It’s Cold

 

IT’S COLD

its cold

AUTHOR              : @LuluUmaila_16

MAIN CAST         : -Park Chanyeol a.ka Chanyeol (EXO-K)
-Han Raemi a.k.a Raemi (OC)

OTHER CAST       : Find by yourself^^

GENRE                  : Fluff fluff fluffy~ (fiksi)

LENGTH               : Oneshoot or Ficlet/?

RATING                                : PG-15

Kisah ini terinspirasi ASLI DARI AUTHOR. DON’T BE PLAGIATOR!! Maaf bila banyak typo(s) yang bertebaran atau penggunaan kosa kata yang salah, mohon dimaklumi karena masih baru hehe^^. So, jangan lupa tinggalkan jejakJ Happy Reading! ^^

Summary            : Uugh! Chanyeollie! It’s cold. Hug me please~

 

START!

RAEMI POV.

Aku sedang mengetukkan jariku di meja seraya menunggu pesanan ketika seseorang menepuk bahuku dari belakang, aku menoleh

“Ini ice cream milikmu” ucap Chanyeol sambil menyodorkan 1 cone penuh ice cream vannilla.

Aku tersenyum dan menerima ice cream itu “Gomawo” ujarku

Chanyeol hanya mengangguk dan mengambil ice cream miliknya, Chocolate! Setelah itu dia memberikan beberapa lembar uang pada penjual ice cream itu.

Kajja! Mari pulang!” ajaknya, aku bangkit dari kursi ku dan berjalan di sampingnya sambil menjilat ice cream milikku.

Sepanjang perjalanan pulang kami asyik menikmati ice cream masing-masing, sambil sesekali melirik satu sama lain. Sempat kulihat beberapa kali Chanyeol mengeratkan jaket tebalnya, kedinginan mungkin. Memang angin musim dingin sudah mulai berhembus sejak 2 hari yang lalu, tapi bagiku itu biasa saja karena aku adalah seseorang yang tahan dengan cuaca dingin, bahkan aku masih menyempatkan diri membeli minuman dingin atau ice cream saat cuaca seperti ini. Berbeda dengan Chanyeol, walau tinggi badannya yang menjulang seperti tiang dan mungkin otot-otot kekar lengannya dia adalah orang yang rentan pada cuaca dingin.

Sudah ke-6 kalinya aku melihat Chanyeol mengeratkan jaketnya,

“Chanyeol, kau kedinginan?” tanyaku memecah keheningan

Chanyeol menoleh ke arahku “Kau mengenalku sejak kecil bukan? , tentu saja aku kedinginan. Kau tahu kan aku rentan cuaca dingin” jawabnya sedikit ketus, ice cream chocolate ditangannya mulai terabaikan

“Yayaya aku mengenalmu, tapi apa ice cream itu tidak akan kau habiskan? Kalau iya berikan kepadaku, ya?” tanyaku sambil menunjukkan deretan gigi putihku

Chanyeol segera menjilat ice cream miliknya “Ice creamku tetap milikku, walaupun ice cream milikmu sudah habis aku tidak akan memberikan apa yang jadi milikku” ucapnya lalu memakan ice cream miliknya dengan lahapan besar.

Aku hanya tertawa dan menghabiskan sisa ice cream ku.

Chanyeol, tidak dapat dipungkiri bahwa namja satu ini sudah memikat hatiku sejak lama. Entah dari caranya berbicara dengan suara berat khasnya yang berbeda dengan wajahnya yang imut bak anak balita, caranya tertawa, lelucon yang digunakannya untuk menghiburku, dan kelemahannya… rentan terhadap cuaca dingin. Aku pernah berpikir, mungkin aku dan Chanyeol diciptakan untuk bersama, Aku yang tahan pada cuaca dingin dengan Chanyeol yang rentan terhadap cuaca dingin. Saling melengkapi bukan?

Keadaan menjadi hening kembali, Chanyeol yang sibuk dengan ice cream nya sedangkan aku sibuk menendang batu-batu kerikil hingga aku sadar ketika banyak titik-titik terlihat di jalanan. Ku angkat wajahku menatap langit dan tersadar bahwa hujan mulai turun dan bertambah deras.

Aku panik. Aku memikirkan Chanyeol yang mungkin kehujanan dan akhirnya akan jatuh sakit.

“Chanyeol cepat ber-“ ucapanku terhenti ketika kulihat Chanyeol sudah berteduh membiarkanku basah di guyur hujan.

“Raemi-ah Ppali! Cepat berteduh sebelum hujan bertambah deras!” Ia berteriak memanggil namaku, aku segera memasang wajah datar. Sudah jelas-jelas hujan deras, bahkan seluruh tubuhku sudah basah kuyup. Aku segera berlari menempatkan diriku di sisinya.

“Waah kau sudah sangat basah” ujarnya tanpa dosa sambil menyeringai. Aku hanya berdecak kesal, Ia meninggalkanku di tengah hujan dan menyelamatkan dirinya terlebih dahulu. Seharusnya sebagai namja, minimal dia harus menarik tanganku atau melepaskan jaketnya dan menjadikan jaket itu sebagai “payung” yang melindungi Aku dan dia, Oh ya! Aku lupa bahwa hal Itu hanya terjadi dalam drama.

Hujan turun semakin deras di sertai hembusan angin, dan saat ini aku benar-benar baru merasakan yang namanya ‘kedinginan’. Aku meniup-niup tanganku dan menggosokkannya dipipiku. Merasakan hangat sementara yang cepat pudar. Sedangkan Chanyeol asyik mengumpulkan air dari tetesan hujan dengan tangannya yang di tangkupkan seperti mangkok.

Aku bosan, bosan karena kedinginan melandaku. Juga bosan karena Chanyeol lebih asyik bermain air daripada mengobrol denganku. Tiba tiba sebuah ide jahil lewat di pikiranku.. mungkin menggoda Chanyeol sedikit akan menyenangkan. Aku menyeringai senang

“Chanyeollie~” panggilku manja, Chanyeol menolehkan wajahnya menatapku

“Aku kedinginan” ujarku memelas, Kulihat Chanyeol menaikkan satu alisnya lalu tersenyum miring

“Kau kedinginan?” tanyanya pelan, Aku mengangguk kuat-kuat

“Mendekatlah” ucapnya sambil tersenyum, Aku tersenyum senang dan mendekat di samping Chanyeol.. yah mungkin sebentar lagi aku akan merasakan kehangatan pelukan Chanyeol..

Aku berdiri tepat di sampingnya hingga lenganku menyentuh lengannya,

“Raemi?” panggilnya

Aku menoleh dan tersenyum “Mwo?”

 

SPLASH

 

YAK ! PARK CHANYEOL!” teriakku sesaat setelah aku sadar aku telah dikerjai oleh Chanyeol, sedangkan Chanyeol sedang tertawa terbahak-bahak melihat mukaku yang merah padam seperti kepiting rebus. Aku segera meraup wajahku yang basah karena terkena siraman air dari Chanyeol tadi. Aku menjauh dari sisinya sambil bergumam kesal, Chanyeol yang melihat aku menjauh malah semakin tertawa dengan keras.

Aish! Kau menyebalkan!” seruku yang hanya disambut tawa oleh Chanyeol.

Setelah beberapa menit akhirnya Chanyeol berhenti tertawa walau wajahnya masih tersenyum jahil ketika melihat wajahku, dan sialnya hujan belum juga berhenti dan semakin deras. Angin pun bertambah kencang membuat aku bergidik kedinginan.

Aku memeluk tubuhku yang mulai menggigil, bahkan mungkin bibirku sudah biru. Tanganku bergerak mengelus lenganku seraya memberi kehangatan. Tapi ya kehangatan itu hanya sementara..

 

GREP

 

Aku menoleh kaget ketika mendapati sebuah jaket hinggap di bahuku, dan mataku menatap seseorang yang sibuk memakaikan jaketnya padaku dari samping.

“Kau kelihatan sangat kedinginan, jadi pakailah ini dulu” ujar Chanyeol tanpa menatap mataku.

Untuk sejenak aku terdiam, lalu segera kutarik jaketnya, dan ku berikan lagi padanya. Chanyeol hanya memandangku tak mengerti.

“Lebih baik kau yang pakai, kau kan lebih rentan ketimbang aku” ucapku egois, menolak fakta yang padahal tubuhku ini sudah menggigil kedinginan.

Chanyeol menatapku dalam “baiklah” ujarnya lalu menerima uluran jaket. Aku segera mengalihkan pandanganku melihat rintik hujan yang tiada henti..

“Mungkin ini lebih baik” ku dengar suara berat itu dan detik selanjutnya aku berada dalam rangkulannya.

Tangan besarnya merangkul bahuku, memperpendek jarak antara aku dengannya, sedangkan jaketnya digunakan untuk bersama-sama.

“Sudah lebih baik?” tanyanya pelan, sangat pelan. Aku sibuk mengendalikan detak jantungku yang diluar stabil ini pun tidak mendengar apa yang dikatakannya.

“Hey apa sudah lebih baik?” ucapnya sedikit keras tepat di telingaku, dan itu membuatku menoleh padanya dan menatap mata cokelatnya yang indah.

N-nde” jawabku terbata, nafasnya berhembus menerpa wajahku membuatku tak bisa berpikir.

“Jadi sudah lebih hangat?” tanya nya pelan, Aku hanya mengangguk sebagai jawaban.

“Kau mau sesuatu yang lebih hangat?” ucapnya sambil tersenyum

Aku mengerutkan dahiku tidak mengerti, “Apa maksudmu?”

Chanyeol hanya tersenyum dan..

 

Chu!

 

Mataku melebar saat Chanyeol menabrakkan bibirnya pada bibirku, melihat matanya yang terpejam perlahan mataku mulai terpejam.

 

Dinginya tubuhku, atau hembusan angin yang kencang bahkan suara gemericik air hujan tidak ada satupun yang kuingat setelah itu, yang kuingat satu satunya adalah hangatnya bibir Chanyeol yang membekas dibibirku.

 

AUTHOR POV.

Tap Tap Tap

Hujan sudah berhenti menyisakan beberapa titik air di dedaunan hijau, namun semilir angin masih saja berhembus hanya saja lebih lembut dan hangat.

“Sudah sampai” ujar Raemi berhenti tepat di depan rumahnya. Dia lalu memandang Chanyeol dan tersenyum lembut.

Chanyeol yang melihat senyum Raemi akhirnya ikut tersenyum, “Keurom, aku pulang dulu. Sampai bertemu besok Raemi, Annyeong!” ujar Chanyeol melambaikan tangan pada Raemi

Raemi membalas lambaian tangan Chanyeol, “Annyeong!” ucapnya sambil tersenyum, di tatapnya punggung Chanyeol yang perlahan menjauhinya. Raemi hanya tersenyum, sampai ia sadar ada sesuatu yang berat di pundaknya. Tangan gesitnya itupun segera mengambil benda yang menyelimuti punggungnya saat ini.

Jaket milik Park Chanyeol.

Matanya segera melihat tubuh Park Chanyeol yang baru saja meninggalkannya, dirasa tidak jauh dia segera menyusul mengejar Park Chanyeol.

Rambut cokelatnya ikut bergerak riang saat Raemi berlari mengejar Park Chanyeol.

 

CHANYEOL POV.

“Park Chanyeol!” seru Raemi keras membuatku yang sedang berjalan membalikkan badanku dan melihatnya sedang berlari menghampiriku.

Mwo?” tanyaku saat Raemi dengan nafas terengah-engah menghampiriku

“Ini-jaket-milik-mu” jawab Raemi terbata, Dia mengulurkan jaket coklat tebal ke arahku

Aku tertawa, “Aish, tidak apa jika jaket ini ‘menginap’ di rumahmu dulu. Malahan bisa sekalian kau mencucinya” ujarku geli, Raemi menatapku sebal

“Tapi aku sudah berlari mengejarmu untuk mengembalikan jaket ini, jadi setidaknya bawalah pulang dan cucilah sendiri” ujar Raemi sinis.

Aku makin tertawa geli, “Baiklah” ujarku lalu mengambil jaket yang ada di tangannya.

Keurom kalau begitu aku melanjutkan perjalanan pulangku” lanjutku lagi dan membalikkan tubuhku mulai berjalan.

 

SYUT

 

Aku tersentak saat sebuah tangan hangat memegang tanganku, menahanku pergi. Aku menoleh dan mendapati Raemi menatapku dengan mata nya yang bersinar. Untuk sesaat aku hanya terdiam menikmati suasana ini.

Gomawoyo” ucapnya pelan sambil tersenyum lalu melepaskan tanganku perlahan. Aku hanya mengangguk pelan membalas ucapan terimakasihnya.

“Hati-hati, Annyeong!” ucapnya lagi kali ini tersenyum menunjukkan gigi putih kecilnya, Dia lalu melambaikan tangan dan berlari pulang ke rumahnya.

Aku baru tersadar saat mengerjapkan mataku, Raemi sudah berlari melewati tikungan jalan. Aku tersenyum kecil lalu berjalan menuju rumah sambil bersenandung kecil, menendang kerikil-kerikil. Tanganku terangkat dan menyentuh bibirku. Aku tersenyum senang.

‘Manis’

 

FIN

5 pemikiran pada “It’s Cold

  1. yaaaaaaahhahaha gak heran kl dibikin chanyeol itu sweet banget sama yeoja.. hahah pantes banget malahan,, hhahaha ngena gitu kl yeollie yg jadi romantis sm yeojanya hahahah

Tinggalkan komentar