PAGI HARI.

(tokoh cerita : BATARA LATTUQ, LA PANANRANG,TO SINILELE, LA TENRILOLLONG,LA TEMMALLURENG,EXTRACT )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

Maka La Temmallureng berangkat naik ke darat. Lebih seratus orang beriringan dinaungi dengan payung emas, berjalan diiringi pengikut bergelang gading, melewati kampung di Sawammegga, melalui Singkiq Wero hingga tiba di tengah negeri mulia Tompoq Tikkaq. Serentak berpaling memandang takjub semua orang banyak di Sawammegga, di Singkiq Wero dan di Tompoq Tikkaq. Bagaikan tempat piring berjejer barisan wajah-wajah di sela-sela jendela emas kilau-kemilau, di istana tempat tinggalnya raja mandul perampas itu. Semua pengasuh segeharanya We Adiluwuq dan We Datu Sengngeng pelayan istana sebayanya orang yatim itu saling berbisik,

DAYANG 1 :

Mudah-mudahan To Palanroe merahmati, sehingga datanglah kemari seorang raja besar hendak memungut anak yatim dan berjodoh dengan orang kecewa, meminang raja adikku, adik yang kuiringi. Supaya kita kembali semua ke tempat semula di istana agung manurung yang ditinggalkan Paduka Turung Belae suami-istri, agar kembali lagi ke tempat semula raja adik kita bersaudara.

DAYANG 2 :

Jangan demikian ucapanmu perempuan, nanti didengar Paduka raja kita lalu kita diasahkan keris emas, maka kita semua akan mati.”

CUT TO.

04.INTERIOR – ISTANA SAWAMMEGGA – PAGI HARI.

(tokoh cerita : LA TENRIGILING,I LA BIRAJA,WE TENRIJELLOQ ,EXTRACT )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

Utusan Batara Lattuq berlalu melewati Istana Sawamegga.Yang empunya negeri di Sawammegga berpaling membuka jendela lalu menjenguk mengikuti pandangan mata orang asing itu, bergegas menuju istana anak yatim, langsung masuk ke dalam pagar.

LA TENRIGILING :

Orang dari mana gerangan asalnya yang tak mengetahui bahwa sudah mati pemilik negeri di Tompoq Tikkaq, telah meninggal suami-istri. Maka akulah yang mempersatukan kerajaannya dan
yang didatangi persembahan orang banyak, pajak muara dan sewa sungai. Akulah sekarang yang didatangi tamu, para penguasa jauh yang di seberang lautan, di sinilah mereka datang, di istana tempat tinggalku lalu kujadikan mereka tamu.”

I LA BIRAJA :

Kabarnya orang besar yang ada di luar Paduka La Tenrigiling. Yang melabuhkan perahu di muara, konon ia adalah putera datu manurung di Luwuq, yang menetas di bambu betung anak tunggal sibiran tulangnya Yang Muncul di Busa Empong. Memang si anak yatimlah yang mendorong perahunya lalu berlayar meninggalkan
Aleq Luwuq, ia ingin mencurahkan harapan di Tompoq Tikkaq.
La Tenrigiling dan We Tenrijelloq termenung mendengarkan ucapan I La Biraja.

CUT TO.

05.EXTERIOR- KERAJAAN TOMPOQ TIKKAQ – PAGI HARI.

(tokoh cerita : TO SINILELE ,EXTRACT )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

Akhirnya payung emas dilipat yang menaungi To Sinilele, ia lalu melangkahi sela gelegar langsung masuk dan berdiri tegak di sebelah selatan tangga sambil menguping, tetapi tak ada suara yang didengarnya. Barulah ia memegang susuran emas naik menelusuri bendul melangkahi sela-sela gelegar bergegas masuk ke Dalam berdiri tepat pada tiang tengah rumah,
sambil menoleh ke kiri dan ke kanan namun tak ada orang yang dilihatnya. Semut pun tak juga ada. Cecak bocciliq tak ada satu pun yang Nampak pada balok kemilau melintang di tengah Campulokkoq pun tak ada juga,bahkan angin dari sela lantai pun enggan berhembus.Tak satu pun senjata kerajaan yang tampak, hanya pecahan tembikar yang kelihatan, lalu ia masuk ke bahagian selatan.

CUT TO.

06.EXTERIOR- KERAJAAN TOMPOQ TIKKAQ – PAGI HARI.

(tokoh cerita : LA PANANRANG,TO SINILELE, LA TENRILOLLONG,LA TEMMALLURENG,EXTRACT )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

To Sinilele terheran-heran melihat istana agung bagaikan bukit,meskipun tak ada orang yang kelihatan.Kembali lagi To Sinilele berpegang pada susuran lalu turun.Baru tiga anak tangga yang dilewati tiba-tiba seekor cecak berbunyi di ujung balok melintang.La Temmallureng menengadah sambil mencari, lalu berbunyi lagi cecak di balok melintang kemilau.La Temmallureng lalu mondar-mandir dari selatan ke timur.Menengadah sambil melihat-lihat di sela gelegar pada lambung istana terlihat olehnya dua gelegar dan tiga bilah lantai dan tiga pula orang yang menempatinya. Maka sejenak La Temmallureng berdiri terpaku,terkejut perasaan hatinya,pusing oleh keindahan dan mabuk oleh kecantikan,hampir hilang kesadarannya selama sepenanak nasi.

CUT TO.

07.INTERIOR – KERAJAAN TOMPOQ TIKKAQ – PAGI HARI.

(tokoh cerita : LA PANANRANG,TO SINILELE, LA TENRILOLLONG, WE TEMMEMALAQ LA TEMMALLURENG, EXTRACT )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

To Sinilele duduk termenung tak dapat menenangkan perasaannya. Lama sesudah itu barulah tenang hatinya dan kembali lagi ke istana, melangkahi ambang pintu emas, menginjak lantai melangkahi sela gelegar, bergegas masuk ke Dalam ke lambung istana, langsung sujud menyembah lalu duduk di hadapan We Temmamalaq. Setelah melepas lelah To Sinilele duduk, lalu inang pengasuh berpaling sambil berkata.

WE TEMMAMALAQ :

Kur jiwamu, Paduka Tuanku Semoga Datang lah semangat kahyanganmu. Memang bodoh orang yang bertanya, membawa
kedunguan kalau tak diberitahu. Dimana gerangan kampung halaman tempat tinggalmu hai orang asing?

TO SINILELE :

Kur jiwamu, Paduka Inangda Semoga Datang lah semangat kahyanganmu. Kami ini orang Luwuq yang di atas wangkang, orang Wareq yang mengendarai perahu. Batara Lattuq Opunna Luwuq yang menyuruh saya meminjam ruangan di istanamu, minum air tawar yang dingin.Semoga ada belas kasihmu Paduka, pada anak kita Opunna Luwuq, orang yang berlayar dan berlabuh
di Tompoq Tikkaq.”

WE TEMMAMALAQ :

Seandainya masih hidup Turung Belae suami-istri, maka ialah yang duduk di ruangan ini menerima tamu yang datang dan pembesar negeri ,menerima tamu asing dari seberang lautan.Tetapi semenjak negeri di Tompoq Tikkaq ditimpah musibah ,penguasa negeri Turung Belae suami-istri dilanda susah dan dikena bencana. Maka istana negeri kini berpindah pada raja mandul perampas, ialah tempat didatangi para pembesar negeri yang datang dari seberang lautan, tempat disinggahi tamu yang datang.”

LA TEMMALLURENG :

Tetapi istana emas yang didiami manurung di Tompoq Tikkaq tujuan kami mendorong perahu lalu berlayar. Ruangan istana emas yang ditinggalkan Paduka Turung Belae suami-istri yang menjadi tumpuan cita-cita Batara LattuqOpunna Luwuq, Istana lengkap yang ditempati anak yatim itu yang menyebabkan kami menegakkan tiang layar kemilau, kami layari tempat yang jauh yang menjadi harapan Opunna Luwuq, Ibunda, sudilah engkau menumpangkannya.”

WE TEMMAMALAQ :

Kur jiwanya hai pembesar, kusembah segala kemuliaannya, ia yang menghendaki ruangan orang yang dikena hukuman To Palanroe, dan mau tinggal menumpang.Tetapi tanpa diberitahu, Paduka, telah menyaksikannya ke mana harta bendamu akan kau
simpan, Ananda, padahal kendati sebilah bambu pun tak ada, gelegar hanya tiga batang disertai dua bilahan bambu, anyaman rotan dinding istana tidak ada juga. Sudah rapuh pula tali penggantung para-para tempat penyimpanan.”

TO SINILELE :

Kur jiwamu, Inangda, datanglah semangat kahyanganmu. Janganlah demikian ucapanmu, semuanya aku telah saksikan. Biarlah kami yang akan memberinya lantai. Kualasi ia dengan lampit, kututupi ia dengan permadani serta kain nan indah, kuperbaiki tali penggantung para-para tempat penyimpanan, kusisip anyaman rotan sekat dinding istana. Semoga engkau,
Inangda, menaruh kasih menerima adikku menumpang.

CUT TO.

08.INTERIOR – KERAJAAN TOMPOQ TIKKAQ – PAGI HARI.

(tokoh cerita : LA PANANRANG,TO SINILELE, LA TENRILOLLONG, WE TEMMEMALAQ, LA TEMMALLURENG, EXTRACT )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

Dengan bergegas Pergilah To Pananrang dan To Sinilele menyampaikan pesan dari Batara Lattuq kepada inang pengasuh,

TO PANANRANG :

Kami mengantarkan harta benda, ada seribu dayang-dayang. Sekian pula bakul yang berisi gelang emas,sekian pula peti rotan yang berisi tenunan Melayu, pembuka pintu memasuki rumah sebagai tanda perkenalan, pengganti pinang sekarat, penukar sirih
selembar. Semoga kauizinkan naik ke istana sibiran tulangmu ,minum air tawar yang dingin ,mudah-mudahan ada belas kasihmu menerima Opunna Luwuq Sebagai penyambung istana besar dan penutup atap yang tinggi. Beliau menaruh harapan pada anak yatim yang sulung. Mudah-mudahan ada belas kasihmu mengambilnya sebagai lembaran kain sutra, engkau naikkan di ujung lampit emas Opunna Luwuq.'”

WE TEMMAMALAQ :

Kur jiwanya Opunna Luwuq , semoga datang semangat kahyangannya.Tidak kutampik perkataannya, tidak mungkin jadi berjodoh We Adiluwuq kalau belum terlaksana perjodohan We Datu Sengngeng. Sebabnya maka demikian ucapanku, Paduka Adinda karena Paduka Turung Belae’. memesankan kepada
anaknya, katanya, Engkau We Adiluwuq akan aku tinggalkan dua beradik, tidak daku izinkan engkau mendahului jodoh Paduka adikmu.Sebabnya aku larang engkau kawin lebih dahulu, nanti engkau tinggalkan adikmu maka semakin kesepian We Datu
Sengngeng.Tetapi walaupun demikian ucapanku dapat saja
berjodoh anak raja belaianku tapi harus sama derajatnya dengan orang Ruallette yang turun menjelma, atau orang Toddang Toja yang muncul ke bumi, sesamanya berdarah putih.Itulah sebabnya maka agak terlambat perjodohannya bersaudara karena Paduka manurung suami-istri mengatakan, Hanya akan berjodoh sibiran tulangku jika sesamanya berdarah putih, keturunan Ruallette turun menjelma di dunia.

LA PANGORISENG :

Itulah sebabnya kami berlabuh di Tompoq Tikkaq, karena berkata Paduka tuanku Manurungnge Batara Guru di Aleq Luwuq suami-istri, Di Tompoq Tikkaq tempat sederajat denganmu, sesama orang Senrijawa yang turun menjelma, sesama orang Toddang Toja yang muncul ke bumi.

CUT TO.

09. EXTERIOR – KERAJAAN TOMPOQ TIKKAQ – PAGI HARI.

(tokoh cerita : BATARA LATTUQ,LA PANANRANG,TO SINILELE, LA TENRILOLLONG, WE TEMMEMALAQ, LA TEMMALLURENG, LA TAU PANCEQ, LA TAU BULENG, LA OROQ KELLING, EXTRACT )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

Genderang besar dibunyikan, seruling bambu ditiup pula diikuti gong dan diramaikan musik Melayu. La Tau Panceq mulai memetik rebab emasnya, La Tau Buleng membunyikan mong-mong kencananya, La Oroq Kelling membunyikan serulingnya. Bedil pun disulut, maklumat bahwa orang Ruallette turun menjelma di Tompoq Tikkaq. Batara Lattuq berangkat didahului oleh tarian alosu emas dan sabungan arumpigi emas, untuk memasuki Sawammegga melalui negeri Tompoq Tikkaq langsung masuk ke Singkiq Wero.

Bagaikan pohon radda akan patah suara jendela yang dibuka
penduduk di Sawammegga, di Tompoq Tikkaq dan di Singkiq Wero. Bulu roma penduduk kampung berdiri melihat Batara Lattuq berlalu bagaikan orang Boting Langiq yang turun menjelma. We Tenrijelloq pun gemetar badannya waktu melihat bagaikan air bah yang membanjir, bagaikan topan yang menghempas para orang perahu itu.

CUT TO.

10 .EXTERIOR/INTERIOR – KERAJAAN TOMPOQ TIKKAQ – PAGI HARI.

(tokoh cerita : BATARA LATTUQ,LA PANANRANG,TO SINILELE, LA TENRILOLLONG, WE TEMMEMALAQ, LA TEMMALLURENG, LA TAU PANCEQ, LA TAU BULENG, LA OROQ KELLING,WE TEMMAMALAQ, WE ADILUWUQ, WE DATU SENGNGENG EXTRACT )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

Rombongan Batara Lattuq tiba di dalam pagar. Diletakkanlah usungan emas kendaraan Opunna Luwuq. la bangkit menginjak tangga emas berukir, memegang susuran kemilau, menginjak lantai papan pinang, terus masuk ke lambung istana. Kemudian Batara Lattuq duduk di hadapan We Adiluwuq. I La Tiuleng termenung menyaksikan We Adiluwuq, tidak ada yang menyamainya, tidak ada yang menandingi kecantikannya bersaudara.

BATARA LATTUQ :

Hai para remaja Aleq Luwuq pengawal dekat, suguhilah sirih tuanmu yang empunya rumah.

Bergegas para pelayan, orang Dalam melipat sirih dan mengiris pinang. Batara Lattuq sendiri yang menyuguhi sirih pada talam emas.

BATARA LATTUQ :

Kur jiwamu paduka Inangda, semoga datang semangat Kahyanganmu. Menyirihlah, Inangda, beri pula sirih anakmu
yang membelakang itu.

We Adiluwuq berpaling menampakkan muka memandang lalu menyirih. Sementara We Datu Sengngeng enggan menampakkan muka.

WE TEMMAMALAQ :

Mengapakah engkau ananda We Sengngeng, tidak balik menyirih. Nanti tamu itu berkata, Congkak benar anak yatim ini.'”

Maka We Datu Sengngeng berbalik mengambil sirih segulung dari samping pada talam emas. Sirih itu diremasnya tanpa disirih.

WE TEMMAMALAQ :

Mengapakah engkau Ananda tidak menyirih.Nanti orang mengatakan, Pantaslah ia yatim piatu.

BATARA LATTUQ :

Inangda, janganlah demikian ucapanmu. Sudah berapa bulankah Inangda We Datu Sengngeng padam pelita jiwanya Paduka yang empunya istana di Tompoq Tikkaq?

WE TEMMAMALAQ :

Tujuh malam peti jenazah emas di istana. Hanya tiga malam saja turunnya peti jenazah emas harta bendanya dirampas,jendela emas yang indah dibongkar, semua lantainya di dalam digulung pula. Hanya tinggal dua bilah lantai dan tiga batang Gelegar, tiga orang pula yang menempatinya.Tujuh bulan saja lamanyaTunrung Belae dikubur maka anaknya pergi membuang diri di tempat yang
jauh.Tiga puluh malam lamanya anak-anak itu membuang diri baru mereka kembali lagi ke istana.Tujuh malam lamanya setelah mereka kembali membuang diri datang berita adanya perahu
berlabuh di muara.

BATARA LATTUQ :

Inangda, janganlah engkau ulang lagi ucapanmu,sebab pilu sekali rasa hatiku di Dalam mendengar Ketentuan To Palanroe yang kedua kalinya.Tak adakah perintang duta yang menghalangi lamaran anakmu?

WE TEMMAMALAQ:

Setahu saya tidak ada kami simpan perintang duta dan penolak lamarannya sesama raja.Semoga berakhir sekarang kejahatan raja mandul perampas itu. Tiada hari yang sepi dari kedatangan utusan sesamamu raja, sebelum meninggal orang tuanya tetapi tak ada yang sepadan dengannya.

BATARA LATTUQ :

Inangda, ambillah bissu pelayan ratusan.Sekian pula bakul Cina yang berisi kain patola, engkau bawa anakmu ke dalam.Jangan duduk di ruangan depan menjadi tumpuan mata memandang orang banyak.

WE TEMMAMALAQ ;

Paduka Ananda We Datu Sengngeng dan ananda We Adiluwuq
ringankanlah dirimu masuk ke Dalam bilik.

Maka We Adiluwuq bergegas bangkit masuk ke dalam mengiringi adiknya We Datu Sengngeng

BATARA LATTUQ :

Berdirilah, para dayang mengantar Paduka adikmu.

CUT TO.

10 .EXTERIOR/INTERIOR – KERAJAAN TOMPOQ TIKKAQ – PAGI HARI.

(tokoh cerita : BATARA LATTUQ,LA PANGORISENG ,WE TEMMAMALAQ, WE ADILUWUQ, WE DATU SENGNGENG EXTRACT )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

Belum selesai ucapan Opunna Luwuq para dayang bangkit mengikuti We Adiluwuq bersaudara.Bergemuruh suara lantai dilewati oleh orang yang bergelang sekati,para dayang yang rambutnya panjang tergerai melewati dinding tengah.Bagaikan arus mengalir linangan air mata pengasuh itu ketika ia melihat tak saling memberi jalan para bissu dayang,padahal bukan dayang kepunyaan anak raja asuhannya.We Adiluwuq bersaudara langsung duduk di atas permadani hamparan emas.

Bergegas La Pangoriseng bangkit terus ke depan.We Adiluwuq duduk membasahi pangkuannya dengan air mata yang bercucuran. Setelah La Pangoriseng tiba di ruangan depan ia lalu duduk di hadapan Batara Lattuq.

LA PANGORISENG :

Kur jiwamu paduka adikku, semoga datang semangat Kahyanganmu.Telah jadi engkau kawin besok, Adikku.”

Wajah I La Tiuleng bagaikan orang yang ayam sabungannya menang mendengar ucapan saudaranya.Akhirnya Niatannya Untuk mengawini we datu Sengngeng akan terwujud juga.

CUT TO.

11. INTERIOR – KERAJAAN TOMPOQ TIKKAQ – PAGI HARI.

(tokoh cerita : BATARA LATTUQ,LA PANGORISENG ,WE TEMMAMALAQ, WE ADILUWUQ, WE DATU SENGNGENG PUANG MATOA, EXTRACT )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

Prosesi perkawinan dua anak raja titisan dewa itupun dimulai. Kedua mempelai diperintahkan berdiri pada beringin emas lalu Batara Lattuq dan We Datu Sengngeng dijahit dalam sarung lambang perjodohannya dan diikat nasibnya bersama .Puang Matoa di Luwuq berdiri di muka pelaminan .

PUANG MATOA DI LUWUQ :

Belilah kalian seorang petani yang belum pernah memegang gagang luku, belum pernah mengayunkan cambuk emas, belum pernah menyelempang tali luku, tetapi tak pernah lapar orang banyak.

LA PANGORISENG :

Saya yang membeli petanimu, Puang Matoa di Luwuq, dengan dayang-dayang ratusan orang. Sekian pula bakul Cina yang berisi tenunan Melayu.”

PUANG MATOA DI WAREQ :

Belilah kalian seorang penenun,yang belum pernah mengangkat arek sutera, belum pernah memangku gulungan kain tenun,belum pernah menayang belera emas,belum pernah memutar jentera kencana,dan tak lusuh sarung baju bissu pelayan sebayanya, namun isi lumbung besar tempat menimbun harta bendanya
tak pernah berkurang.”

WE ADILUWUQ :

Sayalah yang membeli tukang tenunmu, Puang Matoa di Wareq, dengan kain sarung ratusan lembar.Sekian pula bakul Cina yang berisi tenunan Melayu.”

PUANG MATOA DI LUWUQ :

Putuskanlah jahitannya, Puang Matoa di Wareq.”

Puang Matoa di Luwuq dan Puang Matoa di Wareq segera duduk.
Batara Lattuq tersenyum saja .

BATARA LATTUQ :

Baliklah kemari We Datu Sengngeng, hadapkan wajahmu memandangku. Isi wangkang emas tumpanganku milikmu
semua, Paduka Adinda.”

Tak kunjung We Datu Sengngeng menampakkan muka.Menunduk terus sambil meneteskan air matanya bercucuran.We Adiluwuq sendiri yang mengusapkan air mata Paduka adiknya yang bercucuran.

WE ADILUWUQ :

Mengapakah nian, Paduka Adinda, engkau tiada mau Berpaling menampakkan muka kepada orang besar itu. Jangan merajuk demikian itu, Paduka Adinda, jangan mempermalukan kami, Adikku. tak ada lagi yang mesti kita ucapkan, karena demikianlah kehendak To Palanroe. Nanti orang lain akan berkata,Bagaimana dia tidak rakus pada pemberian, karena ia raja yang miskin tak berpunya.'”

LA PANGORISENG :

Kur semangatmu, Paduka Adinda,janganlah demikian ucapanmu.”

Opunna Luwuq Batara Lattuq duduk saja memandang istrinya.

BATARA LATTUQ :

Agaknya aku telah ditakdirkan oleh dewa raja yang beruntung mendapatkan ratu yang tiada banding kecantikannya.Maka ialah menjadi jodohku sesamaku berdarah putih dan disembah.

CUT TO.

12. INTERIOR – KERAJAAN TOMPOQ TIKKAQ – PAGI HARI.

(tokoh cerita : BATARA LATTUQ,LA PANGORISENG ,WE TEMMAMALAQ, WE ADILUWUQ, WE DATU SENGNGENG PUANG MATOA, EXTRACT )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

Diangkatlah piring mangkuk tempat makannya Batara Lattuq. dinaungi kain sutera tipis membayang, ditindih dengan gelang berpilin.Tangan Opunna Luwuq dibasuhkan.

BATARA LATTUQ :

Berbaliklah kemari, engkau makan, Adinda We Datu Sengngng,
ambil ribuan di Luwuq, ratusan di Wareq.

We Datu Sengngeng tak kunjung berkata ,tiada menjawab sepatah pun ucapan Batara Lattuq.

BATARA LATTUQ :

Kasihanilah aku, adik We Sengngeng, engkau berbalik makan, Adikku.

We Datu Sengngeng tak kunjung berkata ,tiada menjawab sepatah kata pun suami sejodohnya.

WE ADILUWUQ :

Mengapakah, We Sengngeng, engkau tidak mau makan? Nanti orang mengatakan bahwa pantaslah ia begitu, karena ia raja yang miskin, ia hanya mengharapkan harta pemberian.”

Maka We Datu Sengngeng berbalik. Batara Lattuq sendiri membasuhkan jari tangan istrinya.We Datu Sengngeng hanya menggenggam nasi tanpa memasukkannya ke dalam perut.Tiada juga si yatim itu menampakkan mukanya. Air mata yang bercucuran para pengasuh dan We Adiluwuq bersaudara tak tertahankan lagi.

Hanya tiga kali Batara Lattuq menyuap maka ia berhenti. Dibasuhkan kembali jari tangannya lalu berkumur membersihkan mulut.Tiada diletakkan tempat minuman yang dihadapi La Pangoriseng bersaudara. Batara Lattuq tertawa saja memandang istrinya.Maka Batara Lattuq bangkit naik duduk di atas pelaminan emas merangkul istrinya.We Datu Sengngeng enggan disentuh
dengan jari suami segaharanya.

BATARA LATTUQ :

Paduka Adinda We Datu Sengngeng, berbaliklah menghadapkan wajahmu kepadaku, supaya kupandang wajahmu, ambil saja
dayang-dayang ribuan orang.

LA PANGORISENG :

Adik We Sengngeng, berpalinglah menampakkan wajah pada kakakmu, ambil saja dayang-dayang ratusan orang daripadaku. Sekian pula lipatan kain sutera, ambillah pula gading berbilah pada pergelanganku

BATARA LATTUQ :

Adik We Sengngeng, berpalinglah menampakkan muka kepadaku, ambillah tujuh negeri yang indah masing-masing ratusan sumber pajaknya Sebagai pemasukan di kala suka dan duka. Ambillah pula tujuh ratus anak orang kaya. Ambillah pula anak raja lima
ratus orang.

Namun tak sekali pun We Datu Sengngeng berpaling kepada Suaminya.

WE ADILUWUQ :

Berpalinglah kemari, Paduka Adinda, menampakkan muka dan memandang suami segaharamu .Engkau tidak ditakdirkan merajuk karena PadukaTunrung Belae’ suami-istri telah meninggal.Kita akan kehilangan siriq, Adik,terimalah ini sebagai kehendak
To Palanroe. Nanti semua orang mengatakan,Bagaimana dia tidak rakus pada pemberian, karena ia adalah raja miskin tak berpunya.

Maka We Datu Sengngeng berbalik menampakkan wajahnya lalu memandang suami segaharanya.Bergegas Batara Lattuq menindih paha bulan purnama yang disayanginya.We Datu Sengngeng segera menghindar,kesal dan membelakangi duduk,enggan disentuh tangannya.

BATARA LATTUQ :

Adakah pernah, duhai hiasan balairung yang ramai, bulan pengisi bilik, tak kuturuti kehendakmu. Engkau mutiara bilik yang tiada duanya,tak ada yang lain duduk mengepalai balairung selain engkau. Hanya engkaulah, Paduka Adinda,permaisuriku di
istana agung manurung.

CUT TO.

13. INTERIOR – KERAJAAN TOMPOQ TIKKAQ – PAGI HARI.

(tokoh cerita : BATARA LATTUQ, WE DATU SENGNGENG )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

Hari berganti hari, bulan berganti bulan.Tak terasa Maka tiga bulan setelah We Datu Sengngeng duduk bersanding di atas pelaminan emas,sekian pula lamanya suami-istri tak nampak di beranda,tak kenal siang atau malam.Sang raja makan di dalam kelambu emas saja.Mandi berlangir pada papan emas yang satu.

CUT TO.

14. INTERIOR – KERAJAAN ALEQ LUWUQ – MALAM.

(tokoh cerita : BATARA GURU, WE NYILIQ TIMOQ )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

Malam selalu membawa sepi dan rindu. Di suatu malam yang tenang Manurungnge suami-istri diliputi rasa rindu pada anak yang dikasihinya. Berdebar-debar rasa hatinya di Dalam Paduka We Nyiliq Timoq Yang Muncul di Busa Empong karena terkenang anaknya Batara Lattuq.

WE NYILIQ TIMOQ :

Sudah menjelang setahun kepergian anakku, barulah seperti sekarang ini terasa rinduku, betapa sedih hatiku mengenang tunas penggantiku. Alangkah baiknya, datu manurung, engkau perintahkan ke timur ke Tompoq Tikkaq Bajeng Tangkiling yang biasa mengarungi samudera, mengarungi laut dan menyampaikan berita.

CUT TO.

15. INTERIOR – KERAJAAN ALEQ LUWUQ – MALAM.

(tokoh cerita : BATARA GURU, BAJENG TANGKILING )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

BATARA GURU :

Berangkatlah, Bajeng Tangkiling, pergi ke timur ke TompoqTikkaq. Sampaikan kepada I La Tiuleng Batara Lattuq. Katakan padanya, Selama engkau tinggalkan negerimu, hanya air mata yang merundung Manurungnge suami-istri, kerjanya hanya menggigit
ujung ikat pinggangnya saja. Bawalah kemari istrimu ke Luwuq mengepalai peradatan memelihara kemuliaanmu, Kupasangi emas berpilin pergelanganmu, kuhadiahkan juga benang sutera jari tanganmu, engkau bawakan kirimanku kepada anakku, air mata pada bokor putih sedap malam dalam buli-buli.

CUT TO.

16. INTERIOR – KERAJAAN TOMPOQ TIKKAQ – MALAM.

(tokoh cerita : BAJENG TANGKILING, WE DATU SENGNGENG, BATARA LATTUQ )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

Belum selesai ucapan Manurungnge Batara Guru, maka angin bertiup dengan kencang mengarungi samudera dan menyeberangi laut.Pada waktu dinihari yang cerah Bajeng Tangkiling suruhan Manurungnge sampai di Tompoq Tikkaq segera berhembus, menggoyangkan daun-daun kayu.Berembus masuk ke dalam bilik tempat tidur Batara Lattuq,menyingkap kelambu emas yang mengitari We Datu Sengngeng, bergoyangan rumbai-rumbai pucuk enau emas,membuat bergetar segala hiasan dan bersentuhan pula giring-giring yang permai.Bersinggungan bokor emas dengan hiasan dinding bilik kencana tempat peraduan Batara Lattuq Opunna Luwuq.

BAJENG TANGKILING ANGIN :

Semoga tak terkutuk daku, orang Ruallette,datang kemari turun menjelma membangunkan engkau di bilikmu.

Angin itu sedang mendapati nyenyak sekali tidurnya Batara Lattuq suami-istri.Tiba-tiba terdengar oleh I La Tiuleng ucapan angin itu. Batara Lattuq berpaling menggeser diri melepas pelukannya mengganti lengannya dengan bantal emas,sebagai bantal tidur istrinya.Bergegas Batara Lattuq bangun duduk menyelimuti istrinya dengan puluhan sarung,kemudian membuka cerana emas lalu menyirih.

BATARA LATTUQ :

Menyirihlah, yang tak kulihat wajahmu,yang membangunkanku pada dinihari yang cerah ini.

BAJENG TANGKILING ANGIN :
Saya ini adalah kakakmu Si Angin dari Luwuq. Paduka Manurungnge suami-istri menyuruhku Kemari diikatnya lenganku dengan emas berpilin dililitnya pula jari tanganku benang halus.Semenjak engkau merantau meninggalkan Negerimu air mata saja yang menyertai Manurungnge suami-istri, ikat pinggangnya saja yang terus digigitnya. Adinda, hendaknya engkau membawa istrimu ke Luwuq memimpin peradatan dan mengatur perintah memelihara akan kemuliaanmu.

CUT TO.

17. INTERIOR – KERAJAAN TOMPOQ TIKKAQ – PAGI HARI.

(tokoh cerita : I LA BIRAJA, WE ADILUWUQ, WE DATU SENGNGENG, BATARA LATTUQ )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

Pagi menjelang di istana Tompoq Tikkaq, burung burung bertebangan menyambut matahari yang memberikan kecerahan pagi itu. I La Biraja utusan sri Paduka penguasa di Sawammegga menghadap We Adiluwuq .

I LA BIRAJA :

Kur jiwamu, Paduka We Adiluwuq dan Paduka We Datu Sengngeng, semoga Datanglah semangat kahyanganmu. Kutadahkan kedua belah tanganku, semoga tak terkutuk daku menjawab tuanku, perkataan ini bukan kata-kataku melainkan perkataan sesamamu raja. Adapun yang diperintahkan kepadaku oleh raja mandul suami- istri. Bukan engkau yang seharusnya didatangi pajak muara dan bea sungai. Sri Paduka di Sawammegga yang patut memungut pajak pada para pedagang, yang harus menerima persembahan bea sungai.
Memerah wajah We Adiluwuq Bagaikan bara menyala air muka We Adiluwuq dan We Datu Sengngeng bersaudara mendengar ucapan I La Biraja.

WE ADILUWUQ :

We Tenrijelloq dan La Tenrigiling tidak malu berkata demikian.
Tidak kembar payung di Tompoq Tikkaq, I La Biraja.Tidak pula dua payung kerajaan di Sawammegga.Tempat minumnya We Tenrijelloq menjadi pengapit, suara gendangnya La Tenrigiling menjadi sumbang. Rupanya We Tenrijelloq telah jadi raja, I La Biraja, padahal tak Pernah kuingat ia menerima persembahan dan bea sungai sebelum meninggal Paduka tuanku. Turung Belae suami-istri. Mereka merampas hartaku, memindahkan kerajaanku, barulah mereka menarik pajak pada para pedagang.

I LA BIRAJA :

Kalau begitu Hamba memohon diri, Sri Paduka.”

We Adiluwuq tiada berkata, We Datu Sengngeng pun tiada menjawab. Batara Lattuq bersepupu sekali rnemperkenankannya.

CUT TO.

18. INTERIOR – KERAJAAN SAWAMMEGGA – PAGI HARI.

(tokoh cerita : I LA BIRAJA,WE TENRIJELLOQ,LA TENRIGILING)

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Dengan tidak membuang waktu , Maka I La Biraja bangkit, bergegas ke Sawammegga,menginjak tangga emas berukir, melangkahi ambang pintu,menginjak lantai papan pinang kemilau, langsung duduk di hadapan We Tenrijelloq suami-istri.Sujud menyembah lalu duduk.

LA TENRIGILING :

Bagaimana gerangan ucapannya anak yatim dua bersaudara?”

I LA BIRAJA :

Adapun yang diucapkan We Adiluwuq dan We Datu Sengngeng, katanya, Benar-benar We Tenrijelloq tidak punya rasa malu cara berbicaranya suami-istri, memang tak pernah ia menerima pajak muara dan bea sungai sebelum Sri Paduka tuanku meninggal.

Marah sekali We Tenrijelloq suami-istri mendengar ucapan We Adiluwuq. La Tenrigiling meludah sembari berkata,

LA TENRIGILING :

Andaikata aku tahu demikian ucapan anak yatim itu pada saat meninggalnya orang tuanya sudah kutikamnya dengan keris emas.Tetapi sekarang sudah ada Opunna Luwuq bersepupu sekali tegak menghadang bagaikan dataran tinggi yang melintang sepanjang negeri, membuat lancang berbicara mulutnya We Adiluwuq dan We Datu Sengngeng bersaudara.

CUT TO.

19. INTERIOR – KERAJAAN TOMPOQ TIKKAQ – PAGI HARI.

(tokoh cerita : WE ADILUWUQ, WE DATU SENGNGENG, BATARA LATTUQ, UNGA WE MAJANG )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

Tiada lagi senang perasaan We Adiluwuq bersaudara mendengar ucapan We Tenrijelloq. Berpaling sambil berkata We Adiluwuq kepada adiknya We Datu Sengngeng.

WE ADILUWUQ :

Janganlah engkau, We Datu Sengngeng, memalingkan muka memandang pada suami segaharamu, kalau belum sampai ajalnya raja mandul perampas itu suami-istri.”

Ucapan saudaranya diiakan oleh We Datu Sengngeng.Tanpa sengaja Batara Lattuq mendengar ucapan We Adiluwuq. I La Tiuleng tertawa saja mendengar ucapan Paduka kakaknya. Sambil tersenyum I La Tiuleng berkata,

BATARA LATTUQ :

Kur jiwamu, mutiara bilik bersaudara, semoga datanglah semangat kahyanganmu. Apa gerangan yang tak menyenangkan perasaan hatimu? Siapa lagi yang akan dituruti rayu-rayunya selain engkau adindaku bersaudara?”

WE DATU SENGNGENG :

Kur jiwamu, Paduka Suamiku Batara Lattuq , semoga datanglah semangat kahyanganmu. Aku tak menyembunyikan perasaanku, Paduka. Hatiku hanya akan senang kalau We Tenrijelloq suami-istri sudah mati.

BATARA LATTUQ :

Tidak usah hal itu yang menyusahkan hatimu adinda We Datu
Sengngeng mutiara bilik yang jarang samanya bersaudara.

WE DATU SENGNGENG :

Paduka suamiku Batara Lattuq. Aku tak mau melihat raja mandul perampas itu menguasai yang bukan haknya.Barulah akan senang perasaan hatiku kalau engkau membunuh WeTenrijelloq suami-istri.

BATARA LATTUQ :

Adinda We Datu Sengngeng, Perintahkanlah orang memungut sepah Sirih yang telah dikunyah We Tenrijelloq suami-istri .

Berpaling berkata We Datu Sengngeng kepada kakaknya We Adiluwuq.

WE DATU SENGNGENG :

Bagaimana pikiranmu yang jernih bagai mata air itu Paduka Kakanda We Adiluwuq? siapakah gerangan yang tak dicurigai bila memungut sepah sirih yang telah dikunyah raja mandul perampas itu ?

WE ADILUWUQ :

Pada pikiranku, Barangkali We Unga Waru yang baik Adikku We Datu Sengngeng Untuk kita suruh pergi mengambil sepah sirih yang telah dikunyah bibi kita We Tenrijelloq suami-istri. Sebab hanya dia yang arif bijaksana menyembunyikan gerak sehingga tidak akan dicurigai.

WE DATU SENGNGENG :

Berangkatlah, Wahai Unga We Majang, panggilkan daku We Unga Waru, dan katakana Engkau dipanggil Paduka adik kita.

CUT TO.

20. INTERIOR – KERAJAAN TOMPOQ TIKKAQ – PAGI HARI.

(tokoh cerita : UNGA WE MAJANG, UNGA WE WARU )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

Ttdak menunggu waktu lagi, Belum selesai ucapan We Adiluwuq bersaudara maka Unga We Majang berangkat ke istana We Unga Waru,menginjak tangga emas berukir,melangkahi ambang pintu lalu masuk,didapatinya We Unga Waru selesai makan.

WE UNGA WARU :

Silakan duduk, Unga We Majang. Apa gerangan yang menyebabkan engkau kemari ?

UNGA WE MAYANG :

Unga We Waru , Engkau dipanggil Paduka adik kita We Datu
Sengngeng bersaudara menghadap ke istana.

CUT TO.

21. INTERIOR – KERAJAAN TOMPOQ TIKKAQ – PAGI HARI.

(tokoh cerita : WE ADILUWUQ, WE DATU SENGNGENG, BATARA LATTUQ, UNGA WE MAJANG,UNGA WE WARU )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

Dengan bergegas tanpa menungngu waktu lagi, Maka We Unga Waru berangkat tanpa mengganti sarung sehari-harinya,dan baju di dada peresap keringatnya,berjalan We Unga Waru bergegas menuju ke istana,menginjak tangga emas berukir,melangkahi ambang pintu kencana, menginjak lantai papan pinang kemilau, melewati dinding tengah, melangkahi sekat istana. Langsung duduk sambil menyembah bersimpuh di hadapan peterana emas
persandingan We Datu Sengngeng bersaudara, disorongkan sirih lalu menyirihlah We Unga Waru.

WE DATU SENGNGENG

Kur jiwamu, paduka kakanda We Unga Waru ,semoga datanglah semangat kahyanganmu. Duduklah dan ambillah sirih, Menyirihlah Kakanda We Unga Waru.

Bergegas We Unga Waru menyambut sirih dari adiknya .We Datu Sengngeng berkata hampir bersamaan berdua dengan We Adiluwuq,

WE DATU SENGNGENG :

Kasihanilah daku, Paduka Kakanda, kaupungutkan daku sepah sirih yang dikunyah bibiku We Tenrijelloq suami-istri.

CUT TO.

22. INTERIOR – KERAJAAN SAWAMMEGGA – PAGI HARI.

(tokoh cerita : WE UNGA WARU ,WE TENRIJELLOQ,LA TENRIGILING)

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Tanpa menunggu waktu lagi, Belum selesai ucapan We Adiluwuq bersaudara maka We Unga Waru berangkat bergegas menuju istana sao loci tempat tinggal We Tenrijelloq menginjak tangga emas berukir, memegang susuran kemilau, menginjak lantai papan pinang emas,bergegas masuk ke Dalam, didapatinya We Tenrijelloq duduk berdampingan suami-istri.

WE TENRIJELLOQ :

Silakan duduk, We Unga Waru.

We Unga Waru sujud menyembah lalu duduk di hadapan We Tenrijelloq yang Membuka cerana emas sambil berkata

WE TENRIJELLOQ :

Ambillah Sirih, Menyirihlah engkau We Unga Waru.

WE UNGA WARU :

Inilah Paduka We Tenrijelloq, sarung indah hasil tenunanku sendiri.

Gembira sekali We Tenrijelloq mengamati warna sarung We Unga Waru.We Tenrijelloq berpaling membuka cerana emas lalu suami-istri menyirih.Tujuh kali ia mengunyah sirihnya lalu dibuangnya. We Unga Waru berpaling mengambil sepah sirih yang dikunyah We Tenrijelloq suami-istri,lalu dibungkusnya dengan daun sirih dan diselipkannya pada ikatan sarungnya.

WE UNGA WARU :

Aku memohon pamit dahulu ,kalau Paduka berkenaan.

We Tenrijelloq suami-istri memperkenankannya.Maka bergegaslah We Unga Waru keluar dan turun menginjakkan kaki pada tangga emas berukir, memegang susuran kemilau, menginjak lantai papan pinang emas, bergegas Keluar meninggalkan Istana.

CUT TO.

23. INTERIOR – KERAJAAN TOMPOQ TIKKAQ – PAGI HARI.

(tokoh cerita : WE ADILUWUQ, WE DATU SENGNGENG, BATARA LATTUQ, UNGA WE MAJANG,UNGA WE WARU )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

We Unga Waru berangkat pergi bergegas menuju Tompoq Tikkaq menginjak tangga emas berukir,memegang susuran kemilau,menginjak lantai papan pinang terus masuk kedalam Istana.

WE ADILUWUQ :

Kemarilah, kakak We Waru, duduklah dan menyirihlah.

Maka We Unga Waru naiklah duduk ,mengambil sirih dan menyirih.Lalu Berkatalah We Adiluwuq hamper bersamaan dengan We Datu Sengngeng.

WE ADILUWUQ :

Kusiasati engkau, Kakak We Waru, kuajukan pula pertanyaan
kepadamu, adakah engkau pulang membawa harapan?”

We Unga Waru tersenyum saja sambil membuka mulutnya,

WE UNGA WARU :

Inilah, Adinda We Adiluwuq , sepah sirih yang dikunyah oleh
We Tenrijelloq suami-istri.

Gembira sekali We Adiluwuq bersaudara melihat sepah sirih bekas kunyahan We Tenrijelloq suami-istri,dan diberikannya kepada Batara Lattuq bersepupu sekali lalu disimpan di dalam kampuh emas dan dimasukkanlah sepah itu ke dalam puannya .

CUT TO.

24. INTERIOR – KERAJAAN TOMPOQ TIKKAQ – PAGI HARI.

(tokoh cerita : WE ADILUWUQ, WE DATU SENGNGENG, BATARA LATTUQ, TO SINILELE, LA TEMMALLURENG.TO PANANRANG )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

BATARA LATTUQ :

Bagaimanakah menurut pikiranmu Paduka Kakanda To Sinilele, Bagaimana menurut perhitungan kakanda letak matahari?

LA TEMMALURENG :

Adinda Paduka Batara Lattuq, Sinar matahari tidak di barat,
bayang-bayang pun tidak pula di Timur.

BATARA LATTUQ :

Kalau begitu halnya, sudah tiba waktunya kita berangkat.Marilah kita pergi ke sungai naik perahu, Kakanda, didayungi oleh orang banyak.To Pananrang, perintahkanlah menurunkan usungan emas
tumpanganku bersepupu sekali.

CUT TO.

25. EXTERIOR – KERAJAAN TOMPOQ TIKKAQ – PAGI HARI.

(tokoh cerita : WE ADILUWUQ, WE DATU SENGNGENG, BATARA LATTUQ,DATU SENGNGENG, TO SINILELE, LA TEMMALLURENG.TO PANANRANG )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

Dalam sekejab saja tanpa membuang waktu , Maka La Temmallureng memerintahkan untuk menurunkan usungan emas,tumpangan Batara Lattuq bersepupu sekali,Kini usungan sudah siaplah, payung emas pun telah dikembangkan,orang banyak pun telah menunggu di pekarangan,serta juak yang bergelang gading emas.Batara Lattuq berpaling sembari mengusap-usap pinggang istrinya.membalik-balik gelang kalaru emas yang melingkari lengannya.melepas-lepas cincin emas pengikat jari tangannya, mengelus-elus kuku buatan hiasan jarinya, melengkung-lengkungkan sanggulnya, melentik-lentikkan ujung jarinya menelusuri dada bajunya, melingkarkan lengan pada lehernya.

BATARA LATTUQ :

Paduka Istriku We Datu Sengngeng. Kasihanilah daku mutiara bilik yang jarang duanya,engkau berikan sepah sirih yang engkau kunyah, berikan pula cincin emas yang ada pada jari manismu, engkau ambil saja pelayan Luwuq ratusan orang.

We Datu Sengngeng membuka cerana emas dan menyirih, lalu diberikan kepada suami segaharanya sambil membuka pula cincin emas di jari manisnya.

CUT TO.

26. EXTERIOR – KERAJAAN TOMPOQ TIKKAQ – PAGI HARI.

(tokoh cerita : LA TENRIOJI,WE ADILUWUQ, WE DATU SENGNGENG, BATARA LATTUQ,DATU SENGNGENG, TO SINILELE, LA TEMMALLURENG.TO PANANRANG )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

La Tenroaji berpaling mengusap-usap pinggang istrinya, mengurut-urut rambutnya yang panjang tergerai,menimang-nimang jari tangannya memijit-mijit pinggang istrinya merayu-rayu bulan purnama yang disayanginya.

LA TENRIOJI

Kasihanilah daku, permata bilik yang jarang tandingannya,
engkau berikan sepah sirih yang engkau kunyah.Berikan pula
kepadaku cincin emas di jari manismu,engkau ambil dayang-dayang ratusan orang dari Coppoq Meru.

We Adiluwuq membuka cerana emas lalu menyirih,ia berikan sepah sirih yang ia kunyah,kepada suami segaharanya dan membuka cincin emas pada jari manisnya,lalu diberikannya kepada I La Jiriu.

To Pananrang mendekat sambil menyembah dan berkata

TO PANANRANG

Paduka Batara Lattuq.Sudah siap usungan, sudah terkembang
pula payung emasmu.”

CUT TO.

27. EXTERIOR – KERAJAAN TOMPOQ TIKKAQ – PAGI HARI.

(tokoh cerita : WE ADILUWUQ, WE DATU SENGNGENG, BATARA LATTUQ,DATU SENGNGENG, TO SINILELE, LA TEMMALLURENG.TO PANANRANG )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

Maka I La Tiuleng berdiri bergandengan tangan bersepupu sekali menuju ke depan,diiringi oleh para hamba pembesar kerajaan yang empunya negeri yang indah.Maka mereka bersepupu sekali berangkat diangkut dengan usungan kencana dinaungi payung emas. Diusunglah pula para pemegang kipas diangkatlah ketur peludahan tempat menampung sepah sirih pembesar itu.Di barisan depan boneka ditempatkan,di belakang topeng kayu telah ditempatkan.

CUT TO.

28. EXTERIOR – KERAJAAN TOMPOQ TIKKAQ – PAGI HARI.

(tokoh cerita : WE ADILUWUQ, WE DATU SENGNGENG, BATARA LATTUQ,DATU SENGNGENG, TO SINILELE, LA TEMMALLURENG.TO PANANRANG,EXTRACT )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

Genderang besar telah dipukul,seruling telah berbunyi diiringi oleh gong, diramaikan dengan tari Melayu .Alangkah riuh kedengaran adat kerajaan pembesar itu. Bersahutan suara kur semangat kahyangan para pembesar. Sudah berangkatlah usungan emas yang ditumpangi Batara Lattuq dan I La Jiriu pergi keluar ke sungai. I La Tiuleng sudah sampai memenuhi pinggir sungai pelabuhan yang tak pernah sunyi di Tompoq Tikkaq. Diletakkanlah usungan emas kendaraan Batara Lattuq bersepupu sekali.

Lalu Batara Lattuq dan 1 La Jiriu berdiri menginjak tangga perahu emas meniti cadik emas, melangkahi barateng gading, duduk bersepupu sekali pada ruangan perahu.Semua orang banyak naik pula, anak perahu dan hamba bergelang emas lengkap pula.La Temmallureng berdiri di haluan perahu sambil berkata,

LA TEMMALURENG :

Segeralah kita berlayar. Mendayunglah orang Selayar, berkayuh pula orang Waniaga.”

Wangkang itu bagaikan burung yang terbang diangkut oleh layar dan dibawa oleh gelombang, diiringi oleh angin dan berbunyi ditiup bayu. Belum lagi hancur daun sirih itu maka mereka sampai pada pusaran air. Batara Lattuq dan I La Jiriu membuka cerana emas lalu menyirih. Mereka menenggelamkan kempu berisi sepah sirih yang dikunyah We Tenrijelloq suami-istri.

Batara Lattuq dan I La Jiriu kembali lagi. Tingginya sinar surya tinggal sepenggal di barat,matahari terbenam di pinggir langit. Maka wangkang I La Tiuleng tiba berlabuh di muara di Tompoq Tikkaq. Opunna Luwuq dan I La Jiriu berdiri, meniti cadik emas, melangkahi tepi perahu, ditadah dengan usungan kencana, dinaungi payung emas bersepupu sekali masuk ke Tompoq Tikkaq.Bergegas titian pagar indah dipegangkan untuk dilewati para pengusung. Diletakkanlah usungan emas kendaraan pembesar itu.

Lalu Batara Lattuq berdiri bergandengan tangan bersepupu sekali
menginjak tangga emas berukir,melangkahi ambang pintu, menginjak lantai papan pinang, melewati dinding tengah, melangkahi sekat ruangan,didapati istrinya duduk di atas peterana dikelilingi orang pilihan. Bagaikan orang yang minum madu perasaan di dalam hati I La Tiuleng dan I La Jiriu memandang istrinya duduk bagaikan orang Boting Langiq yang turun menjelma. I La Tiuleng dan I La Jiriu langsung masuk duduk mendampingi istri mereka mencumbu bulan purnama kecintaannya mengusap-usap mutiara bilik yang disayanginya, melingkarkan lengan pada leher istrinya.

CUT TO.

29. INTERIOR – KERAJAAN SAWAMMEGGA – PAGI HARI.

(tokoh cerita : WE TENRIJELLOQ,LA TENRIGILING,EXTRACT)

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo)

Hanya tiga malam setelah datangnya Batara Lattuq bersepupu sekali.We Tenrijelloq suami-istri ditimpa penyakit keras.We Tenrijelloq suami-istri sudah sakit perutnya tinggal berbaring tanpa bergerak bagaikan mayat.Semua anak raja pendamping,pemuka negeri yang mengatur hukum sudah ada.

LA TENRIGILING :

Ada baiknya kalau kita beritahukan Sri Paduka di Tompoq Tikkaq bersaudara.

CUT TO.

30. INTERIOR- KERAJAAN TOMPOQ TIKKAQ – PAGI HARI.

(tokoh cerita : WE ADILUWUQ, WE DATU SENGNGENG, BATARA LATTUQ,DATU SENGNGENG, TO SINILELE, LA TEMMALLURENG.TO PANANRANG,LA PANGORISENG, EXTRACT )

(Opening Narasi dan Visual Gambar disertai Illustrasi music Theme Song I La Galigo )

Anak raja pendamping itu sepakatlah. Maka bangkit bergegas menuju Tompoq Tikkaq memasuki pekarangan istana,menginjak tangga emas berukir,memegang susuran kemilau,menginjak lantai papan pinang terus masuk,didapatinya We Adiluwuq dan We Datu Sengngeng duduk berdampingan suami-istri.

LA PANGORISENG :

Kur jiwamu, paduka para hakim, semoga datanglah semangat kahyanganmu.Masuklah duduk, kalian para hakim.

para hakim itu duduk di hadapan peterana emas tempat bersanding We Adiluwuq suami-istri.

BANGSAWAN PENDAMPING :

Kur jiwamu, Paduka We Adiluwuq Suami istri, semoga datanglah semangat kahyanganmu.Bibimu suami-istri ditimpa penyakit keras.Mereka berbaring tanpa berbalik,tak bergerak kaki, tak
bergerak tangan,sungguh keras bagaikan sudah mati.

WE ADILUWUQ :

Kur jiwamu, paduka para hakim ,semoga datanglah semangat kahyanganmu.Walaupun mereka meninggal tidak akan
menyusahkan hatiku.”

CUT TO.

BERSAMBUNG KE EPISODE VI.