[FICLET] DEPRESSION (눈물병) – 10 — IRISH’s Tale

|   Depression (눈물병)   |

|   based on CLC`s Song Title   |

— Depression`s Prompt Ficlet Fiction(s) —

|   Wu Yifan   x  Jessica Jung   |

|   Melodrama x Life   |   Ficlet   |  Teenagers   |

2017 © Little Tale Created by IRISH

‘Whatever I do, I can feel you, even when I breathe’

Related to: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

In Author’s Eyes…

Mana yang lebih menyakitkan, mencintai seseorang yang super sibuk tapi setiap hari bisa dilihat, atau mencintai seseorang yang punya banyak waktu luang tapi tidak pernah bisa ditemui?

Ada kelebihan yang dimiliki oleh masing-masing pria, dan wanita, bagi mereka yang menjalani long-distance relationship. Kerap kali, rasa curiga itu hinggap dalam pikiran, membuat salah satu pihak kemudian menaruh curiga pada pasangannya. Seringkali, rindu yang dengan lancang membuat hati jadi bersedih. Sebab, keinginan untuk menemui pasangan selalu ada, namun kesempatan tak pernah ada.

Begitu juga hubungan yang Jessica dan Yifan hadapi sekarang.

Keduanya telah menjalani hubungan jarak jauh ini selama hampir sebelas tahun. Jangankan kata pernikahan, bertemu saja mereka baru sekali. Tapi keduanya yakin kalau mereka berdua masih sama-sama mencintai. Mengapa begitu? Tentu saja karena keduanya saling memercayai.

“Tunggu aku kembali, Jess. Setelah aku kembali, aku pasti akan melamarmu.” Yifan pernah berkata satu hari, saat dia punya kesempatan untuk menelepon Jessica.

“Aku tahu, Yifan. Tapi sampai kapan kita akan terus begini?” tanya Jessica, hampir-hampir dia merasa kecewa. Untung saja suara Yifan berhasil membuat jantungnya berdegup dengan tidak karuan lagi. Kalau tidak, mungkin Jessica pikir hatinya sudah tidak untuk Yifan lagi.

“Aku tidak tahu, tapi aku tak akan berpaling darimu, Jess. Aku hanya akan mencintaimu saja. Terserah kalau suatu hari nanti kau jatuh cinta pada pria lain dan menikah dengannya. Yang jelas hatiku hanya untukmu seorang.”

Well, jangan salahkan kesibukan keduanya. Kalau mau bicara soal waktu, sebenarnya mereka berdua sama-sama punya waktu luang. lantas, mengapa keduanya sama-sama tak bisa bertemu?

Jessica, bekerja sebagai seorang pramugari di penerbangan internasional. Yifan sendiri seorang astronot yang bekerja untuk NASA, dan sepuluh tahun lalu dikirim untuk melakukan penelitian di Bulan.

Dan ya, sejauh itu hubungan yang Jessica dan Yifan bina. Tentu Jessica juga percaya kalau Yifan tak akan selingkuh, atau bahkan melirik wanita lain. Memangnya akan ada wanita secantik Jessica di Bulan sana?

Lalu apa yang membuat Jessica sekarang tidak lagi sanggup menunggu Yifan?

“Donghae melamarku, Krys. Aku harus bagaimana?” Jessica menenggelamkan wajahnya di balik kedua telapak tangan. Pagi ini dia melihat berita di televisi ruang pramugari yang membuatnya terkejut bukan kepalang, lalu sekembalinya dari penerbangan, tiba-tiba saja seorang Lee Donghae melamarnya.

Keinginannya untuk ikut ke penerbangan menuju Paris pun pupus sudah. Dia malah memilih kembali ke Seoul untuk menemui saudarinya, Krystal.

“Ya terima saja, toh kalian sudah lama saling mengenal. Mau menunggu apa lagi?” sahut Krystal enteng.

“Tapi aku punya Yifan, Krys. Kenapa kau bicara begitu?” Jessica menatap tak percaya.

“Memangnya dia akan kembali?” tanya Krystal.

“Iya, dia bilang dia akan kembali.”

“Kapan? Dia bilang kalau projek penelitian ini tidak akan lama, bukan? Tapi ini sudah sepuluh tahun lebih, Jess. Dan dia belum juga kembali. Apa dia tersasar di Bulan?” tanya Krystal frustasi, dia sungguh jengah menghadapi hubungan yang susah payah berusaha Jessica pertahankan dengan Yifan padahal pria itu belum tentu kembali.

“Lalu aku harus bagaimana?” tanya Jessica lagi-lagi tidak tahu harus berbuat apa. “Aku melihat berita pagi ini. Katanya, mereka yang dikirim NASA ke Bulan masih akan menghabiskan sekitar tujuh atau delapan tahun lagi di sana. Tidak lama lagi, Krys, tidak lama lagi Yifan akan pulang.”

Krystal sekarang menatap tak percaya.

“Kau bilang delapan tahun itu tidak lama? Ingat berapa usiamu delapan tahun lagi, Jess.” Krsytal mengingatkan dengan nada meninggi. Heran juga, bagaimana Jessica bisa bertahan dengan mencintai seorang pria yang bahkan wajahnya saja sudah Krystal lupa.

Maklum, sudah sepuluh tahun berlalu sejak Jessica memperkenalkan pria itu pada Krystal sebagai kekasih. Krystal bahkan cukup yakin kalau Jessica juga sudah pasti lupa wajah pria itu kalau saja Jessica tidak menyimpan fotonya.

“Aku harus bagaimana?” lagi-lagi Jessica bersuara.

“Menikahlah dengan Donghae. Tunggu apa lagi?”

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

Satu bulan berlalu dari hari dimana Jessica akhirnya memutuskan untuk memberikan sisa hatinya pada Dongdae yang sudah dikenalnya selama empat tahun. Meskipun hati Jessica berkata tidak, tapi kalau dipikir-pikir lagi, dia tidak bisa menunggu Yifan sampai delapan tahun lamanya.

Memangnya sampai kapan mereka mau menjalani hubungan konyol semacam ini? Jessica juga punya hasrat dan kerinduan yang tak pernah bisa dia luapkan.

Dua hari lalu mereka mengikat janji di altar, dan hari ini adalah resepsi pernikahan keduanya. Tentu Donghae jadi orang paling bahagia. Sebab, dia menyerahkan hati sepenuhnya pada Jessica, tidak seperti Jessica yang masih seperempatnya saja.

Jessica tengah duduk di kursi pengantin, menyambut tamu dengan penuh kebahagiaan saat kemudian raut Jessica berubah kaku. Jessica membeku di tempat duduknya.

“Jess, ada apa?” tanya Krystal, menatap ke arah yang sekarang tengah dipandangi Jessica dengan mata berkaca-kaca.

“Ya Tuhan…” sontak Krsytal terkejut bukan kepalang.

Sekarang, seorang pria tengah melangkah melintasi karpet merah di tengah ruangan. Dengan setelan tuksedo berwarna hitam yang membalut tubuhnya dengan begitu sempurna. Paras pria itu bahkan masih sama sempurnanya seperti dalam ingatan Jessica. Tapi mengapa sekarang? Mengapa pria itu tiba-tiba saja kembali?

“Selamat atas pernikahanmu, Jessica.” si pria berucap, mengulurkan sebuket bunga kepada Jessica yang masih membeku.

“Y-Yifan…” ucapnya tak percaya.

Hubungan mereka bahkan belum sempat Jessica akhiri saat dia memilih untuk membina rumah tangga bersama dengan Donghae.

“Jadi… sejak kapan hubungan kita berakhir?” tanya Yifan, dengan nada tenang seolah tak ada rasa sakit di dalam suaranya, padahal dari sorot matanya, Jessica tahu Yifan merasakan sakit yang teramat sangat.

“S-Satu bulan yang lalu…” Jessica berucap lirih.

“Ah… Satu bulan lalu, ya. Satu bulan lalu pesawatku kembali, dan aku baru sampai di Amerika tiga hari lalu. Aku memilih mengakhiri projek ini karena peranku sudah selesai, jadi aku bisa hidup dengan normal sekarang. Segera kuselesaikan urusanku di sana dan kembali ke sini, berniat untuk meminangmu. Tapi ternyata aku terlambat, ya.” Yifan berucap, dia lagi-lagi mengulurkan buket bunga yang dibawanya, sebab Jessica tak kunjung meraih buket bunga tersebut.

“Apa aku terlalu lama, Jess?” tanya Yifan karena Jessica terus memilih diam.

“Ya, kau terlalu lama membuatnya menunggu, Yifan-ssi.” Krystal angkat bicara. “Dia sudah menunggumu selama sepuluh tahun. Kau pikir hatinya tidak bisa berubah selama waktu itu?” ucap Krystal membuat Yifan menatapnya sejenak.

“Aku menghabiskan waktu yang sama di atas sana, menunggu waktu untuk menemui Jessica sementara di sana aku hanya hidup dengan tiga orang saja. Kau pikir aku tidak merindukan kakakmu sebanyak dia merindukanku?” pertanyaan Yifan menyadarkan Krystal, bahwa pria itu bukannya pergi meninggalkan Jessica ke luar negeri dan menemui kolega-kolega, atau membangun bisnis, melainkan pergi ke tempat nun jauh di sana dan bahkan tak bisa berkomunikasi dengan banyak orang.

“Maafkan aku… Yifan,” Jessica akhirnya bersuara.

“Tidak apa-apa, Jess. Aku sudah tahu kalau kau akan begini pada akhirnya. Di sana, aku mengingatmu di setiap kegiatan yang kulakukan, di setiap hembusan nafasku, aku terus mengingatmu bahkan dalam tidurku. Tapi rupanya kita memang tidak ditakdirkan untuk bersama.” Yifan berucap lembut, seolah dia sebelumnya sudah menduga kalau hubungannya dengan Jessica akan berakhir seperti ini.

“Aku mencintaimu, Yifan. Aku merindukanmu…”

Yifan menyernyit saat kata itu meluncur keluar dari bibir Jessica. Dia tahu Jessica mencintainya, dan Yifan bukannya tidak mencintai Jessica juga. Kalau boleh dibandingkan, mungkin sekarang cinta Yifan pada Jessica jauh lebih banyak.

“Jangan mencintaiku, Jessica. Kau bahkan tak bisa menungguku, untuk apa mengucapkan cinta padaku saat kau sudah dimiliki pria lain? Simpan saja rindu itu supaya dia bisa menghantuimu, simpan saja cinta itu untuk jadi teror kalau kau tak bisa mencintainya sebanyak kau mencintaiku. Kau tahu, selama sepuluh tahun ini hatiku tak pernah sedetik pun berpaling darimu.”

FIN

IRISH’s Fingernotes:

Enggak tau harus kasian sama Yifan, atau kasian sama Jessica. Mereka berdua kok sama-sama kasian, atunya diasingin di Bulan, atunya sibuk galau karena ditinggal sepuluh taun. Sekalinya kawin eh si pacar—pacar ya, pacar, kan belum putus mereka itu—malah balik, mana balik permanen, lagi. Kan nyesek.

Si Yipan juga nyesek. Coba bayangin, nyesek mana, dateng ke nikahan mantan atau dateng ke nikahan pacar? Enggak dikasih undangan, lagi, LOLOLOL. Sudah jangan dibayangin, dua-duanya sama-sama nyelekit. Ada rasa paitnya gitu kalo dibayangin.

Nah, berhubung diriku sebenernya dari tanggal 31 kemarin sampe nanti tanggal 6 ada di luar kota jad semua posting ini posting terjadwal, ya, jadi kugabisa menerima protes atau mengedit typo yang ada, LOLOLOL.

XOXO, Irish.

hold me on: Instagram | Wattpad | WordPress

14 tanggapan untuk “[FICLET] DEPRESSION (눈물병) – 10 — IRISH’s Tale”

  1. Aku nggak tega liat Wu Yi Fan seperti itu, tapi yang membuat akutidak tega lagi adalah otak ku itu dibuat bingung bukan karena aku tidak mengerti alurnya aku sangat mengerti, kalau misal dalam kehidupan nyata seperti aku bingung saja bagaimana orang bisa bertahan seperti itu di bulan? Biasanya kalau aku itu bingung dan penasaran otak aku itu terus bertanya tanya soalnya aku itu suka banget tentang antariksa baca buku ensiklopedia dan seseorang biasanya yang harus menjawab pertanyaan ku tidak ada disini menurut ku hanya jawaban dari orang itu lah yang membuat ku tenang dan berpikir logis setelah aku penasaran dan bingung seperti itu. Abaikan yang itu efek dari kebingungan dan penasaran aku itu sungguh berlebihan dan nggak nyambung

Pip~ Pip~ Pip~