9ethuk

Berbagi adalah sumber energi abadi

Gigi

Ada yang pernah sakit gigi? lepas gigi? atau gigi berluibang?

Kali ini, pengen cerita yang berkaiotan dengan gigi yang sebenarnya. Bukan grup band gigi, atau stiker di sepeda motor yang saling ejek seperti “Hari gini gak peke gigi, ompong donk atau “Hari gini masih pake gigi, ke laut aje”.

Dimuai dari minggu yang lalu,

Gigi gerahamku suakit sekali, yang lubang gigi atas, tapi yang sakit malah sisa akar gigi bawah yang dulu waktu sd pernah aku copot ke dokter gigi tapi gak tuntas nyabutnya. Sejak itu jadi trauma ke dokter gigi. Sejak itu pula, aku selalu menc opot gigiku sendiri. No antibiotik, no anestesi. Peh bisa bayangin khan? hehehe.

Nah, sakit gigi sangat seperti ini ke dua kalinya sejak terakhir dulu pas sd, saking sakitnya akhirnya aku gak kuat, dan memaksakan diri ke dokter gigi setelah sekian belas tahun. Fiuh. Butuh kekuatan tekad untuk ke sana.

Pertama ke sana, dokter bilang yang sebenarnya sakit gigi atasku karena lubang tapi sakitnya merambat ke bawah aku gak paham). Akhirnya gigiku dibersihkan, pas disemprot. Byuhhh. Sakitnya minta ampun. Cek up pertama hanya dibersihkan dan dieri anti biotik. Sambil dokter bilang. Seminggu lagi datang ke sini. Untuk keputusan apakah akn dicabut ot perawatan lengkap.

Dasar bandel, karena dah terasa agak gak sakit, aku gak minum antibiotiknya. E… selang beberaa hari kambuh sakitnya masyaAllah. Waktu itu pas ke sby. Sakno.

Akhirnya aku balik lagi ke dokternya (ke dokter gigi ke tiga kalinya), kata dokter, ya udah kita cabut aja. Whattt???? Tambah sip ae dokter iki rek, cek enak e ngomong e. Tapi gak bisa nolak juga, mosok wes neng kuris arep mbalyu, diguyu pithik lha an.

Akhirnya aku belajar pasarah, bin takut. Sambil pesen ke dokternya harus sampai habis gak boleh ada sisa akar. So, yang rencana akan dicabut adalah gigi berlubang dan sisa akar gigi sejak sd dulu.

Ada 2 tahapan anestesi, pertama semprot, habis itu suntik. Semprot untuk menganestesi suntik, suntik untuk menganestesi pencabutan. Tibalah saat yang ditunggu, moment pencabutan.

Entah kenapa, kayak e dokter harus berjuang sangat keras hanya sekedar mencabut 1 gigi, entah sudah berepa kali tindakan pencabutan dia lakukan tapi belum berhasil terbaut, sampek suster yang dampingin berujar, “di ikhalaskan mas,” batinku, Yo kat mau iki wes ikhlas banger sus, nek gak ikhlas dicabut gak bakal ke sisni”

Setelah sekian kali proses pencavutan akhirnya berhasil dicabut, sambil menunjukkan akar giginya ke aku dokternya bilang. Ini akarnya pak, 1, 2 tiga. Pantes tadi sangat susah dicabut, satu akarnya berbentuk mata pancing, jadi seperti mengunci ke gusi. MasyaAllah. Dalam ati aku mbatin juga, “pantes tadi sempet suakit meskipun sudah di anestesi. peh peh”. (sayang cuma bisa mbatin, lha gak iso mangap ombo ombo e jeh)

Akhir diberi resep, as men, lincomycin, ama diazepam (weeehhh diazepam batinku). Sambil berpesan, yang 2 biji (dizepam) diminum tar mnalem kalau mau tidur, jangan sekarang. (pas itu aku sambil berangkat kerja shift 2, jadi habis dari RS ke tempat kerja.

Hehehe, ayng aku minum hanya as men ama antibiotik. Nyampek rumah aku gak minum as men maupun diazepam. Dan benar saja, pulang kerja badanku terasa dingin, tanganku panas. Nyampek rumah aku langsung minta diselimuti. Aku critakan proses sakitnyanya malam itu. Pertama tubuh tyerasa dingin, suhu badan gak panas, tapu suhu tangan panas, sambil keluar keringat dingin, semua persendian terasa sakit, ngilu. Setelah sekiat jam, badan dah gak terasa panas, tapi suhu badan tinggi keluar keringat, suhu tangan gak panas. Tulang masih terasa ngilu, ngglieng. Habis itu aku lupa, kayak e tertidur.

Bangun dah mendingan. Hehhhmm, jadi tau rasanya sakit yang seharusnya diberi diazepam (psikotropik, lebih tinggi khasiatnya untk menenangkan dibanding asam mefenamat). Luar biasa sakitnya. Saya sarankan kalau emang dapet resep dokter diminum aja. Tapi emang sengaja seh, pengen nyoba sakitnya kayak apa, sekarang kapok. Hahaha.

Dan semakin sadar, betapa nikmat sehat itu tiada duanya. Kalau ingat malam “sakaw’ itu mengerikan. Dan benar benar menyadari salah satu hadist nabi, bahwa saudara itu ibarat tubuh, satu bagian sakit yang lain terasa sakit. Peuhhh. Bener bener dah.

So, guys. Sekarang sudah ramadhan. Mari berlomba. Seperti biasa ya. Khatam 1 juz ya di Ramadhan ini. Semangat!!

Leave a comment

Information

This entry was posted on January 23, 2012 by in [Catatan Harian] and tagged , , , .

Enter your email address to follow this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 157 other subscribers

Tulisan Terdahulu