[FF Freelance] Family (Part 5)

family

JUDUL: Family

Type: SEQUEL

Chapter:5

Author: yoonwonfp

Genre: romance, comedy, family

Rating: PG(15+)

Main cast: Choi Siwon, Im Yoona

Support cast: Tiffany Hwang

                        Kyuhyun

Previous part: Part 1, Part 2, Part 3, Part 4

Disclaimer:

GUYZ, FIRST OF ALL, I’m really sorry for the late update! T_T..  Kemarin-kemarin ideku benar-benar ngestuck! Tapi syukur chap ini bisa selesai dalam sehari! Hehe.. Oh iya, aku Thanks banget sama yang udah baca OS pertamaku yang judulnya First and Last, jujur aja, OS itu benar-benar hanya hasil iseng karena ide yang muncul tiba-tiba, n jujur aku ga nyangka banget banyak yang tersentuh sama FF itu.. THX Bgt y^^… AND THX BUAT ADMIN YA POST FF INI….

Oh iya, aku minta maaf kalau FF ini bahasanya kurang dibaca, soalnya karena udah lama nulis FF aku jadi aga bingung ngerangkai kata-katanya… Semoga kalian puas and suka ya.. GBU…^^ THX… AND THE LAST, DON’T FORGET TO COMMENT!^^ THX N GBU

 

 

AUTHOR P.O.V

“Oppa.. Aku tidak bisa…”Lirih Yoona sembari menatap Siwon yang berada di atas tubuhnya dan menahan tangan Siwon yang sudah menyentuh pundaknya.

“Wae?”

“Aku tidak bisa melakukan ini. Kita tidak mungkin melakukannya…”

“Wae? Kenapa tidak mungkin? Kita kan suami istri..”

“Yang penting kita tidak mungkin melakukannya..”

Yoona berusaha mendorong tubuh Siwon yang menindihnya, tapi jangankan berdiri, Siwon terus menahan tubuh Yoona sehingga Yoona tidak bisa bergerak sama sekali.

“Oppa.. Aku mohon. Lepaskan aku…”Lirih Yoona yang sudah mulai merasa ketakutan.

“Aku mohon. Jangan melakukan ini padaku…”

“Aku tidak akan melepasmu Im Yoona.. Malam ini kau akan menjadi milikku…”

Belum sempat Yoona melawan Siwon, tubuh Siwon sudah terlebih dahulu bergerak menyentuh tubuh Yoona. Sepertinya Siwon sudah tergerak oleh hawa nafsunya. Tangisan Yoonapun kini sama sekali tidak terdengar lagi.

YOONA P.O.V

Aku perlahan-lahan membuka mataku yang masih terasa berat. Aku menatap pakaian-pakaian kami yang masih berserakan di lantai. Aku hanya bisa menatap nanar pakaian dan bahkan tubuhku sendiri yang kita tidak terpasang sehelai pakaian pun. Air mataku kembali jatuh mengingat kejadian semalam. Aku tahu memang sudah sepantasnya kami melakukannya tapi tidak sekarang. Aku ingin melakukannya hanya dengan namja yang benar-benar aku cintai. Lagipula dia juga sama sekali tidak mencintaiku bukan? Ku lihat Siwon yang masih menutup mata dengan damainya seakan tidak ada apapun yang terjadi saat ini. Menatap wajah damainya membuatku tidak habis pikir mengapa dia bisa melakukan ini padaku dan membuat emosiku naik.

“CHOI SIWON KENAPA KAU LAKUKAN ITU PADAKU!!!”Teriakku sambil memukulnya dengan bantal.

“Ada apa? Kenapa kau berisik sekali! Aku masih mengantuk..”Gumamnya menenggelamkan wajahnya dibalik selimut.

“IREONA !!!”Teriakku  sambil menarik paksa selimut yang menutupi wajahnya.

“AISH.. Ada apa sih? Ini masih pagi kan…”Kata Siwon sambil menggaruk-garuk kepalanya dengan mata yang masih terpejam.

“CHOI SIWON! Kenapa kau melakukannya? Kenapa?!”

“Melakukan apa? Bicaralah yang..”Siwon membelalakkan matanya ketika melihat pakaian kami yang masih berserakan dilantai.

“Yoong, I.. Itu..Hm.. Itu..”

“Kenapa kau kaget? Kau sengaja melakukannya kan?”

“Aku… Mianhae.. Aku.. Tidak sadar telah melakukannya…”

“Kau bohong! Mana mungkin kau tidak sadar! Kau jahat Choi Siwon! Aku membencimu…”

“Mianhae Yoona-ah..”Siwon mendekatiku dan mulai berusaha memelukku namun segera kutepis tangannya.

“JANGAN SENTUH AKU!!! PERGI KAU!!!”Siwon langsung bergegas turun dari ranjang memunguti pakaian kami setelah itu dia langsung bergegas ke kamar mandi.

Aku terus menangis hingga mataku memerah. Rasanya seluruh kekuatanku kini hilang. Sejujurnya, aku tidak mengerti kenapa aku harus menangis. Perasaan bersalah, takut, dan menyesal berkumpul menjadi satu dalam hatiku.

Setelah puas menangis dan meratapi diriku, aku turun dari ranjang dan tanpa sengaja aku menemukan bagian dari sprai di ranjangnya yang terdapat darah merah. Melihat darah itu aku hanya bisa menghela napas panjang..

“Eomma, apa kau tahu, hari ini aku benar-benar sudah memberikan tubuhku seutuhnya pada seseorang…. Aku benar-benar takut..”

SOOYOUNG P.O.V

Sore ini aku dan bosku, Choi Siwon akan kembali ke Korea. Aku segera mengangkat koper dan menurunkannya ke bawah ranjang.  Aku  hendak menariknya, namun ada sesuatu yang menjanggal koperku. Aku tetap menariknya.. Hingga KREK!

Aku segera mencari sumber dari suara itu. Dan ternyata ada sebuah HP iPhone berwarna hitam yang tidak menyala dan yang paling parah layar dari HP itu retak!! AISH!

“AISH! Ottohkae?! Lagipula ini HP siapa? Kenapa bisa ada di kamarku…”Gumamku kesal menatap HP yang tidak sengaja kurusakkan…

“Ah! Lebih baik aku meninggalkan HP ini di sini saja. Aku kan tidak tahu ini punya siapa…”

Baru saja aku hendak meletakkan HP itu di meja, tiba-tiba saja aku teringat kejadian 2 hari lalu…. Apa jangan-jangan HP ini milik laki-laki yang bernama Cho Kyuhyun itu?

“AISH! Aku harus bagaimana?! Apa aku pura-pura tidak tahu saja ya…”

Aku hanya bisa menatap HP yang ada di genggamanku dengan pasrah. Setelah berpikir beberapa menit, aku memutuskan untuk meninggalkan HP itu di resepsionis. Karena bagaimanapun HP ini pasti penting untuknya.

KYUHYUN P.O.V

Pagi ini aku, Yoona, dan Yoo Jin akan kembali ke Seoul. Setelah memastikan barang-barangku rapi, aku segera keluar kamar untuk ke kamar wanita yang 2 hari lalu tidur bersamaku. Sebenarnya, aku malas untuk berurusan dengan wanita yang sangat suka berteriak-berteriak sepertinya, tapi aku juga membutuhkan HP ku sekarang, siapa tahu HPku memang ada di kamarnya.

Aku melangkahkan kakiku keluar kamar menuju lift. Tak perlu menunggu lama, pintu lift di hadapanku terbuka dan membuatku berhadapan dengan beberapa orang.  Aku menampakkan senyumku ketika melihat sesosok wanita yang sedang kucari muncul di depanku.

Wanita itu tampak terkejut melihatku, dan dia sama  sekali tak bergerak. Begitu juga denganku. Tanpa kusadari, pintu lift mulai tertutup. Dengan reflek aku langsung menarik tangan wanita itu keluar, dan karena tanganku yang cukup kencang, dia pun segera keluar dengan menarik kopernya. Dan, tentu saja membuat banyak orang bingung…

“APA YANG KAU LAKUKAN? LEPASKAN AKU! ”Teriaknya berusaha melepaskan genggaman tanganku membuat beberapa orang menatapku tajam..

“Ah… Mianhae.. Maafkan yeojachinguku.. Kami ada masalah sedikit… Mianhae…”Kataku kemudian menarik tangannya menjauhi lift..

“Berikan HPku… Cepat….”

“HP?”

“Iya.. HPku… HP iPhone yang berwarna hitam…”

 “Aku.. Aku.. tidak tahu maksudmu…”

“MWO?Jangan bohong! Kau pasti tahu!”

“Ani.. Aku benar-benar tidak tahu…. Aku.. “

Karena kesal melihat tingkahnya, aku langsung menarik tas Chanel yang ada genggaman tangannya, dan aku langsung membukanya… Tapi, ternyata tidak mudah mencarinya karena isi tasnya yang penuh. Akhirnya, aku langsung membalikkan tasnya sehingga isi tasnya mulai berjatuhan ke lantai.

“YAH! APA YANG KAU LAKUKAN!”Teriaknya dan menarik tasnya dari tanganku.

Namun, aku sama sekali tak mempedulikan makiannya dan mulai mencari HPku di antara barang-barang yang tergeletak di lantai..

“Ah.. Ini HPku.. Tapi.. Layarnya…. YAH! KAU APAKAN LAYAR HPKU?!”Benttakku sambil menunjukkan HPku di depan matanya…

“Ah! HPmu… Hm.. Itu.. Hm.. Aku.. Aku.. Sebenarnya HPmu. Aku tidak sengaja memecahkannya… Tadi pagi aku tidak tahu kalau HPmu ada dilantai, saat aku menarik koperku, aku baru menyadarinya.. Tapi sepertinya sudah terlambat.. Mianhae…”

“MWO?????? KAU GILA!”

“Aku minta maaf.. Mianhae.. Jeongmal…”

“KAU KIRA SEGAMPANG ITU MINTA MAAF!”

“Lalu aku harus bagaimana? Aku kan hanya bisa minta maaf…”

“TENTU KAU HARUS BERTANGGUNG JAWAB!”

“Baiklah… Aku akan membetulkan HPmu di Seoul nanti… Mianhae…”

“Hm.. Satu lagi.. Apa ini HP mu?”Tanyaku sambil mengambil HP Galaxy S3 berwarna Putih yang ada di antara berbagai barang yang ada di lantai.

“Neh. Wae?.”

“Kalau begitu aku pinjam sebentar ya…”

Aku langsung mengeluarkan Sim card dari HPku, dan mengeluarkan Sim Card dari HPnya. Dengan senang hati aku memasukkan Sim cardku ke HPnya dan memasukkan Sim cardnya ke HPku yang tidak berfungsi.

“Nah.. Sekarang aku akan pegang HPmu. Aku mau kau membetulkan HPku. Setelah kau mengembalikannya dengan normal kembali, aku baru akan mengembalikan HPmu.. Arra?”

“MWO?? Maksudmu apa?”

“Apa kurang jelas… Ah.. CHOI SOOYOUNG?”Kataku Smbil menatap layar di HPnya yang tertulis namanya sambil melangkah pergi meninggalkannya

“YAH! CHO KYUHYUN! TUNGGU!”Teriaknya sambil menarik tanganku

“Apa lagi maumu!”

“HUH.. Jangan kira karena aku merusak HPmu, lalu kau bisa berbuat seenaknya….Aku ini asisten pengacara, jadi jangan macam-macam! Aku bisa menuntutmu! Cepat kembalikan HPku.. .”

“Kenapa aku harus mengembalikan HPmu?”Tanyaku santai sambil menatapnya yang sedang menahan amarahnya.

“KAU BERANI BERTANYA! TENTU SAJA KAU HARUS MENGEMBALIKANNYA! HP ITU MILIKKU!”

“BAIKLAH..Kau benar-benar ingin aku mengembalikan HPmu?”

“Tentu! Hp itu kan milikku…”

“KALAU BEGITU BAGAIMANA KALAU KITA BUAT IMPAS SAJA? Setelah itu aku akan dengan senang hati mengembalikan HPmu…”

“Maksudmu?”

“Kau tidak mengerti maksudku? CIH! Pantas saja kau hanya menjadi asisten.. HAHA”

“APA MAKSUDMU TUAN CHO?”

“Kau ingin mendengar penjelasanku atau langsung prakteknya Nona Choi?”

“AISH! CEPAT JELASKAN PADAKU…”

“BAIKLAH.. Aku akan memberikanmu 2 pilihan… Aku akan mengambil HPmu dengan keadaan sekarang, atau aku akan mengembalikan HPmu dengan keadaan seperti HPku…”

“Maksudmu.. Kau akan  merusakkan HPku?”

“Neh.. Aku akan membuatnya senasib dengan HPku… Eotte? Kau mau yang mana?”

“APA KAU GILA? CIH! Coba saja kalau berani…”

“Kau kira aku tidak berani…”

Baru saja aku hendak melemparkan HPnya ke lantai, dia langsung menahan tanganku.

“Baiklah.. Baiklah. Aku menyerah…. Tapi berikan aku waktu sebulan yah..”

“Sebulan? Hm.. Baiklah.. Selama HPmu di tanganku aku tidak peduli… Yah sudah.. Bye..”

“Tunggu! Urusan kita belum selesai!!”

“Wae? Ada apa lagi?”

“Cepat bereskan tasku!”

“Wae?Itukan tasmu!Apa urusanku?”

“Tentu saja itu urusanmu! Kau yang dengan seenaknya membuang isi tasku…”

“Aku kan mengeluarkannya karena mencari HPku.. Lagipula salahmu, kenapa kau tidak langsung memberikannya saat aku memintanya? Pasti karena kau takut kan?”

“Ah.. Dan, ini no HPku.. Ingat hubungi aku dan kembalikan HPku! Arra?”Kataku sambil mengembalikan kertas kecil yang telah kutulis no HPku..

Dia hanya mendengus kesal dan berjongkok di lantai lalu memasukkan barang-barang yang berserakan di lantai ke dalam tasnya. Melihatnya seperti itu, aku hanya bisa tertawa dalam hatiku. Lalu, aku meninggalkannya menuju kamar Yoona untuk mengingatkannya keberangkatan kami nanti sore.

AUTHOR P.O.V

Kyuhyun terus menatap Yoona yang duduk di hadapannya. Semenjak tadi pagi wajah Yoona tampak pucat dan Yoona juga tidak banyak bicara. Tidak seperti biasanya. Makanan di hadapannya juga hanya dilihat dengan tatapan kosong.

“Yoong, gwenchanna? Kau sakit?”Tanya Kyuhyun khawatir.

“Aku tidak apa-apa Kyu..”

“Kau sedang ada masalah?”

“Ani..”

“Hm.. Yoong.. Kalau boleh tau, semalam kulihat Siwon mengejarmu. Apa yang terjadi?”

“Hah? Semalam?”

“Iya..”

“Ah.. Ani. Semalam tidak ada apa-apa.. Sudahlah. Lupakan.. Ayo kita makan saja… Nanti kita terlambat.”

YOONA P.O.V

Semenjak kejadian malam itu, hubunganku dan Siwon semakin menjauh. Aku selalu berusaha menghindari Siwon. Kalaupun kami bertemu, aku akan selalu bersikap dingin terhadapnya. Tak jarang juga aku lebih memilih menginap di ruang praktekku sendiri dibanding pulang ke rumahnya dan harus berhadapan dengan Siwon.  Untunglah ditengah-tengah segala masalahku, temanku Kyuhyun selalu berada di sampingku. Walaupun dia tidak pernah tahu masalahku yang sesungguhnya, tapi dia selalu berusaha menghiburku. Terlebih lagi dia akan tinggal di sini selama 3 bulan, dan setidaknya kehadirannya membuatku sedikit terhibur.

FLASHBACK

Beberapa hari lalu, Saat  sarapan, aku benar-benar merasa mual. Bahkan sudah tiga kali aku bolak-balik ke kamar mandi. Kepalaku dan perutku pun sudah mulai merasa kesakitan. Bagaimana tidak, aku baru memakan beberapa sendok, tapi yang kukeluarkan sudah lebih banyak, dan bahkan sekarang yang kukeluarkan hanyalah cairan-cairan dari perutku.

“Nyonya, apa anda baik-baik saja?”Tanya Shim Ahjumma padaku yang baru saja kembali ke meja makan.

“Molla.. Aku merasa mual sekali. Perutku serasa diputar-putar. Tolong angkat makanan ini.. Aku  mual mencium baunya..”Kataku lemas sambil menunjuk makanan di hadapanku.

Mendengar keluhanku Shim Ahjumma yang sedang membereskan meja menghentikan aktivitasnya kemudian dia tampak berpikir sesuatu.

“Maaf Nyonya, apa mungkin Anda sedang hamil?”Tanyanya hati-hati.

Mendengar kata-kata “hamil” yang diucapkan Shim Ahjumma membuatku langsung kaget.

“A.. Aniya Ahjumma. Aku rasa maagku kambuh lagi karena beberapa hari ini aku sibuk di rumah sakit..”Jawabku tegang.

“Ah.. Kalau begitu lebih baik Nyonya istirahat sekarang.”

“Ne, Ahjumma”            

Yah, kejadian beberapa hari lalu terus berlanjut hingga pagi ini. Pagi hari ini saat aku sarapan di rumah sakit aku juga mengalami hal yang sama. Sejujurnya, aku sedikit curiga jika aku hamil, tapi bukankah aku hanya melakukannya sekali! Setiap kali aku ingin meminum obat sakit kepala atau obat mual, entah kenapa selalu ada perasaan yang selalu mencegahku untuk meminumnya. Sebenarnya, beberapa hari ini aku ingin pergi ke dokter kandungan, hanya saja aku selalu saja terlalu takut untuk mendaftar. Aku benar-benar takut kalau ternyata hasilnya aku benar-benar hamil.

Dan, akhirnya tadi malam aku sengaja untuk membeli sebuah test pack dan menggunakannya. Setelah beberapa menit menunggu hasilnya, dengan tangan yang bergetar akupun menatap test pack yang berada di tanganku. Aku yang sedari tadi berdiri kini hanya bisa terduduk lemas di lantai kamar mandi menatap 2 garis merah yang ada di benda ini. 2 garis merah yang menunjukkan bahwa di rahimku memang telah tumbuh janin yang bernyawa hasil perbuatanku beberapa minggu lalu. Alat test itu pun jatuh begitu saja dari geggamanku.  Dengan ragu-ragu aku menyentuh perutku. Dan tangisan pun keluar dari mataku.

“Aku harus pergi ke dokter. Siapa tahu ini salah! Yah.. Aku harap ini salah…”

Pagi ini aku sengaja pergi ke dokter kandungan yang ada di rumah sakit lain agar tidak ada temanku yang mengetahui aku pergi ke dokter kandungan. Dokter Kim adalah dokter kandungan yang paling terkenal di Korea. Karena aku ingin mendapatkan hasil yang paling akurat, aku memilihnya.Tapi justru di rumah sakit ini aku malah bertemu dengan Taeyeon yang baru saja memeriksakan dirinya. Dan tentu saja, aku juga memohon padanya agar tidak memberitahu orang lain kalau aku ke sedang pergi ke dokter kandungan.

Dokter Kim mulai mengoleskan gel ke atas perutku yang kini terbaring di atas ranjang pasien. Kemudian dia mengambil alat dan mendeteksi keadaan perutku sembari matanya terus menatap monitor yang ada di sampingnya. Tak lama setelah itu, dokter langsung menyuruhku duduk di mejanya dan aku melihat di mencetak hasil USGku.

“Bagaimana hasilnya? Apakah saya hamil?”Tanyaku pada Dokter Kim yang baru saja duduk di hadapanku.

“Ne. Anda hamil..Chukkaehamnida,”Ujar dokter Kim sambil menjabat tanganku.

“Jeongmalyo Uisanim?”

“Ne. Ini hasilnya.”Dokter Lee menyerahkan sebuah surat padaku. Aku membukanya dan membaca isi dari surat itu. Dan pandanganku tertuju pada tulisan yang bercetak tebal dan hitam bertuliskan Positif Hamil.

“Ah.. Dan satu lagi. Ini hasil USG anda.”Ujarnya senang sambil memberikan sebuah foto hasil USG kepadaku. “Lihat.. Gambar titik di rahim Anda ini adalah janin Anda. Usianya kira-kira sudah 6 minggu.”

“Ah.. Neh.. Gomawo..”

“Saya akan memberikan Anda resep vitamin dan obat yang mengurangi rasa mual. Dan saya harap Anda tidak terlalu melakukan aktivitas yang bisa membuat Anda kelelahan. Dan kalau Anda merasa mual, Anda juga tetap harus makan. Ingat janin Anda membutuhkan gizi yang cukup..”

“Baiklah Uisanim.. Sekali lagi Kamasahamida..”

FLASHBACK END

SIWON P.O.V

Semenjak kejadian malam itu, Yoona selalu menghindariku. Kalaupun aku bertemu dengannya, dia akan selalu bersikap dingin padaku dan bicara seperlunya. Dia juga selalu bagun lebih pagi dari padaku dan setiap malam aku selalu menemukannya tidur di kamar Yoo Jin atau bahkan dia tidak pulang sama sekali. Aku tahu malam itu salahku yang memaksanya, tapi bukankah itu sudah seharusnya kita lakukan sebagai suami istri? Aku sama sekali tidak mengerti jalan pikirannya.

Lamunanku tiba-tiba saja dihentikan oleh Sooyoung, sekretarisku yang mengetuk pintu kantorku.

“Sajangnim, ada yang mau bertemu dengan Anda…”

“Baiklah. Suruh saja masuk..”

Aku mendongakkan kepalaku menatap wanita yang ada di hadapanku. Dia menatapku tajam namun matanya sudah penuh dengan air mata.

“Oppa.. Aku mohon jangan biarkan Nickhun mengambil anakku..”Tangisnya di hadapanku.

Yah, semenjak aku mengetahui hubungan Tiffany dan Nickhun, aku memutuskan tidak mau ikut campur akan masalah keduanya. Aku memang merasa bersalah dengan Nickhun, tapi aku rasa itu lebih baik. Untunglah, Nickhun mengerti dan menggunakan jasa temanku yang juga pengacara.

“Apa lagi maumu Fanny?”

“Aku mohon Oppa.. Bantulah aku sekali ini saja.. Aku mohon…”

“Bantu apa?”

“Mereka ingin mengambil anakku.. Aku mohon Oppa. Hanya kau satu-satunya yang bisa kau andalkan.. Aku mohon Oppa…”

“Fanny, aku benar-benar tak ingin berurusan denganmu.. Aku mohon pergilah.”

“Aku mohon Oppa.. Aku akan berlutut jika kau mau…”

Kulihat Tiffany mulai berjalan kearah tempat dudukku. Tepat di hadapanku dia berlutut dan menangis yang tentu saja membuatku kaget akan apa yang telah dilakukannya. Setahuku, Tiffany bukanlah orang yang mudah menjatuhkan harga dirinya sendiri di hadapan orang lain. Tumbuh di keluarga yang terpecah belah membuatnya menjadi orang yang mandiri dan keras. Tapi jika di hadapan orang yang dia cintai atau sayangi dia akan menjadi lembut dan dia selalu rela melakukan apapun demi orang yang dia sayangi.

“Yah.. Fanny-ah. Aku mohon jangan lakukan ini. Bangunlah..”

“Oppa. Aku mohon! Aku berjanji setelah ini aku tidak akan mengganggumu! Aku mohon.. Aku tidak ingin kehilangan anakku…”

“Baiklah.. Sekarang ceritakanlah masalahmu. Aku akan berusaha membantumu..”

“Begini Oppa, 2 hari lalu Nickhun mengirim pengacara ke rumahku. Dan pengacara itu mengancamku kalau aku harus memberi Min Woo kepada Nickhun sebelum akhir bulan ini. Jika tidak dia akan langsung melayangkan tuduhan serta tuntutan ke pengadilan. Aku benar-benar takut Oppa…

“Baiklah. Aku akan coba membantumu.”

“Gomawo.. Jika tidak ada kau, aku tidak tahu harus bagaimana lagi.. Gomawo Oppa.. Kalau begitu aku pulang dulu.”

“Tunggu.. Kau pulang dengan siapa?”Tanyaku pada Tiffany mengingat hari sudah malam.

“Ah. Aku akan naik bus atau naik taksi…”

“Kalau begitu kau ikut aku saja..”

“Tidak usah Oppa..”

“Sudahlah. Aku tidak mungkin membiarkan wanita sepertimu pulang seorang diri.”

“Ah.. Kalau begitu baiklah.. Gomawo Oppa..”

“Fanny-ah, nanti kau datang ke tempatku setiap malam saja. Aku tidak ingin muncul gossip di mana-mana kalau kau datang siang. Karena saat itu aku juga benar-benar sibuk. Kasus ini juga tidak akan aku beritahukan kepada siapapun.”

YOONA P.O.V

“KRUK..KRUK..”

Aku mengelus perutku yang terus berbunyi. Aku rasa saat ini anakku benar-benar merasa kelaparan. Aku pun memutuskan untuk keluar kamar mulai membuka kulkas untuk mencari makanan. Aku baru saja hendak membuat sebungkus ramen, tiba-tiba saja aku mencium suatu aroma makanan yang lebih menggoda. Perlahan-lahan aku berjalan menuju aroma itu dan langkahku terhenti di ruang tamu, lebih tepatnya di hadapan Siwon yang sedang menikmati sepiring jajjangmyeon di hadapannya.

“Ah.. Yoona-ah, kau terbangun? Apa aku terlalu berisik?”Tanyanya sembari menatapku yang masih melihat jajjangmyeon yang masih menggoda seleraku.

“A. Ani.. Aku…Hm…”Aku benar-benar bingung sekarang. Di satu sisi, aku tidak mungkin mengatakan kalau aku menginginkannya, tapi aku juga tahu kalau anakku memang menginginkannya.

Tiba-tiba saja perutku berbunyi lagi dan tentu saja membuat Siwon yang menatapku mengelus perutku mengerutkan keningnya..

“Kau belum makan? Sepertinya kau lapar..”Tanyanya

“Ah.. Itu.. Aku memang sedikit lapar..”Kataku malu-malu.

“Kau mau? ”Tawarnya.

“Tapi itu kan milikmu.. Aku tidak apa-apa.. Aku masuk ke dalam saja.”

“Kau makan saja. Aku sudah kenyang…”

“Hm.. Baiklah.. Gomawo..”

Aku pun segera duduk di sampingnya dan mulai menyantap sisa Jjangjjangmyeon miliknya. Entah kenapa jika di mala hari nafsu makanku selalu meningkat tapi di pagi hari seakan menurun drastis bahkan terkadang siang hingga sore pun rasa mualku masih ada.  Hanya malamlah aku benra-benar mengisi perutku secara penuh. Aku terus menyantap makananku dengan lahap sampai tak menyadari kalau dia terus menatapku.

“Yoona-ah, kau makannya pelan-pelan saja..”Katanya sambil menghapus kecap-kecap yang menempel di sekitar mulutku dengan tissue.

“Ah.. Neh…”

“Yoona-ah, kalau boleh tahu sejak kapan kau suka makan jajjangmyeon? Bukankah kau paling tidak suka jajjangmyeon karena sama sekali tidak pedas dan rasanya manis?”

“Neh? Ah. Molla.. Tapi aku rasa mulai hari ini aku menyukainya. Kau benar-benar sudah kenyang?”

“Iya. Habiskan saja. Yoona-ah, Aku mau minta maaf soal kejadian malam itu.. Aku tahu aku salah karena memaksamu. Tapi aku mohon jangan menghindariku lagi.”Katanya sambil menatapku dengan penuh penyesalan.

Mendengar perkataannya, aku langsung menghentikan makanku dan menatapnya. Apa mungkin ini saatnya aku memberitahukan tentang kehamilanku? Tapi bagaimana kalau dia tidak senang kalau aku hamil? Bagaimana kalau dia tidak percaya? Aish! Sudahlah aku rasa sekarang bukan waktu yang tepat. Aku belum siap untuk memberitahunya.

“Hm.. Sudahlah.. Lupakan saja Oppa.. Aku baik-baik  saja. Oh iya, itu apa Oppa?”Tanyaku sambil menunjuk mangkuk makanan  yang ada di samping laptopnya.

“Ah.. Itu Samgyetang (Sup ayam gingseng) Kau mau?”Tawarnya sambil mengangkat mangkuk itu dan membuka tutupnya di hadapanku.

Belum sempat aku mengatakan apa-apa tiba-tiba saja bau gingseng yang cukup menusuk itu membuatku mual kembali.

“Gwaenchana Yoona-ah?”

“Nan gwaenchana…”

Tanpa banyak bicara, aku segera berlari ke kamar mandi dan meninggalkan Siwon. Saat aku keluar dari kamar mandi ku lihat Siwon sudah berdiri didepan pintu dan memandangku dengan wajah khawatir dan curiga.

“Kau sakit?”

“A.. Aku tidak sakit. Aku baik-baik saja…”

“Lalu kenapa kau muntah-muntah? Atau jangan-jangan kau…”

“Aniya. Maagku kambuh lagi. Kau tahu kan beberapa hari ini sangat  sibuk. Justru itulah kenapa malam mini aku lapar, soalnya tadi siang dan sore aku belum makan..”Jawabku panik.

“Aish! Kau ini.. Aku pikir kau.. Ah, sudahlah.. Yang penting lain kali kau jangan makan telat lagi.. Arra?”

“Ne Oppa aku tahu.”

“Kalau begitu kau mau minum obat? Aku akan ke apotik.”

“Ah.. Tidak usah Oppa. Aku baik-baik saja..”

“Kalau begitu lebih baik kau habiskan samgyetangku. Itu akan membuat  perutmu hangat..”

“Ah tidak usah Oppa. Aku sudah kenyang. Aku mau istirahat saja.”

SIWON P.O.V

Melihatnya mual seperti tadi membuatku curiga apa jangan-jangan Yoona hamil akibat kejadian malam itu. Tapi jika  dia hamil kenapa dia tidak memberitahuku? Aku rasa pikiranku saja yang berlebihan.

Pagi ini aku sengaja bangun lebih pagi karena harus pergi ke pengadilan dan membuatku bertemu dengan Yoona yang sudah bangun terlebih dahulu di meja makan.

“Daddy!”Ujar Yoo Jin ceria kemudian menarikku untuk duduk bersama mereka di meja makan.

“Ah.. Kau sudah bangun Oppa? Ayo makan.. Ini sarapanmu..”Katanya sambil tersenyum kemudian menaruh nasi goreng di piringku.

“Iya. Good morning Yoo Jin-ah!”Kataku sambil mencium pipi kiri Yoo Jin.

“Morning too Daddy…”

Aku mlihat Yoona meminum satu tablet obat sebelum dia memakan nasi gorengnya.

“Kau minum obat apa?”Tanyaku pada Yoona yang masih meneguk segelas air putih.

“Ah.. Ini.. Hanya supaya aku tidak mual.”Jawabnya santai.

“Mual? Kau sakit apa sebenarnya?”

“Eh.. Ah! Maksudku supaya maagku tidak kambuh lagi..”Jawabku panik.

Setelah dia minum obat, aku melihatnya mulai menyendokkan nasi goreng yang ada di hadapannya. Dan hal yang membuatku aneh, dia hanya mengambil beberapa sendok nasi tidak seperti biasanya. Biasanya dia selalu menganggap sarapan adalah yang paling penting.

“Yoona-ah, kau hanya makan segitu?”Tanyaku sambil menunjuk piringnya yang bahkan tidak terisi seperempatnya.

“Neh. Aku tidak lapar..”

Melihat tingkahnya saat ini benar-benar membuatku semakin bingung, bagaimana tidak setelah makan dia mengambil segelas susu yang ada di hadapannya kemudian meminumnya setengah gelas.  Aku mengerutkan keningku menatapnya yang meminum segelas susu putih yang biasanya sangat dibencinya. Biasanya dia selalu meminum kopi atau teh di pagi hari. Dia selalu beranggapan kalau susu putih hanya akan membuatnya mual di mobil. Lagipula, bukankah tadi dia minum obat untuk mencegahnya mual? Tapi kenapa sekarang dia  malah minum susu.

“Yah! Kenapa Oppa menatapku seperti itu?”

“Ani.. Aku hanya merasa kau aneh. Bukankah kau paling membenci susu?”

“Ah. Aku tahu. Tapi susu bagus buat kesehatan Oppa. Jadi aku akan belajar meminumnya mulai sekarang..”

“Tapi.. Ah.. Sudahlah.. Lupakan saja..”

YOONA P.O.V

“Yoong, ayo kita makan siang ya…”Ajak Kyuhyun yang tiba-tiba saja masuk ke ruanganku.

“Ah.. Aku benar-benar tidak lapar.. Kau makan saja. Aku lelah..”

“AISH! Sudah beberapa hari kita tidak makan bersama. Ayolah!”

“Kau makan saja bersama yang lain..”

“Ayolah Yoong. Oh iya, aku dengar hari ini Taeyeon yang akan mentraktir kita. Ayolah..”

“AISH! Baiklah. Tapi aku tidak akan lama-lama.”

Akhirnya aku dan Kyuhyun turun ke kafetaria rumah sakit dan menemui Taeyeon yang sedang menunggu kami di sebuah meja.

“Ah! Kalian. Ayo duduk.. Kalian mau makan apa? Pesan saja..”

Kyuhyun memesan Spagetthi bolognaise, Taeyeon memesan lagsangna, sementara aku hanya memesan segelas teh hangat untuk mengurangi rasa mualku menatap makanan mereka yang berbau cheese. Di tengah-tengah makanan kami, tiba-tiba saja Kyuhyun keluar untuk bertemu seseorang.

“Yoong, kau kenapa tidak makan? Bukankah makanan Italia adalah makanan kesukaanmu?”

“Aku benar-benar tidak lapar sekarang.”

“Ah iya, bagaimana hasilnya?”

“Hasil apa?”

“Hasil pemeriksaanmu dengan dokter Kim?”

“Ah itu.. Kau sendiri?”

“Ah. Aku negative… Bagaimana denganmu? Apa kau hamil?”

“Aku.. Hm… Neh. Aku hamil.”

“Chinjja?”

“Neh. Tapi aku mohon kau jangan beritahu siapa-siapa..”

“Lalu kau sudah memberitahu Siwon? Jujur saja, waktu kalian menceritakan kepada kami tentang pernikahan kalian yang tidak diketahui siapapun itu, kami sangat terkejut. Tapi siapa sangka, kalian akan mempunyai anak juga.. Haha”

“Ani.. Aku bahkan tidak berani memberitahunya… Aku benar-benar bingung.”

“Aish! Kau ini. Bagaimana bisa kau belum memberitahunya? Kau mau tunggu sampai perutmu membesar?”

“Tapi bagaimana kalau dia tidak mau aku hamil? Atau bahkan dia menuduhku tidur dengan laki-laki lain? Atau bahkan bagaimana kalau dia menyuruhku menggugurkannya?”

“Im Yoona! Kau terlalu berlebihan! Lihatlah, dia saja sangat menyayangi Yoo Jin yang hanya keponakannya, apalagi anaknya sendiri, darah dagingnya sendiri. Mana mungkin dia tidak menyayanginya..”

“Tapi..”

“Tidak ada tapi-tapian. Kau harus memberitahunya sebelum terlambat. Atau nanti kau akan menyesal.”

“Baiklah. Tapi aku mohon kau jangan memberitahu hal ini kepada siapa-siapa, terutama Kyuhyun.”

“Iya.. Iya.. Aigoo.. Semoga saja aku juga bisa hamil secepatnya.”

Aku pun memutuskan untuk mengikuti saran Taeyeon dan menghubungi Siwon.

“Oppa, apa jam 8 nanti kau ada waktu?”

“Wae?”

“Aku ingin bertemu denganmu dan membicarakan sesuatu.”

“Baiklah. Kau bawa mobil? Atau mau kujemput?”

“Tidak usah. Aku membawa mobil. Aku akan menjemput Yoo Jin. Setelah itu kita makan bersama.”

“Ok.. Kau mau makan di mana?”

“Kemarin Oppa membeli Jajjangmyeon di mana? Aku ingin makan di sana.”

“Baiklah, nanti aku  akan SMS alamatnya. Sampai bertemu nanti malam.”

AUTHOR P.O.V

Sesudah makan, Yoona segera keluar dari restoran dan tiba-tiba saja dia melihat Sooyoung. Yoona langsung berjalan menghampiri Sooyoung yang sedang duduk di sebuah bangku kosong.

“Ah! Sooyoung-sshi…. Kau kenapa bisa ada di sini?”Tanya Yoona kemudian duduk di samping Siwon.

“Ny. Choi.. Annyeonghasaeyo. Aku tadi ada urusan dengan temanku sebentar. Anda sedang apa?”

“Aku dokter disini.”

“AH.. Jadi Anda seorang dokter.. Tidak aneh Sajangnim menikah dengan Anda..”

“Neh? Maksudmu?”

“Ah. Tidak..”

“Sooyoung-ah, apa aku boleh bertanya sesuatu?”

“Silahkan..”

“Aku mohon kau katakan dengan jujur apapun yang kau ketahui mengenai Tiffany..”

“Tiffany Hwang?”

“Iya.. Aku mohon.”

“Kalau boleh tahu kenapa Anda bertanya tentang Tiffany?”

“Sebenarnya sewaktu di Jeju aku melihatnya berciuman dengan suamiku. Aku yakin hubungan mereka pasti lebih dari teman kan? Karena itu aku yakin sebagi sekretarisnya, kau pasti mengetahui hubungan mereka…”

“Baiklah.  Setahuku mereka memang pernah berpacaran. Tapi semenjak 1 tahun lalu, Tiffany sama sekali tidak berhubungan lagi dengan Sajangnim dan aku juga tidak tahu kenapa. Tapi, tiba-tiba saja sekitar 2 bulan yang lalu dia kembali lagi. Dan, beberapa hari ini aku melihat Tiffany datang ke kantor Sajangnim dan bahkan beberapa kali aku melihat Tiffany juga membawa seorang bayi laki-laki bernama Min Woo, tapi aku sama sekali tidak tahu apa yang mereka lakukan. Tapi biasanya, Tiffany datang saat malam dan pulang bersama Sajangnim.”

“Bayi? Min Woo? Jadi maksudmu itu anak Siwon?”

“Molla.. Aku rasa ada baiknya jika Anda bertanya pada Sajangnim. Sayapun tidak berani megambil kesimpulan apa-apa.”

“Baiklah. Gomawo Sooyoung-ah.”

“Anda baik-baik saja Ny?”

“Ah.. Aku tidak apa-apa.. Aku pergi dulu ya..”

“Neh..”

Yoona pun melangkah pergi meninggalkan Sooyoung menuju ruang prakteknya. Sesampainya dia langsung mengunci ruangan itu. Badannya pun seakan lemas seketika dan tentunya yang paling sakit adalah hatinya. Dia jatuh terduduk di lantai ruang prakteknya seorang diri. Badannya seakan bergetar hebat. Dia benar-benar sedih, takut, dan kecewa. Air mata yang sedari tadi ditahannya kini mengalir dengan deras membasahi wajahnya.

“Tuhan, aku harus bagaimana? Kenapa anak ini harus datang saat ini? Kenapa?!”Lirih Yoona sambil memukul perutnya sendiri…

“Aku tidak akan memberitahunya.. Tidak…”

–TBC—-

GUYS, MAAF YA KALAU EPISODE INI MENGGALAU^^.. Aku janji kalau komennya banyak aku akan update ASAP^^.. Soalnya lagi libur juga sih…^^ Hehe… Anyway, Just ENJOY! N COMMENT

THX N GBU

35 thoughts on “[FF Freelance] Family (Part 5)

  1. yoong salah paham!!!! jangan sampe nantinya ribet! min woo bukan anak siwon, yoong 😦

  2. Yah salah paham lagi deh.,lanjut ya min….kalo bisa episode selanjutnya buat supaya siwon tau kalo yoona hamil ok 😉
    FIGHTING!! 😀

  3. Yaaahh yoong suka ambil kesimpulan sendiri nih…
    Aq jd makin penasaran lanjut baca aahh…

Don't be a silent reader & leave your comment, please!