Shalat dan Bersabar

Posted: 17 Juni 2010 in Renungan
Tag:,

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu)
orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan
bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (QS Al Baqarah:45-46)
Kita sering kali mencari pertolongan ke sana ke mari saat kita ditimpa masalah, namun kita (mungkin hanya saya), malah sering lupa untuk meminta pertolongan kepada Allah SWT melalui shalat dan shabar. Shalat adalah bukti ketundukan kita kepada Allah SWT, shalat adalah do’a, shalat adalah ibadah yang bukan hanya memuji Allah SWT tetapi juga berisi permintaan-permintaan kita kepada Allh SWT.
Alangkah indahnya dalam sujud dan ruku’ kita mensucikan dan memuji Allah
sebagai simbol ketundukan dan ketaatan kita kepada Allah SWT. Allah Maha
Pengasih dan Maha Penyayang, jangankan kepada makhluq-Nya yang tunduk
dan taat, bahkan kepada orang-orang yang membangkang pun dengan segala
kesombongannya, Allah masih tetapi memberikan nikmat tiada tara.
Mungkin kita perlu membenahi shalat kita, agar sesuai dengan syariat dan
menjalankannya dengan penuh kekhusyuan. Kita seharusnya malu jika masih
setengah-setengah menjalankan shalat, mengabaikannya, tidak peduli apakah
shalat kita sudah benar atau tidak, dan shalat hanya penggugur kewajiban.
Sudahkah shalat kita sesuai syariat?

Sudahkah kita yakin bahwa shalat kita sudah sesuai dengan syariat? Marilah kita bertanya, apakah takbiratul ihram kita sudah benar? Jika ya, tahukah Anda ayat atau hadits yang membuktikan bahwa takbiratur ihram kita itu sudah benar? Jika kita masih ragu atau masih belum bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan ini,
berarti kita masih perlu belajar, masih perlu membuka buku-buku fiqh dari ulama terpercaya.

Inspirasi buat saya, meski sudah seperempat abad saya shalat, saya harus tetap mempelajari bagaimana cara shalat yang benar. Saya harus membaca buku dan bertanya, bagaimana shalat yang benar, dengan mengetahui dalil-dalil yang membuktikan kebenaran tersebut.
Sudahkah shalat kita khusyu’?
Bukan sembarang shalat yang akan menjadi penolong kita. Dalam ayat tersebut, disebutkan bahwa orang yang bisa menjadikan shabar dan shalat sebagai penolong ialah mereka yang khusyu’. Tidak ada ukuran baku dalam shalat khusyu’, oleh karena itu kembali kita meminta kepada Allah SWT agar
menjadikan shalat kita dengan khusyu’. Shalat yang khusyu adalah shalat yang dikerjakan dalam nuansa harap, cemas, dan cinta, serta dengan takbir yang sempurna, lantunan ayat yang tartil, ruku’
dengan tawadhu, sujud dengan diliputi kerendahan hati dan keikhlasan. Tentu tidak lupa harus sesuai dengan syariat. Sebagai tip agar shalat kita lebih khusyu’ ialah dengan menganggap bahwa shalat yang kita lakukan adalah shalat yang terakhir, seperti yang disabdakan oleh Rasulullah saw,
Jika kamu berdiri untuk melaksanakan shalat, maka shalatlah sperti shalatnya orang-orang yang akan berpisah (meninggal). (HR Ibnu Majah)
Subhanallah. Allah sudah menyediakan suatu solusi kepada kita, untuk setiap
masalah yang dihadapi. Cara yang lengkap, bukan hanya mengajarkan apa yang harus dilakukan, tetapi juga bagaimana melakukannya dengan baik yang benar.
Masihkah kita takut dengan masalah? Masihkah kita menghindari masalah?
Masihkan kita frustasi dengan masalah? Padahal Allah SWT sudah memberikan solusi bagi kita?
Jalani hidup. Hadapi masalah. Jangan menjadi pengecut sehingga kita tidak
berkarya, tidak mencoba berbuat sesuatu yang besar karena takut masalah
menghadap kita. Banyak pemuda yang enggan menikah karena alasan belum
siap, padahal solusi sudah disiapkan oleh Allah SWT. Banyak orang yang tidak
mau memikul beban dakwah, padahal solusi sudah disiapkan oleh Allah SWT.
Saat Rasulullah saw dan para sahabat hijrah, mereka meninggalkan kampung
halaman, meninggal harta benda, dan meninggalkan keluarga. Mereka
mengambil resiko untuk meraih sesuatu yang lebih besar. Mereka tahu, masalah bisa saja muncul baik saat hijrah dan setelahnya. Tetapi mereka tetap menjalaninya, karena mereka yakin masalah yang akan ditemui, Allah SWT sudah menyiapkan solusinya.
Rasulullah saw selalu menjadikan shalat sebagai solusi berbagai masalah
seperti yang kita baca dalam berbagai riwayat. Hudzaifa bin Al Yaman
menceritakan, “Jika Rasulullah saw ditimpa sebuah kesulitan beliau bersegera melaksanakan shalat.” Begitu juga yang diriwayatkan oleh Haritsah bin Madhrib, “Aku mendengar Ali ra. berkata, ‘Kamu melihat kami dan segala keadaan kami pada malam perang Badar kecuali Rasulullah saw, beliau mengerjakan shalat dan berdo’a hingga datang waktu subuh.’”
Sering kali saya mendengar jika seseorang sakit dia seolah-olah ada alasan
untuk tidak shalat. Padahal justru shalat bisa mengobati penyakit, seperti apa
yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah saat dirinya sedang sakit perut. Rasulullah saw. bertanya, “Apa kamu sakit perut?” Ia menjawab. “Benar.” Beliau bersabda, “Berdirilah dam kerjakan shalat. Sesungguhnya dalam shalat itu terdapat kesembuhan.” Allahuakbar. Marilah kita hadapi hidup dengan tegar. Biarkan masalah datang, tidak usah kita hindari apa lagi lari dari masalah. Saat kita lari dari masalah, sebenarnya hanya menuju ke masalah yang lain yang mungkin saja lebih besar dari masalah yang kita hadapi saat ini. Kita sudah memiliki solusi dari setiap masalah yang muncul yang sudah disiapkan oleh Allah SWT untuk kita. Marilah jalani hidup dengan lebih semangat dan optimis. Tidak ada alasan untuk tidak.

Saat kesulitan menghimpit, bersabarlah….
Saat kita menghadapi masalah. Saat kita memerlukan pertolongan, yang kita
bisa lakukan selain shalat adalah bershabar. Memang ada yang lain? Usaha!
Yah usaha, yang sebenarnya usaha adalah bagian dari shabar. Hanya saja
usaha dalam rangka shabar lebih bermakna ketimbang hanya usaha saja yang
bisa saja membuat kita frustasi.
Memang, makna kesabaran bukanlah kita diam, pasrah, dan menyerah. Shabar bersanding dengan usaha bahkan dalam berbagai ayat kita temukan shabar sering disandingkan dengan kata jihad. Inilah maknanya buat kita,
Usaha/jihad + shabar = pertolongan Allah SWT

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung. (QS. Ali ‘Imraan: 200)
Jadi janganlah cepat menyerah. Majulah terus, usahalah terus, sebab jika kita
shabar insya Allah, Allah SWT akan menolong kita karena ini yang
diperintahkan-Nya kepada kita. Kenapa harus takut jika ada jaminan dari Allah?
Kenapa harus ragu jika Allah SWT akan menolong kita? Ini bukan kata saya, ini
ayat Al Quran, yang ditujukan untuk kita semua.
Dengan bershabar, kita akan menjadi lebih semangat dalam menjalani hidup.
Bagaimana tidak, pertolongan Allah SWT sudah di depan mata. Tinggal sejauh
mana kita bisa meraih pertolongan tersebut dengan kesabaran kita.

http://www.motivasi-islami.com

https://tausyah.wordpress.com

Komentar
  1. […] sahabat baik, dengan tu­lus ikhlas, diminta atau tidak diminta, ia menyampaikan saran-sa­ran, nasehat-nasehat serta gagasan-gagasan kepada Khalifah Uts­man r.a. Tentu saja sikap dan tindakan yang diambil Imam […]

    Suka

  2. […] perjalanan Ummul Mukminin bersungut-sungut, karena dikiranya Imam Ali r.a. mempercayakan pengawalan atas dirinya kepada orang-orang pria. […]

    Suka

  3. […] yang sedang mengepungnya marah, gaduh, ribut dan berniat buruk terhadap Imam Ali r.a. Mereka ber­prasangka jelek. Kemudian mereka bertanya kepada Imam Ali r.a.: “Apakah engkau memberi perintah rahasia kepada […]

    Suka

  4. […] “Oleh karena itu”, kata Zafr selanjutnya, “bersumpahlah kalian untuk melawan orang yang dulu kita dukung ajarannya. Orang itu sekarang sudah mengikuti hawa nafsu, mengabaikan hukum Allah, berlaku dzalim dalam menetapkan hukum dan me­laksanakannya. Oleh karena itu perjuangan melawan orang-orang seperti itu adalah wajib bagi kaum mukminin. […]

    Suka

  5. […] Ibrahim bertanya, `Bagaiman keadaan penghidupan dan kondisi kalian?’ Si istri menjawab, `Kami baik-baik saja dan berkecukupan.’ Si istri memuji kepada Allah Ta’ala. Ibrahim bertanya, `Apa yang kalian makan?’ […]

    Suka

  6. […] segala sesuatu yang tengah di hadapi manusia. Maka didalamnya terdapat hal yang ghaib dengan yang nyata. Otak adalah hal yang nyata, jikalaulah kepala manusia dibuka maka akan didapati atas apa yang […]

    Suka

  7. […] untuk itu marilah wahai para ukhti sekalian untuk menjadi salah seorang bidadari penghuni syurga. Apalah artinya wajah dan rupamu yang elok sedang hatimu buruk dan dalam kesesatan dunia kamu lebih […]

    Suka

  8. […] segala sesuatu yang tengah di hadapi manusia. Maka didalamnya terdapat hal yang ghaib dengan yang nyata. Otak adalah hal yang nyata, jikalaulah kepala manusia dibuka maka akan didapati atas apa yang […]

    Suka

  9. […] untuk itu marilah wahai para ukhti sekalian untuk menjadi salah seorang bidadari penghuni syurga. Apalah artinya wajah dan rupamu yang elok sedang hatimu buruk dan dalam kesesatan dunia kamu lebih […]

    Suka

  10. […] Muhammad diramalkan dengan nama Ahmad pada banyak bagian dalam kitab-kitab Weda. Juga diramalkan pada tak kurang dari 16 tempat yang berbeda dalam kitab weda dg […]

    Suka

  11. […] segala sesuatu yang tengah di hadapi manusia. Maka didalamnya terdapat hal yang ghaib dengan yang nyata. Otak adalah hal yang nyata, jikalaulah kepala manusia dibuka maka akan didapati atas apa yang […]

    Suka

Tinggalkan komentar