Flows in the Rain (Chapter 1)

Title                : Flows in the Rain (Chapter 1)

Author             : @waterlight25

Main Cast        : | Shin Haeri (OC) as Shin Haeri | Park Chanyeol as Park Inwoo |

Genre             : School-life, Romance (?)

Rating                         : General

Lenght             : Multi Chapter

Note                : halooo readers! ^^ kenalin namaku fia, exo-l, 97lines, Salam kenal ^^ *bow* aku baru pertama kali nulis ff dan ngirim kesini, jadi mohon kritik & sarannya yaa demi perbaikan ff ini selanjutnya. Maaf kalo ceritanya absurd, abstrak dan lain sebagainya 😀 kamsamnida ^^

  • Flows in the Rain   –

Tetesan air hujan perlahan – lahan mulai membasahi tanah yang kini sedang ku pijaki. Satu tetes, dua tetes, tiga tetes telapak tanganku yang sedang ku hadapkan pada langit mulai dihiasi oleh rintikan-rintikan air itu. “ Ah, sepertinya akan hujan. Eotteokkae? aku tidak membawa payung lagi,”. Rintikan – rintikan itu semakin lama semakin banyak dan langkah kakiku yang semula lambat semakin lama semakin cepat hingga akhirnya aku berlari sambil menutupi kepala dengan kedua tanganku lalu mencari tempat yang aman untuk berteduh dari serangan air hujan yang mulai membasahi tubuhku.

Halte bus, tempat itu yang akhirnya bisa ku jadikan tempat perlindungan. Sepi, tak ada seorang pun yang berada di sana. Beruntung, ketika aku berada disana hujan semakin lebat. ku putuskan untuk duduk sebentar di kursi halte bus sambil menunggu datangnya bus dan hujan reda. ddrrrt! Kurasakan getaran ponselku di dalam tas, kurasa ada pesan masuk.

Haeri-ya, Kau dimana? Apa sudah selesai? tulisnya dalam pesan itu. Aah, pesan dari Eomma.

Aku berada di Halte bus eomma. Disini hujan. balasku.

Baiklah. Tunggu disana sampai hujannya reda. apa kau pulang bersama temanmu?

Sejenak aku bingung harus membalas apa. Aku.. ah, tidak-tidak jangan membuatnya khawatir, kutekan tombol backspace itu dengan cepat. Ne, Eomma. Akhirnya balasku ragu.

kalau begitu, Hati-hati di jalan

Arraseo.

1 menit, 2 menit, 3 menit kemudian tak terlihat lagi ada pesan masuk di layar ponselku. Ah, maafkan aku eomma, hari ini aku pulang sendirian. Aku tak mau membuatmu khawatir. Gumamku.

Suasana kota Seoul yang diguyur hujan malam ini terlihat sepi tak seperti biasanya. Tak begitu ramai oleh banyaknya kendaraan di jalanan kota ataupun orang-orang yang sekedar berlalu. Padahal di jam seperti ini waktunya para pekerja kantoran pulang. Tapi entahlah mungkin saja orang-orang sedang malas keluar dari persembunyiannya karena hujan lebat seperti ini. di tengah hujan dan sepinya kota Seoul hari ini, pikiranku mulai pergi berterbangan entah kemana. Mencoba merenungkan hal-hal yang telah kulalui belakangan ini. Ku pandangi tetesan air yang jatuh dari langit Seoul. Tetesan air hujan yang disertai tiupan angin dingin yang kini sedang menghujam jalanan kota dan gedung bertingkat kota metropolitan itu. Ku hirup udara segar yang berada di sekitarku dalam-dalam, lalu menghempaskannya kasar dengan mata terpejam. Sungguh melelahkan.

Hari ini adalah hari ‘tersial’ dan ter-menyebalkan yang pernah ku lalui. Mengerjakan tugas kelompok sendirian, diacuhkan semua orang, pulang sendirian hingga akhirnya kehujanan. Sungguh, sangat Melelahkan. Jika bukan karena tugas kelompok itu, mungkin siang tadi aku sudah berada di rumahku yang hangat dan aku tidak perlu kehujanan dan kedinginan seperti ini. Demi apapun! Aku sendirian disini di tengah hujan lebat tanpa ada seorang manusia pun yang menemaniku. Sebenarnya aku cukup takut berada disini sendirian, apalagi hari sudah gelap dan jam tanganku telah menunjukan pukul 07.00 malam.

Jedaarrr!!!

            Kilatan dan Suara petir yang menggelegar itu datang tiba-tiba dan sangat mengagetkanku. Tanpa sadar telah ku tutupi wajahku rapat-rapat dengan kedua tanganku ini. Rasanya aku ingin menangis sekarang juga.

Kalau bukan karena ketua kelompok -Park Inwoo- yang menyebalkan itu, tugas kelompok yang diberikan oleh Joo Saem minggu lalu seharusnya sudah selesai senin kemarin. Ya Tuhan, apa salahku hingga Joo saem dengan teganya membiarkanku sekelompok dengan manusia sok tampan itu dan menjadikannya ketua kelompok kami. Kau tahu apa yang dia lakukan? Dia berlagak layaknya seorang Bos hari ini dan aku adalah pembantunya. Yang dia lakukan hanyalah mengobrol dan bercanda ria dengan anggota lainnya sementara aku mengerjakan tugas kelompok ini sendirian. Perlu dicatat sendirian!. Ia hanya menyuruhku untuk mengerjakan tugas ini seorang diri dan anggota lainnya tidak ada yang boleh membantuku. Bagaimana aku tidak kesal. Jika saja dia bukan ketua kelompoknya, sudah ku habisi dia. Namja sialan itu hanya bisa menyuruhku ini itu, berani-beraninya dia. Sedangkan dia? Apa yang dia lakukan? Tidak ada. Lihat saja kau Park Inwoo, Setelah tugas kelompok ini ku kumpulkan, kau tidak akan ku biarkan lepas begitu saja!.

Baik, tenangkanlah dirimu Shin Haeri! berhentilah merutuki orang itu dan atur napasmu dengan benar.

.

Ku lirik jam tanganku sekali lagi, pukul 07.35 malam. Sudah setengah jam lebih aku menunggu disini dan bus belum datang juga meskipun hujan sudah berhenti. Bosan, pada akhirnya ku raih tasku dan mulai mencari ponselku untuk mengusir kebosanan dan rasa takutku. “ah.. dimana ponselku?” ku obrak-abrik isi tasku dan aku masih belum bisa menemukannya. Akhirnya ku hamburkan saja isi tasku ke samping tempat duduk. “aku rasa aku menyimpannya di sebelah sini, tapi dimana…”.

dug!

Akhirnya.. ku temukan juga. Syukurlah ku kira aku telah kehilangan ponselku, kalau sampai hilang apa yang akan ku katakan pada eomma nanti.

Ku rapikan kembali semua buku dan barang- barang yang berserakan tadi lalu memasukkannya ke dalam tasku seperti semula.

Tapi tunggu.. benda apa itu?

***

Yongsan High School, 06.45 KST.

“kyaa!! Ada apa dengan meja dan kursiku ini?!”

Jeritan mengerikan itu membuat geger seluruh penjuru kelas. Bagaimana tidak, Seluruh penghuni kelas yang semula sedang asyik dengan aktivitas paginya masing-masing, merasa kaget sampai terperanjat akibat suara yeoja yang melengking itu. Terlebih lagi tak biasanya suara mengerikan itu bersumber dari seorang yeoja yang tidak biasa berbicara banyak, Shin Haeri.

Melihat kegaduhan dari meja di seberang sana, seorang namja yang sedang duduk di kursinya di sudut ruangan kelas malah cekikikan dan ber-highfive ria bersama teman-temannya. Dan hal itu dilihat oleh Haeri. Ya, sekarang Haeri rasa ia tahu siapa pelakunya. Park Inwoo, Pasti bocah tengik itu. Kali ini, tak akan ku biarkan lagi dia! Rutuk Haeri. Melihat meja dan kursinya dicoret-coret dengan alasan yang tidak jelas di pagi hari tentu saja membuat emosi Haeri naik. Tak hanya itu, kursinya pun diolesi lem dengan permet karet di sekelilingnya. Dengan wajah yang sedikit memerah, Haeri hampiri meja sang tersangka kejahatan pagi itu.

“ Yaaa!! Kau!!!” Gebrak Haeri di meja itu yang membuat kaget Inwoo dan teman-temannya. “kau, Ikut aku sekarang!” ketus Haeri sambil mengacungkan jari telunjuknya tepat di depan wajah Inwoo.

“ Yaaa!! mengapa kau berteriak seperti itu padaku? Singkirkan tanganmu itu! ” balas Inwoo yang tak kalah ketusnya dengan Haeri lalu menyingkirkan tangan Haeri yang berada tepat di depan wajahnya.

“ Jangan banyak bertanya. Kau! Harus ikut aku sekarang, cepat!!” bentaknya masih dengan jari telunjuk yang diacungkan pada wajah Inwoo.

“ Shireo!” tolak Inwoo kasar.

“ Apa kau bilang?”

“ Shireo! Alasan apa yang membuatku harus ikut denganmu?!”

“ Yaaa!! Aiisshh! Apa Kau masih tidak tahu?!” kini nadanya semakin meninggi. Haeri pun berpangku tangan karena kesal menghadapi orang yang berada di depannya ini.

merasa kesal juga, Inwoo pun berdiri lalu menggebrakan meja yang ada di depannya dan membentak balik Haeri.

“ Apa?! Apa yang telah aku lakukan padamu?!“ Inwoo memajukan wajahnya tepat di depan wajah Haeri.

Ya, sekarang pertengkaran Shin Haeri dan Park Inwoo menjadi tontonan yang semakin seru bagi seluruh penghuni kelas.

“ cih, sebaiknya Kau jangan berpura-pura tidak tahu!”

“ Berpura-pura katamu?!”

“ Ya, kau berpura-pura tidak tahu padahal kau adalah pelakunya!”

“ Ya! Apa maksudmu? Aku tidak mengerti apa yang sedang kau bicarakan,” senyum nakalnya pun mulai mengembang.

“ Kau lihat……”

.

.

Geumanhae! Berhenti Haeri-ya, Inwoo-ya “ potong salah seorang yeoja berkucir satu itu dengan tegasnya. Alhasil mereka pun menutup mulut mereka.

“ Tapi, Yeonjoo-ya.. dia sudah membuat ulah beberapa hari ini, Ok, untuk pertama kali aku masih bisa membiarkannya. Tetapi hari ini dia benar-benar keterlaluan, “

“ Inwoo-ya, apa benar kau yang melakukan ini semua?”

“ tidak. “ ujarnya santai.

“ apa kau bersungguh-sungguh?“ tanya Son Yeonjoo sang ketua kelas.

“ Tentu. Tentu saja.. tidak salah! Hahahahaha! “

“ Aishhh! Sudah ku duga.. namja sialan itu benar-benar!!”

Inwoo pun langsung pergi meninggalkan kelasnya- melarikan diri setelah mengucapkan pengakuan itu sambil tersenyum puas penuh kemenangan.

Dengan penuh amarah Haeri pun mengejar Park Inwoo yang sedang melarikan diri dengan kecepatan ala atlet lari. Inwoo maupun Haeri pun tak peduli dengan seluruh siswa SMA Yongsan yang menatap mereka dengan tatapan yang sulit diartikan. Haeri pun terus mengejar Inwoo yang langkahnya mulai melambat karena ada sekumpulan siswi kelas XI disana.

“ Hei kau Bodoh berhenti disitu!! YAAA!!”

.

“ Hey! kalian minggir!” ucap Inwoo yang sedang sibuk berlari menghindari Haeri kepada segerombolan murid perempuan yang menghalangi jalan di koridor sekolah.

.

“ Apa-apaan mereka itu! “ ucap salah seorang siswi dengan nada penuh kekesalan.

.

“ Mereka seperti anak kecil saja! “ ujar siswa lainnya.

.

.

“ Aw! Appo..

“ Maaf! “ seru Haeri yang tadi sudah menabrak gadis itu tidak sengaja.

.

“ permisi! Permisi!”

.

Dengan nafas yang terengah-rengah Shin Haeri pun masih melajutkan pengejarannya terhadap sang pelaku -Park Inwoo- yang tak secara mereka sadari mereka sedang melewati ruang guru. Dan pada akhirnya…

BRUUKKKK!!

.

Inwoo pun merasa Ia telah menabrak sesuatu.

“Akhirnya ku dapatkan juga Kau bodoh!!”

“ rasakan ini!! “ Haeri pun melayangkan pukulan mautnya.

“ Aw! Aw! Aw! Appo! Appo! Jinjja appo! “

“ Aku takkan berhenti sebelum kau meminta maaf padaku! “ serang Haeri tanpa ampun.

“ Appo jinjja appo! Geuman, iya baiklah baiklah.. aku… “

Inwoo pun merasa ada seseorang yang menatap mereka saat ini, ia mulai mengangkat kepalanya. Ia mengira orang yang ditabraknya tadi sudah pergi. Tapi ternyata belum pergi.

“ Mengapa kau!.. belum.. “ mata Inwoo perlahan-lahan membelalak ketika Ia melihat orang yang berada di depannya.

Haeri yang sedari tadi masih mengomel pun ikut terdiam dan membeku. Di depan mereka, Seorang wanita bertubuh pendek besar dengan make up tebal plus kacamata bulat khasnya sedang menatap tajam ke arah mereka dengan penuh kekesalan.

.

.

“ KALIAN BERDUA!!” geram Jung Seongsaengnim penuh penekanan.

..

“ DATANG KE RUANGAN SAYA, SE-KA-RANG!! “

.

.

***

To be continued…

Eottae? Terlalu pendek kah? Comment juseyoo.. ^^

2 pemikiran pada “Flows in the Rain (Chapter 1)

Tinggalkan komentar