…dan kepada-Nya-lah kita akan kembali

[English]
Alunan seruling bambu

Dengarlah alunan seruling bambu
Bagaimana dia meratap pedih karena perpisahan

“Sejak aku dicabut dari tempat tumbuhku
Ratapan kesedihanku telah menyebabkan banyak orang menangis
Kucari dari mereka yang hatinya tercabik karena perpisahan
Karena hanya merekalah yang mengerti pedihnya kerinduan ini
Siapapun yang dicabut dari kampung halamannya
(pasti akan) Merindukan hari dia kembali
Dalam setiap pertemuan, di antara mereka yang bergembira dan bersedih hati
Aku menangis dengan ratapan kesedihanku yang memilukan
Setiap orang akan mendengar sesuai dengan pengertiannya
(Tapi) tak seorangpun telah mencari rahasia di dalam diriku
Rahasiaku dapat dijumpai dalam ratapan kesedihanku
Tapi mata dan telinga tanpa cahaya tidak akan dapat mengetahuinya …”

Suara seruling bambu adalah kobaran api bukan tiupan angin
Apa gunanya kehidupan seseorang tanpa api ini?
Dia adalah api cinta yang membawa musik kepada seruling bambu.
Dia adalah ragi cinta yang memberikan rasa nikmatnya anggur
Alunan seruling bambu yang menyejukkan kepedihan karena kehilangan cinta
Iramanya menyingkap tabir hati
Apakah ada racun yang sepahit ini atau gula yang semanis ini
Seperti alunan seruling bambu.
Untuk mendengar ratapan kesedihan seruling bambu
Apapun yang kalian ketahui harus ditinggalkan.

Versi lebih singkat dari puisi Rumi, alih bahasa oleh Jonathan Star

Catatan diskusi (pada acara Ramadhan with Rumi) tentang puisi ini (dalam Bahasa Indonesia) dapat diunduh dari sini.


About this entry