Quick Review: Roti Gempol

Published by

on

Kebiasaan bersantap roti di segala suasana sebetulnya bukan ciri khas masyarakat Indonesia secara tradisional. Namun selama kurun puluhan tahun terakhir ini, kultur menikmati roti malah menjadi mendarah daging.

Kalau bukan karena inisiatif bisnis brilian dari sebuah perusahaan besar pengolah gandum beberapa dekade lalu, mungkin pecinta roti kini hanya ada di kalangan terbatas saja. Namun tanpa perusahaan inipun, telah banyak para pengusaha roti rumahan yang telah memulai bisnisnya bahkan sejak awal abad 20 silam dan berbagi kecintaan mereka dengan roti.

Salah satu yang menjadi pemain klasik di Bandung tiada lain adalah Roti Gempol sejak 1958. Selama sekian tahun, saya telah menjadi pelanggan setianya – terutama untuk roti isi pisang coklatnya serta roti tawarnya yang begitu nikmat selepas dipanggang. Ada keistimewaan sendiri dari citarasa Roti Gempol, namun di saat itu, toko roti ini tidak begitu berbeda dengan yang lainnya.

Kira-kira baru sekitar satu atau dua tahun terakhir ini, Roti Gempol melakukan terobosan besar. Setidaknya dari observasi saya, mereka membuka diri menjadi kedai roti bakar serta bakmi. Tidak hanya itu, banyak juga yang menawarkan diri bekerja sama dengan mereka sehingga nama Roti Gempol menjadi dikenal di berbagai tempat lainnya di kota Bandung. Maklum, tempat asal Roti Gempol adalah sebuah jalan sempit di daerah pemukiman dan lazimnya masyarakat menuju ke sini untuk bersantap kupat tahu legendaris serta sate ayamnya.

Sejak saat itu, bahkan di jalan sempit tempat Roti Gempol berasal selalu sesak dipenuhi pengunjung. Pagi itu saya beruntung mendapatkan saat-saat langka ketika masih sedang sepi, duduk di tempat “VIP”, serta menyempatkan jeprat-jepret di sana sini.

Apa yang saya santap khusus saat itu adalah bakmi manis (yamien) serta bakmi asinnya. Boleh dibilang setelah dicicipi, bakmi khas Roti Gempol ini menjadi favorit baru saya. Citarasa “Chinese” begitu kental, porsi banyak, kualitas bakso bagus, serta kuahnya yang gurih.

Tidak cukup di situ, saya kembali menambah dengan satu porsi roti bakar isi daging dan keju. Dibanding beberapa hari sebelumnya, sayang pada saat itu kejunya tidak terasa terlalu lumer, tapi selalu tertolong dengan kehadiran sausnya yang gurih. Di kesempatan lain, roti bakar isi berbagai selainya juga layak dinikmati. Serunya lagi, Roti Gempol menyediakan porsi untuk beramai-ramai serta adanya pilihan roti gandum. Untuk selisih harga yang tidak jauh, tentu saya memilih roti gandum yang lebih memiliki nilai gizi.

Menarik mencermati kiprah Roti Gempol saat ini. Sebuah toko roti sempit yang berlokasi yang tidak nyaman untuk parkir kini menjadi salah satu pemain besar di kota Bandung.

After all, masyarakat kota Bandung yang gemar nongkrong ini memang selalu cocok dengan tema roti bakar, kopi, maupun mie instan. Suatu kultur yang tidak membutuhkan modernisasi selera dalam bentuk apapun. Suatu kultur yang akan selalu mengapresiasi usaha kuliner dalam skala sekecil apapun. Itulah hebatnya kota Bandung!

—–

ROTI GEMPOL
Halal-friendly
Some dishes are suitable for vegetarians

Address:
Jalan Gempol Wetan no. 16, Bandung – Indonesia

Website
Twitter

Opening hours: Daily, 7am – 10pm

Spend: IDR 15,000 – IDR 25,000 / person

Leave a comment