Hujan

hujan datang
senyum gembira riang
keluar rumah
berlarian dibawah guyuran hujan
atau pergi ke lapangan
bermain bola bersama kawan
orang tua marah
meminta kita pulang secepatnya
kalau mereka tak cukup sabar
membawa paksa kami pulang kerumah
alasan mereka
nanti kamu sakit
begitulah

 

kini, kita telah dewasa
saat hujan datang
kita menghindarinya
berteduh diapapun itu
agar hujan tak menyentuh tubuh
oh..
mengapa hujan seolah menakutkan
oh..
masa kecil lebih berani ternyata.

Hilangnya Tanah Lapang

hilang tanah lapang

tergantikan dengan

mall-mal, pusat perbelanjaan

dan gedung-gedung tinggi

yang menjadi-jadi

 

tak ada tanah lapang

tak ada tempat

para bocah bermain, berlarian,

bermain layang-layang

 

tak ada tanah lapang

tak ada sawah, tak ada perkebunan

tergantikan gedung-gedung

wujud keserakahan

Aku Lelah

jangan ketuk pintuku

aku takkan membukanya

maaf, aku lelah

 

jangan ajak aku berbicara

aku akan diam saja

maaf, aku lelah

 

jangan bernyayi untukku

aku akan menutup telinga

maaf, aku lelah

 

jangan bertanya-tanya

aku lelah!

 

bumi biru, 14 apr 2015

Pelangi (itu) Pergi

 

Hujan belum redah saat aku mulai membaca suratmu.

Aneh, kenapa kamu mengirim sebuah surat untukku? Kenapa juga harus lewat surat? Ah, itu tak perlu jadi masalah. Masalahnya adalah isi surat yang kau kirimkan untukku itu. Air mataku nyaris runtuh ketika ku baca suratmu. Kamu pamit padaku, kamu akan pergi. Sialnya, kamu pergi ke itali. Jauh sekali kamu pergi. Pelangi, Bagaimana jika aku rindu padamu? Bagaimana kalau aku ingin bertemu? Ah… tapi itali sudah kau pilih, mana bisa aku melarangmu. Emang siapa aku?

aku ingin menangis dibawah rintik hujan, agar air mata ini tak terlihat jatuh ke bumi.

Pelangi, sesuai pesan dalam suratmu, aku akan menunggumu. Semoga kau bisa menepati janji, dimusim hujan tahun depan kau kan kembali.

Hingga selesai kubaca suratmu, hujan belum benar-benar redah.

Sepak Bola Sore

Sore tiba

Di halaman sekolah yang juga sebagai lapangan sepakbola

Para bocah dan pemuda kampung berkumpul disana

Tentunya akan bermain sepak bolaaaa

Tumpukan batu dan sandal mereka

Menjadi tanda gawangnya

Tak ada wasit yang jadi pengadil pertandingan

Toh mereka sepakat, jika menendang pemain lawan adalah pelanggaran

Pertandingan berakhir ketika suara adzan

Terdengar berkumandang

Mereka semua kembali pulang