Mimpi Yang Sempurna

Aku kira sigit mencintaiku, aku kira perasaanku ini tak pernah bertepuk sebelah tangan. Yah, sigit sahabatku sejak kami duduk di bangku kuliah dan sama-sama merantau di kota pelajar ini.
Makan bersama, canda tawa bersama, menangis bersama semua kebahagian itu milik kami. Aku mencintainya tulus sepenuh hatiku, sungguh-sungguh mengagumi semua tentangnya. Cara dia berbicara padaku, cara dia menatapku dan semua yang ada di dalamnya.

Sampai suatu ketika, “Nan,aku baru jadian” ujarnya kala itu. Benar-benar bagai disambar petir di siang bolong. Dia tak pernah bercerita padaku wanita mana yang dekat atau sedang dicintainya. Aku pikir selama ini hanya aku teman wanita yang dekat dengannya. Lalu aku bertanya, “wah, dengan siapa git? Kamu tak pernah bilang lagi dekat dengan seseorang”. Dia menjawab, “dengan sheila nan.. Tetangganya fika. Aku blom pernah cerita yah? Waktu itu aku mengantar fika sepulang kampus, hari itu hujan sangat deras. Sampai di depan rumahnya, aku melihat sosok wanita sedang termenung diteras seberang rumah fika. Dia menatap hujan, khayalannya sudah jauh entah kemana. Aku menatap dia terpaku, ada sesuatu dalam dirinya yang membuatku penasaran. Sejak itu aku terus berusaha mendekatinya aku jadi sering ke rumah fika dengan alasan apapun supaya bisa melihat gadis itu. Lama-lama fika curiga, dia tahu dan akhirnya berniat menolongku. Tadi malam akhirnya aku ungkapkan semua perasaanku, dan aku diterima nanda.. Aku diterima.” Aku berusaha tersenyum mendengar semua ceritanya. Berusaha menyembunyikan luka. “Sheilamat yah git, aku turut senang mendengarnya”. “Hahahaha.. Sheilamat? Lucu nan.. Tapi kreatif itu nama pacarku. Makasih ya nanda”. Dia memelukku bahagia. Aku tersenyum, namun menangis dalam hati.

Sejak itu, aku dan sigit jarang bersama. Dia lebih sering jalan dengan sheila. Aku berusaha sendiri, belajar terbiasa tanpanya. Hal yang aku tunggu-tunggu hanya saat sigit dan sheila sedang bertengkar.sigit pasti datang padaku, menceritakan kekesalan harinya. Aku berusaha membuat dia tersenyum, tertawa dan ceria lagi. Ah jahatnya aku berharap dia terus bersedih dan datang kepadaku.

Siang itu, sigit berlari lari menghampiriku. “Nan.. Nanda, aku putus dengan sheila nan”. Aku terkejut, namun tak bisa kupungkiri aku bahagia mendengar kabar itu. “Kenapa git? Kenapa putus?” Aku lontarkan pertanyaan itu. “Aku rasa sudah tidak ada lagi yang bisa kami pertahankan dari hubungan ini, sifat kami jauh berbeda. Ternyata aku membohongi sendiri perasaanku. Aku mencintaimu nanda.. Dan minggu depan aku akan segera melamarmu.” Aku termenung sesaat, Tuhan.. Benarkah ini semua? Perasaanku membucah bahagia. Sejak hari itu aku dan sigit begitu sibuknya mempersiapkan acara lamaran kami yang waktunya semakin dekat. Cincin pertunangan, catering, undangan untuk keluarga dan kerabat dekat. Aku makin tidak sabar, tinggal 2 hari lagi..

Aku kan menghilang dalam pekat malam
Lepas ku melayang
Biarlah ku bertanya pada bintang-bintang
Tentang arti kita dalam mimpi yang sempurna

Sayup-sayup terdengar suara ariel bernyanyi mimpi yang sempurna, aku terbangun dari tidur panjangku.

Leave a comment