Tikus Bulan, Landak Berbulu, Moonrat, atau Gymnure, itulah beberapa nama yang disandangkan pada hewan pengerat dari famili Erinaceidae ini. Tikus bulan merupakan hewan asli Indonesia yang mendiami pulau Kalimantan dan Sumatera. Selain dikenal dengan ciri khasnya yang bertubuh raksasa (besar) dan berbulu nyaris putih, juga dikenal dengan bau badannya yang khas.
Secara taksonomi, tikus bulan sebenarnya berkerabat jauh dengan tikus dan landak yang biasa kita kenal. Justru lebih dekat kekerabatannya dengan landak mini (hedgehog) dan celurut (cucurut). Namun sekilas tikus bulan memang mirip tikus berbulu putih yang berbadan besar.
Nama latin hewan pengerat ini adalah Echinosorex gymnura (Raffles, 1822) dan merupakan satu-satunya anggota genus Echinosorex. Nama latinnya kadang disebutkan sebagai E. gymnurus, walaupun nama tersebut salah. Mempunyai beberapa nama sinonim diantaranya adalah : Echinosorex birmanica (Trouessart, 1879), Echinosorex borneotica (Fitzinger, 1868), Echinosorex candida (Günther, 1876), Echinosorex minor (Lyon, 1909), dan Echinosorex rafflesii (Lesson, 1827). Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Moonrat, atau Gymnure. Sedangkan di Indonesia dinamai sebagai Tikus Bulan atau Landak Berbulu.
Diskripsi Ciri-Ciri dan Karakteristik Tikus Bulan
Tikus bulan (Echinosorex gymnura) berukuran besar dengan panjang tubuh hingga kepala mencapai 32-40 cm. Ekornya sepanjang 20-30 cm. Berat seluruh tubuh landak bulan dewasa berkisar antara 8,7-1,4 kg. Bulu tubuhnya didominasi bulu berwarna putih atau abu-abu keputihan dengan beberapa bulu berwarna hitam yang tumbuh menyebar. Terkadang juga memiliki bulu hitam yang lebih banyak (rapat) di bagian tubuhnya.
Selain ukuran tubuhnya yang ‘meraksasa’ dan warna bulunya, ciri khas lainnya dari tikus bulan adalah bau tubuhnya yang tajam dan khas. Baunya seperti bau kandungan amonia yang tinggi. Moncongnya panjang dan kerap mengeluarkan air liur. dari ciri terakhir ini sering kali tikus bulan dianggap sebagai ‘selenodon’, tikus primitif yang hidup di Eropa dan Kuba.
Merupakan hewan nokturnal yang hidup secara soliter dan biasa menandai wilayahnya dengan sekresi berbau menusuk dan tajam seperti bau amonia. Tinggal dalam sarang dalam liang, akar, dan kayu. Tikus bulan memakan invertebrata seperti cacing tanah, serangga, lipan, kalajengking, kaki seribu, kepiting, dan moluska. Juga memakan katak dan ikan kecil serta buah. Berkembang biak sepanjang tahun dengan masa kehamilan antara 30-40 hari.
Tikus bulan atau landak berbulu merupakan hewan asli Indonesia. Daerah sebarannya meliputi Semenanjung Malaya (Malaysia, Thailand, dan Myanmar), Sumatera, dan Kalimantan (Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam). Habitatnya adalah hutan primer dan sekunder pada dataran rendah, hutan bakau, hingga perkebunan, terutama di daerah yang agak basah.
Jumlah populasi secara global tidak diketahui secara pasti. Namun diperkirakan masih cukup umum. Oleh IUCN Red List dikategorikan dalam status konservasi Least Concern. Di Indonesia, tidak termasuk binatang yang dilindungi.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia. Filum: Chordata. Kelas: Mammalia. Ordo: Erinaceomorpha. Famili: Erinaceidae. Genus: Echinosorex. Spesies: Echinosorex gymnura.
Referensi dan gambar :
animaldiversity.ummz.umich.edu/site/accounts/information/Echinosorex_gymnura.html
www.catalogueoflife.org/col/details/species/id/6906457/source/tree
www.iucnredlist.org/details/40603/0
id.wikipedia.org/wiki/Landak_berbulu
www.factzoo.com/mammals/moonrat-night-stinker.html
Gambar : www.factzoo.com
Baca artikel tentang hewan Indonesia dan lingkungan hidup lainnya :
merindng lihat gambar tikus 🙂 apa kabar pak? maaf baru bisa berkunjung lagi setelah satu bulan libur bw 🙂