Visi Misi Vivi

Tulisan saya kali ini terinspirasi oleh tulisan Mas Bukik mengenai visi dan misi. Sejujurnya untuk manusia yang berpikir serba praktis, saya tidak pernah ambil pusing dengan visi dan misi. Buat saya (tadinya), merumuskan visi dan misi hanyalah untuk orang yang suka menganalisis secara mendalam. Itu sebabnya  ketika saya bersama teman-teman menyusun visi dan misi Jiva, saya cuma bisa bengong.

Namun kemudian melalui Twitter saya membaca tulisan Mas Bukik dan tertantang untuk menyediakan beberapa waktu di sela-sela kesibukan saya mengajar dan mengurus bisnis berpikir soal Visi Misi Vivi. Menurut Mas Bukik, VISI adalah bayangan mengenai akan seperti apa saya di MASA DEPAN sedangkan MISI adalah mengenai bagaimana kita berkontribusi di kehidupan SAAT INI. Dalam perumusan MISI, ada beberapa pertanyaan yang saya ambil dari blog Mas Bukik dan saya coba jawab di sini :

  1. Siapa kelompok penerima manfaat ? murid-murid yang belum terlatih untuk berpendapat dan terbuka wawasannya dengan keadaan sekitar     
  2. Bagaimana cara membantu ? Dengan menunjukkan fakta-fakta (melalui artikel dan video) dan melatih mereka untuk memberikan pendapat di diskusi kelas.
  3. Apa sasaran yang anda tawarkan ? mereka menjadi orang yang berpendirian dan bernalar.

VISI saya di masa depan saya ingin lebih banyak perempuan yang tangguh dan berani untuk bersikap. Di sini memang terlihat ada seperti celah antara visi dan misi saya, misi saya sekarang fokus ke anak-anak, mengapa visi saya perempuan ? Sejujurnya, saat ini saya tidak punya cukup banyak celah untuk secara khusus berdiskusi dan melatih perempuan dewasa. Namun saya kan setiap harinya punya waktu untuk berdiskusi dengan murid-murid saya yang diantaranya ada perempuan-perempuan muda. Jadi ini seperti ‘Tak Ada Rotan Akarpun Jadi’, tak ada perempuan dewasa tak apa-apa, anak remaja, anak SD, pun tak apa.

Jadi kesimpulannya VISI saya adalah melihat semakin banyak perempuan yang berpendirian dan bernalar. Kemudian MISI saya adalah melatih orang-orang (yang menjadi murid saya) untuk berpendapat dan berpikir kritis.

Sedikit meloncat dari pembahasan visi dan misi, saya juga seperti tercolek ketika Mas Bukik membahas Cita-cita Setinggi Tanah. Dalam perjalanan saya menjadi seorang pengajar, saya merasa selalu haus untuk terus belajar termasuk ingin mencoba beasiswa pelatihan selama 10 bulan di Amerika. Namun saya teringat kata-kata Agus, tokoh dalam film tersebut, untuk apa bermimpi jika membuat saya lupa dengan partner saya. Bahwa kami adalah 1 tim merintis usaha, mengurus kucing, dan membayar tagihan. Ah saya diselubungi dilema yg selanjutnya saya bawa doa : Tuhan itu baik, selalu kasih yang terbaik.

*semoga tulisan saya diperiksa & diberi masukan Mas Bukik :D*

3 pemikiran pada “Visi Misi Vivi

Tinggalkan komentar